Anda di halaman 1dari 68

Susp kanker serviks

std IIIB

Claudia Fetricia
11.2016.075

Ilmu Penyakit Obstetri dan Ginekologi


Rumah Sakit Mardi Rahayu
2017
Nama : Ny. Z Nama : Tn.J
Umur : 49 tahun Umur : 53 tahun
Pendidikan : SD Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Alamat : Undaan Lor rt 2 Alamat : Undaan Lor rt 2 rw
rw 4, Kudus 4, Kudus

Masuk RS
3 Juli 2017
Pk 14.30 WIB
Anamnesis
Diambil dari Autoanamnesis
tanggal 3 Juli 2017 pukul 15.00 WIB

Keluar darah dari


jalan lahir sejak 1
bulan SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
• Wanita datang dengan keluhan keluhan keluar darah
seperti menstruasi dari jalan lahir sejak 1 bulan SMRS
• Darah berwarna merah segar dan agak sedikit
bergumpal – gumpal
• Mules dan pegal-pegal di bagian perut bawah hilang
timbul
• Nafsu makan baik. BAB dan BAK lancar tidak ada
masalah
• Pasien mengatakan berat badan turun sebanyak 2 kg
dalam 1 bulan terakhir.
• Demam (-), pusing (-), mual muntah (-)
• Os mengganti 3 – 4 pembalut sejak 1 minggu yang
lalu
Riwayat Penyakit Dahulu
• Os tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi
• Tidak pernah menderita penyakit jantung,
kencing manis, asma dan alergi
• Os tidak memiliki riwayat operasi sebelumnya
Riwayat Penyakit Keluarga
• Penyakit jantung (-)
• Tekanan darah tinggi (-)
• Kencing manis (-)
• Asma (-)
• Alergi (-)
Riwayat Haid
• Menarche : 13 tahun
• Siklus haid : 28 hari / teratur
• Lama haid : 7 hari
• Dismenorrhea : (-)
• Leukorrhea: (-)
• Menopause : (-)

Riwayat Perkawinan
Menikah 1 kali, pada usia 13 tahun, lamanya
menikah 36 tahun
Riwayat
Obstetri

Riwayat penggunaan
KB
• KB suntik 3 bulan, terakhir tahun 2000, bulan agustus
Pemeriksaan Fisik

• Keadaan umum : TSS


• Kesadaran : Compos mentis
• Tekanan darah : 140/90 mmHg
• Nadi : 88x/menit
• Pernafasan : 24x/menit
• Suhu : 36,7oC
• Mata : Konjungtiva anemis -/- , Sklera ikterik -/-
• Telinga : Tidak tampak kelainan
• Hidung : Tidak tampak kelainan
• Mulut/gigi : Tidak tampak kelainan
• Leher : Tidak tampak pembesaran KGB dan tiroid
• Jantung : BJ I-II reguler murni, gallop (-), murmur (-)
• Thorak : Suara napas dasar vesikuler,
Rhonki -/- , wheezing -/-
• Abdomen : Abdomen tampak datar, supel, nyeri tekan (-),
Bising Usus (+)
• Ekstremitas : Edema (-/-)
Status Ginekologis
Inspeksi
• Vulva, perineum, anus: Tidak tampak peradangan, darah keluar dari
vagina (+), flour albus (+)
• Palpasi
• Tidak teraba massa

Pemeriksaan dalam
• Fluksus (+) , fluor (+)
• Vulva dan uretra tidak ada kelainan, vagina infiltrat (+)
• Portio berbenjol-benjol, rapuh, mudah berdarah
• Ostium Uteri externum infiltrat +
• Corpus uteri sebesar telur ayam
• Adneksa infiltrat +/+
• Cavum Douglasi tidak tampak kelainan
Pemeriksaan
Penunjang
• Hemoglobin 12,3 gram/dL
• Leukosit 9,30 ribu
• Hematokrit 35 % (L)
• Trombosit 266 ribu
• HbsAg Negatif
• Waktu Perdarahan/BT 2,30 menit
• Waktu Pembekuan/CT 4,30 menit
• HIV Stik Negatif
• Golongan darah B
• Rhesus Positif
Resume
• Wanita berusia 49 tahun datang dengan keluhan keluar darah
seperti menstruasi dari jalan lahir sejak 1 bulan SMRS. Darah
berwarna merah segar dan agak sedikit bergumpal – gumpal,
disertai rasa mules dan pegal-pegal di bagian perut bawah,
perut dirasakan semakin nyeri dan badan terasa lemas. OS
mengatakan mengganti 3 – 4 pembalut sejak 1 minggu yang
lalu.
• Nafsu makan baik. BAB dan BAK lancar tidak ada masalah.
Pasien mengatakan berat badan turun sebanyak 2 kg dalam 1
bulan terakhir.
Pemeriksaan Fisik
• Tidak tampak kelainan
Status Ginekologis
Inspeksi
• Vulva, perineum, anus: Tidak tampak peradangan, darah keluar dari
vagina (+), flour albus (+)
• Palpasi
• Tidak teraba massa

Pemeriksaan dalam
• Fluksus (+) , fluor (+)
• Vulva dan uretra tidak ada kelainan, vagina infiltrat (+)
• Portio berbenjol-benjol, rapuh, mudah berdarah
• Ostium Uteri externum infiltrat +
• Corpus uteri sebesar telur ayam
• Adneksa infiltrat +/+
• Cavum Douglasi tidak tampak kelainan
Pemeriksaan Penunjang

Hematologi (3 Juli 2017 pukul


14.07)
• Hematokrit 35 % (L)
Diagnosis Kerja

P5A0, 49 tahun dengan suspect


kanker serviks uteri stadium IIIB
Rencana pengelolaan
• RL + crome 1 amp 20 tpm
• Amoxicillin 3x1
• Asam mefenamat 3x1
• Hemafort 2x1
(Fe fumarat 300mg, magnesium sulfat 400mcg, copper
sulfate 400mcg, vit c 100 mg, folic acid 2mg, vit b12 15
mcg, intrinsic factor 25mg)
• Biopsi, PA
Prognosis
• Ad vitam : dubia ad malam
• Ad fungsionam : dubia ad malam
• Ad sanationam : dubia ad malam
Follow Up
Tanggal 3 Juli 2017, Jam 22.30 WIB
TINJAUAN
PUSTAKA
Kanker Serviks
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor
ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat
dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak
terkontrol dan merusak jaringan normal di
sekitarnya
Epidemiologi
Di Indonesia dilaporkan jumlah kanker
serviks baru adalah 100 per 100.000
penduduk per tahun atau 180.000 kasus
baru dengan usia antara 45-54 tahun dan
menempati urutan teratas dari 10 kanker
yang terbanyak pada wanita
Etiologi
• Hubungan seksual pertama kali pada usia dini (umur
< 16 tahun).
• Wanita yang melahirkan anak lebih dari 3 kali
(multiparitas).
• Jarak persalinan terlalu dekat.
• Hygiene seksual yang buruk.
• Sering berganti-ganti pasangan (multipartner sex).
• Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) tipe 16 dan 18.
• Infeksi Herpes Simpleks Virus (HSV) tipe 2.
• Wanita merokok, karena hal tersebut dapat
menurunkan daya tahan tubuh.
Patofisiologi
• Karsinoma serviks timbul dibatasi antara epitel
yang melapisi ektoserviks (portio) dan
endoserviks kanalis serviks yang disebut
skuamo kolumnar junction (SCJ)
• Eksofitik  SCJ kearah lumen vagina sebagai massa
proliferatif yang mengalami infeksi sekunder dan
nekrosis
• Endofitik  SCJ tumbuh kedalam stroma serviks dan
cenderung infitratif membentuk ulkus
• Ulseratif  SCJ dan cenderung merusak struktur
jaringan pelvis dengan melibatkan fornices vagina
untuk menjadi ulkus yang luas.
INISIALSI PROMOSI
• INISIALSI
Perbandingan Gambaran Serviks
yang Normal dan Abnormal
Penyebaran
• perkontinuitatum ke dalam vagina
• septum rektovaginal
• dasar kandung kemih

• Penyebaran  limfogen  paraservikal dalam


parametrium dan stasiun-stasiun kelenjar di pelvis
minor  kelenjar para aortae  hematogen (hepar,
tulang)
Secara limfogen melalui pembuluh getah bening
menuju 3 arah:
• Fornices dan dinding vagina
• Korpus uteri
• Parametrium dan dalam tingkatan lebih lanjut
menginfiltrasi septum rektovagina dan
kandung kemih.
Stadium kanker serviks menurut
FIGO 2000
Diagnosis

• Keputihan  berbau busuk akibat infeksi dan


nekrosis jaringan.
• Pendarahan  terbukanya pembuluh darah
1. Rasa nyeri  infiltrasi sel tumor ke serabut
saraf
2. Gejala lain karena adanya metastasis
Pemeriksaan penunjang
1. Pap smear
• mendeteksi kanker rahim yang disebabkan oleh
human papillomavirus atau HPV
• Sediaan sitologi harus mengandung komponen
ektoserviks dan endoserviks
• dilakukan pada orang yang telah melakukan
hubungan seksual pertama kali dan pada gadis
sekitar usia 25-30 tahun
HOW?
Persiapan:
• Wanita diberi tahu untuk menghindari obat-
obatan yang dimasukan dalam vagina
• Pencucian (irigasi) vagina
• Koitus dalam waktu 24 jam sebelum
pemeriksaan
Peralatan yang dipergunakan dalam
pemeriksaan Pap Smear antara lain :
•Spekulum cocor bebek (Graeve’s)
•Spatula Ayre
•Lidi kapas atau cyto brush
•Gelas objek
•Alkohol 95 % untuk fiksasi
Cara pemeriksaan:
• Lakukan pemeriksaan dengan inspekulo untuk
melihat portio.
• Lakukan pengambilan epitel dengan
menggunakan spatula Ayre atau Cyto brush.
• Buat apusan pada objek glass.
• Lakukan fiksasi dengan menggunakan alcohol
95%.
• Amati pada mikroskop adanya keganasan
pada epitel
Gambaran grading berdasarkan tes
Pap’s Smear
Pemeriksaan penunjang
1. Pap smear
• mendeteksi kanker rahim yang disebabkan oleh
human papillomavirus atau HPV
• Sediaan sitologi harus mengandung komponen
ektoserviks dan endoserviks
• dilakukan pada orang yang telah melakukan
hubungan seksual pertama kali dan pada gadis
sekitar usia 25-30 tahun
CIN (Cervical Intra-epithellia
neoplasma)

serviks normal

CIN II

CIN III
CIN (Cervical Intra-epithellia
neoplasma)

CIN III

Invasive Cancer
Screening Displasia Serviks

2. Kolposkopi  pemeriksaan menggunakan


kolposkop  mikroskop bertenaga rendah
dengan sumber cahaya di dalamnya
• pemeriksaan standar bila ditemukan pap
smear yang abnormal
• pemeriksaan dengan pembesaran, melihat
kelainan epitel serviks, pembuluh darah
setelah pemberian asam asetat
Kegunaan : pemeriksaan kolposkopi bukan Penilaian : kolposkopi menilai perubahan
untuk membuat diagnosis histologik tetapi pola epitel dan vaskular serviks yang
menentukan kapan dan di mana biopsi harus mencerminkan perubahan biokimia dan
dilakukan. perubahan metabolik yang terjadi di
Indikasi : uji skrining positif. Misalnya sitologi jaringan serviks
HPV atau IVA positif Karateristik temuannya adalah perubahan
epitel acethowhite pada serviks setelah
pulasan asam asetat.
• Biopsi  dilakukan di daerah abnormal di
bagian yang telah dilakukan kolposkopi
3. IVA test  skrining kanker serviks dengan
carain speksi visual pada serviks dengan
aplikasi asam asetat

Syarat :
• Sudah pernah melakukan hubungan seksual
• Tidak sedang dating bulan/haid
• Tidak sedang hamil
• 24 jam sebelumnya tidak melakukan
hubungan seksual
Kategori pemeriksaan IVA
• IVA negative = Serviks normal.
• IVA radang = Serviks dengan radang (servisitis)
/ kelainan jinak lainnya (polipserviks).
• IVA positif = ditemukan bercak putih (aceto
white epithelium)  Serviks-prakanker
(displasia ringan-sedang-berat atau kanker
serviks in situ).
• IVA- Kanker serviks  masih akan bermanfaat
bagi penurunan kematian akibat kanker
serviks bila ditemukan masih pada stadium
invasive dini.
Penatalaksanaan
Karsinoma serviks mikroinvasive
• Histerektomi totalis
Stadium IA1
• Total Abdominal Histerektomi (TAH)/Total
Vaginal Histerektomi (TVH).
• Bila disertai Vaginal Intra Epitelial Neoplasma
(VAIN) dilakukan pengangkatan vaginal cuff.
Stadium IA2
• Histerektomi radikal tipe 2 dan limfe
adenektomi pelvis
Ca invasive
• Biopsi untuk konfirmasi diagnosis
Stadium IB1 – IIA < 4cm
• Jika mempunyai prognosis baik dapat
dikontrol dengan operasi dan radio terapi
Stadium IB2 – IIA > 4cm
•Kemoradiasi primer. Histerektomi radikal
primer + limfadenektomi + radiasi neoadjuvan
•Kemoterapi neo adjuvan.
Ca serviks stadium lanjut (IIB, III, IV A)
• Pengobatan terpilih  radioterapi lengkap 
radiasi eksterna dilanjutkan intrakaviter
radioterapi  khemoradiasi, khemoterapi
yang sering diberikan  cisplatinum,
pachitaxel, docetaxel, fluorourasil,
gemcitabine.
Stadium IV B
• Pengobatan yang diberikan  radioterapi
paliatif yang diberikan
Kemoterapi
• Prinsip kerja obat kemoterapi (sitostatika)
terhadap  bekerja terhadap sel-sel kanker
yang sedang berproliferasi, semakin aktif sel-
sel kanker tersebut berproliferasi maka
semakin peka terhadap sitostatika 
Kemoresponsif
• sebaliknya semakin lambat proliferasinya
maka kepekaannya semakin rendah 
Kemoresisten
Obat – obat kemoterapi
• Obat golongan Alkylating agent, platinum
Compouns, dan Antibiotik Anthrasiklin 
mengikat DNA di inti sel, sehingga sel-sel
tersebut tidak bisa melakukan replikasi
• Obat golongan Antimetabolit  langsung
pada molekul basa inti sel, yang berakibat
menghambat sintesis DNA.
Jenis jenis kemoterapi
1. Kemoterapi induksi  secepat mungkin
mengecilkan massa tumor atau jumlah sel
kanker
2. Kemoterapi Adjuvan  memusnahkan sel-sel
kanker yang masih tersisa atau metastase
kecil yang ada
3. Kemoterapi Primer  pengobatan utama
pada tumor ganas, diberikan pada kanker
yang bersifat kemosensitif
4. Kemoterapi Neo-Adjuvan  mengecilkan
massa tumor yang besar sehingga operasi
atau radiasi akan lebih berhasil guna
Cara pemberian obat kemoterapi
• Intravena
• Intratekal
• Radiosensitizer
• Oral
• Subkutan dan intramuskular
• Topikal
• Intra arterial
• Intracavity
• Intraperitoneal/Intrapleural
Efek samping kemoterapi
• Efek samping segera terjadi (Immediate Side Effects)
 24 jam pertama pemberian, misalnya mual dan
muntah
• Efek samping yang awal terjadi (Early Side Effects 
beberapa hari sampai beberapa minggu kemudian,
misalnya netripenia dan stomatitis.
• Efek samping yang terjadi belakangan (Delayed Side
Effects)  beberapa hari sampai beberapa bulan,
misalnya neuropati perifer, neuropati.
• Efek samping yang terjadi kemudian (Late Side
Effects)  bulan sampai tahun, misalnya keganasan
sekunder.
Radioterapi
• Cegah metastasis  kelenjar-kelenjar dalam
panggul kecil harus mendapat penyinaran
• Untuk mencapai dosis yang dapat
mengamankan metastasis kelenjar 
penyinaran luar yang dapat memberikan
distribusi dosis yang merata pada daerah yang
lebih luas
Komplikasi radioterapi

• Komplikasi umum  nafsu makan menurun, rasa mual, lesu


• Komplikasi lokal 
Problema koitus (pengkerutan vagina)
Fistel radiologik
Gejala sistitis
Proktitis hemoragik
Fibrosis daerah pelvis
Atropi mucosa rectum
Nekrosis pada dinding vagina
Follow up
• Tiap 3 bulan selama 2 tahun pertama,
kemudian tiap 6 bulan, tergantung keadaan
Prognosis
• Faktor-faktor yang menentukan prognosis 
umur, keadaan umum, tingkat klinik
keganasan, ciri histologi sel tumor,
kemampuan tim penolong, dan sarana
pengobatan
Kesimpulan
• Karsinoma serviks yang tidak dapat diobati
atau tidak memberikan respons terhadap
pengobatan 95% akan mengalami kematian
dalam 2 tahun setelah timbul gejala. Pasien
yang menjalani histerektomi dan memiliki
rasio tinggi terjadinya rekurensi harus terus
diawasi karena lewat deteksi dini dapat
diobati dengan radioterapi. Setelah
histerektomi radikal, terjadinya 80% rekurensi
dalam 2 tahun
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai