Anda di halaman 1dari 66

KETERAMPILAN SOSIAL

(PKHS)

KETAHANAN MENTAL
KETAHANAN MENTAL

 Kondisi kejiwaan yg bersifat dinamis


 Merupakan faktor penting untuk mencapai
penampilan maksimal
 70 – 90 % penampilan ditentukan oleh
proses mental
KETAHANAN MENTAL

DEFINISI
 Adalah kemampuan seseorang untuk
menghadapi beban mental baik yg datang
dr luar maupun dr dlm diri sendiri
FISIK

SEHAT JIWA

SOSIAL
PENDAHULUAN
KELUARGA

REMAJA

SEKOLAH LINGK.

PERILAKU & MASALAH REMAJA


PERILAKU NEGATIF REMAJA
SEKARANG:
 Kenakalan remaja  tawuran dan tindak
kekerasan
 Penyalahgunaan NAPZA
 Kehidupan “dugem” dan seks bebas
 Daya juang kurang  ingin mendapatkan
sesuatu dg mudah
 Sopan santun sangat kurang
 Masalah keswa  cemas, depresi sampai
tindakan bunuh diri
HAL YG BERPENGARUH

ORANGTUA SIBUK

PERKEMBANGAN
REMAJA
PENGARUH
LINGKUNGAN
DASAR PEMIKIRAN
Remaja dg kemampuan yg baik, mampu
mengatasi masalah

Konflik jiwa atau kesulitan yg tak dpt diatasi

Kemampuan jadi lemah

Konseling

Kemampuan jadi pulih


DASAR PEMIKIRAN
Seseorang mempunyai kebebasan disertai
tanggung jawab untuk menentukan yang
terbaik bagi dirinya
Seseorang mempunyai potensi untuk
berkembang ke arah yang baik
Konselor berperan memfasilitasi untuk
mewujudkan perilaku baru yang lebih
baik. Hal ini bisa terwujud bila konselor
dpt berempati
KONSEP DASAR PKHS

PENGERTIAN
Adalah suatu kemampuan untuk menyusun
pola pikir dan perilaku shg menjadi
serangkaian kegiatan yg terintegrasi dan
dpt diterima oleh lingkungan budaya
setempat yg bertujuan interpersonal menuju
perilaku hidup sehat fisik, mental dan sosial
KONSEP DASAR PKHS
TUJUAN
 Memberikan pengetahuan dan pemahaman
pd remaja tentang 10 kompetensi sosial
 Menumbuhkan sikap dan kepedulian remaja
terhadap masalah dalam kehidupan sehari-
hari dengan menerapkan 10 kompetensi
sosial
 Meningkatkan kemampuan remaja untuk
mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-
hari secara efektif melalui penerapan 10
kompetensi sosial
Konsep Dasar PKHS

Kesadaran
Mengatasi Diri
Empati
Stress

Pengambilan
Pengendalian
Emosi
10 Komponen Keputusan
Keterampilan
Sosial (Life Pemecahan
Hubungan
Interpersonal Skills) Masalah

Komunikasi Berpikir
Efektif Berpikir Kritis
Kreatif
KETERAMPILAN SOSIAL
 Kunci utama dari Keterampilan sosial di
atas adalah Harga Diri
 Bila harga diri rendah, kesepuluh
keterampilan di atas akan mengalami
hambatan
 Oleh karena itu yang diutamakan adalah
meningkatkan harga diri
 Harga diri juga merupakan kunci utama
untuk membangun jiwa yang sehat
HARGA DIRI/PERCAYA DIRI
 Adl kesadaran, persepsi kognitif dan
evaluasi yg dilakukan individu mengenai
dirinya sendiri
 Menggambarkan apa yg dilihat seseorang
ttg dirinya dlm konteks karakteristik fisik,
keterampilan pribadi, ciri-ciri, peran,
kemampuan kognitif dan status sosial
HARGA DIRI/PERCAYA DIRI

DIPENGARUHI OLEH SANGAT MENENTUKAN


KEMAMPUAN YG NYATA CARA BERKOMUNIKASI
DAN PENGHARGAAN DR DG DIRI SENDIRI
ORANG LAIN
PUNYA PANDANGAN
REALISTIK & POSITIF
TTG DIRI

