Anda di halaman 1dari 68

KENAIKAN PANGKAT,PROGRAM

INDUKSI, PENYETARAAN JABATAN,


SERTIFIKASI DAN TUNJANGAN GURU
SEKSI TENAGA PENDIDIK BIDANG PTK
DINAS PENDIDIKAN KOTA SEMARANG
PENILAIAN ANGKA KREDIT DAN
KENAIKAN PANGKAT
GURU PNSD
DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT
(DUPAK)
• Dasar Hukum :

1. Pemenpan & RB No. 16 Tahun 2009


2. Permendiknas No. 35 Tahun 2010
3. Permendiknas & Ka. BKN No. 14 Tahun
2010
PENGELOMPOKAN BERKAS DUPAK
(Daftar Usul Penetapan Angka Kredit )

SUSUNAN BERKAS DUPAK INI BERLAKU UNTUK


KP 01-10-2016 DAN SETERUSNYA.

I. DUPAK LAMA sesuai dengan aturan lama


(Permendikbud 25/0/1995).
Penghitungannya sampai dengan 31-12-
2012.
PENGELOMPOKAN BERKAS DUPAK
(Daftar Usul Penetapan Angka Kredit )
II.DUPAK BARU sebagai berikut :
A. DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT
1. Lampiran I : Daftar usul penetapan angka kredit
(DUPAK). Penghitungannya mulai 01-01-2013
2. Surat pernyataan melaksanaan tugas
pembelajaran/bimbingan dan tugas tertentu.
3. Surat pernyataan melaksanaan kegiatan
pengembangan keprofesian berkelanjutan.
4. Surat pernyataan melakukan kegiatan penunjang tugas
guru.
Masing-masing berkas rangkap 3 (tiga).
PENGELOMPOKAN BERKAS DUPAK
(Daftar Usul Penetapan Angka Kredit )
B. DOKUMEN KEPEGAWAIAN.
1. Fc. Penyesuaian PAK
2. Fc. PAK Terakhir
3. Fc. Karpeg
4. Fc. NIP Baru
5. Fc. SK Penyesuaian Jabatan / Alih Jabatan Fungsional
6. Fc. SK Terakhir
7. Fc. SK PNS
8. Fc. SK CPNS
9. Fc Serifikat Lulus Ujian Penyesuaian Ijasah ( untuk
yang akan PI )
10. Fc. Surat Keterangan Ijin Belajar & Gelar ( untuk
Pendidikan yang baru dan dilegalisir Kampus ).
PENGELOMPOKAN BERKAS DUPAK
(Daftar Usul Penetapan Angka Kredit )
B. DOKUMEN KEPEGAWAIAN.
11.Fc. Ijasah
12.Fc. Akta
13.Fc. Transkrip
14.Fc. Sertifikat Pendidik ( jika memiliki)
15.Fc. SK Mutasi/pindah ( jika memiliki)
16.DP3 (SKP) 2 tahun terakhir
Berkas sebanyak 4 (empat) bendel dan harus
dilegalisir.
PENGELOMPOKAN BERKAS DUPAK
(Daftar Usul Penetapan Angka Kredit )
C. Bukti fisik Melaksanakan Tugas Pembelajaran
/ Bimbingan dan Tugas Tertentu.
1. Lampiran II
2. SK Pembagian Tugas Guru dalam Pembela
3. Laporan Penilaian Kinerja Guru (PKG)
setiap tahun ( Tiap tahun dijilid tersendiri
). jaranTahun 2013, 2014, 2015, dst.
Berkas masing-masing sebanyak 1 (satu) bendel
dan harus dilegalisir.
PENGELOMPOKAN BERKAS DUPAK
(Daftar Usul Penetapan Angka Kredit )
D. Bukti Fisik Melakukan Kegiatan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB).
1. Lampiran III
2. Laporan Pengembangan Diri (PD)
a. Pelatihan Fungsional (Piagam / STTPL / Sertifikat,
Surat Tugas dan diskripsi (tersusun jadi satu setiap
kegiatan).
b. Kegiatan Kolektif Guru (Piagam/STTPL/Sertifikat,
Surat Tugas dan diskripsi (tersusun jadi satu setiap
kegiatan).
c. Mengikuti Seminar (Piagam/STTPL/Sertifikat, Surat
Tugas dan diskripsi (tersusun jadi satu setiap
kegiatan).
Menjadi syarat wajib untuk golongan III/a sampai dengan
IV/e.
PENGELOMPOKAN BERKAS DUPAK
(Daftar Usul Penetapan Angka Kredit )
D. Bukti Fisik Melakukan Kegiatan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB).
3. Laporan Publikasi Ilmiah / Karya Inovasi
(PI/KI)Laporan Pengembangan Diri (PD)
- Tiap karya yang dimiliki bisa berupa PTK,
Buku, Modul, Artikel, Penemuan Alat, Karya
Seni, Karya Teknologi, Dll.
Menjadi syarat wajib mulai golongan III/b sampai
dengan IV/e.

Berkas masing-masing sebanyak 1 (satu) bendel.


PENGELOMPOKAN BERKAS DUPAK
(Daftar Usul Penetapan Angka Kredit )
E. Bukti Fisik Melakukan Penunjang Tugas Guru.
Lampiran IV
• Fc bukti kegiatan yang mendukung tugas guru
(membimbing PPL, menjadi tutor, menjadi
penilai PAK, dan menjadi anggota profesi).

Berkas masing-masing sebanyak 1 (satu) bendel


dan harus dilegalisir.

F. Hasil Penilaian DUPAK.


Lampiran V
a. Pendidikan.
Mengacu pada Peraturan Menpan nomor : PER/60/M.PAN/6/2005, tentang
perubahan pada unsur pendidikan diberlakukan hanya pada ijazah baru
yang belum diperhitungkan angka kreditnya.
Adapun nilai pada setiap jenjang pendidikan yaitu :
NILAI PEND.BARU
No PENDIDIKAN FORMAL NILAI PENDIDIKAN
TIDAK LINIER/RELEVAN.
25
1. Ijasah SPG / Diploma I / PGA / KPG / SGO -
40
2. Ijasah Diploma II -

60
3. Ijasah Diploma III / Sarjana Muda -

100 5 ( DI UNSUR PENUNJANG


4. Ijasah Sarjana (S.1)
)
150 10 ( DI UNSUR
5. Ijasah Pasca Sarjana (S.2)
PENUNJANG )

Ijasah Doktor (S.3) 200 15 ( DI UNSUR


6.
PENUNJANG )
c. Pengembangan Profesi.
Untuk pengembangan profesi berdasarkan Menpan Nomor: PER/16/M.PAN-
RB/11/2009, akan diberlakukan pada yang bergolongan III dan golongan IV.
Namun demikian jumlah nilai minimal pengembangan profesi pada setiap
golongan tidak sama yaitu :
No GOLONGAN NILAI MINIMAL

1 III/a ke III/b 3 (tiga) dari sub unsur pengembangan diri.

2 III/b ke III/c 3 (tiga) dari sub unsur pengembangan diri.


4 (empat) dari sub unsur publikasi ilmiah /
karya inovatif.

3 III/c ke III/d 3 (tiga) dari sub unsur pengembangan diri.


6 (enam) dari sub unsur publikasi ilmiah /
karya inovatif.

4 III/d ke IV/a 4 (empat) dari sub unsur pengembangan diri.


8 (delapan) dari sub unsur publikasi ilmiah /
karya inovatif.

5 IV/a ke IV/b 4 (empat) dari sub unsur pengembangan diri.


12 (dua belas) dari sub unsur publikasi
ilmiah/ karya inovatif.
No GOLONGAN NILAI MINIMAL

6 IV/b ke IV/c 4 (empat) dari sub unsur pengembangan diri.

12 (dua belas) dari sub unsur publikasi


ilmiah/ karya inovatif.

7 IV/c ke IV/d 5 (lima) dari sub unsur pengembangan diri.

14 (empat belas) dari sub unsur publikasi


ilmiah/ karya inovatif.

Pada golongan ini guru wajib melaksanakan


presentasi ilmiah dari hasil karyanya.

8 IV/d ke IV/e 5 (lima) dari sub unsur pengembangan diri.

20 (dua puluh) dari sub unsur publikasi


ilmiah/ karya inovatif.

Pada golongan ini guru wajib melaksanakan


presentasi ilmiah dari hasil karyanya.
E. NILAI KOMULATIF UNTUK KENAIKAN PANGKAT.
Berdasarkan Peraturan Menpan Nomor; 60 TAHUN 2005, bahwa pada
Penetapan Angka Kredit Jabatan Guru ada perubahan jumlah nilai komulatif.
Seorang guru dapat naik pangkat jika dapat memenuhi nilai komulatif
sebagai berikut :
PERSYARATAN
ANGKA
JABATAN GURU
PANGKAT / GOLONGAN / KREDIT
No JABATAN GURU PERMENPAN&RB 16/2009
RUANG KENAIKAN
PANGKAT /
JABATAN
1. Guru Pratama Pengatur Muda, II/a 25 GURU ( II/a )
2. Guru Pratama Tk.I Pengatur MudaTk.I, II/b 40 GURU ( II/b )
3. Guru Muda Pengatur, II/c 60 GURU ( II/c )
4. Guru Muda Tk. I Pengatur Tk.I, II/d 80 GURU ( II/d )
5. Guru Madya Penata Muda, III/a 100 GURU PERTAMA ( III/a )
6. Guru Madya Tk.I Penata Muda Tk.I, III/b 150 GURU PERTAMA ( III/a )
7. Guru Dewasa Penata, III/c 200 GURU MUDA ( III/c )
8. Guru Dewasa Tk.I Penata Tk.I, III/d 300 GURU MUDA ( III/c )
9. Guru Pembina Pembina, IV/a 400 GURU MADYA ( IV/a )
10. Guru Pembina Tk.I Pembina Tk.I, IV/b 550 GURU MADYA ( IV/a )

11. Guru Utama Muda Pembina Utama Muda, IV/c 700 GURU MADYA ( IV/a )

12. Guru Utama Madya Pembina Utama Madya, IV/d 850 GURU UTAMA ( IV/d )
13. Guru Utama Pembina Utama, IV/e 1000 GURU UTAMA ( IV/e )
HITUNG CEPAT PEROLEHAN NILAI PKG PER-TAHUN

GOL.III/a GOL.III/b GOL.III/c GOL.III/d GOL.IV/a GOL.IV/b GOL.IV/c GOL.IV/d GOL.IV/e

AMAT
13,125 11,675 25,312 24,375 37,187 37,180 36,250 53,120
BAIK

BAIK 10,500 9,500 20,250 19,500 29,750 29,750 29,000 42,500

CUKUP 7,875 7,125 15,187 14,625 22,310 22,312 21,750 31,870

SEDANG 5,250 4,750 10,125 9,750 14,870 14,875 14,500 21,250

KURANG 2,625 2,375 5,062 4,875 7,400 7,437 7,250 10,620


PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA
UNTUK GURU PNS
DAN GURU BUKAN PNS
PIGP
Dasar Hukum :
• Permen PAN & RB No.16 Tahun 2009 tentang
Jabatan fungsional Guru dan Angka kreditnya,
bagian V tentang Pembinaan dan
Pengembangan, pada pasal 30.

• Permen Diknas No. 27 Tahun 2010 tentang


Program Induksi bagi Guru Pemula.
PIGP
• Program induksi bagi guru pemula yang selanjutnya
disebut program induksi adalah kegiatan orientasi,
pelatihan di tempat kerja, pengembangan, dan praktik
pemecahan berbagai permasalahan dalam proses
pembelajaran/bimbingan dan konseling bagi guru
pemula pada sekolah/madrasah di tempat tugasnya.

• Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali
ditugaskan melaksanakan proses
pembelajaran/bimbingan dan konseling pada satuan
pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah,
pemerintah daerah, atau masyarakat.
PIGP
• Guru tetap adalah guru yang diangkat oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, penyelenggara
pendidikan, atau satuan pendidikan untuk jangka
waktu paling singkat 2 (dua) tahun secara terus
menerus, dan tercatat pada satuan administrasi
pangkal di satuan pendidikan yang memiliki izin
pendirian dari Pemerintah atau pemerintah daerah
serta melaksanakan tugas pokok sebagai guru.
• Pembimbing adalah guru profesional berpengalaman
yang diberi tugas untuk membimbing guru pemula
dalam melaksanakan program induksi.
PIGP
• Penilaian kinerja adalah penilaian terhadap
proses dan hasil kerja yang dilakukan oleh guru
pemula.
• Sertifikat program induksi yang selanjutnya
disebut sertifikat adalah surat yang dikeluarkan
oleh dinas pendidikan/kantor kementerian agama
setempat yang menyatakan bahwa peserta
program induksi telah menyelesaikan program
induksi dengan nilai kinerja paling kurang kategori
baik.
PIGP
• Tujuan program induksi adalah membimbing
guru pemula agar dapat:

a. beradaptasi dengan iklim kerja dan budaya


sekolah/madrasah; dan

b. melaksanakan pekerjaannya sebagai guru


profesional di sekolah/madrasah.
PIGP
Peserta program induksi adalah:
a. guru pemula berstatus calon pegawai negeri sipil
(CPNS) yang ditugaskan pada sekolah/madrasah
yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau
pemerintah daerah;
b. guru pemula berstatus pegawai negeri sipil (PNS)
mutasi dari jabatan lain;
c. guru pemula Bukan PNS yang ditugaskan pada
sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh
masyarakat.
PIGP
(1) Program induksi dilaksanakan di satuan
pendidikan tempat guru pemula bertugas
selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang
paling lama 1 (satu) tahun.
(2) Bagi guru pemula yang berstatus CPNS/PNS
mutasi dari jabatan lain, program induksi
dilaksanakan sebagai salah satu syarat
pengangkatan dalam jabatan fungsional guru.
(3) Bagi guru pemula yang berstatus Bukan PNS,
program Induksi dilaksanakan sebagai salah satu
syarat pengangkatan dalam jabatan guru tetap.
PIGP
(4) Program induksi dilaksanakan secara bertahap
dan sekurang-kurangnya meliputi persiapan,
pengenalan sekolah/madrasah dan
lingkungannya, pelaksanaan dan observasi
pembelajaran/bimbingan dan konseling,
penilaian, dan pelaporan.

(5) Guru pemula diberi beban mengajar antara 12


(dua belas) hingga 18 (delapan belas) jam tatap
muka per minggu bagi guru mata pelajaran, atau
beban bimbingan antara 75 (tujuh puluh lima)
hingga 100 (seratus) peserta didik per tahun bagi
guru bimbingan dan konseling
PIGP
(6) Selama berlangsungnya program induksi,
pembimbing, kepala sekolah/madrasah, dan pengawas
wajib membimbing guru pemula agar menjadi guru
profesional.

(7) Pembimbingan yang diberikan meliputi bimbingan


dalam perencanaan pembelajaran/bimbingan dan
konseling, pelaksanaan kegiatan pembelajaran/
bimbingan dan konseling, penilaian dan evaluasi hasil
pembelajaran/bimbingan dan konseling, perbaikan dan
pengayaan dengan memanfaatkan hasil penilaian dan
evaluasi pembelajaran/bimbingan dan konseling, dan
pelaksanaan tugas lain yang relevan.
PIGP
(1) Penilaian terhadap kinerja guru pemula dilakukan
pada akhir masa program induksi.
(2) Hasil penilaian kinerja sebagaimana ayat (1)
merupakan hasil kesepakatan pembimbing, kepala
sekolah/madrasah, dan pengawas;
(3) Hasil penilaian kinerja guru pemula berupa nilai
dengan kategori amat baik, baik, cukup, sedang, dan
kurang, yang selanjutnya disampaikan kepada kepala
dinas pendidikan/kantor kementerian agama
setempat.
(4) Kepala dinas pendidikan/kantor kementerian agama
setempat menerbitkan sertifikat bagi guru pemula
yang memiliki kinerja paling kurang kategori baik.
PIGP
(1) Guru pemula diberi hak memperoleh bimbingan
dalam hal:
a. pelaksanaan proses pembelajaran, bagi guru
kelas dan guru mata pelajaran;
b. pelaksanaan proses bimbingan dan konseling,
bagi guru bimbingan dan konseling;
c. pelaksanaan tugas lain yang relevan dengan
fungsi sekolah/madrasah.
(2) Guru pemula yang telah menyelesaikan program
induksi dengan nilai kinerja paling kurang
kategori baik berhak memperoleh sertifikat.
PIGP
(1) Guru pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari
jabatan lain, yang telah menyelesaikan program
induksi dengan nilai kinerja paling kurang kategori
baik, yang dibuktikan dengan sertifikat sebagaimana
dimaksud pada Pasal 9 ayat (4) dapat diusulkan untuk
diangkat dalam jabatan fungsional guru.
(2) Guru pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari
jabatan lain, yang belum mencapai nilai kinerja
dengan kategori baik dapat mengajukan masa
perpanjangan paling lama 1 (satu) tahun.
(3) Guru pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari
jabatan lain, yang tidak mencapai nilai kinerja dengan
kategori baik dalam masa perpanjangan, dapat
ditugasi mengajar sebagai guru tanpa jabatan
fungsional guru.
PIGP
(4) Guru pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari
jabatan lain, yang ditugasi mengajar sebagai guru
tanpa jabatan fungsional guru sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), dapat diusulkan untuk diangkat dalam
jabatan fungsional guru apabila telah memiliki nilai
kinerja paling kurang kategori baik pada tahun
berikutnya yang dibuktikan dengan sertifikat .
(5) Guru pemula yang berstatus bukan PNS, yang telah
menyelesaikan program induksi dengan nilai kinerja
paling kurang kategori baik, yang dibuktikan dengan
sertifikat, dapat diusulkan untuk diangkat sebagai guru
tetap dan diangkat dalam jabatan fungsional guru.
PIGP
(6) Guru pemula yang berstatus bukan PNS, yang belum
mencapai nilai kinerja dengan kategori baik dapat
mengajukan masa perpanjangan paling lama 1 (satu)
tahun.
(7) Guru pemula yang berstatus bukan PNS, yang tidak
mencapai nilai kinerja dengan kategori baik dalam
masa perpanjangan, tidak dapat diangkat menjadi guru
tetap.
(8) Guru pemula yang berstatus bukan PNS, yang tidak
mencapai nilai kinerja dengan kategori baik dalam
masa perpanjangan, dapat ditugasi mengajar sebagai
guru tanpa jabatan fungsional guru.
PIGP
(9) Guru pemula yang berstatus bukan PNS, yang
ditugasi mengajar sebagai guru tanpa jabatan
fungsional guru sebagaimana ayat (8), dapat diusulkan
untuk diangkat sebagai guru tetap dan diangkat dalam
jabatan fungsional guru apabila telah memiliki nilai
kinerja paling kurang kategori baik pada tahun
berikutnya yang dibuktikan dengan sertifikat.

• Setiap sekolah/madrasah wajib melaksanakan program


induksi bagi guru pemula paling lambat 1 (satu) tahun
sejak Peraturan Menteri Nomor 27 Tahun 2010 ini
ditetapkan.
Program Pemberian Kesetaraan
Jabatan dan Pangkat
Bagi Guru Bukan Pegawai Negeri
Sipil (Inpassing)
PENGERTIAN
• Pemberian kesetaraan jabatan dan pangkat bagi
Guru bukan Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya
disebut Pemberian Kesetaraan bagi GBPNS
adalah pengakuan terhadap kualifikasi akademik,
masa kerja, dan sertifikat pendidik yang dimiliki
guru bukan pegawai negeri sipil yang
diformulasikan dengan menggunakan angka
kredit, jabatan, dan pangkat yang setara dengan
angka kredit, jabatan, dan pangkat pada jabatan
fungsional guru pegawai negeri sipil.
TUJUAN
1. menetapkan kesetaraan jabatan dan pangkat
GBPNS sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
2. menjadi acuan/rujukan bagi guru, pengelola
pendidikan, penyelenggara pendidikan, tim
penilai, dan pihak lain yang berkepentingan
dalam pelaksanaan pengusulan dan pemrosesan
penetapan angka kredit GBPNS
3. menjadi acuan/rujukan bagi GBPNS untuk
memenuhi kewajiban dan haknya terkait dengan
pemberian tunjangan profesi
Persyaratan GBPNS yang dapat ditetapkan
Kesetaraan Jabatan dan Pangkat adalah:
1. Guru berstatus bukan pegawai negeri sipil yang diangkat
satuan pendidikan yang diselenggarakan Pemerintah atau
pemerintah daerah setelah mendapat persetujuan
pengangkatan dari Pemerintah atau pemerintah daerah
atau Guru yang diangkat oleh satuan pendidikan atau
penyelenggara pendidikan yang diselenggarakan oleh
masyarakat yang memiliki izin pendirian dari Pemerintah
atau pemerintah daerah;

2. memiliki kualifikasi akademik paling rendah sarjana (S-1)


atau diploma empat (D-IV) yang diperoleh dari perguruan
tinggi yang terakreditasi, bagi yang memiliki kualifikasi
akademik magister (S-2) atau doktor (S-3) dari program
studi yang terakreditasi paling rendah B;
Persyaratan GBPNS yang dapat ditetapkan
Kesetaraan Jabatan dan Pangkat adalah:
3. bagi guru yang memiliki sertifikat pendidik sebagai
Guru Kelas/Guru Mata Pelajaran/Guru Bimbingan dan
Konseling/Guru Pembimbing Khusus, mengajar mata
pelajaran/membimbing sesuai dengan sertifikat
pendidik yang dimiliki;
4. bagi guru yang belum memiliki sertifikat pendidik
sebagai Guru Kelas/Guru Mata Pelajaran/Guru
Bimbingan dan Konseling, Guru Pembimbing Khusus,
mengajar mata pelajaran/membimbing sesuai dengan
kualifikasi akademik yang dimiliki;
5. usia paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun pada saat
diusulkan;
Persyaratan GBPNS yang dapat ditetapkan
Kesetaraan Jabatan dan Pangkat adalah:
6. memiliki Nomor Unik yang dikeluarkan oleh
Kementerian;
7. melaksanakan tugas sebagai guru kelas/guru
mata pelajaran/guru bimbingan dan
konseling/guru pembimbing khusus;
8. memenuhi beban kerja guru setiap minggu
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
9. Masa kerja sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun
berturut-turut pada satminkalnya terhitung sejak
diterbitkannya Surat Keputusan pengangkatan
sebagai Guru Tetap
Berkas usul pemberian kesetaraan jabatan dan
pangkat GBPNS adalah sebagai berikut:

1. salinan atau fotokopi Surat Keputusan Pembagian


Tugas Mengajar/Pembimbingan sebagai guru sebelum
diangkat menjadi guru tetap paling sedikit 4 (empat)
semester secara terus menerus pada satuan
administrasi pangkal yang sama yang memiliki izin
pendirian dari Pemerintah atau pemerintah daerah.

2. salinan atau foto kopi Sertifikat Program Induksi yang


dilegalisasi dengan stempel basah oleh kepala dinas
provinsi/kabupaten/kota, bagi GBPNS yang diangkat
sebagai guru tetap setelah berlakunya Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2010
tentang Program Induksi bagi Guru Pemula;
Berkas usul pemberian kesetaraan jabatan dan
pangkat GBPNS adalah sebagai berikut:
3. salinan atau fotokopi Surat Keputusan (SK) pengangkatan
sebagai guru tetap yang ditandatangani oleh
gubernur/bupati/walikota atau pejabat lain yang
ditunjuk/diberi kewenangan oleh
gubernur/bupati/walikota; atau bagi GBPNS yang bertugas
pada satuan pendidikan atau penyelenggara pendidikan
yang diselenggarakan oleh masyarakat, melampirkan
fotokopi Surat Keputusan (SK) pengangkatan sebagai guru
tetap yang ditandatangani oleh ketua yayasan; atau bagi
GBPNS yang bertugas pada satuan pendidikan yang
diselenggarakan Perwakilan Republik Indonesia di luar
negeri, melampirkan fotokopi Surat Keputusan (SK)
pengangkatan sebagai guru tetap yang ditandatangani oleh
Kepala Perwakilan Republik Indonesia di luar
negeri/pejabat yang membidangi pendidikan pada
Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri, bagi GBPNS
yang bertugas pada satuan pendidikan yang
diselenggarakan Pemerintah atau pemerintah daerah;
Berkas usul pemberian kesetaraan jabatan dan
pangkat GBPNS adalah sebagai berikut:

4. salinan atau fotokopi Surat Keputusan dari kepala sekolah


mengenai Pembagian Tugas Mengajar selama 4 (empat)
semester terakhir selama menjadi guru tetap, baik yang
diperoleh dari satuan pendidikan pangkalnya ataupun dari
luar satminkalnya serta diketahui oleh dinas pendidikan
provinsi/kabupaten/kota;
5. salinan atau fotokopi Surat Keputusan dari kepala sekolah
mengenai jadwal pembelajaran selama 4 (empat) semester
terakhir selama menjadi guru tetap, baik yang diperoleh
dari satuan pendidikan pangkalnya ataupun dari luar
satminkalnya serta diketahui oleh dinas pendidikan
provinsi/ kabupaten/kota;
6. surat keterangan aktif mengajar dari kepala sekolah
satminkalnya dengan mencantumkan NUPTK atau NRG bagi
yang sudah memiliki;
Berkas usul pemberian kesetaraan jabatan dan
pangkat GBPNS adalah sebagai berikut:
7. salinan atau fotokopi ijazah yang dilegalisasi
dengan stempel basah oleh pejabat yang
berwenang dari perguruan tinggi penerbit ijazah;
8. salinan atau fotokopi Surat Keputusan Hasil
Akreditasi program studi, apabila dalam ijazah
tidak tercantum Surat Keputusan Hasil Akreditasi
program studi;
9. salinan atau fotokopi sertifikat pendidik yang
dilegalisasi dengan stempel basah oleh pejabat
yang berwenang dari LPTK penerbit sertifikat;
Berkas usul pemberian kesetaraan jabatan dan
pangkat GBPNS adalah sebagai berikut:
10. hasil cetak lembar transkrip data (LTD)/info PTK berdasarkan
Dapodikdas semester terakhir pada saat mengusulkan,
khusus bagi GBPNS SD/SDLB/SMP/SMPLB/SLB;
11. salinan atau fotokopi Surat Keputusan Pengangkatan dalam
Tugas Tambahan yang ditandatangani oleh ketua yayasan
dan dilegalisasi dengan stempel basah oleh kepala dinas
pendidikan provinsi/kabupaten/kota, bagi GBPNS yang
mendapatkan tugas tambahan sebagai kepala sekolah/wakil
kepala sekolah/kepala perpustakaan/kepala laboratorium
/kepala bengkel/kepala program keahlian/kepala unit
produksi;
12. salinan atau fotokopi Sertifikat Kepala Sekolah/Kepala
Perpustakaan/ Kepala Laboratorium yang dilegalisasi dengan
stempel basah oleh kepala dinas pendidikan
provinsi/kabupaten/kota, bagi GBPNS yang mendapatkan
tugas tambahan sebagai kepala sekolah/kepala
perpustakaan/kepala laboratorium;
Mekanisme Penyetaraan Guru Bukan PNS

1. Guru Bukan PNS (GBPNS) yang memenuhi syarat berdasarkan


Dapodikdas akan diberi nomor urut berdasarkan status
kepemilikan sertifikat pendidik, usia, serta masa kerja, dan
kemudian diumumkan melalui laman:
http://p2tk.dikdas.kemdikbud.go.id
2. Bagi guru yang namanya sudah diumumkan pada tahap 1
atau pada tahap selanjutnya dapat mempersiapkan berkas
persyaratan administrasi pemberian kesetaraan jabatan
fungsional.
3. Kepala sekolah memeriksa kelengkapan dan keabsahan
persyaratan administrasi GBPNS di sekolahnya.
4. Kepala sekolah membuatkan surat pengantar (Format-1) dan
mengirimkan berkas yang sudah diverifikasi kepada Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan u.p Direktorat P2TK Dikdas untuk
pengusulan pemberian kesetaraan.
Mekanisme Penyetaraan Guru Bukan PNS

5. Bagi GBPNS yang mengajar di sekolah Indonesia luar negeri,


kepala sekolah menyampaikan kelengkapan administratif
kepada Kepala Perwakilan Republik Indonesia di luar
negeri/pejabat yang membidangi pendidikan pada
Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri untuk
disampaikan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
melalui Kepala Biro Kepegawaian Kemdikbud.
6. Pengiriman berkas disertai lampiran berupa “Lembar
Identitas Pengusul Kesetaraan Jabatan dan Pangkat
GBPNS” yang dicetak melalui fasilitas lembar transkrip
data (LTD)/info PTK yang dapat diakses dengan IP address
223.27.144.195:8081 atau 223.27.144.195:8082 atau
223.27.144.195:8083.
7. Direktorat P2TK Dikdas melakukan verifikasi kelengkapan
dan keabsahan persyaratan administrasi yang dikirim oleh
kepala sekolah.
Mekanisme Penyetaraan Guru Bukan PNS

8. GBPNS dapat mengikuti program pemberian


kesetaraan kembali pada tahap berikutnya setelah yang
bersangkutan mendapat nomor urut baru melalui
laman http://p2tk.dikdas.kemdikbud.go.id. serta
mengikuti proses mulai dari awal (nomor 1 s.d 7),
apabila mengalami kondisi sebagai berikut:
a. GBPNS sudah terpanggil tetapi tidak mengirimkan
kelengkapan administrasi atau melewati batas waktu
pengiriman.
b. b. GBPNS sudah mengirimkan kelengkapan
administrasi tetapi terdapat kekurangan atau
dokumen tidak sah, yang menyebabkan proses
pemberian kesetaraan tidak dapat dilanjutkan.
Contoh Lembar Identitas Pengusul
Alamat Pengiriman Berkas
disampaikan kepada :

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


u.p. Direktur Pembinaan PTK Dikdas, Ditjen
Dikdas Kemdikbud dengan alamat:

PO Box 1316 JKS 12013


JUKNIS TUNJANGAN PROFESI
DAN
TAMBAHAN PENGHASILAN
GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL

(Sesuai PERMENDIKBUD NO. 17 Tahun 2016)


PENGERTIAN
1. Tunjangan Profesi adalah tunjangan yang
diberikan kepada guru yang memiliki
sertifikat pendidik sebagai penghargaan atas
profesionalitasnya.

2. Tambahan Penghasilan adalah sejumlah uang


yang diterimakan pada guru yang belum
menerima Tunjangan Profesi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
SASARAN
(1) Sasaran Tunjangan Profesi yaitu guru pegawai
negeri sipil daerah yang telah memiliki sertifikat
pendidik dan nomor registrasi guru, memenuhi
beban kerja, dan melaksanakan tugas dan
fungsinya secara profesional.
(2) Sasaran Tambahan Penghasilan yaitu guru
pegawai negeri sipil daerah yang belum
bersertifikat pendidik, telah memenuhi beban
kerja, serta melaksanakan tugas dan fungsinya
secara profesional.
KEWAJIBAN DAN SANKSI
(1). Guru pegawai negeri sipil daerah wajib
mengembalikan seluruh Tunjangan Profesi
atau Tambahan Penghasilan yang pernah
diterima apabila data penerima tidak sesuai
dengan PERMENDIKBUD NO. 17 Tahun 2016.
(2) Bagi Pemerintah daerah yang menyalurkan
tidak sesuai dengan Peraturan Menteri ini,
akan diberi sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan.
Kriteria dan Persyaratan Penerima Tunjangan
Profesi dan Tambahan Penghasilan Guru
Pegawai Negeri Sipil Daerah dijelaskan lebih
lanjut pada :

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


Nomor 17 Tahun 2016 Petunjuk Teknis
Penyaluran Tunjangan Profesi dan Tambahan
Penghasilan Bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah.
SERTIFIKASI
GURU 2016
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
1999;
2. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
5. Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
6. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan;
7. Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2012 tentang
sertifikasi guru dalam jabatan;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2013
tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan dalam Rangka Penataan dan
Pemerataan Guru;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2014
tentang Peran Guru TIK dan KKPI dalam Implementasi Kurikulum 2013;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014
tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2005 tentang
Standar Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik.
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 17 Tahun 2016
Petunjuk Teknis Penyaluran Tunjangan Profesi dan Tambahan Penghasilan
Bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah.
1. Guru Profesional : memiliki kualifikasi akademik yang
relevan dengan mata pelajaran yang diampunya dan
menguasai kompetensi sebagaimana dituntut oleh
Undang-Undang Guru dan Dosen;
2. Pengakuan Guru Sebagai Pendidik Profesional
dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang diperoleh
melalui suatu proses sistematik yang disebut
sertifikasi.
3. Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan sebagai salah
satu upaya peningkatan mutu guru diharapkan dapat
meningkatkan mutu pendidikan pada satuan
pendidikan formal secara berkelanjutan.
Persyaratan Umum Sergur
1. Guru di bawah pembinaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
yang belum memiliki sertifikat pendidik
2. Memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK).
3. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV)
dari perguruan tinggi yang memiliki program studi yang terakreditasi
atau minimal memiliki ijin penyelenggaraan.
4. Memiliki status sebagai guru tetap (GT) dibuktikan dengan Surat
Keputusan sebagai Guru PNS/Guru Tetap. Bagi GT bukan PNS pada
sekolah swasta, SK Pengangkatan dari yayasan minimum 2 tahun terakhir
berturut-turut pada yayasan yang sama dan Akte Notaris pendirian
Yayasan dari Kementerian Hukum HAM. Sedangkan GT bukan PNS pada
sekolah negeri harus memiliki SK pengangkatan sebagai gurur honor
tetap dengan gaji dari APBD dari pejabat yang berwenang
(Bupati/Walikota/ Gubernur) minimum 2 tahun terakhir berturut-turut.
Persyaratan Umum Sergur
5. Masih aktif mengajar dibuktikan dengan memiliki SK
pembagian tugas mengajar dari kepala sekolah 2 tahun
terakhir (bagi guru yang linier kualifikasi akademik dengan
bidang studi sertifikasi melampirkan SK terakhir).
6. Guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik dengan kondisi
sebagai berikut.
a. Guru PNS yang sudah dimutasi sebagai tindak lanjut dari
Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan
Menteri Agama.
b. Guru PNS/guru tetap non PNS yang memerlukan
penyesuaian sebagai akibat perubahan kurikulum.
Persyaratan Umum Sergur
7. Pada tanggal 1 Januari 2017 belum memasuki
usia 60 tahun.
8. Telah mengikuti Uji Kompetensi Guru (UKG)
Tahun 2015.
9. Sehat jasmani dan rohani dibuktikan dengan
surat keterangan sehat dari dokter pemerintah.
10. Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas
dengan ketentuan diangkat menjadi pengawas
satuan pendidikan sebelum berlakunya Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
Tampilan Web Sertifikasi Guru :
http://sergur.kemdiknas.go.id/pub/index.php

Guru dapat memantau status nya sebagai


CALON PESERTA SERGUR melalui web ini.
Ketentuan Umum Penetapan Peserta
1. Semua guru yang memenuhi persyaratan sebagaimana tersebut di
atas mempunyai kesempatan yang sama untuk ditetapkan sebagai
peserta sertifikasi guru tahun 2016.
2. Guru yang didiskualifikasi pada sertifikasi tahun 2007-2015 karena
pemalsuan dokumen, yang bersangkutan kehilangan hak sebagai
peserta sertifikasi guru sesuai Pasal 63 ayat (5) Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
3. Guru berkualifikasi akademik S-1/D-IV yang tidak lulus sertifikasi
guru dalam jabatan pada tahun sebelumnya dapat langsung
menjadi calon peserta sertifikasi guru pola PLPG tahun 2016
sepanjang yang bersangkutan memenuhi persyaratan sebagai
peserta sertifikasi guru tahun 2016.
4. Penetapan peserta dilakukan secara berkeadilan dan transparan
melalui on-line system dengan menggunakan Aplikasi Penetapan
Peserta Sertifikasi Guru (AP2SG). Daftar bakal calon peserta
sertifikasi guru diumumkan oleh Ditjen GTK melalui laman
gtk.kemdikbud.go.id.
Ketentuan Umum Penetapan Peserta
5. Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota dapat menghapus calon peserta yang sudah
tercantum namanya dalam daftar calon peserta Sertifikasi Guru atas persetujuan LPMP
dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, yaitu:
1) meninggal dunia;
2) sakit permanen yang menyebabkan tidak dapat melaksanakan tugas sebagai guru;
3) melakukan pelanggaran disiplin;
4) mutasi ke jabatan selain Guru;
5) mutasi ke kabupaten/kota lain;
6) mengajar sebagai guru tetap di Kementerian lain;
7) pensiun;
8) mengundurkan diri dari calon peserta;
9) sudah memiliki sertifikat pendidik baik di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
maupun di Kementerian lain.
10) Dokumen fisik tidak sesuai atau tidak memenuhi persyaratan.
6. Calon peserta sertifikasi guru tahun 2016 tidak dialihtugaskan pada jabatan lain, baik
fungsional maupun struktural.
7. Bagi guru yang mengajar tahun 2006-2015 wajib memiliki nilai UKG minimal 55.
Penetapan Bidang Studi Sertifikasi Guru

1. Sesuai dengan program studi S-1 (linier),


2. Apabila tidak sesuai (tidak linier) dengan
program studi S-1, dapat menggunakan program
studi D-III,
3. Apabila tidak sesuai (tidak linier) dengan
program studi S-1 dan program studi D-III, sesuai
dengan mata pelajaran, rumpun mata pelajaran,
atau satuan pendidikan yang diampunya, dan
wajib memiliki masa kerja minimal sudah 5 tahun
berturut-turut mengajar mata pelajaran
tersebut.
Prosedur
Operasional
Baku (POB)
Sergur 2016
Penetapan Nomor Peserta

Guru “B” adalah peserta sertifikasi guru tahun 2016 yang


mengajar kelas TK (kode 020) di TK Negeri 1 provinsi Jateng
(kode 03) Kota Semarang (kode 63) sebagai peserta
sertifikasi guru tahun 2016, guru tersebut menduduki
urutan rangking no “25” sebagaimana tertera pada daftar
calon peserta pada AP2SG. Nomor peserta guru “B” adalah:
16 03 63 020 1 0025
a) Nomor peserta terdiri dari 14 digit yang masing-masing digit
mempunyai arti dengan rumusan kode digit sebagai berikut.
b) Digit 1 dan 2 adalah kode tahun pelaksanaan sertifikasi guru yaitu “13”.
c. Digit 3 dan 4 adalah kode provinsi (Lampiran 6).
d. Digit 5 dan 6 adalah kode kabupaten/kota (Lampiran 6).
e. Khusus untuk SLB diisi nomor kode kabupaten/kota dimana guru
tersebut mengajar.
f. Digit 7, 8, dan 9 adalah kode bidang studi yang disertifikasi (Lampiran 7).
g. Digit 10 adalah kode kementerian:
1) Kementerian Pendidikan Nasional, kode “1”.
2) Kementerian Agama, kode “2”.
h. Digit 11 s.d. 14 adalah nomor urut peserta sesuai dengan nomor urut
pada SK Penetapan Peserta Sertifikasi Guru.
i. Nomor urut dimulai dari “0001” dan nomor terakhir sesuai jumlah
kuota pada masing-masing kabupaten/kota. Khusus untuk SLB nomor
urut peserta sesuai dengan nomor urut SK penetapan peserta dari
provinsi
SEKIAN & TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai