Anda di halaman 1dari 46

ASUHAN KEPERAWATAN

INTRANATAL

. NS. YESSI ANDRIANI,


M.Kep., Sp. Kep. Mat

Ns. Mera D, S.Kep


 PENGERTIAN:

Persalinan adalah suatu proses


pengeluaran hasil konsepsi ( janin +uri )
yang dapat hidupkedunia luar dari
rahim melalui jalan lahir atau dengan
jalan lain.
MACAM – MACAM PERSALINAN
- Persalinan spontan:

adh persalinan yg berlangsung dgn kekuatan ibu


sendiri melalui jalan lahir
- Persalinan dgn alat:

adh persalina yg dibantu dgn alat tetapi tetap


melalui jalan lahir
- Sectio caesaria :

adh persalinan dgn jalan


pembedahan, tanpa melalui
jalan lahir.

Ns. Mera D, S.Kep


Sebab – sebab yg menimbulkan persalian
 Secara pasti belum diketahui, tapi ada bbrp
teori yg dpt mendukung terjadinya persalinan.
Teori penurunan hormon.
1. Teori plasenta menjadi tua
2. Teori distensi rahim
3. Teori iritasi mekanik
4. Teori oksitoksin
5. Pengaruh janin
6. Teori prostaglandin
1. Teori penurunan hormon
1 – 2 mgg sebelum partus mulai terjadi
penurunan kadar hormon estrogen dan
progesteron. Progesteron bekerja sbg penenang
otot – otot polos rahim dan akan terjadi
kekejanganpembuluh darah shg timbul his bila
kadar progesteron menurun.

Ns. Mera D, S.Kep


2.Teori plasenta menjadi tua
Plasenta yg sudah matang akan menyebabkan
terjadinya penurunan kadar estrogen dan
progesteron shg terjadi kekejangan pada
pembuluh darah dan akan timbul his.
3. Teori distensi rahim
Rahim yg menjadi besar dan meregang
menyebabkaniskemia otot- otot rahim shg
menganggu sirkulasi uteroplasenta.

Ns. Mera D, S.Kep


4. Teori iritasi mekanik
dibelakang serviks terletak ganglion servikale
( fleksus – frankenhauser ). Bila ganglion ini
digeser dan ditekan oleh kepala janin akan timbul
kontraksi uterus..
5. Teori oksitoksin
Kadar oksitoksin pada kehamilan
akanmeningkat shg menyebabkan kontraksi otot
–otot rahim.
6. Pengaruh janin
Hypopise dan kelenjer suprarenal pada janin
akan mempengaruhi dimulainya peralinan.
7. Teori Prostaglandin
Prostaglandin menyebabkan kontraksi
mymetrium. Pada ibu hamil akan ditemui kadar
prostaglandin darah perifer meningkat,
prostaglandin juga terdapat dlm air ketuban.

Ns. Mera D, S.Kep


 Tanda – tanda persalinan
A. Tanda – tanda permulaan persalinan
1. Lightening / seting / dropping yaitu kepala
turun memasuki pintu atas panggul (PAP)
terutama pd primigravida
2. Perut lebih melebar, fundus uteri turun
3. Perasaan sakit diperut atau dipinggang
oleh adanya kontraksi – kontraksi lemah
dari uterus.
4. Perasaan sering atau susah kencing karna
KK tertekan oleh bagian bawah janin
5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar
dan sekresinya bertambah bisa
bercampur darah.
B. Tanda – tanda persalinan pasti.
1. Rasa sakit oleh karna adanya his yg
datang lebih kuat, sering dan teratur
2. Rasa tidak nyaman mulai dibelakang dan
menjalar keabdomen.
3. Keluarnya lendir bercampur darah yg
lebih banyak krn robekan kecil pd
serviks.
4. Kadang – kadang ketuban pecah dgn
sendirinya.
5. Pada PD, serviks mendatar dan
pembukaan telah lengkap.
Kala Persalian
 Kala I ( Pembukaan )
 Kala II ( Pengeluaran janin )
 Kala III ( Pengeluaran Uri )
 Kala IV ( Pengawasan )

Ns. Mera D, S.Kep


 KalaI ( Pembukaan )
Partus mulai ditandai dgn keluarnya lendir
bercampur darah karena serviks mulai
membuka / dilatasi dan mendatar.
Darah berasal daripecahnya pembuluhdarah
kapiler sekitar kanalis servikalis krn pergeseran
ketika serviks mendatar dan membuka.

Ns. Mera D, S.Kep


Kala I terdiri dari dua fase
1. Fase laten
Dimana pembukaan serviks berlangsung
lambat sampai pembukaan 3 cm
berlangsung 7 – 8 jam .
2. Fase aktif
Berlangsung dlm 6 jam dan dibagi atas 3
subfase:
a. Periode akselerasi : berlansung 2 jam,
pembukaan menjadi 4 cm.
b. Periode dilatasi maks: pembukaan
berlangsung cepat menjadi 9 cm.
c. Periode deselerasi: berlangsung lambat
dlm waktu 2 jam, pembukaan jadi 10
cm / lengkap.
Fase – fase diatas dijumpai pada :

Primigravida, bedanya dgn multigravida :


- Primi : serviks mendatar dulu baru dilatasi dan
berlangsung 13 – 14 jam.
- Multi ; mendatar dan membuka biasanya
bersamaan dan berlangsung 6 -7 jam.

Ns. Mera D, S.Kep


KALA II ( Pengeluaran janin )
- His terkoordinasi,kuat, cepat dan lebih lama
(2 -3 mnt).
- Kepala janin telah turun masuk keruas
panggul shg terjadi tekanan pd otot dasar
panggul.
- Timbul rasa ingin mengedan (spt bab) dgn
tanda anus terbuka.
- Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan,
vulva membuka dan perinium meregang.
- Dgn his terpimpin lahirlah kepala diikuti
oleh seluruh badan janin.
- Pada primi 1,5 – 2 jam
- Pada multi ½ - 1 jam
Ns. Mera D, S.Kep
Kala III ( Pengeluaran Uri )
- Setelah bayi lahir kontraksi rahim istirahat
sebentar.
- Uterus teraba keras dgn FU setinggi pusat dan
berisi plasenta yg menjadi lebih tebal 2 x
sebelumnya.
- Bbrp saat kemudian timbul his pelepasan dan
pengeluaran uri.
- Dalam waktu 5 – 10 mnt seluruh plasenta terlepas,
terdorong kedalam vagina dan akan lahir spontan
atau dgn sedikit dorongan dari atas simpisis atau
FU.
- Seluruh proses biasanya berlangsung 5 – 30 mnt
setelah bayi lahir.
- Pengeluaran plasenta disertai dgn pengeluaran
darah kira – kira 100 – 200 cc.
Kala IV
Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah
bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu
terutama terhadap bahaya perdarahan
postpartum

Ns. Mera D, S.Kep


KALA 4 :
OBSERVASI PASCA PERSALINAN
Sampai dengan 1 jam postpartum, dilakukan
observasi
7 pokok penting yang harus diperhatikan pada kala
4:
1) Kontraksi uterus harus baik,
2) Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat
genital lain,
3) Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir
lengkap,
4) Kandung kencing harus kosong,
5) Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak
ada hematoma,
6) Resume keadaan umum bayi, dan
7) Resume keadaan umum ibu.

Ns. Mera D, S.Kep


Mekanisme persalinan
1. Engagement.
Ketika diameter kepala bisa melewati lubang
pelvis, kepala akan memasuki PAP,pada
kebanyakan wanita primipara hal ini terjadi
sebelum fase akhir persalinan krn otot – otot
abd yg kencang/kuat mendorong bgn dlm
pelvis. Pada multipara otot – otot abd lebih
lentur / rileks, kepala seringkali bergerak keatas
pinggir pelvis sampai persalinan benar – benar
terjadi.
2. Descent / turunnya kepala.
Proses turunnya kepala akan progresif, bagian -
bagian terdepan bayi sdh memsuki pelvis. Proses
ini tergantung pd 3 kekuatan :
a. Tekanan air ketuban.
b. Tekanan yg langsung dari kontraksi uterus thd
fetus.
c. Kontraksi otot – otot abd dan diafragma ibu
pada tahapkedua persalinan.
Tingkatan descent tergantung pada keadaan
bagian depan bayi.
Kecepatan turunnya kepala meningkat,pada tahap
kedua persalinan.
Perkembangan turunnya bagian terdepan bayi dpt
diamati dgn palpasi ( tindakan leopold dan
pemeriksaan vagina sampai bagian terdepan bayi
benar – benar bisa dilihat pada introitus.
3. Fleksi.
Dgn majunya kepala biasanya fleksi juga
bertambah hingga ubun-ubun kecil jelas lebih
rendah dari ubun-ubun besar.
Keuntungan dari bertambahnya fleksi, ukuran
kepala lebih kecil melalui jalan lahir ( diameter
suboccipito bregmantika 9,5 cm,
diametersuboccipito frontalis 11cm ).
Fleksi ini disebabkan krn janin didorong maju dan
sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir PAP,
serviks, dinding panggul atau dasar panggul.
4. Rotasi paksi dalam
Yaitu Putaran dari bagian depan sedemikian rupa,
shg bagian terendah dari bgn depan memutar
kedepan kebawah simpisis.
Rotasi paksi dalam mutlak perlu untuk kelahiran
kepala krn putaran paksi merupakan suatu usaha
untuk menyesuaikan posisi kepala dgn bentuk
jalan lahir, khususnya bentuk bidang tengah dan
PBP.

Ns. Mera D, S.Kep


Sebab – sebab putaran paksi dalam
1. Pada letak fleksi, bgn belakang kepala
merupakan bgn terendah dari kepala.
2. Bagian terendah dari kepala janin mencari
tahanan yg lebih sedikit terdapat sebelah depan
atas dimana terdapat hiatus genitalis antara m.
levator kiri dan kanan.
3. Ukuran terbesar dari bidang tengah penggul
ialah diameter anteroposterior.
5. Ekstensi
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai
diatas panggul terjadilah ekstensi yaitu defleksi
dari kepala. Hal ini disebabkan oleh karena
sumbu jalan lahir pada PBP mengarah kedepan
dan atas shg kepala harus mengadakan ekstensi
untuk melaluinya, bila tidak kepala akan tertekan
pada perinium dan menembusnya.
Pada kepala bekerja 2 kekuatan
1. Kekuatan yg mendesak kebawah
2. Kekuatan yg disebabkan tahanan dasar
panggul yg menolaknya keatas.
Setelah sub occiput tertahan pd pinggir
bawah simpisismaka yg dapat maju krn
kekuatan tersebut diatas bahagian yg
berhadapan dgn sub occiput, maka
lahirlah berturut – turut pada pinggir atas
perineum ubun – ubun besar, dahi,
hidung, mulut dan akhirnya dagu dgn
gerakan eksternal.
Sub occiput yg menjadi pusat pemutaran
disebut hypomochlion
6. Rotasi paksi luar
Setelah kepala lahir maka kepala anak
memutar kembali kearah punggung anak
untuk menghilangkan torsi pada leher yg
terjadi krn putaran paksi dalam. Gerakan
ini disebut restitusi.
Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga
belakang kepala berhadapan dgn tuber
ischiadicum kiri/kanan.
Gerakan yg terakhir ini adalah putaran paksi
luar yg sebenarnya yg disebabkan krn
ukuran bahu menempatkan diri dlm
diameter anteroposterior.
7. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai
bawah sympisis dan menjadi hypomochlion utk
kelahiran bahu belakang, kemudian bahu depan
menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak
lahir searah dgn paksi jalan lahir.
Faktor – faktor esensial dalam proses persalinan
meliputi

- Passageway ( pelvik ibu )

- Passenger ( janin dan plasenta )

- Presentasi dan posisi ibu

- Power
Hal – hal yg perlu diketahui pada mekanisme
persalinan
1. Perubahan pada uterus dan jalan lahir dlm
persalinan.
2. Perubahan bentuk rahim
3. Faal ligamentum rotundum dlm persalinan
4. Perubahan pada servik
5. Perubahan pada vagina dan dasar panggul.
Asuhan keperawatan intranatal
1.Pengumpulan data
a. Kontraksi: mulai, frekwensi, lamanya.
b. Show/perdarahan: kapan dan jumlahnya
c. Membran amnion: letak/ruptur dan
kapan terjadinya.
d. Tanggal perkiraan partus
e. Golongan darah.
f. Riwayat kehamilan dan persalinan (G…
P…A…)
g. Riwayat alergi
h. Dokter yg akan merawat dan rencana
pemberian ASI pada bayinya dll.
2. Pemeriksaan fisik (sbg dasar askep) meliputi:
a. TTV : TD lebih dari 140/90 mmHg mungkin
tanda preeklamsi, suhu tubuh meningkat
menandakan infeksi/dehidrasi, nadi dan syaraf
meningkat menandakan infeksi, stress dan
dehidrasi.
b. Kontraksi uterus: dihitung durasi, frekwensi dan
kekuatan kontraksi dari pasien masuk sampai
dgn melahirkan .

Ns. Mera D, S.Kep


c. Inspeksi dan palpasi abdomen

- inspeksi: melihat ukuran secara umum bentuknya


serta gerakan janin

- Palpasi: meraba bgn- bgn janin melalui uterus


dan dinding abd utk mengetahui derajat
pendataran,letak, sikap, aktifitas dan bahkan bgn
presentasi.

Ns. Mera D, S.Kep


Standar palpasi abd dgn menggunakan manufer
leopold
1. Leopold I: Palpasi FU utk menentukan bgn apa
yg terletak pada sebelah atas uterus, dan
menentukan tuanya kehamilan.
2. Leopold II: palpasi kearah bawah pada kedua
sisi uterus, lembut berisi panjang dan memapan
menandakan punggung janin, gumpalan kecil
kecil dan dpt bergerak menandakan kaki dan
tangan janin.
3. Leopold III: letakan satu tangan diatas simpisis
pubis dan rasakan bgn presentase, bila kepala
belum turun, maka dpt teraba diatas simpisis.
4. Leopold IV: Berbalik dan menghadap kekaki
pasien, utk membuktikan presentasi kepala,
tekan kebawah pada kedua sisi uterus.
d. Pemeriksaan vagina: dilakukan utk mengkaji 5
faktor :
1. Dilatasi serviks.
2. Status membran amnion
3. Presentasi
4. Posisi
5. Station

Untuk pemeriksaan, pasien berbaring telentang


dgn kepala diberi bantal, lutut fleksi dan
dipisahkan.
e. Denyut jantung janin (DJJ)

Merupakan petunjuk sensitif dari status janin.


Normal DJJ : 120 – 160 x / mnt.

Peningkatan dan penurunan tiba – tiba,


perpanjangan diatas / dibawah normal /
melambat setelah kontraksi menandakan distress
janin.
3. Pemeriksan laboratorium.

Yang diperiksa antara lain:


- Pemeriksaan urin
- Pemeriksaan darah: Hb,rhesus, waktu
pembekuan, hitung jenis leukosit dan kadang –
kadang serologi sifilis.
4. Persiapan area perineal
- Perinium adalah spasium antara vagina dan anus
( area umum dari pubis keatas mencakup kulit
sekitar anus )
Tujuan persiapan: Untuk memberikan lapangan
aseptik dgn waktu melahirkan dgn membuang
bakteri yg terkumpul dirambut pubis, caranya:
- Periprep: menyabuni dan mencukur s/d rambut
pubis.
- Miniprep: menyabuni dan mencukur tapi tidak
termasuk rambut pubis.
5. Enema : tujuan : utk mencegah
kontaminasi pada fase ekspulsif bila
terdapat feses diusus sebelah bawah.
Kontraindikasi: pada persalinan prematur /
perdarahan.
6. Induksi : mengawali / menstimulasi
persalinan, dilakukan dgn alasan medis,
bedah dan pribadi, caranya amniotomi
dan memberikan obat – obatan.
7. Amniotomi : dilakukan bila serviks telah
melunak, telah terbuka sebagian, agak
berdilatasi dan bila bgn presentasi telah
turun.
Ns. Mera D, S.Kep
ASSALAMUALAIKUM, WR. WB

Anda mungkin juga menyukai