HARGA
DIRI
POSITIF

YAKIN KEMAMPUAN & AMBIL RISIKO TDK


DPT KENDALIKAN DISETUJUI ORANG
HIDUP

PUNYA HARAPAN YG REALISTIK, WALAU SBGN TDK TERCAPAI,


MEREKA TETAP POSITIF DAN MENERIMA DIRINYA
BERGANTUNG PD
PERSETUJUAN ORANG
LAIN AGAR MERASA
DIRINYA BAIK

UMUMNYA TIDAK CENDERUNG


MENGHARAPKAN MENGHINDARI
SUKSES HARGA DIRI RISIKO KRN TAKUT
GAGAL
NEGATIF
SRG MERENDAHKAN
MEREKA MUNGKIN SJ
DIRI & MENGESAM-
MAMPU, TP MERASA
PINGKAN PENGHAR-
TDK PERCAYA DIRI
GAAN THD DIRINYA
RASA PERCAYA DIRI

 Dapat dilatihkan dan mempunyai pengaruh


yg besar dlm membentuk perasaan individu
ttg dirinya

 Anak akan mempelajari kembali nilai-nilai


dan mengembangkan identitasnya sendiri
serta bertanggung jawab thd kehidupannya
Konsep Diri Positif
 Mampu melihat potensi dan kelemahan diri
secara seimbang
 Yakin mampu berkembang ke arah yang lebih
baik
 Menerima dan menyukai diri sendiri apa adanya

Konsep Diri Negatif


• Hanya melihat kekurangan diri atau hanya
melihat kelebihan diri saja
• Pesimis terhadap diri sendiri
• Atau justru terlalu percaya diri (merasa dirinya
paling hebat)
DLM MELAKUKAN
KONSELING PD REMAJA

 Perlu ditelusuri 10 komponen PKHS ini

 Komponen yg masih kurang, perlu


dilatihkan agar diterapkan dlm kehidupan
sehari-hari shg remaja mampu menghadapi
berbagai masalah dlm kehidupannya
Konsep Dasar PKHS

Kesadaran
Mengatasi Diri
Empati
Stress

Pengambilan
Pengendalian
Emosi
10 Komponen Keputusan
Keterampilan
Sosial (Life Pemecahan
Hubungan
Interpersonal Skills) Masalah

Komunikasi Berpikir
Efektif Berpikir Kritis
Kreatif
Konsep Dasar Konseling
A. Pengertian Konseling
Konseling adalah proses pemberian bantuan dari
seorang konselor kepada seorang atau
sekelompok orang (klien) agar dapat memahami
masalahnya dan mengambil keputusan dalam
menyelesaikan masalah tersebut.
KONSELOR
adalah seorang yang memberikan konseling.
KLIEN
adalah seorang yang mendapat konseling.
Konsep Dasar Konseling

A. Pengertian Konseling
 Konseling kesehatan remaja adalah konseling
yang diberikan oleh konselor kepada seorang
klien remaja atau kelompok remaja yang
membutuhkan teman bicara untuk mengenali dan
memecahkan masalahnya.
Konsep Dasar Konseling

A. Pengertian Konseling

Komponen
konseling
kesehatan remaja

Suasana/atmosfer
Konselor untuk
Klien remaja konseling
remaja
kesehatan remaja
Konsep Dasar Konseling
B. Tujuan
Membantu remaja agar mampu memahami
masalah
Memberi informasi yang berkaitan dengan masalah
remaja
Mendorong remaja menemukan berbagai alternatif
penyelesaian masalah
Membantu remaja untuk mengambil keputusan
sendiri dan melaksanakan keputusannya serta
bertanggung jawab terhadap keputusannya
Memberikan dukungan emosi, mengurangi
kekhawatiran dan penderitaan.
Konsep Dasar Konseling

C.MANFAAT
Timbulnya pemahaman dan pengertian diri
sehingga menemukan jalan keluar bagi
dirinya dan dapat menyelesaikan masalahnya
sendiri
Remaja mencapai perkembangan yang
optimal, baik secara akademis, psikologis
dan sosial
D. Teknik

