SYSTEM”
DEVY EFRITA (1504015101)
DEVIA HASNA K (1504015099)
DEWI AYU MUSTIKA SARI (1504015103)
DIMAS YOGA PRATAMA (1504015113)
DINDA ESA BUDIARTI (1504015116)
DINITIA AZ ZAHRA (1504015118)
Pendahuluan
3. Blood-Tumor Barrier
Pengiriman obat intrakranial bahkan lebih menantang ketika target adalah
tumor CNS. Berbagai hambatan fisiologis pada tumor di CNS menghambat
pengiriman obat menuju target tumor.
Pendekatan Dalam Pengiriman Obat CNS
A. TEKNIK INVANSIF
1. Intracerebral implant
Agen terapi yang mengandung matriks polimer
biodegradabel atau reservoir. Pendekatan ini dapat
digunakan dengan implan slow realease atau koloni
stem sel.
Kekurangan :
Setiap implan padat akan merusak jaringan otak
sekitar implan atau sepanjang kateter penghantarnya
Keuntungan :
Penggunaan jangka panjang.
A. TEKNIK INVANSIF
2. Intraventricular infusion
Salah satu metode yang digunakan untuk menghindari
sawar darah otak adalah langsung menyuntikan obat, baik ke
parenkim otak atau intraventricular ke cairan otak.
Kerugian : sediaan injeksi yang langsung masuk ke parenkim
akan merusak otak dengan kerusakan bahkan lebih besar dari
volume yang diinjeksikan.
3. Gangguan BBB
Tujuan : untuk memecah penghalang sementara dengan menyuntikkan
larutan gula (manitol) ke dalam arteri di leher, sehingga membuka
persimpangan yang ada pada sawar darah otak.
Kekurangan :
Menyebabkan beberapa efek samping yang tidak diinginkan
pada manusia, termasuk stress fisiologis
Pengiriman yang tidak diinginkan dari agen antikanker untuk
jaringan otak normal.
Teknik ini membutuhkan keahlian
Metode ini untuk mengakibatkan infeksi dan kerusakan BBB
B. TEKNIK NON-INVANSIF
1. Secara Kimia
Tujuan : meningkatkan beberapa sifat fisikokimia yang kurang seperti
permeabilitas membran atau kelarutan.
Kerugian:
selektivitas jaringan yang buruk terhadap beberapa molekul obat
seperti jaringan BBB.
B. TEKNIK NON-INVANSIF
2. Metode Biologis
Pendekatan biologis dari pemberian obat CNS terkait
fisiologis dan anatomi transportasi BBB.
3.Metode Koloid
Secara umum, pengantar obat koloid termasuk misel,
emulsi, liposom dan nanopartikel. Tujuan menggunakan
metode koloid umumnya, untuk meningkatkan spesifisitas
terhadap sel atau jaringan, untuk meningkatkan
bioavailabilitas obat dengan meningkatkan difusi melalui
membran biologis atau untuk melindungi terhadap
inaktivasi enzim.
Keuntungan metode koloid :
Meningkatkan spesifisitas terhadap sel atau jaringan
Meningkatkan bioavailabilitas obat dengan
meningkatkan difusi melalui membran biologis
Melindungi obat terhadap inaktivasi enzim. Sistem
koloid memungkinkan akses obat non-invasif
melintasi BBB dengan menutupi karakteristik
fisikokimia mereka melalui enkapsulasi dalam
sistem ini.
METODE KOLOID
Liposom
Liposom adalah vesikel kecil (biasanya berukuran
submikron) yang terdiri dari satu atau lebih bilayers
konsentris fosfolipid dipisahkan oleh kompartemen berair.
Membran biasanya terbuat dari fosfolipid, yang
merupakan molekul yang memiliki kelompok kepala dan
kelompok ekor. Dimana bagian Kepala tertarik pada air, dan
ekor yang terbuat dari rantai hidrokarbon yang panjang, yang
ditolak oleh air. Struktur gabungan fosfolipid membentuk
sebuah bilayer. Struktur bilayer adalah liposom. Struktur
monolayer disebut misel. Liposom berukuran 400 nm dan
dapat menembus lapisan Sawar darah otak yang kemudian
melepaskan zat aktif dan terpenetrasi di otak.
METODE KOLOID
Nanopartikel
Selain liposom,terdapat pula nanopartikel yang
berukuran kurang lebih 5-200 nm. Umumnya nanopartikel
berbasis dihidrofobik polimer, memberikan afinitas untuk
folikel terkait epitel dan juga enterositosit. Polimer
bermuatan negatif nanopartikel menunjukkan sifat
bioadhesive kuat dan diserap oleh enterosit. Dalam
sirkulasi sistemik diperlukan nanopartikel yang
dimodifiksi untuk mencegah fagositosit. Polimer ini
dilapisi nanopartikel hidrofilik digunakan untuk mengatasi
barrier SSP. Polimer hidrofilik yang biasa digunakan
adalah PEG (Polietilenglikol). Ini adalah polimer non
ionik dan biokompatibilitasnya baik.
Keuntungan dan kerugian nanopartikel
Keuntungan Kerugian
Daya dukung terhadap obat Biaya pembuatan sangat tinggi
Intranasal delivery
Neuron penciuman menembus lapisan cribform
dan dikelilingi dengan membran arachnoid yang berisi
cairan otak antara syaraf dan membran. Membran ini
kemudian berakhir secara terbuka dengan sensor
penciuman, yang menembus melalui mukosa. Cairan
otak yang ada dalam arachnoid akan mengalir dalam
lamina propia ke sistem limfatik lokal. Obat yang
diberikan akan dihirup, diambil oleh saraf penciuman
dan diangkut dalam cairan sitoplasma retrograde
aksonal kembali ke SSP.
C. RUTE ALTERNATIF
• Iontophoretic delivery
Penggunaan iontophoresis sebagai adjuvant
untuk pengiriman obat CNS. Iontophoresis
merupakan metode molekul obat terionisasi ke dalam
jaringan melalui arus listrik.