LAPORAN KASUS

SKLERITIS
EUNIKE PETRA LATUHERU
406181001

PEMBIMBING :
dr. Nanda Lessi Hafni Eka P, Sp. M
 Identitas Pasien
• Nama : Ny.
• Umur : 33 Tahun
• Agama : Islam
• Pekerjaan: -
• Alamat : Kp. Caringin
• Tanggal pemeriksaan : 5 November 2018
• Pemeriksa : Eunike Petra Latuheru
 Anamnesis(5/11/18)
• Keluhan utama :
• Pasien datang ke poliklinik mata RSUD Ciawi Bogor dengan keluhan mata
kiri merah dan perih sejak kira-kira 1 bulan yang lalu.
• Riwayat Penyakit Sekarang :
• Pasien datang ke poliklinik mata RSUD Ciawi Bogor dengan keluhan mata
kiri merah dan perih sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan dirasakan sepanjang
hari sampai mengganggu tidurnya. Pandangan buram setelah pasien
mengalami mata merah. Pasien juga mengeluhkan matanya berair. Pasien
mengaku bahwa sudah berobat ke klinik 24 jam tapi keluhannya tidak
kunjung sembuh.
• Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien tidak pernah memiliki keluhan serupa sebelumnya. Pasien memiliki
riwayat darah tinggi sejak usia 40 tahun dan pasien juga memiliki riwayat
kencing manis dan asma.
 
• Riwayat Penyakit Keluarga :
Pasien mengaku bahwa ayahnya memiliki riwayat kencing manis. Tidak
ada anggota keluarga lain yang memiliki keluhan serupa, tidak ada riwayat
alergi, dan darah tinggi pada keluarga pasien.
 Pemeriksaan Fisik
• Status Generalis
• Keadaan umum : Baik
• Kesadaran : Compos Mentis
• Tanda Vital : TD 120/70 mmHg, HR 86x/menit, Suhu 36,6 C, RR 16x/menit
• Kepala/Leher : Normocephali, tidak ada pembersaran kelenjar getah bening
• Mulut : Tidak dilakukan pemeriksaan
• THT : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Thorax, Jantung : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Paru : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Abdomen : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Ekstremitas : Dalam Batas Normal
 Status Oftalmologi
KETERANGAN OD OS 4. PALPEBRA SUPERIOR DAN INFERIOR
- Edema - -
1. VISUS
- Nyeri tekan - -
- Visus 20/20 20/20 - Ekteropion - -
- Koreksi - - - Entropion - -
- Addisi - - - Blefarospasme - -
- Distansia pupil Tidak Tidak dilakukan - Trikiasis - -
dilakukan - Sikatriks - -
2. KEDUDUKAN BOLA MATA - Punctum Normal Normal
- Ukuran Normal Normal lakrimal
- Eksoftalmus - - - Fissure - -
- Endoftalmus - - palpebral
- - Tes anel Tidak dilakukan Tidak
Deviasi - -
- Gerakan Bola Baik ke Baik ke segala arah dilakukan
5. KONJUNGTIVA SUPERIOR DAN INFERIOR
Mata segela arah - Hiperemis - -
3. SUPERSILIA - Folikel - -
- Warna Hitam Hitam - Papil - -
- Simetris Normal Normal - Sikatriks - -
- Hordeolum - -
- Kalazion - -
6. KONJUNGTIVA BULBI
- Sekret - -
- Injeksi Konjungtiva - -
- Injeksi Siliar - -
- Injeksi Episklera - -
- Perdarahan - -
Subkonjungtiva/kem
osis
- Pterigium - -
- Pinguekula - -
- Flikten - -
- Nevus Pigmentosus - - 8. KORNEA
- Kista Dermoid - - - Kejernihan Jernih Jernih
7. SKLERA - Permukaan Rata Rata
- Warna Putih Hiperemis - Ukuran Normal Normal
- Ikterik - - - Sensibilitas Baik Baik
- Nyeri Tekan - - - Infiltrat - -
- Keratik Presipitat - -
- Sikatriks - -
- Ulkus - -
- Perforasi - -
- Arcus senilis - -
- Edema - -
- Test Placido Tidak dilakukan Tidak dilakukan
9. BILIK MATA DEPAN
- Kedalaman Cukup Cukup
- Kejernihan Jernih Jernih
- Hifema - -
- Hipopion - -
- Efek Tyndall - -
10. IRIS
- Warna Coklat Coklat
- Kripta - -
- Sinekia - -
- Koloboma - -
11. PUPIL
- Letak Tengah Tengah
- Bentuk Bulat Bulat
- Ukuran 3 mm 3 mm
- Refleks Cahaya + +
Langsung
- Refleks Cahaya Tidak + + 13. BADAN KACA
Langsung - Kejernihan Jernih Jernih
12. LENSA 14. FUNDUS OCCULI
- Kejernihan Jernih Jernih - Batas Tegas Tegas
- Letak Tengah Tengah - Warna Kuning Kuning kemerahan
- Test Shadow - - kemerahan
- Ekskavasio - -
- Rasio arteri : vena 2/3 2/3
- C/D rasio 0.3 0.3
- Eksudat - -
- Perdarahan - -
- Sikatriks - -
- Ablasio - -
15. PALPASI
- Nyeri tekan - -
- Masa tumor - -
- Tensi Occuli Normal per Normal per
palpasi palpasi
16. KAMPUS VISI
- Tes Konfrontasi Sesuai Sesuai Pemeriksa
Pemeriksa
Foto Mata
 Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan darah lengkap dan laju endap darah
• Kadar asam urat serum
• X-foto thorax
• B-Scan Ultrasonography dapat membantu mendeteksi
adanya skleritis posterior.
 Resume
• Telah diperiksa seorang perempuan berusia 33 tahun datang ke
poliklinik mata RSUD Ciawi dengan keluhan mata kiri merah dan
perih sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan dirasakan sepanjang hari
sampai mengganggu tidurnya. Pandangan buram setelah pasien
mengalami mata merah. Pasien juga mengeluhkan matanya
berair. Pasien mengaku bahwa sudah berobat ke klinik 24 jam
tapi keluhannya tidak kunjung sembuh. Pasien tidak pernah
mengalami keluhan serupa sebelumnya. Pasien tidak memiliki
riwayat kencing manis, tekanan darah tinggi dan alergi.
 Pemeriksaan Oftalmologi:
  OD OS
Visus 20/20 20/20
TIO Normal per Palpasi Normal per Palpasi
Cts Normal Normal
Cti Normal Normal
Cb Normal Hiperemis
C Jernih Jernih
CoA Normal Normal
P Bulat Bulat
I Coklat Coklat
L Jernih Jernih
F Normal Normal
 Diagnosis Kerja
• Skleritis OS