Membina
hubungan saling Hadir dalam
mempercayai percakapan
dengan klien

Teknik Gunakan Mendengar


komunikasi
Konseling terapeutik aktif

Akhiri konseling
pada saat klien Empati
merasa aman
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Komunikasi yg menyembuhkan shg
klien dpt mengekspresikan perasaan
dan pikirannya  terjadi katarsis
emosional
Konselor menumbuhkan perasaan
aman shg klien merasa menemukan
orang yg mengerti dirinya
KOMUNIKASI TERAPEUTIK

HADIR DLM PERCAKAPAN


Wajah lembut, ramah, tersenyum
Sikap tubuh: rileks, terbuka, penuh
perhatian, condong ke arah klien
Intonasi suara: lembut dan temponya
disesuaikan dengan kebutuhan klien
CARA MENJADI PENDENGAR
AKTIF
Duduk berhadapan dan membungkuk ke
arah klien
Membuat kontak mata
Rileks dan sikap terbuka
Memberi perhatian sepenuhnya
Tidak memotong pembicaraan
Menganggukkan kepala dan mengatakan
“Ya, saya mengerti” sehingga klien tahu
bahwa anda mendengarkan
EMPATI
 Menempatkan diri pada posisi klien
 Memandang dan memahami dunia dari
sudut pandang klien
 Namun hanya seakan-akan
 Pada saat yg bersamaan konselor tetap
memiliki jarak dg klien untuk menjaga
agar konselor tetap berada pd posisi sbg
konselor
 Misalnya mengatakan:”saya mengerti
perasaan saudara”
Langkah-Langkah Proses Konseling
(GATHER-SATU TUJU)
• Untuk bangun hubungan dan cairkan
Greet – Salam suasana agar klien merasa aman dan
nyaman dlm mengemukakan masalah

• Untuk mengetahui secara mendlm ttg


Ask – Tanyakan perasaan, alasannya datang dan
mengidentifikasi masalah klien

• Untuk memberikan informasi sesuai


Tell – Ungkapkan dengan kebutuhan klien remaja

• Untuk diskusikan alternative pemecahan


Help – Bantu masalah serta konsekuensinya shg klien
bisa membuat keputusan
• Untuk menjelaskan pd klien yg perlu
Explain – Jelaskan dilakukan stl mengambil keputusan,
termasuk konsekuensinya

• Untuk mengevaluasi proses konseling dan


Return – Undang membuka kesempatan bg klien untuk
tindak lanjut jika diperlukan
E. Prinsip-prinsip Konseling

Rahasia

Kerjasama
Prinsip Terbuka
Konseling

sukarela
Menerima klien apa adanya
Bersifat Optimis
Mampu simpan rahasia
Sensitif Menilai
Mampu memberi informasi
Fleksibel
Dapat menghargai orang lain
Terbuka dan jujur
Bersikap tidak menilai
Percaya diri
Punya rasa humor
Pendengar yang baik
Terampil dalam membantu
Dapat berempati

F. Syarat Konselor
MENGAKHIRI KONSELING
Evaluasi bersama klien apakah tujuan
awal sudah tercapai
Apakah ada tujuan lain yg harus dicapai
Buat kesimpulan dan sampaikan
kepada klien
Tanyakan perbedaan apa yg mereka
rasakan
Apa yg akan dilakukan dimasa
mendatang
Akhiri saat klien merasa nyaman
CONTOH KONSELING AWAL
Kon: Selamat pagi, saya bu Ani konselor disini.
Ada yg bisa saya bantu?
Kl: Saya tergoda teman untuk pakai Narkoba,
semua teman saya pakai, saya merasa
tersisih kl tdk pakai.
Kon: Apa dampaknya thd kehidupan kamu?
(menggali kemampuan klien untuk berpikir
realistik)
Kl: prestasi sekolah menurun dan saya malas,
saya ingin baik tp saya tdk bisa menolak
Kon: kamu sulit menolak? Apa yg sdh kamu
lakukan untuk menghindari pakai Narkoba tsb
(menggali kemampuan menolak)
CONTOH KONSELING LANJUTAN
Kl: saya kesal, ibu saya marah2 dan dia tdk
memberi saya uang jajan sekolah
Kon: apa yg menyebabkan ibu marah?
(menggali kemampuan klien untuk melihat
sebab dan akibat)
Kl: ibu sll menelpon saat saya lg jalan sm
teman. Saya kan malu, lalu saya marah sama
ibu.
Kon: kalau kamu marah 2, ibu jg marah dan tdk
memberi uang jajan. Lain kali apa yg harus
kamu lakukan bl ibu nelpon lg saat kamu sm
teman (menggali cara ambil kep)
CONTOH KONSELING LANJUTAN
Kl: kalau saya bicara baik2, ibu saya mungkin
bisa mengerti. Tapi kan sebal juga diledek
teman2 sbg anak mami.
Kon: Kalau kamu bicara baik2, ibu kamu bisa
mengerti ya, sudah pernah kamu coba cara
ini?
Kl: Sudah. Lain kali akan saya akan bicara
baik2 aja bu.
Kon: Nah kamu telah menemukan cara
mengatasi konflik dg ibu ya (memberikan
dukungan untuk meningkatkan rasa percaya
diri)
KONSELOR YG EFEKTIF DAN
TIDAK EFEKTIF
TUJUAN
 Agar peserta menggunakan pengalaman
mereka dlm memberi pertolongan shg
mereka dpt menemukan, mengutarakan
serta menyerap cara untuk menjadi
konselor yg efektif
 Mendapatkan informasi lebih lanjut
mengenai derajat pengetahuan peserta
SIKAP MEMBANTU SIKAP TDK MEMBANTU
• TERBUKA • Belum solusi?
• MENDENGARKAN • Belum memberi
• Ramah Alternatif?
• Eksplor • Terlihat bingung
• Klarifikasi • Coba menyampaikan?
• Intonasi suara Tp masih belum
diterima
• Menyimpulkan
• Belum sampai simpulan
• Belum mempertegas
• Tampak ragu/tidak PD
KONSELING BUKAN

Situasi dimana klien dinilai, dihakimi dan


disalahkan
Pemberian nasihat sebagai jalan keluar
atas dasar “konselor lebih mengetahui
mana yang terbaik bagi klien”
NASIHAT PERLU DIHINDARI
KARENA
Bila tak cocok dengan klien  klien akan
merasa tak nyaman karena tak dpt
melaksanakan nasihat konselor atau
karena hasilnya kurang baik  klien
akan menyalahkan konselor
Bila kebetulan cocok  klien akan
merasa ketergantungan untuk selalu
mendapatkan nasihat dari konselor
TEKNIK KONSELING VERBAL
TUJUAN: Membantu klien mengeksplorasi masalah
secara utuh dan dg derajat yg lb dalam
 Gunakan pertanyaan terbuka, bukan pertanyaan
yg tertutup/mengarahkan/memberi saran. Beri
contoh
 Gunakan kalimat pendorong agar klien terus
bicara, misalnya “Saya mengerti”, “Ya”, “lalu” dll
 Ulangi beberapa kata-kata klien yg penting
PERTANYAAN TERTUTUP

 Pertanyaan yg dijawab dg ‘Ya” atau


“Tidak”
 Menyebabkan terhentinya eksplorasi diri
 Pemberian saran juga menyebabkan
terhentinya eksplorasi diri
KATA-KATA KUNCI
Kata yg diucapkan berulangkali
Kata yg diucapkan dg nada emosional
Diucapkan dg tata bahasa yg tak layak
Justru tidak diucapkan

Kata kunci perlu diperhatikan dan dieksplorasi,


karena akan membawa klien kepada masalah
yg mengganggu atau dipendam
KOMUNIKASI NONVERBAL
EKSPRESI PERASAAN DAN PENGGUNAAN
GERAK TUBUH
 Konselor harus memperhatikan penampilan
klien, cara berbicara, nada suara, penekanan, dll.
Apakah ada kontradiksi antara isi verbal dan
nonverbal?
 Konselor juga memperhatikan komunikasi
nonverbalnya, misalnya cara berpakaian,
anggukan kepala, perubahan ekspresi wajah yg
menunjukkan ketertarikan, nada suara lembut,
sentuhan dll
HAL YG PERLU DIHINDARI
Mendengar sambil bekerja, misalnya sibuk
menulis, menelpon, SMS, melamun atau
garuk-garuk
Pandangan mata menerawang
Cenderung memperhatikan penampilan
Menghakimi: mengkritik, memberi julukan,
menyindir atau menyimpulkan terlalu dini
Memotong pembicaraan klien shg
eksplorasi diri terhenti
HAL YG PERLU DIHINDARI

