Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN GAGAL


GINJAL AKUT
OLEH :
ELLY ARDIANTI (131511133058)
A2 2015
POKOK BAHASAN

1 KONSEP TEORI GAGAL GINJAL AKUT

ASUHAN KEPERAWATAN KASUS GAGAL


2 GINJAL AKUT

Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed

Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed


Definisi Gagal Ginjal Akut
Gagal ginjal akut dikenal dengan Acute Renal Failure (ARF) adalah
sekumpulan gejala yang mengakibatkan disfungsi ginjal secara
mendadak (Nursalam, 2006).

Gagal ginjal akut adalah suatu sindrom yang ditandai oleh penurunan
yang cepat pada laju filtrasi glomerulus (glomerular filtration rate
(GFR)) dalam waktu beberapa hari sampai beberapa minggu disertai
akumulasi dari zat sisa metabolisme nitrogen. Sindrom ini sering
ditemukan lewat peningkatan kadar kreatinin, ureum serum, disertai
dengan penurunan output urin. (Davey, 2005).
Klasifikasi Gagal Ginjal Akut

• Gagal ginjal akut pra-renal terjadi akibat penurunan volume plasma,


PRE- yang berakibat penurunan curah jantung, dan perfusi ginjal.
RENAL

• Gagal ginjal akut karena penyebab renal terjadi akibat perubahan


RENAL parenkim ginjal yang merusak nefron.

• penyebab pasca renal mencakup obstruksi saluran kemih akibat


POST obstruksi uretra, batu hipertrofi prostat, dan tumor.
RENAL
Etiologi Gagal Ginjal Akut

PRA-RENAL RENAL POST- RENAL

• Kelainan • Glomerular • Obstruksi Intra


kardiovaskuler • Tubular renal
• Berkurangnya • Interstitial • Obstruki ekstra
jumlah cairan • Vaskuler renal
tubuh
• Faktor Ekstrinsik
• Redistribusi
cairan tubuh
Patofisiologi Gagal Ginjal Akut
Ada tiga patofisiologi utama dari penyebab acute kidney injury (AKI) :
Penurunan Penyakit Obstruksi
perfusi ginjal intrinsik renal akut
(pre-renal) ginjal (renal) (post renal)
Cont...

1. Gagal Ginjal Akut Pre Renal (Penurunan perfusi ginjal)


Pada hipoperfusi ginjal yang berat (tekanan arteri rata-
rata < 70 mmHg) serta berlangsung dalam jangka
waktu lama, maka mekanisme otoregulasi tersebut
akan terganggu dimana arteriol afferent mengalami
vasokonstriksi, terjadi kontraksi mesangial dan
penigkatan reabsorbsi natrium dan air. Keadaan ini
disebut prerenal atau gagal ginjal akut fungsional
dimana belum terjadi kerusakan struktural dari ginjal.
Cont...
2. Gagal Ginjal Akut Intra Renal (Penyakit intrinsik ginjal)
Gagal ginjal akut intra renal yang sering terjadi adalah nekrosi
tubular akut disebabkan oleh keadaan iskemia dan nefrotoksin. Pada
gagal ginjal renal terjadi kelainan vaskular yang sering menyebabkan
nekrosis tubular akut. Dimana pada NTA terjadi kelainan vascular dan
tubular. Pada kelainan vaskuler terjadi peningkatan mediator
inflamasi seperti tumor nekrosis faktor dan interleukin-18, yang
selanjutnya akan meningkatkan ekspresi dari intraseluler adhesion
molecule-1 dan P-selectin dari sel endotel, sehingga peningkatan
perlekatan sel radang terutama sel netrofil. Keadaan ini akan
menyebabkan peningkatan radikal bebas oksigen. Kesuluruhan
proses di atas secara bersama-sama menyebabkan vasokonstriksi
intrarenal yang akan menyebabkan penurunan GFR.
Cont...
3. Gagal Ginjal Akut Post Renal (Obstruksi renal akut)
GGA postrenal terjadi bila obstruksi akut terjadi pada uretra, buli – buli
dan ureter bilateral, atau obstruksi pada ureter unilateral dimana ginjal
satunya tidak berfungsi. Pada fase awal dari obstruksi total ureter yang
akut terjadi peningkatan aliran darah ginjal dan peningkatan tekanan
pelvis ginjal dimana hal ini disebabkan oleh prostaglandin-E2. Pada fase
ke-2, setelah 1,5-2 jam, terjadi penurunan aliran darah ginjal dibawah
normal akibat pengaruh tromboxane-A2 dan A-II. Tekanan pelvis ginjal
tetap meningkat tetapi setelah 5 jam mulai menetap. Fase ke-3 atau fase
kronik, ditandai oleh aliran ginjal yang makin menurun dan penurunan
tekanan pelvis ginjal ke normal dalam beberapa minggu. Aliran darah
ginjal setelah 24 jam adalah 50% dari normal dan setelah 2 minggu tinggal
20% dari normal. Pada fase ini mulai terjadi pengeluaran mediator
inflamasi dan faktor - faktor pertumbuhan yang menyebabkan fibrosis
interstisial ginjal.
Manifestasi Klinis Gagal Ginjal Akut

PRA-RENAL RENAL POST-RENAL


• Penurunan volume • Perubahan parenkim • obstruksi uretra
plasma ginjal masuk nefron
• batu hipertrofi
• Ploriferasi, nekrosis,
• Penurunan Curah eksudasi glomerulus prostat dan tumor
jantung • Fase: permulaan • asidosis metabolic
• Perfusi Ginjal (inisial),oligouri,poliuri,pe
nyembuhan
Manifestasi Klinis Gagal Ginjal Akut
Sedangkan manifestasi Klinis GGA menurut Baughman (2000):
1. Anuria, poliuria, atau oliguria dapat terjadi
2. Letargik dengan mual, muntah, dan diare persisten
3. Kulit dan membran mukosa kering, nafas berbau urine (uremik fetor)
4. Manifestasi saraf pusat: mengantuk, sakit kepala, kedutan otot, dan kejang
5. Haluan urine terlalu sedikit, mungkin tampak bersemu darah dan mempunyai berat
jenis rendah
6. Tampak peningkatan BUN dan nilai kreatinin serum
7. Hiperkalemia berat dapat mengarah pada disritmia dan henti jantung
8. Asidosis metabolik
9. Anemia
WOC Gagal Ginjal Akut

Renal
Pra-Renal 1. Glomerular Post Renal
1. Kelainan kardiovaskuler. 2. Tubular 1. Obstruksi Intra
2. Berkurangnya jumlah cairan 3. Interstitial renal
tubuh. 4. Vaskuler 2. Obstruki ekstra
3. Redistribusi cairan tubuh. 5. Faktor Ekstrinsik renal

Aliran urin dari ginjal


Penurunan sirkulasi ginjal Kerusakan sel tubulus menurun

Kebocoran fltrat
Kerja ginjal terganggu Penumpukan zat
toksik diginjal

Merusak jaringan
ginjal

Penurunan GFR

GAGAL GINJAL AKUT


WOC Gagal Ginjal Akut

GAGAL GINJAL AKUT

Retensi cairan, Na, dan Ketidakmampuan ginjal Penumpukan asam


elektrolit mengekskresi urin organik (H+)

Muatan asam (H+)


Cairan tubuh meningkat Penimbunan garam dan Penurunan produksi urin meningkat
air dalam darah
pH darah menurun
Edema Peningkatan renin Peningkatan
metabolisme GI
Asidosis metabolik
MK: Kelebihan Peningkatan beban kerja
jantung Napas bau amoniak,
Volume Cairan gangguan vagus Pernafasan Kusmaul

Hipertensi
Terbatas dalam Anoreksia MK: Ketidakefektifan
bergerak Pola Nafas
MK: Resiko penurunan Mual muntah
curah jantung
MK: Hambatan
MK: Ketidakseimbangan nutrisi:
mobilitas fisik
kurang dari kebutuhan tubuh
Pemeriksaan Diagnostik Gagal Ginjal Akut

