PENDAHULUAN
Deteksi dini merupakan suatu upaya
pencegahan penularan baru dan upaya
untuk melakukan upaya – upaya lanjut
bagi yg terinfeksi
DETEKSI DINI HEPATITIS B & C
Pasien bedah
umum/tindakan Bayi dari
Hemodialisis Ibu Hep C
gigi Ibu
Hamil
ODHA
Petugas Kes
POPULASI
Penderita BERISIKO
IMS DDHBC Mahasiswa
Kesehatan
Keluarga
penderita
Hepatitis WPS
WBP
Napza
LSL/Gay Waria Suntik
TAHAPAN PELAKSANAAN
Tim Pelaksana Deteksi Dini :
Dokter Puskes
Petugas KIA
Petugas pengambil darah
Petugas KT HIV
TAHAPAN PELAKSANAAN
Pelaksanaan Deteksi dini:
Untuk Bumil dilakukan untuk Hep B, HIV dan Syphilis; saat
bumil datang untuk memeriksakan kandungan; diberikan
konseling lalu ditawarkan untuk dilakukan deteksi dini hep B,
Sifilis dan HIV (bagi puskesmas yg sdh melakukan Konseling
dan Tes HIV, maka bumil yg datang untuk melakukan KT HIV
sekaligus ditawarkan untuk det dini Hep B)
Untuk populasi berisiko (B dan atau C) dipilih yg paling
beresiko
Apabila bersedia maka ttd persetujuan, konseling,
diwawancara utk pengisian kuesioner
Lalu dilakukan pengambilan darah, dan dilakukan
pemeriksaan di puskes/faskes, apabila positif dirujuk di
RS yg mampu ttl Hepatitis untuk pemeriksaan lanjutan,
TAHAPAN PELAKSANAAN
Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan:
Bumil pada kunjungan berikutnya perlu diinformasikan
dg baik ttg hasil pemeriksaan tsb.
Bayi yg dilahirkan dari ibu dg HBSAg Pos HARUS
diberikan HBIG dan HBO segera setelah bayi lahir < 24
jam, pada saat bayi berumur 9 – 12 bulan perlu dilakukan
pemeriksaan kembali status HBSAg bayi tsb
Bumil, nakes dan Risti pos (konfirmasi) perlu
pemeriksaan lanjutan; perlu diidentifikasi RS yg mampu
melakukan Tatalaksana Hepatitis Virus
negatif dianjurkan untuk dilakukan imunisasi
TAHAPAN PELAKSANAAN
BIMTEK
Pencatatan dan Pelaporan
Perlu disiapkan RR dg baik, dg kode yg dapat dikaitkan
antara kuesioner, bayi, HIV dan Hep dan tindak lanjut hasil
pemeriksaan tsb
Bahwa dalam deteksi dini ini paket data adalah data yg
didapat dari kuesioner, dan darah
PELAKSANAAN DETEKSI DINI HEPATITIS B & C
A. DDHBC aktif
B. DDHBC pasif
KUNJUNGAN LAPANGAN
(Di Ruangan yang Bisa Digunakan Untuk Konseling)
Tawarkan Pemeriksaan Hepatitis B, HIV dan Syphilis
TINDAK LANJUT
1. Bila hasil konfirmasi hepatitis B reaktif, pasien dirujuk ke rumah sakit rujukan untuk penanganan lebih lanjut.
2. Penanganan selanjutnya sesuai SOP rumah sakit rujukan.
3. Pembiayaan menggunakan BPJS/asuransi lainnya atau mandiri.
4. Hasil pemeriksaan, penanganan dan rekomendasi tim ahli di rumah sakit rujukan dikirim ke puskesmas yang merujuk untuk umpan balik (feedback).
5. Bila hasil pemeriksaan hepatitis B non-reaktif, maka ibu hamil tersebut dianjurkan pemeriksaan anti-HBs untuk mengetahui ada tidaknya antibodi.
6. Bila hasil pemeriksaan HBsAg dan anti-HBs non-reakif, maka dianjurkan vaksinasi hepatitis B sebanyak 3 kali, dan diberikan penyuluhan (KIE).
7. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang hepatitis B reaktif, diberikan HBIg, vitamin K, dan vaksinasi HB 0 kurang dari 24 jam setelah kelahiran, dan vaksinasi hepatitis B
berikutnya sesuai program imunisasi nasional.
8. Setelah bayi berusia di atas 9 bulan, dilakukan pemeriksaan HBsAg dan anti-HBs.
9. Bayi yang dilahirkan dari ibu dengan hepatitis non-reaktif, diberikan vitamin K dan HB 0 kurang 24 jam setelah kelahiran dan vaksinasi hepatitis B berikutnya
sesuai program imunisasi nasional.
10. Tindak lanjut hasil pemeriksaan HIV dan syphilis sesuai ketentuan Kementerian Kesehatan RI (Subdit AIDS dan PMS, Direktorat P2ML, Ditjen PP dan PLP).
ALUR DETEKSI DINI AKTIF - HEPATITIS B&C PADA POP RISTI
KUNJUNGAN LAPANGAN
(tersedia ruangan yang bisa digunakan untuk konseling)
Tawarkan Pemeriksaan Hepatitis B dan atau C, HIV dan Syphilis
LABORATORIUM PUSKESMAS
1. Data Dicatat dalam Form 10B dan 10F NON REAKTIF KONSELING
2. Pemeriksaan Hepatitis B dan atau C, HIV dan Syphilis
TINDAK LANJUT
1. Bila hasil konfirmasi hepatitis B atau C reaktif, pasien dirujuk ke rumah sakit yang mampu melakukan
tatalaksana untuk penanganan lebih lanjut.
2. Penanganan selanjutnya sesuai SOP rumah sakit .
3. Pembiayaan menggunakan BPJS/asuransi lainnya atau mandiri.
4. Hasil pemeriksaan, penanganan dan rekomendasi tim ahli di rumah sakit rujukan dikirim ke puskesmas
yang merujuk untuk umpan balik (feedback).
5. RISTI hamil spt pada DDHB bumil
6. Tindak lanjut hasil pemeriksaan HIV dan syphilis sesuai ketentuan Kementerian Kesehatan RI (Subdit
AIDS dan PMS, Direktorat P2ML, Ditjen PP dan PLP).
ALUR DETEKSI DINI PASIF – HEPATITIS B, HIV&SYPHILIS PADA BUMIL
ALUR DETEKSI DINI PASIP – HEPATITIS B&C PADA RISTI
DETEKSI DINI HEPATITIS B DAN C (DDHBC)
DDHB Pada Bumil:
Reaktif bayi yg dilahirkan diberikan HBIG dan HBO
<24 jam setelah kelahirannya; Pada ibunya dirujuk untuk
pemeriksaan lanjutan
Non reaktifditawarkan untuk imunisasi mandiri setelah
melakukan pemeriksaan anti HBS
DDHB pada kelompok lainnya:
Reaktif dirujuk untuk pem lanjutan
Non reaktif ditawarkan untuk imunissai mandiri, stlh
melakukan pemeriksaan anti HBS
DDHC reaktif dirujuk
KOMUNIKASI, INFORMASI & EDUKASI (KIE)
Informasi yang diberikan kepada masyarakat
sebelum pemeriksaan laboratorium (Tes):
• Risiko penularan hepatitis
• Kerahasiaan (tes bersifat rahasia)
• Masy mempunyai hak untuk menolak menjalani
Tes
• Penolakan menjalani Tes, tidak mempengaruhi
layanan selanjutnya
• Beri kesempatan kepada masyarakat/klien untuk
mengajukan pertanyaan kepada petugas.
KEGIATAN DETEKSI DINI HEPATITIS B
PADA BUMIL DALAM ANC TERPADU
Penularan Hepatitis B
Cara Penularan Hepatitis B
Vertikal
Horizontal
SECARA VERTIKAL
Dari ibu pengidap virus Hepatitis B
ke bayi yang dikandung/dilahirkan
DETEKSI
DINI IBU
HAMIL
Bayi IBU Bayi
Ibu
33
D D H B C 2017
DETEKSI DINI HEPATITIS B DAN C
SASARAN SASARAN
PRIORITAS : KELOMPOK BERISIKO :
• Ibu Hamil (Semua Umur Bayi dari ibu dengan Hepatitis B
Kehamilan) Petugas kesehatan
Mahasiswa kesehatan
Dan lainnya (lihat Juknis)
SKEMA LAYANAN
Poli
Pendaftaran Tes Reaktif
KIA/Poli Rujuk
FKTP Hep B Hep
lainnya RS
dan/ C
TERIMA KASIH