Memberikan solusi: memerintah,


mengancam, moralisasi, menasihati dini
Menghindar dr pembicaraan:
membelokkan, adu argumentasi atau
menenteramkan
Banyak bicara
Menuntut fakta
Menyimpulkan terlalu dini
METODE LATIHAN
 Dalam berpasangan, mainkan peran sbg
seorang klien dan yang lainnya menjadi
seorang konselor
 Gunakan teknik keterampilan konseling
untuk mengeksplorasi masalah
 Diskusikan dlm kelompok besar
PUTARAN “ROLE PLAY”
 Minta seorang sukarelawan/wati untuk berperan sbg
seorang klien di depan kelompok
 Seorang konselor mewawancarai klien tsb
 Hentikan stl bbrp menit dan katakan pd klien untuk diam
tidak bergerak
 Minta konselor lain untuk mengeksplorasi masalah dg cara
lain
 Mintalah klien untuk mengulangi pernyataan terakhirnya
shg konselor lain bisa memberi respons
 Ganti lagi dg konselor lain
 Pelatih menyela masuk dan memberikan contoh
melakukan dg cara lain
G. Konseling Kasus Berikut merupakan teknik konseling
Kesehatan kasus-kasus kesehatan remaja

1. Kesulitan Belajar

Topik Kesulitan belajar


Tujuan Mengenali permasalahan kesulitan belajar, Mencari penyebab gangguan belajar, Membantu mencari solusi permasalahan

Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal) untuk mencairkan suasana

Ask Mengidentifikasi mulainya kesulitan belajat, Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi timbulnya kesulitan belajar, baik secara
fisik, psikologis maupun sosioekonomi, Mengidentifikasi upaya yang sudah dilakukan untuk mengatasi masalahnya
Tell Memberikan informasi tentang gaya belajar, penyebab gangguan konsentrasi dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan remaja

Help Mendiskusikan langkah-langkah apa yang perlu dilakukan setelah mengambil keputusan untuk mengatasi kesulitan belajar
Mendorong klien remaja melakukan pilihan perubahan yang telah disepakati
Explain Mendiskusikan langkah-langkah untuk mengambil keputusan, Setelah itu, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan yang telah
diambil
Return Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien,
Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan:
 Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seorang ahli seperti dokter, psikolog atau psikiater. Pakah konselor perlu
memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orangtua atau keluarga dekat lainnya
 Apakah konseling perlu dirujuk pada pelayanan rujukan
Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien remaja untuk mengatasi kesulitan belajar
pada akhir sesi ke-2 dan sesi berikutnya (control)
Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan
2. Masalah Gizi

Topik Masalah Gizi

Tujuan Mengenali permasalahan gizi, Mencari penyebab masalah gizi, Membantu mencari solusi permasalahan

Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana

Ask Mengidentifikasi mulai timbulnya masalah gizi, Mengidentifikasi faktor yangmempengaruhi timbulnya masalah gizi, Pola makan,
Psikologis/stress, meniru idola, Keluhan penyakit (kecacingan, malaria, TB, dan infeksi kronis)

Tell Memberikan informasi gizi yang dibutuhkan klien remaja


Help Mendiskusikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah gizi sehingga remaja mampu menentukan pilihan upaya
yang bias dilakukan untuk mengatasi masalah gizi dan Mendorong klien remaja melakukan pilihan solusi yang telah disepakati

Explain Mendiskusikan langkah-langkah apa yang perlu dilakukan klien remaja setelah mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
gizi
Setelah klien remaja mengambil kepuitusan, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan yang telah diambil
Return Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien remaja
Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan:
- Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog dan psikiater
- Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang terdekat lainnya
- Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan
Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien remaja untuk mengatasi masalah gizi
pada akhir sesi ke 2 dan sesi berikutnya (control)
Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan.
3. Kesehatan Reproduksi (Pubertas)

