Anda di halaman 1dari 36

INTERPRETASI DATA KLINIK

TIROID
OLEH KELOMPOK II

• USWATUN HASANAH
• VANY RAHMAYANI
• WIDIANRI RAMANDHANI
• WIKY RAHMAYANI
• WULAN HARDIANTI
• YELLY HIDAYANI
• YOLLA JUFANDA
Dosen : Dr.Meiriza Djohari • YONI ARDIANI EDRA
M.Kes.Apt • ADHA DINDA
POKOK BAHASAN

Anatomi Fisiologi Pemeriksaan Klinis


Tiroid Gangguan Tiroid
Tiroid
ANATOMI FISIOLOGI TIROID

Tiroid terdiri dari dua bagian, yaitu


kedua sayap kupu-kupu, yang
dinamakan lobus (lobe). Lobus kanan
(right lobe) dan lobus kiri (left lobe),
yang dihubungkan oleh ismus.
Kelenjar tiroid tersusun atas sel folikel. Pada potongan
mikroskopik, folikel tampak sebagai cincin sel-sel folikel
mengelilingi suatu lumen dibagian dalam yang terisi oleh
koloid, bahan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan
ekstrasel untuk hormon tiroid.
2 jenis Hormon Kelenjar Tiroid

T4 = hormon utama
(Jumlah
terbanyak)merupakan
prekursor yang bila
Triiodotironin diperlukan akan dipecah
(T3) dijaringan membentuk T3.

T3 lebih sedikit daripada Tiroksin


T4, tetapi memiliki potensi (T4)
metabolik yang lebih besar
daripada T4
REGULASI SEKRESI HORMON
TIROID
Fungsi Fisiologi Hormon Tiroid

1. Meningkatkan kecepatan reaksi kimia disebagian besar sel sehingga


Apache Cassandra
meningkatkan
An open kecepatan metabolisme
source distributed tubuh (tiroksin
database management system dan triiodotironin).

2. Menambah deposit kalsium ditulang dan mengurangi konsentrasi ion kalsium


dicairan ekstrasel (kalsitosin).
EFEK FISIOLOGIS HORMON TIROID
GANGGUAN TIROID
Suatu sindrom yang
HIPOTIROIDISME ditimbulkan oleh defisiensi
hormon tiroid dan sebagian
besar manifestasinya berupa
Hipotiroidisme dapat terjadi perlambatan semua fungsi-
fungsi tubuh secara reversibel
(1) Karena kegagalan primer kelenjar
tiroid itu sendiri
(2) Sekunder/ karena defisiensi
TRH,TSH, atau keduanya atau
(3) karena kurangnya asupan iodium
HIPOTIROID

Miksidema

keadaan hipotiroidisme sejak lahir Gambaran sembab yang terjadi


timbul terutama di wajah, tangan dan kaki.
GANGGUAN TIROID

HIPERTIROIDISME

Hipertiroidisme adalah sindrome


klinis yang dihasilkan bila jaringan-
jaringan terpapar oleh kadar Penyebab tersering hipertiroidisme adalah
hormon toroid yang tinggi. penyakit Graves. Suatu penyakit autoimun
dimana tubuh secara salah menghasilkan long-
acting thyroid stimular (LATS), suatu
antibody yang sasarannya adalah reseptor TSH
de sel tiroid.
PENYAKIT GONDOK
DISFUNGSI TIROID PENYEBAB KONSENTRASI HORMON GONDOK
RELEVAN DALAM PLASMA ADA/TIDAK

Hipotiroidisme Kegagalan primer kelenjar ↓T3 dan T4, ↑TSH Ya


tiroid
Sekunder karena kegagalan ↓ T3 dan T4 Tidak
hipotalamus atau hipofisis ↓TRH dan / atau
anterior ↓TSH
Kurangnya iodium dalam ↓T3 dan T4, ↑TSH Ya
makanan
Hipertiroidisme Adanya long-actingthyroid ↑T3 dan T4, ↓TSH Ya
stimulator (LAST) (Penyakit
Graves)
Skunder karena sekresi ↑ T3 dan T4 Ya
berlebihan hipotalamus atau ↑ TRH dan / atau
hipofisis anterior ↑ TSH
Tumor tiroid dengan ↑T3 dan T4, ↓TSH Tidak
hipersekresi
Efek berbagai konsentrasi protein-protein pengikat hormon
tiroid dalam plasma terhadap berbagai parameter fungsi tiroid
setelah keseimbangan tercapai.

Keadaan Konsentrasi T4,T3,RT3,Plasma T4,T3,RT3,Plasma TSH Plasma Keadaan klinis


Proterin Pengikat Total bebas

hipertiroidisme Normal Tinggi Tinggi Rendah Hipertiroid

hipotiroidisme Normal Rendah Rendah Tinggi Hipotiroid

Estrogen,metado Tinggi Tinggi Normal Normal Eutiroid


n,heroin,tranquili
zer
mayor,klofibrat
Glukokortikoid,an Rendah Rendah Normal Normal Eutiroid
drogen,danazol,a
sparaginase
PEMERIKSAAN KLINIS TIROID

Test T4

Test TSH Test T3

Test FT3 Test FT4


PEMERIKSAAN KLINIS TIROID

Test T4
Nilai Normal
Dewasa : 50-113 ng/L (4,5mg/dl)
Wanita hamil, pemberian kontrasepsi oral : meningkat
Anak-anak : diatas 15,0 mg/dl
Usia : menurun sesuai penurunan kadarprotein plasma

Interpretasi :
Meningkat : hipertiroidisme karena penyakit graves.
Menurun : hipotiroidisme karena miksedemia dan kreatinisme
VIDEO Metode : CLIA (Chemiluminescence Immuno Assay)
Con’t

Prinsip :
Pada pemeriksaan T4 dengan CLIA, antibodi anti T4 dilapiskan pada
sumuran dengan jumlah tertentu. Kemudian ditambahkan serum penderita yang akan diukur T4 dan
berlabel enzim peroksida. Selama inkubasi, T4 dalam sampel dan T4 berlabel enzim berkompetisi
untuk mengikat antibodi anti T4 pada fase padat. Setelah inkubasi 60 menit/suhu ruangan, sumuran
dicuci 5 kalidengan washing solution untuk melepaskan T4 berlabel enzim yang tidak terikat.
Larutan Chemiluminescence ditambahkan dan setelah diinkubasi, relative light units (RLU) dibaca
dengan luminometer.
PEMERIKSAAN KLINIS TIROID

Test T3

Nilai Normal :
Dewasa : 0,8 – 2,0 ng/ml (60-118 ng/dl)
Wanita hamil, pemberian kontrasepsi oral : meningkat
Infant dan anak-anak kadarnya lebih tinggi.

Interpretasi :
Meningkat : hipertiroidisme
Menurun : hipotiroidisme (walaupun dalam beberapa kasus kadar T3 normal
Metode : CLIA (Chemiluminescence Immuno Assay)
Con’t

Metode: CLIA (Chemiluminescence Immuno Assay)


Prinsip:
Pada pemeriksaan T3 dengan CLIA, antibodi anti T3 dilapiskan pada sumuran dengan
jumlah tertentu. Kemudian ditambahkan serum penderita yang akan diukur T3 dan berlabel enzim peroksida.
Selama inkubasi, , T3 dalam sampel dan T3 berlabel enzim berkompetisi untuk mengikat antibodi anti T3 pada
fase padat. Setelah inkubasi 60 menit/suhu ruangan, sumuran dicuci 5 kalidengan washing solution untuk
melepaskan T3 berlabel enzim yang tidak terikat. Larutan Chemiluminescence ditambahkan dan setelah
diinkubasi, relative light units (RLU) dibaca dengan luminometer.
EIA (Enzyme immunoassay)
Con’t
Metode : EIA (Enzyme immunoassay)

Prinsip :

Prinsip EIA dan CLIA adalah sama. Perbedaannya hanya dalam model deteksi dari kompleks imun
yang terbentuk, yakni terbentuknya warna pada EIA dan pengukuran cahaya yang terbentuk oleh
reaksi kimia pada CLIA.Dimana teknik pengujian enzim reseptor akhir pada EIA digantikan dengan
bekas chemiluminescent diikuti oleh pengukuran dari emisi cahaya sebagai akibat dari reaksi
kimia.EIA dan CLIA mempunyai solid phase yang berbeda untuk melakukan imobilisasi terhadap
antigen atau antibody.
PEMERIKSAAN KLINIS TIROID

Test FT4
Nilai normal : 0,7- 1,86 mg/dL (9-24 pmol/L)

Interpretasi :

Meningkat : pada penyakit Graves dan tirotoksikosis yang disebabkan kelebihan produksi T4.

Menurun : hipertiroidisme primer, hipotiroidisme sekunder, tirotoksikosis karena kelebihan


produksi T3.
Con’t
Metode pemeriksaan :
- ECLIA (Electro chemiluminescent Assay)
- ELISA (Enzim Linked Imunosorbent assay
Con’t
Prinsip :

Pada pemeriksaan ft4 dengan ECLIA, antibodi anti ft4 dilapiskan pada
sumuran dengan jumlah tertentu. kemudian ditambahkan serum penderita yang akan diukur ft4 dan
berlabel enzim peroksida. selama inkubasi, ft4 dalam sampel dan ft4 berlabel enzim berkompetisi
untuk mengikat antibodi anti ft4. setelah inkubasi 60 menit/suhu ruangan, sumuran dicuci 5 kali
dengan washing solution untuk melepaskan ft4 berlabel enzim yang tidak terikat. larutan
chemiluminescence ditambahkan dan setelah diinkubasi, relative light units (rlu) dibaca dengan
luminometer
Alat ECLIA
METODE ELISA
CARA KERJA DENGAN METODE ELISA
Con’t

Prinsip metode ELISA

Antigen dalam sampel (FT4) akan berkompetisi dengan antigen


yang terkonjugasi dengan enzim untuk berikatan dengan antibodi anti-FT4.

Aktivitas enzim dalam fraksi yang terikat antibodi berbanding


terbalik dengan konsentrasi antigen bebas asli.
Alat ELISA
PEMERIKSAAN KLINIS TIROID

Test FT3
Nilai Rujukan : 4,4 – 9,3 pmol/L

Interpretasi :

Meningkat : pada penyakit Graves dan tirotoksikosis yang disebabkan


kelebihan produksi T3.

Menurun : hipertiroidisme primer, hipotiroidisme sekunder,


tirotoksikosis karena kelebihan produksi T3.
Con’t
Prinsip metode ELISA

FT3CBI adalah fase padat kompetitif ELISA. Sampel, buffer assay


dan konjugat enzim fT3 ditambahkan ke dalam Sumur dilapisi antibodi
monoklonal anti-T3.fT3 pada serum pasien bersaing dengan konjugat enzim
T3 untuk berikatan. Gabungan enzim T3 dan T3 yang tidak terikat dicuci
dengan larutan penyangga.Setelah penambahan substrat, intensitas warna
berbanding terbalik dengan konsentrasi fT3 pada sampel.Kurva standar
disiapkan untuk menghubungkan intensitas warna dengan konsentrasi fT3.
Alat ELISA
PEMERIKSAAN KLINIS TIROID Test TSH
Nilainormal : 0,4 – 5,5 mIU/l

Orang dewasa

21-54 tahun : 0,4-4,2 µIU/mL

55-87 tahun : 0,5-8,9µIU/mL

Kehamilan

Trimester 1 : 0,3-4,5µIU/mL

Trimester kedua : 0,5-4,6µIU/mL

Trimester ke-3 : 0,8-5,2µIU/mL


Interpretasi :
Meningkat : hipotiroidisme pimer, tiroiditis (penyakit autoimun Hashimoto), terapi antitiroid pada
hipertiroidisme, hipertiroidisme sekunder karena hiperaktifitas kelenjar hipofisis, stress emosional
berkepanjangan, obat-obatan misalnya litium karbonat dan iodium potassium.
Menurun : hipertiroidisme primer, hipofungsi kelenjar hipofisis anterior, obat-obatan misalnya
aspirin, kortikosteroid, heparin dan dopamin.
Con’t
Metode : ELISA
Prinsip :
Tes Biomedikal MP TSH ELISA didasarkan pada prinsip uji imunosorbent enzyme-linked
fase padat.Sistem pengujian itu yang menggunakan antibodi monoklonal diarahkan melawan yang
determinan antigenik berbeda pada molekul TSH utuh.Mouse monoklonal Antibodi anti-TSH
digunakan untuk imobilisasi fase padat, dan antibodi anti-TSH ada dalam enzim antibodi larutan
konjugasi.
That’s all. Thank you! 

Anda mungkin juga menyukai