Tentang Ali Sastroamidjojo II Disusun Oleh: • Alven • Joycelin • Vino Mareta • Sindy
Kelas: XII IPS A
Tahun Pelajaran 2018/2019 • Latar Belakang Sebelum Republik Indonesia Serikat dinyatakan bubar, pada saat itu terjadi demo besar-besaran menuntut pembuatan suatu Negara Kesatuan . Maka, melalui perjanjian tiga dihasilkan perjanjian pembentukan Negara Kesatuan pada tanggal 17 Agustus 1950. negara bagian, Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur dan Negara Sumatera Timur Sejak 17 Agustus 1950, Negara Indonesia diperintah dengan menggunakan Undang-Undang Dasar sementara Republik Indonesia 1950 yang menganut sistem kabinet Parlementer di Indonesia. Kemudian munculah pergantian Perdana Menteri selama 7 kali dan hal tersebut sangat mempengaruhi perpolitikan di Indonesia. • Program Kerja Kabinet Ali Sastroamijoyo II dilantik pada Program kabinet ini disebut Rencana tanggal 24 Maret 1955. Program kerja Pembangunan Lima Tahun yang memuat Kabinet Ali Sastroamijoyo II adalah program jangka panjang, sebagai berikut : sebagai berikut: 1.Perjuangan pengembalian Irian Barat • Merencanakan dan 2.Pembentukan daerah-daerah otonomi dan melaksanakan Pembangunan Lima Tahun. mempercepat terbentuknya anggota-anggota DPRD. • Mengembalikan Irian Barat ke pangkuan Republik Indonesia. 3.Perbaikan nasib Mengusahakan kaum buruh dan pegawai. • Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif. 4.Menyehatkan perimbangan keuangan negara. 5. Mewujudkan perubahan ekonomi kolonial Program pokok Kabinet Ali Sastroamijoyo II menjadi ekonomi nasional berdasarkan antara lain sebagai berikut: kepentingan rakyat. • Pembatalan KMB. • Perjuangan mengembalikan Irian Barat ke pangkuan Reupblik Indonesia. • Pemulihan keamanan dan ketertiban pembangunan ekonomi, keuangan, industri, perhubungan, pendidikan, serta pertanian. • Melaksanakan keputusan Konferensi Asia Afrika. Beberapa kemajuan yang berhasil dicapai Berbagai dewan daerah tersebut Kabinet Ali Sastroamijoyo II, antara lain menyatakan memisahkan diri dari kekuasaan sebagai berikut : Republik Indonesia dan mengambil alih • Dibangunnya Pabrik Semen Gresik. kekuasaan atas pemerintah daerah mereka • Dikeluarkannya UU No. 1 Tahun 1957 masing-masing. Di samping itu, Masyumi juga tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah. menyatakan keluar dari Kabinet Ali Sastroamijoyo II dengan menarik menteri Pada masa pemerintah Kabinet Ali menterinya. Masalah yang dihadapi Sastroamijoyo II timbul pergolak yang kabinet Ali Satroamijoyo II adalah pergolakan dilancarkan para dewan daerah. Mereka di daerah yang semakin menguat, seperti menentang pemerintah karena pemerintah pembentukan dewan militer di Sumatera dan dinilai tidak berhasil dalam meningkatkan Sulawesi. Dalam kabinet sendiri timbul ekonomi. perpecahan antara Masyumi dan Adapun beberapa dewan daerah yang PNI. Masyumi menghendaki agar Ali memberontak tersebut antara lain sebagai berikut Satroamijoyo menyerahkan mandatnya sesuai : dengan tuntutan daerah, tetapi dari PNI • Dewan Banteng di bawah pimpinan berpendapat bahwa mengembalikan mandat Kolonel Achmad Hussein. berarti meninggalkan asas demokrasi dan • Dewan Gajah di bawah pimpinan Kolonel parlementer. Posisi Kabinet Ali melemah Simbolon. setelah pada bulan Januari 1957 Masyumi • Dewan Garuda di bawah Letnan Kolonel menarik menteri-menterinya dari kabinet. Barlian. Akhirnya pada tanggal 14 Maret 1957, Ali • Permesta di bawah Letnan Kolonel Ventje terpaksa menyerahkan mandatnya kepada Sumual. presiden. Kendala/ Masalah yang dihadapi • Berkobarnya semangat anti Cina di masyarakat. • Muncul pergolakan/kekacauan di daerah yang semakin menguat dan mengarah pada gerakan sparatisme dengan pembentukan dewan militer seperti Dewan Banteng di Sumatera Tengah,Dewan Gajah di Sumatera Utara, Dewan Garuda di Sumatra Selatan, Dewan Lambung Mangkurat di Kalimantan Selatan, dan Dewan Manguni di Sulawesi Utara. • Memuncaknya krisis di berbagai daerah karena pemerintah pusat dianggap mengabaikan pembangunan di daerahnya. • Pembatalan KMB oleh presiden menimbulkan masalah baru khususnya mengenai nasib modal pengusaha Belanda di Indonesia. Banyak pengusaha Belanda yang menjual perusahaannya pada orang Cina karena memang merekalah yang kuat ekonominya. Muncullah peraturan yang dapat melindungi pengusaha nasional. • Timbulnya perpecahan antara Masyumi dan PNI. Masyumi menghendaki agar Ali Sastroamijoyo menyerahkan mandatnya sesuai tuntutan daerah, sedangkan PNI berpendapat bahwa mengembalikan mandat berarti meninggalkan asas Demokrasi dan parlementer. Hasil :Mendapat dukungan penuh dari presiden dan dianggap sebagai titik tolak dari periode planning and investment, hasilnya adalah Pembatalan seluruh perjanjian KMB pada tanggal 3 Mei 1956.
Berakhirnya kekuasaan kabinet :Mundurnya sejumlah menteri dari
Masyumi (Januari 1957), membuat kabinet hasil Pemilu I ini jatuh dan menyerahkan mandatnya pada Presiden pada tanggal 14 Maret 1957. Susunan Kabinet Perdana menteri : Ali Sastroamidjojo Menteri Sosial: Fattah Jasin Wakil Perdana menteri : Mohammad Roem Menteri tenaga kerja: Sabilal Rasjad Idham Chalid Menteri pendidikan dan kebudayaan: Menteri Luar Negeri : Roeslan Abdulgani Sarino Mangunpranoto Menteri dalam negeri : Soenarjo Menteri Kesehatan : Handrianus Sinaga Menteri pertahanan: Ali sastroamidjojo Menteri Agama: Mohammad Iljas Menteri Kehakiman: Muljatno Menteri negara: Rusli Abdul wahid Menteri Penerangan: Soedibjo dahlan ibrahim Menteri Keuangan : Jusuf Wibisono Djuanda Menteri Perekonomian : F.F. Umbas Ketua Mahkamah Agung : Mr.A.Wirjono Menteri Pertanian: Eny Karim Prodjodikoro Menteri Muda Pertanian: Sjech Marhaban Jaksa Agung : soeprapto Menteri Perhubungan: Suchjar Tedjasukmana Ketua dewan pengawas keuangan: Soerasno Menteri Muda Perhubungan: A.S. de Rozari Menteri pekerjaan umum dan tenaga: pangeran Mohammad Nur Menteri agraria : A.A suhardi