KELOMPOK
FASILITATOR : DR. NAWAN, M.KED.TROP
KELOMPOK 5
• Seorang laki-laki berusia 38 tahun
datang ke puskesmas. Dengan
keluhan luka-luka kecil di
kemaluan disertai rasa perih dan
PEMICU :
gatal, setelah berhubungan dengan
“PERIH-PERIH, pekerja seks komersial. 4 bulan
GATAL PLUS yang lalu juga mengalami hal yang
PLUS PLUS” sama setelah 10 hari berhubungan
dengan pekerja seks komersial.
Keluhan juga disertai dengan
demam dan sakit pinggang
KATA KUNCI
Keluhan • Demam
penyerta : • Sakit pinggang
Tn. X 38 th
anamnesis
KU
Kel. Penyerta R. Aktivitas
Luka-luka kecil
Demam Berhubungan
di kemaluan,
Sakit pinggang dengan PSK
gatal dan perih
PF : PP : -
KGB membesar
Lokalis : ulkus kecil inguinalis, lesi multipel,
vesikel di korpus penis, vesikel ditutupi pus
Patologi anatomi DX
Herpes genitalia
PERTANYAAN •
•
Definisi
Etiologi
TERJARING •
•
Epidemiologi
Patofisiologi
• Faktor risiko
• Manifestasi klinis
• Klasifikasi
• Pemeriksaan penunjang
• Komplikasi
• Tatalaksana
• Edukasi
• Prognosis
Aspek mikrobiologi?
Keadaan
• Tampak sakit sedang
umum
Ulkus-ulkus kecil di region ingunalis dan Lesi ulseratif atipikal, tanpa didahului oleh
Lesi multiple
periode vesikular ataupun pustular.
Vesikel di korpus penis dan vesikel ditutupi pus •lesi menonjol berbatas tegas dan berisi
cairan
•Terjadi oleh karena adanya celah dalam
epidermis/ taut dermoepidermal.
•Vesikel Intraepidermal/Spongiosis
Khas : dinding agak tegang, seperti tetesan
air.
HERPES GENITALIS REKUREN
TABEL
DIAGNOSIS
BANDING
Herpes Genitalia Limfogranuloma Impetigo Vesikobulosa
Venereum
Definisi Merupakan penyakit menular seksual yang Penyakit menular seksual yang Penyakit infeksi piogenik
disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV) disebabkan oleh akut kulit, disebabkan
terutama HSV-2 Chlamydia trachomatis oleh Staphylococcus
serotype L1, L2, L3 aureus
Manifestasi • Primary genital herpes : 1. Stadium dini • Makula eritematosa
Klinis 1. Lesi pada daerah genital atau perianal a. Lesi primer genital : yang dengan cepat
multipel, biasanya bilateral - Akan terjadi lesi primer akan menjadi vesikel,
2. Lesi kutaneus muncul setelah 7-15 hari digenital yang bersifat tidak bula dan bula
berupa papul, menjadi vesikel, menjadi sakit, umumnya bersifat hipopion
pustul, menjadi ulkus, lalu menjadi krusta. solitar, tidak khas,dan cepat • Berisi cairan jernih
3. Lesi pada mukosa atau permukaan yang menghilang (sembuh) tanpa kekuningan berisi
lembab, mengalami ulserasi lebih awal pembentukan jaringan bakteri S.aureus
• First Episode Nonprimary Genital parut dengan halo
Herpes : b. Sindrom inguinal : eritematosa
1. Lesi yang ditemukan lebih sedikit - Kelenjar inguinal • Meninggalkan skuama
2. Biasanya terjadi pada 10-20 hari membesar, nyeri dan anular dengan bagian
• Recurrent Genital Herpes : teraba padat, kemudian tengah eritema
1. Biasanya terbentuk lesi berkelompok yang berkembang menjadi
(koleret), dan cepat
terdiri dari 2-10 lesi peradangan
mengering
2. Lokasinya di bagian lateral dari garis tengah sekitar kelenjar atau
dan hanya terdapat di satu sisi tubuh perilimfadenitis
3. Gejala neurologis prodormal biasanya 2. Stadium lanjut
muncul 1-2 hari sebelum timbul a. Sindrom ano-rektal
lesi, biasanya berupa parestesia (rasa terbak b. Sindrom genital
ar, kesemutan), atau hypesthesia pada
daerah lesi atau di sepanjang perjalanan
nervus sakralis
PATOLOGI
ANATOMI
Sores associated with genital herpes can be small red bumps, blisters or
open sores. Scabs eventually form and the sores heal, but they tend to recur.
At the interface between ulcerated and non-ulcerated areas, multinucleated giant
cells with characteristic homogenous ground-glass intranuclear inclusions of
Herpes virus are seen.
HERPES
GENITALIA
DEFINISI
Lesi yang ditemukan pada tipe ini biasanya lebih sedikit daripada infeksi
primer. Biasanya terjadi selama 10-20 hari. Nyeri dan bengkak pada daerah
inguinal lebih jarang ditemukan daripada infeksi primer.
• Recurrent Genital Herpes
Pada herpes genitalis rekuren biasanya terbentuk lesi berkelompok yang
terdiri dari 2-10 lesi, lokasinya di bagian lateral dari garis tengah dan hanya
terdapat di satu sisi tubuh. Lesi tersebut biasanya timbul 2-3 cm dari lokasi
lesi sebelumnya. Gejala infeksi rekuren selain dapat terjadi di genital dan
perianal, juga dapat terjadi di daerah bokong, paha, dan perut bagian bawah
(disebut juga area “boxer shorts”).
• Lesi yang paling sering ditemukan adalah lesi ulseratif atipikal, tanpa didahului
oleh periode vesikular ataupun pustular. Gejala neurologis prodormal
biasanya muncul 1-2 hari sebelum timbul lesi, biasanya berupa parestesia
(rasa terbakar, kesemutan), atau hypesthesia pada daerah lesi atau di
sepanjang perjalanan nervus sakralis. Gejala sistemik dan pembengkakan
daerah inguinal jarang ditemukan
RISK FACTOR
• Sex (vaginal,oral,anal)
• Contact with the patients
• A herpes sore
• Saliva (if your partner has an oral herpes infection) or
genital secretions (if yourpartner has a genital infection)
• Skin in the oral area, or skin in the genital area
KLASIFIKASI
• Primary Genital Herpes
Infeksi primer berlangsung lebih lama dan lebih berat, kira-kira 3 minggu dan
sering disertai gejala sistemik misalnya demam, malese, dan anoreksia, dan
dapat ditemukan pembengkakan kelenjar getah bening regional, limfadenopati
regional, neuropati regional dan keterlibatan mukosa (cervicitis, uretritis).
Kelainan klinis yang dijumpai berupa vesikel yang berkelompok di atas kulit
yang sembab dan eritematosa, berisi cairan jernih dan kemudian menjadi
seropurulen, dapat menjadi krusta dan kadang-kadang mengalami ulserasi yang
dangkal, biasanya sembuh tanpa sikatriks.
• Initial Nonprimary Genital Herpes
Infeksi terjadi pada orang yang sebelumnya pernah terinfeksi
oleh HSV tipe lain, biasanya orang yang baru saja terinfeksi
HSV-2 sebelumnya seropositif terhadap HSV-1. Pada jenis ini,
manifestasi penyakit secara sistemik jarang terjadi
• Recurrent Genital Herpes
Pada jenis ini, infeksi terjadi untuk kedua kalinya atau berikutnya
oleh tipe virus yang sama. Manifestasi klinis pada herpes genitalis
rekuren biasanya lebih ringan dan lebih singkat dari pada infeksi
pertama, biasanya berlangsung kira-kira 7 sampai 10 hari. Sering
ditemukan gejala prodormal lokal sebelum timbul vesikel berupa
rasa panas, gatal, dan nyeri.
• Subclinical Infection
Sebagian besar infeksi HSV bersifat subklinis, termasuk tipe
primary, nonprimary initial, atau recurrent herpes. Pada herpes
genitalis fase ini berarti pada penderita tidak ditemukan gejala
klinis, tetapi HSV dapat ditemukan dalam keadaan tidak aktif
pada ganglion dorsalis.
PENEGAKAN DIAGNOSIS
1. Tes Tzanck
Ditemukan sel datia berinti banyak dan badan inklusi
intranuclear.
2.Tes serologik IgM dan IgG tipe spesifik
IgM dapat dideteksi setelah 4-7 hari infeksi, puncak setelah 2-4minggu, dan
menetap selama 2-3 bulan, bahkan sampai 9 bulan.
Sedangkan, IgG baru dapat dideteksi setelah 2-3 minggu infeksi, mencapai
puncak setelah 4-6 minggu, dan menetap lama, bahkan dapat seumur hidup.
Antibodi IgM dan IgG hanya memberi gambaran keadaaninfeksi akut atau
kronik dari penyakit herpes genitalis
3. Direct Fluorescent Assay (DFA)
Preparat dari dasar vesikel.
Membutuhkan mikroskop fluorescense.
4. ELISA (enzyme-linked Immunosorbent assay)
5. Biokit HSV-2
6. Western Blot
7. Polymerase Chain Reaction (PCR)
TATALAKSANA DAN
PENCEGAHAN
MEDIKAMETOSA
-MEMBANTU LUKA SEMBUH LEBIH CEPAT SELAMA INFEKSI AWAL
-Idoksuridin. Pada lesi yang dini dapat digunakan obat topikal berupa salap/krim yang mengandung
preparat idoksuridin (stoxil, viruguent, virunguent-P).
- Acyclovir (Zovirax). Analog nukleosida purin sintetik dengan aktivitas terhadap sejumlah
herpesvirus, termasuk herpes simplex dan varicella-zoster.