Diagnosis Banding
• Episkleritis OS
• Konjungtivitis OS
 Penatalaksanaan
• Prednisolone 10mg/ml  6x sehari 1 tetes OS
• Asam mefenamat 500mg  3x sehari 1 tab

Prognosis
  OD OS

Ad Vitam Dubia ad Bonam Dubia ad Bonam

Ad Fungsionam Dubia ad Bonam Dubia ad Bonam

Ad Sanationam Dubia ad Bonam Dubia ad Bonam

Tinjauan Pustaka
Anatomi
 Skleritis
• Skleritis merupakan proses peradangan pada sclera yang
melibatkan lapisan yang lebih dalam yang ditandai dengan
infiltrasi selular, destruksi kolagen, dan remodelling
vascular.
 Etiologi
• Idiopatik.
• Autoimmune collagen disorders
• Terutama pada RA. Wegener’s granulomatosis, polyarteritis nodosa (PAN), systemic lupus
erythematosus (SLE) dan ankylosing spondylitis.
• Gangguan Metabolik (gout dan thyrotoxicosis)
• Infeksi (Herpes zoster ophalmicus, chronic staphylococcal and strepcococcal)
• Penyakit Granulomatous (Tuberculosis, syphilis, sarcoidosis, leprosy)
• Skleritis akibat operasi (SIS)
• Jarang terjadi, biasanya dalam 6 bulan post operasi.
 Klasifikasi
• Skleritis anterior

• Skleritis posterior
 Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan darah lengkap dan laju endap darah
• Faktor rheumatoid dalam serum
• Serum asam urat
• B-Scan Ultrasonography dapat membantu mendeteksi
adanya skleritis posterior.
 Diagnosis Banding
Karakteristik Konjungtivitis Episkleritis Skleritis
Klinis
Anamnesis Keluar kotoran mata Mata merah di daerah Mata merah, keluhan nyeri
terutama saat bangun mata yang terpapar, berat pada malam hari,
tidur, pembengkakan sembuh sendiri dalam menjalar sampai ke kepala
kelopak mata beberapa hari-minggu
Rasa nyeri Rasa tidak nyaman/sensasi Rasa tidak Nyeri berat, hingga
benda asing, rasa terbakar nyaman/sensasi benda mengganggu tidur, yeri saat
dan gatal asing, nyeri ringan menggerakkan bola mata
Reaksi radang Injeksi konjungtiva (+) Injeksi episklera (+) Injeksi sclera (+) (kongesti
(kongesti pleksus (kongesti pleksus pleksus episklera profunda
konjungtiva); didapatkan episklera superfisial)
injeksi silier bila ada
keterlibatan kornea
 Tatalaksana
• Skleritis Non-infeksi
• Skleritis Non-necrotizing
• Tetes mata steroid topikal
• Indometasin sistemik 75mg/hari  sampai inflamasi hilang
• Skleritis Necrotizing
• Steroid topical
• Steroid oral dengan dosis tinggi, turunkan perlahan
• Immunosupresant  pada kasus yang tidak responsif, (methotrexate / cyclophosphamide)
• Tindakan bedah  mungkin diperlukan untuk mempertahankan intergritas dari bola mata jika sklera meleleh / menipis.

• Pengobatan untuk skleritis yang infeksius.

• Terapi antimikroba  topikal / oral
• Surgical debridement  berguna untuk menebalkan lapisan sklera yang terkena infeksi dan juga
memfasilitasi efek dari antibiotik.
• KI: kortikosteroid dan immunosupressif
 Komplikasi
1. Keratitis
2. Uveitis
3. Glaukoma
4. Granuloma subretina
5. Ablasio retina eksudatif
6. Katarak
 Prognosis
• Prognosis skleritis tergantung pada penyakit
penyebabnya.
 Daftar Pustaka
• Khurana AK. Comprehensive ophthalmology. 4th ed. Anshan
publishers 2007.
• Ilyas HS, Yulianti SR. Ilmu penyakit mata. 4th 3 rev. ed.
Badan penerbit FKUI. 2013.
• Riordan-eva P, Cunningham E. Vaughan & Asbury general
ophthalmology. 18th ed. McGraw-Hill Professional. 2011.
• Kanski JJ, Bowling B. Clinical ophthalmology: systemic
approach. 7th ed. Saunders.