1. Pemeriksaan laboratorium: Urinalisis, Pemeriksaan biokimiawi


meliputi darah (kadar Na, Cr, urea plasma) dan urin (osmolalitas
urin, kadar Na, Cr, urea urin)
2. Pemeriksaan residu urin
3. Pemeriksaan biopsi ginjal
4. Pemeriksaan pencitraan lain: foto polos abdomen, CT-scan, MRI,
dan angiografi ginjal
Penatalaksanaan Gagal Ginjal Akut

Terapi
Terapi Nutrisi
Farmakologi

Terapi
Tata Laksana
pengganti
Komplikasi
ginjal
Pencegahan Gagal Ginjal Akut

Primer Skunder Tersier


Komplikasi Gagal Ginjal Akut

Hiponatremia
Kelebihan cairan intravaskular

Hiperkalemia

Asidosis metabolik

Hiperfosfatemia

Hipokalsemia

Hiperurisemia
Prognosis Gagal Ginjal Akut

• Nilai mortalitas pada pasien dengan gagal


ginjal akut sekitar 50% dan telah berkurang
sedikit selama 30 tahun terakhir.

• Jumlah mortalitas lebih tinggi pada pasien


lanjut usia dan pasien dengan kegagalan
multiorgan (Elfriadi, 2011).
Asuhan Keperawatan Kasus
Gagal Ginjal Akut
Kasus
Ny. X, 50 tahun datang ke RSUD Dr. Soetomo dengan keluhan sesak napas
berat setelah melakukan aktivitas ringan disertai mual, muntah dan nafsu
makan berkurang. Klien mengatakan hanya menghabiskan 1/3 porsi makan
biasanya. Klien juga mengeluh kencingnya sedikit, frekuensi berkemih
hanya 1-2x sehari, diperkirakan produksi urin tidak sampai 300 ml, dan
urin berwarna coklat seperti teh. Klien juga mengeluh kakinya bengkak.
Klien tampak sesak dan terdapat penggunaan otot bantu napas. Klien
tampak lemah dan tampak ada edema pada ekstremitas bawah klien.
Konjungtiva klien anemis, mukosa dan kulit tampak kering. Berat badan
klien turun dari 70kg menjadi 63kg. TTV: suhu 38oC, RR 25x/menit, TD:
150/100 mmhg, nadi 80x/menit. Hasil pemeriksaan laboratorium
ditemukan nilai BUN 60mg/dl, kreatinin darah 5mg/dl, HB 9,5gr/dl,
Albumin 2mg/dl, dan hematokrit 35%. Klien didiagnosa mengalami gagal
ginjal akut.
Pengkajian

Anamnesa
• Nama : Ny. X
• Usia : 50 Tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Alamat : Surabaya
• No. RM : 234xxxx
• Diagnosa medis: Gagal ginjal akut
Riwayat kesehatan
• Keluhan utama: Ny. X mengeluh sesak napas berat setelah melakukan
aktivitas ringan.
• Riwayat penyakit sekarang: Ny. X, 50 tahun datang ke RSUD Dr.
Soetomo dengan keluhan sesak napas berat setelah melakukan aktivitas
ringan disertai mual, muntah dan nafsu makan berkurang. Klien
mengatakan hanya menghabiskan 1/3 porsi makan biasanya. Klien juga
mengeluh kencingnya sedikit, frekuensi berkemih hanya 1-2x sehari,
diperkirakan produksi urin tidak sampai 300 ml, dan urin berwarna coklat
seperti teh. Klien juga mengeluh kakinya bengkak.
• Riwayat penyakit dahulu: Klien tidak memiliki riwayat penyakit dahulu.
• Riwayat penyakit keluarga: tidak ada keluarga yang memiliki penyakit
yang sama dengan klien
Pemeriksaan Fisik
• B1 (breathing) : RR: 25x/menit, terdapat penggunaan otot bantu napas
• B2 (Blood) : TD 150/100 mmhg, nadi 80x/menit, suhu 380C
• B3 (Brain) : Tidak ada masalah.
• B4 (Bladder) : Kencingnya sedikit, frekuensi berkemih hanya 1-2x
sehari, diperkirakan produksi urin tidak sampai 300 ml, dan urin berwarna
coklat seperti teh.
• B5 (bowel) : Didapatkan adanya mual dan muntah, nafsu makan
berkurang, BB awal 70kg menjadi 63 kg.
• B6 (bone) : Didapatkan adanya kelemahan fisik.
• Skin : Terdapat edema ekstremitas bawah, mukosa dan kulit
tampak kering
Pemeriksaan laboratorium