Topik Tumbuh Kembang Remaja (Pubertas)


Tujuan Mengenali permasalahan tumbuh kembang remaja, Mencari penyebab masalah tumbuh kembang remaja, Membantu mencari
solusi permasalahan
Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana
Ask Mengidentifikasi mulai timbulnya masalah tumbuh kembang remaja, Mengidentifikasi factor yang mempengaruhi timbulnya
masalah tumbuh kembang remaja, yaitu: factor genetic, kecukupan gizi, olahraga, psikososial, Upaya yang sudah dilakukan untuk
mengatasi masalahnya

Tell Memberikan informasi tumbuh kembang remaja, sesuai dengan yang dibutuhkan klien remaja
Help Mendiskusikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tumbuh kembang sehingga klien remaja mampu
menentukan pilihan upaya yang bias dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi
Mendorong klien remaja melakukan pilihan solusi yang telah disepakati
Explain Mendiskusikan langkah-langkah yang perlu dilakuakn klien remaja setelah mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
tumbuh kembang, Setelah klien remaja mengambil keputuan, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan yang telah diambil

Return Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien remaja
Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan:
- Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog dan psikiater
- Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang terdekat lainnya
- Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan
Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien remaja untuk mengatasi masalah tumbuh
kembangakhir sesi ke 2 dan sesi berikutnya (control)
Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan.
3. Kesehatan Reproduksi

Topik Kesehatan Reproduksi Seperti: gangguan menstruasi, IMS


Tujuan Mengenali permasalahan kesehatan reproduksi Mencari penyebab masalah kesehatan reproduksi, Membantu mencari solusi
permasalahan
Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana
Ask Mengidentifikasi mulai timbulnya masalah kesehatan reproduksi
Mengidentifikasi factor yang mempengaruhi timbulnya masalah kesehatan reproduksi yaitu Anatomi dan fisiologis organ,
Kebersihan diri, Perilaku seksual, Psikologis/stress

Tell Memberikan informasi kesehatan reproduksi, sesuai dengan yang dibutuhkan klien remaja
Help Mendiskusikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi sehingga klien remaja mampu
menentukan pilihan upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi
Mendorong klien remaja melakukan pilihan solusi yang telah disepakati
Explain Mendiskusikan langkah-langkah yang perlu dilakuakn klien remaja setelah mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
kesehatan reproduksi
Setelah klien remaja mengambil keputuan, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan yang telah diambil
Return Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien remaja
Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan:
- Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog dan psikiater
- Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang terdekat lainnya
- Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan
Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien remaja untuk mengatasi masalah
kesehatan reproduksi pada akhir sesi ke 2 dan sesi berikutnya (control)
4. NAPZA

Topik Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Aditif (NAPZA)


Tujuan Konseling  Penyalahgunaan NAPZA mampu mengidentifikasi permasalahan yang menyebabkan dirinya menyalahgunakan
NAPZA
 Penyalahguna NAPZA mampu mengmbil langkah-langkah menyelesaikan masalah interpersonal dan
emosionalnya
 Penyalahgunaan NAPZA mampu mengambil keputusan untuk mengatasi ketergantungan
 Penyalahguna NAPZA memahami jenis-jenis dan dampak dari penyalahguna NAPZA

Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana
Ask  Mengidentifikasi perilaku berisiko klien remaja
 Konselor dapat melakukan penggalian latar belakang klien remaja menyalahgunakan NAPZA, jenis yang
digunakan, intensitas penggunaan, tahapan penggunaan dan mengidentifikasi orang-orang terdejat klien remaja
yang dapat memberikan dukungan emosional terhadap klien remaja.

Tell  Mendiskusikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah penyalahgunaan NAPZA sehingga klien
remaja mampu menentukan pilihan upaya yang bias dilakukan untuk mengatasi penyalahgunaan NAPZA
 Mendorong klien remaja melakuakn pilihan solusi yang telah disepakati

Help  Mendiskusikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah gizi sehingga klien remaja mampu
menentukan pilihan upaya yang bias dilakukan untuk mengatasi masalah gizi
 Mendorong klien remaja melakukan pilihan solusi yang telah disepakati
Lanjutan teknik konseling
napza

Explain  Mendiskusikan langkah-langkah yang perlu dilakuakn klien remaja setelah mengambil
keputusan untuk mengatasi penyalahgunaan NAPZA
 Setelah klien remaja mengambil keputuan, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan
yang telah diambil

Return  Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien remaja
 Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan:
- Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog
dan psikiater
- Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang
terdekat lainnya
- Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan
 Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien
remaja untuk mengatasi penyalahgunaan NAPZA pada akhir sesi ke 2 dan sesi berikutnya
(control)
 Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan.
5. KEHAMILAN

Topik Kehamilan Tidak Diinginkan


Tujuan Klien remaja mampu menerima dan menjaga kesehatan diri dan kehamilannya

Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana

Ask Mengidentifikasi kesiapan klien menghadapi kehamilannya


Tell  Memberikan informasi konsekuensi melanjutkan kehamilan
 Memberikan informasi konsekuensi melakukan aborsi
 Memberikan informasi pentingnya menjaga kehamilan, seperti control kehamilan secara rutin, dan lain-lain sesuai
kebutuhan klien remaja

Help  Menentukan pilihan upaya yang bisa dilakukan klien remaja untuk menjaga kesehatan diri dan kehamilannya
 Mendorong klien berani melakukan pilihan solusi yang telah disepakati

Explain  Mendiskusikan langkah-langkah yang perlu dilakuakn klien remaja setelah mengambil keputusan untuk mengatasi
masalah kehamilan tidak diinginkan
 Setelah klien remaja mengambil keputuan, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan yang telah diambil
Return  Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien remaja
 Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan:
- Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog dan psikiater
- Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang terdekat lainnya
- Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan
 Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien remaja untuk mengatasi
masalah kehamilan tidak diinginkan akhir sesi ke 2 dan sesi berikutnya (control)
 Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan.
6. Masalah Emosional Depresi

Topik Depresi Yang ditandai dengan suasana hati yang murung dan sedih, merasa putus asa dalam wktu sekurang-kurangnya 2
minggu
Tujuan Mengenali kondisi depresi yang sedang dihadapi klien remaja, Mencari penyebab depresi, Membantu mencari solusi
permasalahan

Greet Mengucapkan salam dan berkenalan (jika belum saling kenal), untuk mencairkan suasana
Ask Mengidentifikasi mulai timbulnya depresi , Mengidentifikasi factor yang mempengaruhi timbulnya depresi, baik fisik, psikologis,
maupun sosioekonomi, Mengidentifikasi ada tidaknya keinginan atau upaya bunuh diri. Bila ditemukan, segera lakukan rujukan
ke psikiater, dan jika tidak, lanjutkan ke poin berikutnya, Menentukan pilihan upaya yang bias dilakukan untuk mengatasi depresi

Tell Memberikan informasi mengenai tanda-tanda, penyebab, dampak depresi, dan lain-lain yang dibutuhkan klien remaja
Help Mendiskusikan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah depresi sehingga klien remaja mampu menentukan pilihan
upaya yang bias dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut
Explain Mendiskusikan langkah-langkah yang perlu dilakukan klien remaja setelah mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
depresi, Setelah klien remaja mengambil keputuan, konselor perlu mengingatkan risiko keputusan yang telah diambil

Return Mengevaluasi apakah proses konseling sudah sesuai dengan kebutuhan klien remaja
Mengidentifikasi informasi berkelanjutan konseling dan rujukan:
- Apakah klien remaja perlu dirujuk kepada seseorang ahli seperti dokter, ahli gizi, psikolog dan psaaikiater
- Apakah konselor perlu memfasilitasi komunikasi antara lain dengan orang tua atau orang terdekat lainnya
- Apakah konseling perlu dirujuk pada layanan rujukan
Mengukur keberhasilan dan perubahan positif terhadap upaya yang telah dilakukan klien remaja untuk mengatasi masalah
depresiakhir sesi ke 2 dan sesi berikutnya (control)
Membuka kesempatan klien remaja untuk kembali konseling jika diperlukan.
PRAKTIK
Permainan tentang Pengertian, Tujuan, Manfaat, Teknik, Prinsip dan Syarat
Konselor

