Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK TETANUS

AGNES DEVI, MEYSIA ANDARAINI, REZA NOVITA


PENGERTIAN

Tetanus adalah penyakit infeksi yang akut dan kadang fatal


yang disebabkan oleh neurotoksin (tetanospasmin) yang dihasilkan oleh
clostridium tetani, yang sporanya masuk melalui luka.
(kamus kedokteran Dorlan)
ETIOLOGI

Penyakit tetanus disebabkan oleh kuman klostridium tetani. Kuman ini


banyak terdapat dalam kotoran hewan sapi, kuda, dan lain-lain sehingga
luka yang tercemar dengan kotoran hewan sangat berbahaya bila kemasukan
kuman tetanus. Tusukan paku yang berkarat sering juga membawa
clostridium tetani kedalam luka lalu berkembang biak. Bayi yang baru lahir
ketika tali pusarnya dipotong bila alat pemotong yang kurang bersih
dapat juga kemasukan kuman tetanus.
Clostridium tetani

Infeksi
PATOFISIOLOGI
Peningkatan suhu tubuh Eksotoxin

 Saraf tepi
 SSP

Spasme

Sal kemih Pernafasan Sal cerna Neuro muskuler

Gg. eliminasi BAK Konstriksi sal pernafasan Trismus Kekakuan otot

Penumpukan sekret Gg. menelan Gg. komunikasi verbal Gg. aktivitas

Ketidakefektifan bersihan alan Intake kurang


nafas

Gg Nutrisi kurang dari kebut tubuh


MANIFESTASI KLINIS

Gejala awal adalah trismus pada neonatus tidak dapat/sulit menetek, mulut
mencucu. Pada anak besar berupa trismus ( kekakuan otot ). Disertai dengan
kaku kuduk, perut papan. Selanjutnya dapat diikuti kejang apabila dirangsang
atau menjadi makin berat dengan kejang spontan, bahkan pada kasus berat
terjadi status konvulsivus.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Pada tetanus kadar serum 5 – 6 mg/al atau 1,2 – 2,5 mmol/L atau lebih
rendah kadar fosfat dalam serum meningkat.
 Sinar X tulang tampak peningkatan denitas foto rontgen pada jaringan
subkutan atau basas ganglia otak menunjukkan klasifikasi
PENATALAKSANAAN

UMUM •ANTBIOTIKA •ANTITOKSIN


•(PENICILINE) •(HMAN TETANUS
•IM IMUNOGLOBULIN)
•IM
OBAT OBATAN
MERAWAT DAN
MEMBERSIHKAN ISOLASI
LUKA

DIET CUKUP
KALORI DAN OKSIGENASI
PROTEIN

•TETANUS •ANTIKONVULSAN
TOKSOID •(DIAZEPAM
•IM •IM
PENGKAJIAN

Riwayat natal ditanyakan. Siapa


penolong persalinan karena data ini
Riwayat kehamilan prenatal.
akan membantu membedakan
Ditanyakan apakah ibu sudah
persalinan yang bersih/higienis atau
diimunisasi TT.
tidak. Alat pemotong tali pusat,
tempat persalinan

Riwayat postnatal. Ditanyakan cara


perawatan tali pusat, mulai kapan
Riwayat imunisasi tetanus pada anak.
bayi tidak dapat menetek (incubation
Ditanyakan apakah sudah pernah
period). Berapa lama selang waktu
imunisasi DPT/DT atau TT dan kapan
antara gejala tidak dapat menetek
terakhir
dengan gejala kejang yang pertama
(period of onset).
PEMERIKSAAN FISIK

Pada wajah : Risus Pada perut : otot dinding


Sardonikus ekspresi muka perut seperti papan. Kejang
Tubuh lemas, akibat
yang khas akibat kekakuan umum, mula-mula terjadi
kekakuan otot leher, otot
otot-otot mimik, dahi setelah dirangsang lambat
punggung, otot pinggang,
mengkerut, alis terangkat, laun anak jatuh dalam
mata agak menyipit status konvulsius.

Pada awal bayi baru lahir biasanya belum ditemukan gejala dari tetanus, bayi normal dan bisa menetek
dalam 3 hari pertama. Hari berikutnya bayi sukar menetek, mulut “mecucu” seperti mulut ikan. Risus
sardonikus dan kekakuan otot ekstrimitas. Tanda-tanda infeksi tali pusat kotor. Hipoksia dan sianosis
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN
INTERVENSI
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d. meningkatnya sekresi atau produksi
mucus
1. Kaji status pernapasan
2. Fisioterapi Dada
3. Pertahankan kepatenan jalan napas dan bersihkan mulut
4. Miringkan ke samping utk drainage
5. Pemberian oksigen sesuai program

Risiko Injury b.d aktivitas kejang


1. Pasang pengaman tempat tidur
2. Tempatkan anak pd tempat tidur atau pengalas yg lembut
3. Hindari hal” yg dpt meningkatkan rangsangan kejang,suara,sinar yg terang,sentuhan”
4. Anak harus diistirahatkan dan tempatkan pada ruangan khusus
5. Tempatkan anak pd posisi miring ke samping saat kejang utk mencegah lidah jatuh ke belakang
yg dpat menyebabkan obstruksi jalan nafas
PERUBAHAN GAYA HIDUP
Hipertermi berhubungan dengan kerusakan termostatis di
hipotalamus
Intervensi:

1. Monitor suhu sesering mungkin


2. Monitor warna dan suhu kulit
Nyeri b.d toksin dlm sel saraf dan aktivitas kejang
3. Monitor intake dan output
Intervensi :
4. Kompres hangat pasien pada lipatan paha dan axila
1. Kaji tingkat nyeri
5. Selimuti pasien
2.Hindari hal-hal yg dpat menimbulkan rangsangan
3.Berikan suasana lingkungan yg tenang
4.Kolaborasi pemberian analgetik
TERIMAKASIH…..

Anda mungkin juga menyukai