Anda di halaman 1dari 34

MIKROBIOLOGI DAN

PARASITOLOGI DALAM
RESPIRASI

IIS FATIMAWATI, S.KEP,NS.M.KES


Parasitologi

 adalah ilmu yang mempelajari jasad - jasad yang


hidup untuk sementara atau menetap di dalam atau
di permukaan jasad lain dengan maksud untuk
mengambil sebagian atau seluruh kebutuhan
hidupnya dari jasad lain tersebut
 bidang ilmu yang sangat berhuhungan dengan
fenomena-fenomena ketergantungan dari satu
organisme terhadap yang lainnya
Mikrobiologi

 berarti ilmu pengetahuan tentang makhluk hidup


yang kecil atau jasad-jasad renik.
 Istilah lain yang digunakan selain makhluk hidup
yang kecil atau renik ialah mikroorganisme,
mikroba, asal kata : micros = kecil, ba = bio = hidup.
Protista (jasad atau organisme yang serendah-
rendahnya, hanya terdiri dari satu sel (kamus
kedokteran. A. Ramali)
manfaat
 menghasilkan antibiotika.
 Bahan antibiotik dibuat dengan bantuan fungi,
aktinomiset, dan bakteri lain.
 Antibiotik ini merupakan obat yang paling manjur
untuk memerangi infeksi oleh bakteri.
 Beberapa mikroba menghasilkan metabolit
sekunder, yang sangat bermanfaat sebagai obat
untuk mengendalikan berbagai penyakit infeksi.
Sejak dulu dikenal jamur Penicillium yang pertama
kali ditemukan oleh Alexander fleming (1928),
dapat menghasilkan antibiotika penisilin
 Mikroorganisme tidak saja terdapat dan hidup di
lingkungan, akan tetapi juga di tubuh manusia.
 Tubuh manusia tidaklah steril atau bebas dari
mikroorganisme, begitu manusia dilahirkan ia
langsung berhubungan dengan mikroorganisme.
 Mikroorganisme yang secara alamiah terdapat di
tubuh manusia disebut flora normal atau
mikrobiota
Penularan penyakit
 Penyakit menular dapat didefinisikan sebagai
sebuah penyakit yang dapat ditularkan(berpindah
dari orang satu ke orang yang lain, baik secara
langsung maupun perantara).
 Penyakit menular ini ditandai dengan adanya
agent atau penyebab penyakit yang hidup dan
dapat berpindah serta menyerang host atau inang
(penderita).
Penularan penyakit

 Penularan penyakit melalui udara dimaksudkan


adalah cara penularan yang terjadi tanpa kontak
dengan penderita maupun dengan benda yang
terkontaminasi.
 Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula
menular melalui kontak langsung,namun tidak
jarang penyakit yang sebagian besar penularannya
adalah karena mengisap udara yang mengandung
unsur penyebab / mikro-organisme penyebab
JALAN MASUK MIKROORGANISME KE
TUBUH INANG

 Mikroorganisme patogen dapat memasuki tubuh


inang melalui berbagai macam jalan, misalnya
melalui membran mukosa, kulit, ataupun rute
parental. Banyak bakteri dan virus memiliki akses
memasuki tubuh inang melalui membran mukosa
saluran pernafasan, gastrointestinal, saluran
genitourinari, konjungtiva, serta membran penting
yang menutupi bola mata dan kelopak mata.
Droplet
 Penularan penyakit melalui udara dapat terjadi
dalam bentuk droplet atau nukleimaupun dalam
bentuk dust.
 Droplet nuklei yang keluar melalui mulut atau
hidung baik waktu batuk atau bersin maupun
waktu bicara atau bernapas, mempunyai ukuran
yang berbeda-beda.
 Droplet nuklei merupakan partikel yang sangat
kecil sebagai sisa droplet yang mengering.
 Pembentukannya dapat melalui berbagai cara,
antara lain dengan melalui evaporasi droplet yang
dibatukkan atau yang dibersinkan ke udara.
Saluran pernafasan

 Saluran pernafasan merupakan jalan termudah bagi


mikroorganisme infeksius. Mikroorganisme terhirup
melalui hidung atau mulut dalam bentuk partikel
debu. Penyakit yang muncul umumnya adalah
pneumonia, campak, tuberkulosis, dan cacar air,
influenza.
Penyebab Infeksi Saluran Pernapasan
 Infeksi saluran pernapasan dapat disebabkan oleh
virus, bakteri, atau organisme lain. Infeksi bakteri
sekunder juga dapat terjadi pada penderita infeksi
saluran pernapasan atas maupun bawah.
 Infeksi saluran pernapasan dapat menyebar
melalui udara atau sentuhan. Anda dapat tertular
infeksi ketika menghirup udara yang mengandung
percikan air dari seorang penderita yang bersin
atau batuk.
Penyebab Infeksi Saluran Pernapasan

 Infeksi juga dapat menular bila Anda sebelumnya


menyentuh hidung atau mata lalu menyentuh
permukaan suatu benda, yang mana kemudian
orang lain menyentuh benda tersebut.
 Selain tempat tinggal, penularan infeksi saluran
pernapasan banyak terjadi di fasilitas-fasilitas
umum, seperti di sekolah dan tempat penitipan anak
sehingga tingkat kebersihan di area ini perlu dijaga
sebaik mungkin.
Droplet

 Droplet nuklei juga dapat terbentuk dari aerolisasi


materi-materi penyebab infeksi di dalam laboratorium.
 Karena ukurannya yang sangat kecil, bentuk ini dapat
tetap berada di udara untuk waktuyang cukup lama dan
dapat diisap pada waktu bernapas dan masuk ke alat
pernapasan.
 Dust adalah bentuk partikel dengan berbagai ukuran
sebagai hasil dan resuspensi partikel yang terletak di
lantai, di tempat tidur serta yang tertiup angin bersama
debu lantai/tanah.
 Ukuran besarnya droplet nuklei maupun dust yang
sangat menentukan kemungkinan terjadinya penularan
atau tidak.
Flora Normal Pada Tubuh Manusia

 Flora normal biasanya ditemukan di bagian-bagian


tubuh manusia yang kontak langsung dengan
lingkungan misalnya kulit, hidung, mulut, usus,
saluran urogenital, mata, dan telinga . Organ-organ
dan jaringan biasanya steril
flora normal hidung faring

 Hidung dan Nasofaring (nasopharynx)


 Flora utama hidung terdiri dari korinebakteria,
stafilokokus dan streptokokus. Dalam hulu
kerongkongan hidung, dapat juga dijumpai bakteri
Branhamella catarrhalis (suatu kokus gram negatif)
dan Haemophilus influenzae (suatu batang gram
negatif).
 Pemusnahan flora normal faring dengan penisilin
dosis tinggi dapat menyebabkan over growth:
bakteria negatif Gram seperti Escherichia coli,
Klebsiella, Proteus, Pseudomonas atau jamur.
flora normal Orofaring (oropharinx)

 Orofaring (bagian belakang mulut juga dihuni


sejumlah besar bakteri Staphylococcus aureus dan S.
epidermidis dan juga difteroid.
 Tetapi kelompok bakteri terpenting yang merupakan
penghuni asli orofaring ialah streptokokus hemolitik,
yang juga dinamakanStreptokokus viridans.
 Biakan yang ditumbuhkan dari orofaring juga akan
memperlihatkan adanya Branchamella catarrhalis,
spesies Haemophilus, serta gular-galur
pneumokokus avirulen (Streptococcus pneumonia).
VIRULENSI MIKROORGANISME

 Mikroorganisme patogen memiliki faktor virulensi


yang dapat meningkatkan patogenisitasnya dan
memungkinkannya berkolonisasi atau menginvasi
jaringan inang dan merusak fungsi normal tubuh.
Virulensi menggambarkan kemampuan untuk
menimbulkan penyakit.
ISPA

 Infeksi saluran pernapasan atas atau upper


respiratory tract infections (URI/URTI), yang
meliputi rongga hidung, sinus (rongga berisi udara
yang terdapat di sekitar pipi, hidung dan mata),
faring (terletak di belakang hidung dan mulut), dan
laring (pangkal tenggorokan). Infeksi ini dapat
berakibat kepada penyakit pilek, radang sinus atau
sinusitis, radang amandel atau tonsillitis, radang pita
suara atau laringitis, dan influenza
ISPB

 Infeksi saluran pernapasan bawah atau lower


respiratory tract infections (LRI/LRTI), yang
meliputi trakea (batang tenggorokan), bronkus,
bronkiolus, dan paru-paru. Infeksi ini dapat
berakibat kepada penyakit seperti radang pada
tabung bronkus atau bronkitis, bronkiolitis,
influenza, tuberkulosis dan pneumonia
 Kasus infeksi saluran pernapasan yang paling
umum ditemui pada penderita dewasa maupun
anak-anak adalah pilek. Infeksi saluran
pernapasan dapat menyebar melalui kontak
langsung maupun tidak langsung sehingga penting
untuk mengetahui apa saja penyebab, gejala, dan
penanganan infeksi penyakit ini.
jenis-jenis infeksi saluran pernapasan
 Infeksi saluran pernapasan atas, sebagian besar
kasus ini ditimbulkan akibat infeksi coronavirus
dan rhinovirus.
 Virus lainnya yang dapat berperan pada infeksi
saluran pernapasan atas adalah adenovirus,
coxsackieviruses, myxovirus, dan paramyxovirus
(parainfluenza, respiratory syncytial virus).
 Infeksi saluran pernapasan bawah dapat
disebabkan oleh bakteri dan virus.
jenis-jenis infeksi saluran pernapasan
 Virus yang menyebabkan infeksi saluran
pernapasan adalah jenis virus influenza A, human
metapneumovirus (hMPV), varicella-zoster virus
(VZV) atau cacar air, dan respiratory syncytial
virus (RSV).
 Virus-virus ini merupakan penyebab kasus rawat
inap paling banyak pada penderita anak-anak.
jenis-jenis infeksi saluran pernapasan
 Selain virus, bakteri juga dapat menyebabkan
infeksi pada saluran pernapasan. Beberapa bakteri
itu di antaranya adalah H. influenza, streptococcus
pneumonia, klebsiella pneumonia, staphylococcus
aureus, berbagai bakteri anaerob, dan jenis
enterobacteria seperti Escherichia coli.
 Infeksi bakteri streptococcus pneumonia adalah
bakteri penyumbang sebagian besar kasus
pneumonia pada penderita infeksi saluran
pernapasan. Bakteri Mycobacterium tuberculosis
juga dapat menginfeksi saluran napas bawah dan
menyebabkan penyakit tuberkulosis.
 Organisme yang tidak memiliki klasifikasi juga
dapat menyebabkan infeksi pada saluran
pernapasan, yaitu mycoplasma pneumoniae,
legionella pneumophila, chlamydophila
pneumonia, dan coxiella burnetii.
 Anak-anak pada umumnya sangat rentan terhadap
infeksi saluran pernapasan dan virus lebih
cenderung untuk berdiam di tubuh mereka. Hal ini
dikarenakan sistem kekebalan tubuh anak-anak
yang belum sempurna.
Gejala Infeksi Saluran Pernapasan
 Gejala infeksi saluran pernapasan yang paling
umum adalah batuk. Meski begitu, gejala yang
berbeda juga dapat menyertai masing-masing
infeksi saluran pernapasan, seperti:
 Infeksi saluran pernapasan atas, pada umumnya
memiliki gejala berupa hidung tersumbat, hidung
beringus, bersin-bersin, batuk, nyeri otot, dan sakit
tenggorokan. Gejala lain yang mungkin timbul
adalah hilangnya daya penciuman dan perasa,
tekanan pada telinga, rasa perih ringan pada mata,
dan demam.
Gejala Infeksi Saluran Pernapasan
 Infeksi saluran pernapasan bawah, dapat memiliki
gejala berupa batuk berdahak, meningkatnya ritme
pernapasan, napas yang tersengal-sengal atau sesak
napas, sesak pada dada, dan mengi. Gejala lain yang
mungkin timbul adalah demam yang berulang,
kesulitan makan, dan kurang tidur pada bayi dan anak-
anak.
 Gejala lain yang perlu diwaspadai adalah batuk yang
berlangsung hingga berminggu-minggu, timbul rasa
sakit pada dada, kehilangan berat badan, hingga batuk
berdarah yang bisa menjadi penyebab paru-paru basah
atau pneumonia. Segera temui dokter untuk
memastikan diagnosis serta penanganan medis.
Diagnosis Infeksi Saluran Pernapasan
 Selain memerhatikan gejala-gejala yang muncul, seperti
demam, diagnosis infeksi saluran pernapasan dapat
dilakukan dengan cara memeriksa dan mengamati kondisi
fisik penderita.
 Dokter mungkin akan mengukur dan memantau level
oksigen dalam darah, atau melakukan pulse oximetry.
 Metode ini berguna untuk mengetahui apakah seseorang
memiliki gangguan pernapasan dengan melihat tingkat
jenuh oksigen. Misalnya pada kondisi pneumonia, tingkat
jenuh oksigen dapat mencapai 95 persen atau kurang.
 Dokter juga akan mengamati dan menghitung tingkat
pernapasan menurut usia, pergerakan dada saat bernapas,
atau tes tuberkulin pada kulit untuk mengetahui risiko
penyakit tuberkulosis, radiografi dada, tes urine, hingga tes
darah untuk memastikan diagnosis infeksi saluran
pernapasan
PENATALAKSANAAN
 Analgesik
 Antipiretik
 Antitusif
 Antibiotik
 ARV
 OAT
 Inhalans
 Bronkodilator
 Mukolitik
 Oksigen
 Vapour rubs
 Imunisasi
 Istirahat
 etc
Pencegahan Infeksi Saluran
Pernapasan
 Memulai kebiasaan menjaga kebersihan dan kesehatan diri
serta lingkungan sekitar merupakan langkah awal
pencegahan infeksi saluran pernapasan yang efektif.
Kebiasaan seperti mencuci tangan, mengenakan sarung
tangan, dan menggunakan masker dapat membantu
mengurangi penularan penyakit.
 Penderita dapat meminimalkan kontak dengan orang lain
untuk mencegah penyebaran infeksi saluran pernapasan,
terutama pada anak-anak. Gunakan handuk sendiri dan
jangan dipinjamkan kepada orang lain.
 Pemberian vaksin dapat dilakukan pada penderita infeksi
saluran pernapasan bawah yang juga memiliki penyakit
paru-paru atau jantung di saat yang bersamaan. Hentikan
kebiasaan merokok jika Anda seorang perokok karena
dapat meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan pada
anak-anak
Pada keadaan infeksi saluran napas, segera periksa
jika:
 memiliki penyakit jantung, hati, paru-paru, atau ginjal
sebelum terinfeksi penyakit saluran pernapasan.
 mengalami gejala pneumonia seperti batuk berlendir
dengan darah
 penyakit paru-paru jangka panjang (kronis) seperti asma
dan penyakit paru obstruktif kronik.
 menderita bronkiektasis dan fibrosis kistik
 memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah atau
kehilangan berat badan,
 memiliki kondisi yang memengaruhi sistem saraf seperti
multiple sclerosis
 batuk yang telah berlangsung selama lebih dari tiga minggu
 terdapat nyeri dada
 terdapat benjolan di leher
Komplikasi Infeksi Saluran
Pernapasan
 Infeksi saluran pernapasan yang tidak segera
ditangani dapat menimbulkan komplikasi atau
memicu timbulnya infeksi bakteri sekunder pada
saluran pernapasan bawah.
 Pada penderita anak-anak, infeksi saluran
pernapasan atas dapat berkembang menjadi
radang paru-paru, bronkitis, dan peradangan pada
laring dan trakea yang membuat anak sulit
bernapas.
 Penyakit asma dapat bertambah parah dan
penderita penyakit paru-paru kronis berisiko
menjadi lebih sulit untuk ditangani.
Komplikasi Infeksi Saluran Pernapasan

 Infeksi saluran pernapasan bawah harus ditangani


hingga tuntas demi menghindari timbulnya
komplikasi, seperti abses paru, kegagalan
pernapasan, hipoksia, hingga kematian pada
penderita.
 Segera konsul jika Anda memiliki sejarah penyakit
gagal jantung atau sedang dalam pengobatan untuk
penyakit lain di saat yang sama
vaksin

 Pemberian vaksin dapat dilakukan pada penderita


infeksi saluran pernapasan.
 Hentikan kebiasaan merokok jika Anda seorang
perokok karena dapat meningkatkan risiko infeksi
saluran pernapasan pada anak-anak

Anda mungkin juga menyukai