Langkah Permainan “setuju dan tidak setuju” :


 Peserta diminta berbaris dalam 1 baris.
 Fasilitator menyebutkan pernyataan tertentu dan peserta diminta untuk
memberikan pendapat setuju atau tidak setuju. Jika setuju pindah ke kanan, jika
tidak setuju pindah ke barisan kiri.
 Bentuk pertanyaan adalah :
o Remaja nakal harus diberikan hukuman. Setuju atau tidak setuju?
o Remaja harus diberi nasihat. Setuju atau tidak setuju?
o Remaja usia 13 atau 14 tahun hamil harus diaborsi. Setuju atau tidak setuju?
o Dan lain-lain
 Fasilitator menanyakan alasan jawaban peserta apabila memilih setuju atau tidak
setuju.
 Fasilitator mengajak peserta kembali ke tempat duduk setelah semua memberikan
jawaban
Kasus 1
Seorang remaja datang ke Puskesmas, namanya Ratna. Ia
mengemukakan bahwa ia sudah dua kali mengalami keterlambatan
haid dan ada kemungkinan mengalami kehamilan. Sebelum itu Ratna
memang pernah mengadakan hubungan intim dengan pacarnya.
Sebetulnya ia tidak bersedia untuk melakukan hubungan itu namun
ia terhanyut oleh rayuan pacarnya sehingga ia melakukannya juga.
Ratna merasa bersalah, menyesal dan merasa takut bahwa ia betul-
betul mengalami kehamilan.
Ratna masih ingin sekolah dan melanjutkan pelajaran. Saat ini Ratna
tidak bisa berkonsentrasi untuk belajar dan sulit tidur. Ratna tidak
berani menceritakan permasalahannya kepada orangtuanya atau
anggota keluarga yang lain.
Ia juga tidak berani menceritakan keadaannya kepada pacarnya
karena ia takut ditinggalkan. Ia menyesal sekali, tidak ingin gagal
sekolah dan juga tidak ingin mengecewakan orangtuanya.
Kasus 2
Amir siswa SMA berusia 17 tahun. Sekolah sering
menugaskan siswa untuk aktif mencari ilmu melalui
internet. Suatu saat tanpa disengaja Amir membuka
video porno dan karena keingintahuannya, ia
menonton sampai habis.
Sejak itu dia menjadi sering menonton video porno
dan terdorong untuk melakukan masturbasi. Amir
menjadi cemas dan merasa bersalah ketika guru
mengajinya mengatakan bahwa masturbasi itu dosa,
namun dia sulit untuk melepaskan diri dari masalah
tersebut
Kasus 3
Dina seorang remaja perempuan berusia 12 tahun.
Dia telah terdiagnosa HIV Positif yang berasal dari
orangtuanya yang merupakan pencadu Narkoba
Suntik.
Dina baru saja mengetahui status HIV nya, dia merasa
sedih, takut dan cemas jika teman-temannya
mengetahui status HIV nya karena dia membaca dari
media social tentang stigma Negatif bagi pengguna
HIV di Masyarakat. Dina ingin merasa mati saja
daripada dirinya harus hidup sebagai penderita HIV
Kasus 4
• Ani siswa SMA kelas 2 berumur 16 tahun.
Belakangan ini Ani merasa malu bila bertemu
dengan teman-temannya, ia lebih banyak tinggal di
rumah dan sudah tidak mau bersekolah. Ia merasa
malu dengan berat badannya yang semakin
meningkat, namun dia tidak bisa mengurangi
makan.
• Ani juga mengalami sulit tidur, bangun dini hari dan
tidak bisa tidur lagi, ia hanya berbaring sehingga
pagi hari ia merasa lemas, menjelang tengah hari
baru dia bangkit dari tempat tidurnya.
Jadilah seperti
pohon yang
terus
berkembang
dan berbuah
atau
menghasilkan,
serta berguna
bagi sekitar.

Anda mungkin juga menyukai