• BUN 60mg/dl
• Kreatinin darah 5mg/dl
• HB 9,5gr/dl
• Albumin 2mg/dl
• Hematokrit 35%.
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah Keperwatan
1. DS : Penurunan GFR Ketidakefektifan pola
• Klien mengeluh sesak napas ↓ napas
berat setelah melakukan Gagal Ginjal Akut
aktivitas ringan. ↓
DO : Ketidakmampuan ginjal
• RR meningkat (25 x/menit). mengekskresikan urin
• Klien tampak sesak. ↓
• Tampak penggunaan otot bantu Penumpukan asam organik (H+)
napas. ↓
Muatan asam (H+) meningkat

pH menurun

Asidosis metabolik

Napas berat

Ketidakefektifan pola napas
No Data Etiologi Masalah Keperwatan
2. DS : Penurunan GFR Kelebihan volume cairan
• Klien mengeluh kencingnya ↓
sedikit, frekuensi berkemih hanya Gagal Ginjal Akut
1-2x sehari, diperkirakan produksi ↓
urin tidak sampai 300 ml, dan urin Ketidakmampuan ginjal mengekskresikan
berwarna coklat seperti teh. urin
• Klien juga mengeluh kakinya ↓
bengkak. Retensi cairan Na, dan elektrolit
DO : ↓
• Tampak ada edema pada Cairan tubuh meningkat
ekstremitas bawah klien. ↓
• Konjungtiva klien anemis Edema
• Mukosa dan kulit tampak kering. ↓
• TTV: suhu 38oC, RR 25x/menit, Kelebihan volume cairan
TD: 150/100 mmhg, nadi
80x/menit.
• BUN 60mg/dl.
• Kreatinin darah 5mg/dl,
No Data Etiologi Masalah Keperwatan
3. DS : Penurunan GFR Ketidakseimbangan nutrisi
• Klien mengeluh mual, muntah ↓ kurang dari kebutuhan tubuh
dan nafsu makan berkurang. Gagal Ginjal Akut
• Klien mengatakan hanya ↓
menghabiskan 1/3 porsi makan Ketidakmampuan ginjal mengekskresikan
biasanya. urin
DO : ↓
• Konjungtiva klien anemis. Penurunan output urin
• Mukosa dan kulit tampak kering. ↓
• Berat badan klien turun dari 70kg Peningkatan metabolisme gastrointestinal
menjadi 63kg. ↓
• TTV: suhu 38oC, RR 25x/menit, Anoreksia
TD: 150/100 mmhg, nadi ↓
80x/menit. Mual muntah
• HB 9,5gr/dl. ↓
• Albumin 2mg/dl. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
• Hematokrit 35%. kebutuhan tubuh
Diagnosa Keperawatan

1. Domain 4. Aktivitas/Istirahat, Kelas. 4 ketidakefektifan pola napas


b.d keletihan
2. Domain 2. Nutrisi, Kelas. 5 Hidrasi. Kelebihan volume cairan b.d
gangguan mekanisme regulasi
3. Domain 2. Nutrisi, Kelas 1. Makan, ketidakseimbangan nutrisi:
kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan mengabsorpsi
nutrien
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1. Domain 4. Aktivitas/Istirahat, Setelah dilakukan asuhan keperawatan Monitor pernapasan (33450)
Kelas. 4 ketidakefektifan pola selama 3x24 jam diharapkan pola 1. Monitor kecepatan, irama,
napas b.d keletihan napas klien kembali efektif, dengan kedalaman dan kesulitan bernapas.
kriteria hasil : 2. Monitor pola napas takipnea.
Status pernafasan: ventilasi (0403) 3. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru.
1. Frekuensi pernafasan tidak ada 4. Auskultasi suara napas, catat area
gangguan dimana terjadi penurunan atau tidak
2. Kedalaman inspirasi normal adanya ventilasi dan adanya suara
3. Hasil rontgen dada tidak ada napas tambahan.
gangguan 5. Monitor keluhan sesak napas.
4. Tidak ada penggunaan otot bantu Bantuan ventilasi (3390)
nafas 1. Posisikan pasien semifowler untuk
mengurangi sesak napas.
2. Ajarkan klien teknik pernapasan
dengan tepat.
3. Kolaborasi dengan petugas
kesehatan lain mengenai pemberian
oksigen yang tepat.
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC
2. Domain 2. Nutrisi, Kelas. 5 Setelah dilakukan asuhan keperawatan Monitor cairan (4130)
Hidrasi. Kelebihan volume selama 3x24 jam diharapkan volume 1. Monitor berat badan.
cairan b.d gangguan mekanisme cairan klien kembali normal, dengan 2. Monitor inttake dan output.
regulasi kriteria hasil : 3. Monitor nilai kadar serumdan
Keseimbangan cairan (0601) elketrolit urin.
1. Tekanan darah normal. 4. Berikan agen farmakologis untuk
2. Keseimbangan intake dan output meningkatkan ekskresi urin.
cairan dalam 24 jam tidak Manajemen cairan (4120)
terganggu. 1. Timbang berat badan klien setiap hari
3. Berat badan stabil. dan monitor status klien.
4. Turgor kulit normal. 2. Jaga intake dan catat output cairan
5. Membran mukosa normal. klien.
Eliminasi urin (0503)
1. Pola eliminasi tidak terganggu.
2. Jumlah urin normal.
3. Frekuensi berkemih normal.
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC
3. Domain 2. Nutrisi, Kelas 1. Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen nutrisi (1100)
Makan, ketidakseimbangan selama 3x24 jam diharapkan nutrisi 1. Tentukan jumlah kalori dan jenis
nutrisi: kurang dari kebutuhan klien kembali normal, dengan kriteria nutrisi yang dibutuhkan untuk
tubuh b.d ketidakmampuan hasil : memenuhi gizi klien.
mengabsorpsi nutrien Status nutrisi asupan makanan dan 2. Monitor kalori dan asupan makanan.
cairan (1008) 3. Ciptakan lingkungan yang optimal
1. Asupan makanan secara oral tidak pada saat mengonsumsi makan.
terganggu. Monitor Nutrisi :
2. Asupan cairan secara oral tidak 1. Timbang berat badan pasien (Normal
terganggu. IMT 18,5)
Nafsu Makan (1014) 2. Monitor adanya mual muntah
1. Hasrat/keinginan untuk makan 3. Identifikasi perubahan nafsu makan
meningkat. dan aktivitas-aktivitas akhir ini
2. Intake makanan adekuat sesuai 4. Diskusikan peran dari aspek sosial
dengan kebutuhan tubuh. dan emosi (dukungan keluarga)
3. Intake nutrisi adekuat sesuai terkait dengan mengkonsumsi
dengan kebutuhan makanan.
Keparahan mual dan muntah (2107)
1. Frekuensi mual dan muntah
berkurang.
2. Intensitas mual dan muntah
berkurang.
Implementasi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Intervensi Implementasi
1. Domain 4. Aktivitas/Istirahat, Monitor pernapasan (33450) Monitor pernapasan (33450)
Kelas. 4 ketidakefektifan pola 1. Monitor kecepatan, irama, 1. Memonitor kecepatan, irama,
napas b.d keletihan kedalaman dan kesulitan bernapas. kedalaman dan kesulitan bernapas.
2. Monitor pola napas takipnea. 2. Memonitor pola napas takipnea.
3. Palpasi kesimetrisan ekspansi 3. Melakukan palpasi kesimetrisan
paru. ekspansi paru.
4. Auskultasi suara napas, catat area 4. Melakukan auskultasi suara napas,
dimana terjadi penurunan atau catat area dimana terjadi penurunan
tidak adanya ventilasi dan adanya atau tidak adanya ventilasi dan
suara napas tambahan. adanya suara napas tambahan.
5. Monitor keluhan sesak napas. 5. Memonitor keluhan sesak napas.
Bantuan ventilasi (3390) Bantuan ventilasi (3390)
1. Posisikan pasien semifowler untuk 1. Memposisikan pasien semifowler
mengurangi sesak napas. untuk mengurangi sesak napas.
2. Ajarkan klien teknik pernapasan 2. Mengajarkan klien teknik
dengan tepat. pernapasan dengan tepat.
3. Kolaborasi dengan petugas 3. Berkolaborasi dengan petugas
kesehatan lain mengenai kesehatan lain mengenai pemberian
pemberian oksigen yang tepat. oksigen yang tepat.
No Diagnosa Keperawatan Intervensi Implementasi
2. Domain 2. Nutrisi, Kelas. 5 Monitor cairan (4130) Monitor cairan (4130)
Hidrasi. Kelebihan volume 1. Monitor berat badan. 1. Memonitor berat badan.
cairan b.d gangguan mekanisme 2. Monitor inttake dan output. 2. Memonitor inttake dan output.
regulasi 3. Monitor nilai kadar serumdan 3. Memonitor nilai kadar serum dan
elketrolit urin. elketrolit urin.
4. Berikan agen farmakologis untuk 4. Memberikan agen farmakologis
meningkatkan ekskresi urin. untuk meningkatkan ekskresi urin.
Manajemen cairan (4120) Manajemen cairan (4120)
1. Timbang berat badan klien setiap 1. Menimbang berat badan klien setiap
hari dan monitor status klien. hari dan monitor status klien.
2. Jaga intake dan catat output cairan 2. Menjaga intake dan mencatat output
klien. cairan klien.
No Diagnosa Keperawatan Intervensi Implementasi
3. Domain 2. Nutrisi, Kelas 1. Manajemen nutrisi (1100) Manajemen nutrisi (1100)
Makan, ketidakseimbangan 1. Tentukan jumlah kalori dan jenis 1. Menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrisi: kurang dari kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan untuk nutrisi yang dibutuhkan untuk
tubuh b.d ketidakmampuan memenuhi gizi klien. memenuhi gizi klien.
mengabsorpsi nutrien 2. Monitor kalori dan asupan 2. Memonitor kalori dan asupan
makanan. makanan.
3. Ciptakan lingkungan yang optimal 3. Menciptakan lingkungan yang
pada saat mengonsumsi makan. optimal pada saat mengonsumsi
Monitor Nutrisi : makan.
1. Timbang berat badan pasien Monitor Nutrisi :
(Normal IMT 18,5) 1. Menimbang berat badan pasien
2. Monitor adanya mual muntah (Normal IMT 18,5)
3. Identifikasi perubahan nafsu 2. Memonitor adanya mual muntah
makan dan aktivitas-aktivitas akhir 3. Mengidentifikasi perubahan nafsu
ini makan dan aktivitas-aktivitas akhir
4. Diskusikan peran dari aspek sosial ini
dan emosi (dukungan keluarga) 4. Mendiskusikan peran dari aspek
terkait dengan mengkonsumsi sosial dan emosi (dukungan keluarga)
makanan. terkait dengan mengkonsumsi
makanan.
Evaluasi Keperawatan

1. Ketidakefektifan pola napas b.d keletihan


S: pola nafas klien kembali normal
O: - Frekuensi pernafasan tidak ada gangguan
-Kedalaman inspirasi normal
-Hasil rontgen dada tidak ada gangguan
-Tidak ada penggunaan otot bantu nafas
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
2. Kelebihan volume cairan b.d gangguan mekanisme regulasi
S: volume cairan klien kembali normal
O: - Tekanan darah normal (120/80mmhg)
- Keseimbangan intake dan output dalam 24 jam tidak terganggu
- Berat badan mulai stabil
- Turgor kulit normal
- Kelembapan membran mukosa tidak terganggu
- Pola eliminasi tidak terganggu
- Jumlah urin tidak terganggu
- Frekuensi berkemih tidak terganggu
A: masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
• S: volume cairan klien kembali normal
• O: - Asupan makanan secara oral tidak terganggu
- Asupan cairan secara oral tidak tergaggu
- Hasrat/keinginan untuk makan meningkat.
- Intake makanan adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh.
- Intake nutrisi adekuat sesuai dengan kebutuhan
- Frekuensi mual dan muntah berkurang.
- Intensitas mual dan muntah berkurang.
• A: masalah teratasi
• P: Hentikan intervensi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai