Anda di halaman 1dari 40

KELOMPOK 3

BANGUNAN DAN SARANA


LABORATORIUM

NAMA KELOMPOK :

•AFIDATUR RAFIKA
•DWI ENJANG
•SOTYA BAGASKARA
•WIDYA RATNA ANGGAENI
Pengertian Bangunan dan Sarana
laboratorium

Bangunan adalah struktur buatan manusia yang terdiri atas


dinding dan atap yang didirikan secara permanen disuatu
tempat. Bangunan juga biasa disebut dengan rumah
dan gedung, yaitu segala sarana, prasarana
atau infrastruktur dalam kebudayaan atau kehidupan manusia
dalam membangun peradabannya.
Sarana laboratorium adalah sarana pelayanan kesehatan yang
melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap
bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis
penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor
yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan
masyarakat.
Standar Ruang Laoratorium

A. Tata ruang dan luas bangunan didasarkan :


 Jenis kegiatan dan beban kerja
 jenis dan ukuran peralatan
 Jumlah karyawan
 Faktor K3
 Kelancaran lalu lintas pengiriman spesimen, pasien
dan pengunjung
B. Struktur Bangunan harus memenuhi persyaratan dasar
keseimbangan, stabilitas, kekuatan , kegunaan ,
penghematan, kesan estetis, keamanan, kesehatan serta
keselamatan.
TUJUAN TATA LETAK
LABORATORIUM
 Tujuan dari tata letak laboratorium sebagai berikut :
a. Mengurangi hambatan dalam upaya melaksanakan suatu
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Memberikan keamanan dan kenyamanan bagi
pengguna/pekerja/operator.
c. Memaksimalkan penggunaan peralatan
d. Memberikan hasil yang maksimal dengan pendanaan
yang minimal
e. Mempermudah pengawasan
INFRASTRUKTUR
LABORATORIUM
 Infrastruktur dalam laboratorium meliputi sarana dan
prasarana ini terdiri dari sarana utama dan pendukung :
1. Sarana utama
Mencangkup lokasi laboratorium, kontruksi bangunan
laboratorium dan sarana lain seperti pintu masuk, jenis
meja, jenis atap, jenis dinding dan lain-lain .
2. Sarana Pendukung
Mencangkup terhadap ketersediaan energy listrik, gas,
air, lemari asam, kipas angin, kotak obat, peralatan
P3K, alat komunikasi dan lain-lain .
Komponen Bangunan

1. Lantai
• Lantai terbuat dari bahan yang kuat , mudah dibersihkan
dan tidak bereaksi dengan bahan kimia , warna terang,
kedap air, permukaan rata dan tidak licin, bagian yang
selalu kontak dengan air dibuat dengan kemiringan yang
cukup kearah saluran pembuangan air limba
• Bagian yang selalu kontak dengan air dibuat dengan
kemiringan yang cukup kearah saluran pembuangan
limbah
• Antara lantai dengan dinding berbentuk lengkung agar
mudah dibersihkan
2. Meja laboratorium terbuat dari bahan yang kuat, kedap air,
permukaan rata, ,mudah dibersihkan dan tidak bereaksi
dengan bahan kimia.
3. Dinding : tembok permanen ,menggunakan cat tidak luntur , warna
terang , permukaannya rata, mudah dibersihkan , tidak tembus
cairan, dan tahan terhadap desinfektan.
4. Pintu : terbuat dari bahan kuat , warna terang, rapat dan tidak mudah
dimasuki serangga atau binatang lainnya
5. Plafon : terbuat dari bahan yang kuat . Tinggi plafon minimal 2,7
meter
E. Tata Ruang
1. Ruang pemeriksaan terpisah dengan ruang administrasi
2. Tersedia APAR disetiap lantai
3. Mengikuti persyaratan K3
4. Tersedia bak cuci tangan dengan air mengalir disetiap ruangan
dekat dengan pintu keluar
LABORATORIUM KLINIK
BANGUNAN LABORATORIUM

Ukuran ruang minimal 3x4 m2, kebutuhan luas ruang disesuaikan dengan
jenis pemeriksaan yang diselenggarakan.

Langit-langit berwarna terang dan mudah dibersihkan

Lantai harus terbuat dari bahan yang tidak licin, tidak berpori,
warna terang, dan mudah dibersihkan serta tahan terhadap bahan kimia
(epoxi, vinyl)

Pintu disarankan memiliki lebar bukaan minimal 100 cm yang terdiri


dari 2 dua daun pintu dengan ukuran 80 cm dan 20 cm

Disarankan disediakan akses langsung (lubang/celah) bagi pasien untuk


memberikan sampel dahak

 Pada area bak cuci disarankan untuk menggunakan pembatas transparan


(contoh: pembatas polikarbonat) untuk menghindari paparan/tampias air cucian
ke area sekitarnya.
PRASARANA LABORATORIUM

 Pencahayaan harus cukup. Pencahayaan alami diperoleh setidaknya


dari jendela. Cahaya dari jendela tidak boleh langsung mengarah ke
meja pemeriksaan dan rak reagen, untuk menghindari terjadinya reaksi
antara reagen dengan sinar matahari yang panas.

 Ruangan harus mempunyai sirkulasi udara yang baik (ventilasi


silang/cross ventilation), sehingga pertukaran udara dari dalam
ruangan dapat mengalir ke luar ruangan.

 Disarankan pada area pengambilan sampel dilengkapi exhauster yang


mengarah keluar bangunan Puskesmas ke area terbuka sehingga
pasien tidak dapat memapar/memajan petugas. Exhauster dipasang
pada ketinggian + 120 cm dari permukaan lantai
 Suhu ruangan tidak boleh panas, dengan sirkulasi udara yang
baik maka disarankan suhu dipertahankan antara 220C s/d 260C
Pengambilan dahak dilakukan di ruangan terbuka yang telah
disiapkan.

 Harus tersedia fasilitas air bersih yang mengalir dan debit air yang
cukup pada bak cuci. Air tersebut harus memenuhi syarat
kesehatan Harus tersedia wadah (tempat sampah) khusus/terpisah
yang dilengkapi dengan penutupnya untuk pembuangan limbah
padat medis infeksius dan non infeksius pada laboratorium.
Pengelolaan (pewadahan, pengangkutan dan pemusnahan) limbah
padat dilakukan sesuai prosedur dan peraturan yang berlaku

 Limbah cair/air buangan dari laboratorium harus diolah pada


sistem/instalasi pengolahan air limbah klinik
Perlengkapan dan peralatan laboratorium klinik

Meja pengambilan sampel darah :Minimal menggunakan meja ½ biro (ukuran 90


x 60 cm); Mempunyai laci.

Loket pendaftaran, penerimaan sampel urin dan dahak, pengambilan hasil

Kursi petugas laboratorium dan kursi pasien: Mempunyai sandaran; Dapat


terbuat dari kayu, besi, dan lain-lain

Bak cuci/sink: Dilengkapi keran untuk mengalirkan air bersih; Ukuran


minimal 40 cm x 40 cm dengan kedalaman bak minimal 30 cm; Dilengkapi
saluran/pipa pembuangan air kotor menuju sistem pengolahan air limbah

Meja Pemeriksaan: Lebar meja adalah 60 cm dengan panjang sesuai dengan


kebutuhan pelayanan yang diselenggarakan; Meja pemeriksaan terbuat/dilapisi
dari bahan tahan panas, tahan zat kimia (seperti teflon/ formika), mudah
dibersihkan, tidak berpori dan berwarna terang; Ada meja khusus untuk
meletakkan alat centrifuge.
Lemari pendingin (refrigerator):Fungsinya adalah untuk menyimpan
reagen dan sampel volume sesuai kebutuhan ; Reagen dan sampel
disimpan dalam lemari pendingin yang terpisah

Lemari alat: Fungsinya untuk menyimpan alat ; Ukuran sekitar p x l x


t = 160 cm x 40 cm x 100 cm; Dapat terbuat dari kayu atau rangka
alumunium dengan rak terbuat dari kaca; Khusus untuk mikroskop
dilengkapi dengan lampu 5 watt.

Rak reagen: Fungsinya adalah untuk menyimpan reagen; Ukuran


sesuai kebutuhan; Dapat terbuat dari kayu dilapisi dengan teflon/
formika atau dapat terbuat dari kaca
BAGIAN LABORATORIUM
KLINIK UMUM
Bagian dari laboratorium klinik sebagai berikut :

1.Mikrobiologi
2.Parasitologi
3.Hematologi
4.Koagulasi
5.Kimia klinik
6.Toksitologi
7.Patologi
8.Imunologi
PERALATAN LABORATORIUM
KLINIK KHUSUS

1.Incubator
2.Inspirator
3.Mikroskop biasa / binokuler
4.Peralatan gelas
5.Petridish diameter 10cm
6.pH meter
7.Refrigerator (lemari es)
8.Speculum
9.Waterbath
BAGIAN LABORATORIUM
MASYARAKAT
1.Botol oksigen
2.Alat soxlet
3.Botol timbang
4.Buret digital
5.Generator arsen
6.Incubator
7.Kalkulator
8.Mikroskop
9.Oven
10.Rak tabung reaksi
11.Pompa vakum
12.Pompa udara
13.Saringan bucher
LABORATORIUM FARMASI
BANGUNAN LABORATORIUM

a. Luas ruang praktik laboratorium harus memenuhi persyaratan 1 orang


peserta didik memerlukan ruang kerja minimal 2,5 m².
b. Bentuk ruang laboratorium sebaiknya bujur sangkar atau mendekati
bujur sangkar atau bisa juga berbentuk persegi panjang. Bentuk
bujur sangkar memungkinkan jarak antara dosen dan peserta didik
dapat lebih dekat sehingga memudahkan kontak antara dosen/
instruktur dan peserta didik.
c. Disediakan ruang kosong antara tembok dan meja kerja sekitar 1.7 m
untuk memudahkan dan mengamankan sirkulasi alat dan peserta didik
di laboratorium.
d. Jarak antara ujung meja yang berdampingan sebaiknya tidak kurang
dari 1.5 m, sehingga peserta didik dapat bergerak leluasa pada waktu
bekerja dan pada waktu pindah atau memindahkan alat (bahan) dari
satu tempat ke tempat lain.
e. Luas ruang harus sebanding dengan banyaknya peserta didik dan jenis
pendidikan.
f. Luas ruang penyimpanan alat dan bahan disesuaikan dengan jenis
alat/bahan yang ada di setiap jenis pendidikan.
g. Fasilitas ruangan disesuaikan dengan kebutuhan teknis masing-masing
laboratorium.
Bangunan menyediakan fasilitas dan aksesbilitas
yang mudah, aman dsb

a. Bentuk/desain laboratorium harus memperhatikan aspek


keselamatan atau keamanan
b. Keadaan ruang harus memungkinkan dosen/instruktur dapat
melihat semua peserta didik yang bekerja di dalam laboratorium
itu tanpa terhalang oleh perabot atau benda-benda lain yang ada
di dalam laboratorium tersebut.
c. Peserta didik harus dapat mengamati demonstrasi/simulasi dari
jarak maksimal 2 m dari meja demonstrasi.
d. Lantai laboratorium tidak boleh licin, harus mudah dibersihkan.
dan tahan terhadap tumpahan bahan-bahan kimia.
e. Alat-alat atau benda-benda yang dipasang di dinding tidak boleh
menonjol sampai ke bagian ruang tempat peserta didik berjalan
dan sirkulasi alat.
f. Tersedianya buku referensi penunjang praktik.
g. Meja praktikum harus tidak tembus air,tahan asam dan
basa(Terbuat dari porselin).
h. Semua yang terlibat dalam kegiatan laboratorium harus
mengetahui letak keran utama gas, keran air, dan saklar
utama listrik
i. Letak alat-alat pemadam kebakaran, seperti tabung
pemadam kebakaran, selimut tahan api, dan pasir untuk
memadamkan api harus mudah dijangkau dan dapat
diketahui oleh semua pengelola laboratorium.
BAGIAN LABORATORIUM
FARMASI
1.Timbangan gram dan anak timbangan
2.Timbangan miligram
3.Timbangan elektrik
4.Mortir dan stamper
5.Batang pengaduk
6.Beaker glass
7.Botol timbang dan kaca arloji
8.Erlemenyer
9.Gelas ukur
10.Kaca corong
11.Cawan penguap
12.Kaca arloji
13.Kertas saring
14.Sendok tanduk
15.Pipet pendek
16.Pengayak serbuk
LABORATORIUM KIMIA
konstruksi bangunan lab. kimia

Pintu, jendela dan ventilasi

Pintu masuk keluar dan emergency. Dimensi dari pintu tersebut


ditentukan sedemikian rupa agar peralatan laboratorium dapat
keluar/masuk dengan mudah

Jendela diperlukan sesuai dengan kebutuhan atau sesuai


dengan yang telah direncanakan semula. Jendela dapat
berfungsi sebagai pintu darurat.

Ventilasi disesuaikan dengan penempatan jendela dan pintu


agar sirkulasi udara dalam ruangan berjalan dengan baik
 Tidak terletak searah dengan arah mata angin Hal ini sangat penting
diperhatikan karena arah mata angin atau arah kemana angin bertiup
akan mempengaruhi aktivitas di ruang laboratorium. Angin dapat
membawa debu, membawa asap dari luar ruangan laboratorium, atau
membawa aroma yang tidak sedap bahkan bahaya dari zat-zat yang
beracun.
 Lantai rata dan tidak licin agar tidak mengganggu aktivitas di dalam
laboratorium.
 Terdapat ventilasi (jendela) yang bisa terbuka lebar dan mengarah
keluar Ventilasi berperan penting untuk menghilangkan rasa
gerah/penat bagi para pengguna laboratorium saat tengah beraktivitas di
dalamnya dan sebagai penetralisir suara di dalam ruangan.
 Lemari untuk menyimpan barang-barang dan menjaga agar peralatan
lab tidak lembab Meja kerja guru dengan ukuran minimal tinggi 90
cm, lebar 100 cm, panjang 120 cm.
 Meja dinding dibuat secara permanen dengan bagian atas terbuat dari
keramik dan bagian bawah dibuat lemari dengan pintu kecil yang
berlubang agar tidak lembab.
 Meja demonstrasi dengan ukuran tinggi meja 90 cm, dengan
panjangnya 190 -200 cm yang dilengkapi dengan listrik dan bak
cuci. Fungsi meja demonstrasi untuk melakukan kegiatan jika guru
mengajar dengan metode demonstrasi.
 Kursi siswa tanpa sandaran dengan tinggi kursi 50 cm agar mudah
dipindahkan dan memungkinkan siswa mudah bergerak.
 Jarak terhadap sumber air Keberadaan sumber air akan sangat
membantu kelancaran kegiatan di laboratorium. Dengan demikian,
para pengguna laboratorium tidak akan merasa kesulitan jika
sewaktu-waktu mereka membutuhkan air atau ingin melakukan
sesuatu yang berhubungan dengan air.
BAGIAN LABORATORIUM KIMIA

•Erlenmeyer •Pipet volume atau pipet gondok


•Labu destilasi atau volumetrik
•Gelas Beaker •Pipet tetes
•Corong gelas •Pengaduk
•Corong bucher •Tabung reaksi
•Buret •Spatula plastik dan logam
•Corong pisah •Kawat nikrom
•Labu ukur leher panjang •Pipa kapiler atau kaca kapiler
•Gelas ukur •Desikator
•Kondensor •Indikator universal
•Filler (karet pengisap) •Gelas arloji
•Pipet ukur
Alat keselamatan kerja di
laboratorium

1) APD (alat pelindung diri) seperti baju praktik, sarung


tangan, masker, alas kaki
2) APAR (Alat pemadam kebakaran) berikut petunjuk
penggunaan
3) Perlengkapan P3K
4) Sarana instalasi pengolahan limbah
Pemeliharaan Dan Penyimpanan Alat Dan
Bahan Habis Pakai

a. Alat-alat yang terbuat dari kaca atau dari bahan yang tidak mudah
mengalami korosi : pembersihan dapat dilakukan dengan
menggunakan deterjen. Alat yang terbuat dari Kaca yang
berlemak atau terkena noda yang sulit hilang dengan deterjen
dapat dibersihkan dengan merendamnya di dalam larutan kalium
bikromat 10% dalam asam sulfat pekat.

b. Alat-alat yang bagian-bagian utamanya terbuat dari logam mudah


mengalami korosi diberi perlindungan dan perlu diperiksa secara
periodik. Alat-alat logam akan lebih aman jika diletakkan
(disimpan) di tempat yang kering, tidak lembab, dan bebas dari
uap yang korosif.

b. Untuk alat-alat yang terbuat dari bahan tahan korosi seperti baja
tahan karat (stainless steel) cukup dijaga dengan
menempatkannya di tempat yang tidak terlalu lembab.
d. Alat-alat yang terbuat dari karet, lateks, plastik dan silikon,
ditempatkan pada suhu kamar terlindung dari debu dan panas.

e. Alat yang terbuat dari kayu dan fiber disimpan pada tempat
yang kering.

f. Ruang pemeliharaan / penyimpanan alat seharusnya ber-AC

g. Peralatan yang sering digunakan sebaiknya disimpan


sedemikian hingga mudah diambil dan dikembalikan. Alat-
alat laboratorium kimia sebagian besar terbuat dari gelas.
Alat-alat seperti ini disimpan berkelompok berdasarkan jenis
alat, seperti tabung reaksi, gelas kimia, labu (seperti
Erlenmeyer dan labu didih), corong, buret dan pipet,
termometer, cawan porselein, dan gelas ukur.
h. Klem, pinset yang terbuat dari logam, dan instrumen yang
memiliki komponen-komponen dari logam yang sangat halus,
seperti alat-alat ukur yang bekerja menggunakan arus listrik
disimpan di tempat terpisah, jauh dari zat-zat kimia, terutama
zat-zat kimia yang korosif. Alat-alat seperti ini harus disimpan
di tempat yang kering dan bebas dari zat atau uap korosif serta
bebas goncangan.

h. Masing-masing tempat penyimpanan alat diberi nama agar


mudah mencari alat yang diperlukan. Pipet dan buret sebaiknya
disimpan dalam keadan berdiri. Oleh karena itu, pipet dan
buret perlu diletakkan pada tempat yang khusus.
Perbedaan dari setiap bangunan dan sarana
laboratorium

- Jenis bangunan dan fasilitas


- Perabot disetiap laboratorium
- Lingkunagan laboratorium
- Mengelolaan alat-alat laboratorium.
- Perencanaan (jumlah dan jenis alat )
- Desain ruang
- Penetapan alat yang telah diidentifikasi
- Mengadministrasikan alat-alat
- Penggunaan alat
- Mengelola bahan pratikum.
- Mengidentifikasi jumlah bahan yang dibutuhkan
- tempat penggunaan dan penyimpanan
- Pengadministrasian alat, bahan, dan personil pengelola.
ATURAN LABORATORIUM

1. Bersihkan tumpahan cairan kimia secepatnya.


2. Dilarang makan maupun minum saat berada di ruang
laboratorium.
3. Dilarang merokok di dalam ruang laboratorium.
4. Jangan berlarian di dalam ruang laboratorium.
5. Jangan meletakkan tas dan barang lainnya di lantai
laboratorium dan di tempat berjalan.
6. Pakai peralatan pelindung diri selama di laboratorium antara lain :

• Kacamata/goggles keselamatan yang estetis dipakai


dan bertangkai. Pilih dan pastikan optik gelas pada kacamata
dalam kondisi baik.
• Jas laboratorium.
• Gunakan pelindung muka pada waktu bekerja untuk bahan yang
mudah meledak dan sangat berbahaya.
• Pakai celana panjang.
• Pakai sepatu tertutup sampai mata kaki
• Masker atau dengan Respirators yang bisa digunakan saat bekerja
dengan gas yang korosif dan beracun.

7. Sarung tangan/Gloves

• Cek bahan dan ketebalannya.Semakin tebal bahan, semakin aman


bagi sarung tangan.
• Sering mengganti sarung tangan, makin baik.
• Jangan memegang/menyentuh gagang pintu, pena telepon saat
masih menggunakan sarung tangan)
8. Selalu menggunakan pipette filler dan hindari kontak langsung dengan
mulut.

9. Tidak menggunakan bekas tempat pengemasan makanan/minuman


untuk menyimpan bahan kimia.

10. Selalu memberi label/keterangan pada tempat penyimpanan bahan


kimia.
11. Jangan bereksperimen diluar Standard Operating Procedure (SOP).
12. Selalu menggunakan indikator aliran ketika menggunakan air
pendingin.
13. Jika listrik padam, air pendingin dan aliran listrik cadangan harus
dipastikan tersedia.

14. Selalu isi buret di bawah level mata

15. Selalu perhatikan kategori bahaya bahan kimia yang dipakai.


TERIMAKASIH

“사랑합니다”..

Anda mungkin juga menyukai