Anda di halaman 1dari 16

Cara pencegahan dan

penularan infeksi

KELOMPOK I
• ANDINI HILMAWAN
•ANDI SURIANA
•ANDI AINUR
•ANNA NISRIANA
•AYU WULANDARI
DEFINISI INFEKSI
Infeksi didefinisikan sebagai proses dimana hospes yang rentan
dimasuki oleh agen-agen pantogen (infeksius) yang tumbuh dan
memperbanyak diri, menyebabkan bahaya terhadap hospes.
penyakit infksius atau penyakit menular adalah salah satu penyakit
spesifik yang ditularkan dari satu orang keorang lain secara langsung
atau tidak langsung
CARA PENCEGAHAN INFEKSI
idenifikasi risiko infeksi, dari mereka yang telah terinfeksi dan strategi
pengendalian infeksi yang direcomendasikan meminimalkan insiden
dan konsekuensi infeksi yang serius pada pasien dan petugas
perawatan kesehataan.
Lanjutan
Pencegahan dan metode pengendalian terfokus pada tiga area:
 meningkatkan resistensi hospes
resistensi hospes ditingkatkan dengan menggunakan vaksin dan
toksoid untuk imunisasi aktif atau imunoglobulin (antibodi) untuk
imunisasi pasif. Kesehatan umum , nutrisi yang adekuat, dan olah raga
juga untuk menambah resistensi hospes.
 menginaktifkan agen-agen infeksius
inaktivasi agen-agen infeksius dilakukan dengan metode fisika dan
kimiawi. Metode fisika termaksud pemanasan (pasteurisasi dan sterilisasi)
dan memasak makanan yang adekuat. Metode kimiawi termaksud
klorinasi air, disenfeksi peralatan dan lingkungan dan anti bodi
 memutus cara penularan
seperti yang disebutkan sebelumnya, cara penularaan adalah mata
rantai temudah untuk memutuskan rantai infeksi. Memutus cara
penularan dilakukan dengan isolasi pasien terinfeksi ; kemoprofilaksis bagi
kontak mereka setelah terpapar , menggunakan cuci tangan dan tehnik
aseptik dalam menangani ekskresi,sekresi dan darah; dan menangani
instrumen, peralatan , dan sampah medis yang terkontaminasi.
Program perawatan dirumah

Menggunakan
Mencuci tangan sarung tangan

Pencucian tangan Sarung tangan


paling efeektif memerikan barier
adalah 10 menit. pelindung yang
Produk yang tepat
efektif terhadaap
untuk situasi
perawatan kesehatan mikroflora kulit
melipuuti yang berhubung
alkohol,iodofor, dan dengan perawatan
triklosan pasien.
Pencegahan infeksi

1. Dengan dekontaminasi semuaa bahan yang dikeluarkan


penderita,misalnya:
- sputum/dahak harus dibuang kedalaam wadah yang berisi
disinfeksi.
- kain kasa dengan nanah harus dimasukkan ke tempat sampah
medik yang tertutup atau yang beriasi bahan disenfeksi.
2. Menjaga agar ruangaan didalam rumah tidak lembab.
3. Menjaga makanan atau sumber air tidak terkontaminasi dengan tinja.
4. Minum air yang sudah didihkan.
5. Penderita penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual harus
kondom waktu berhubungan kelamin dengan pasangannya.
6. Tidak memakai satu jarum suntik untuk lebih dari satu penderita.
7. Memakaikan kelambu pda penderita penyakit yang ditularkan oleh gigitan
nyamuk.
8. Pemberantasan nyamuk dan vektor-vektor yang lain.
Upaya pencegahan penyakit infeksi

Mengubah
Dengan prilaku
Peningkatan
obat, baik masyarakat
sanitasi Pengendali
sebagai melalui
Vaksin lingkungan an vektor
pencegahan pendidikan
dan hygiene penyakit kesehatan
maupun
pribadi kepada
pengobatan
masyarakat
Kegiatan terkait yang penting pada pengendalian
infeksi

perencanaan
Hendaklah
diperhatikan
Pelaksanaan rangkaian yang saling
berhubungan

pengawasan

pembinaan

Dalam upaya
menurunkan
angka kejadian
infeksi dirumah
sakit
Pencegahan dan pengendalian infeksi
(infection prevention and control IPC )

Pengendalian Pencegahan

 Surveilans (HAIs dan


proses:audit kepatuhan
 Pengendalian petugas untuk cuci tangan
bersifat dan memakai APD)
administratif  Penerapan kewaspadaan
isolasi
 Pengendalian  Pendidikan dan pelatihan
rekayasa PPI
lingkungan  Penggunaan anntimikroba
 Alat pelindung diri rasional
 Kesehatan karyawan
(Rosa,2015)
Kewaspadaan pencegahan dan pengendalian
infeksi

Kewaspadaan pencegahan dan


Kewaspadaan standar pengendalian infeksi ketika merawat
pasien probabel atau konfirmasi
terinfeksi probabel atau konfirmasi
Kewaspadaan pencegahan terinfeksi MERS-CoV
dan pengendalian infeksi
tambahaan ketika merawat
pasien infeksi saluran
Durasi tindakan isolasi untuk
pernpasan akut
pasien terinfeksi MERS-CoV
Kewaspadaan pencegahan
dan pengendalian infeksi
pada prosedur / tindakan
medik yang menimbulkan Pengumpulan dan penanganan
aerosol spesimen laboratorium
PENULARAN INFEKSI

CARA PENULARAN JALAN MASUK

 Kontak  Membram
langsung mukosa
 Makanan  Trakea GI
 Muntahan  Trakea GU
 Melalui udara  Traktus
respiratorius
 Kulit pecah
PENULARAN INFEKSI

Penularan Penularan
endogen eksogen

Penularan dari satu


organ ke organ yang
lain pada satu individu , Penularan dari satu
yang biasanya terjadi inang keinang yang lain
melalui darah Inang dalam hal ini bisa
(hematogen) atau manusia atau binatang
melalui cairan limfa
(limfogen0
RUTE PENULARAN

Penularan
limfa saluran
nafas Penularan
Penularan
- Penularan limfa Penularan
lewat saluran
tidak hubungan limfa kulit
cerna
langsung kelamin
- Penularaan
langsung
CARA PENULARAN INFEKSI

Melalui kontak
jasmani ( personal Melalui makanan dan
kontak) minuman ( food
borne infections)

Melalui serangga
Melalui udara (Air
(arthropod borne
borne infections)
infections)
RANTAI PENULARAN

Dalama melakukan tindakan pencegahan dan


pengendalian infeksi perlu mengetahui rantai penularan.
Apabila satu mata rantai dihilangkan atau dirusak, maka
infeksi dapat dicegah atau dihentikan . Komponen yang
diperlukan sehinggah terjadi penularan tersebut adalah
(Akib et al,20080:
1. agen infeksi (infectious agent)
2. reservoir
3. pintu keluar ( portal of exit)
4. transmisi ( cara penularan )
5. pintu masuk ( portal of entery)
6. penjamu (host) yang rentan.
DAFTAR PUSTAKA

 Smeltzer, S., & Bare, B. (2002). Buku Ajar Keperawatan


Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8. EGC :
Jakarta. https://doi.org/10.1037/1524-9220.4.1.3
 BAHARUDDIN, SKM, M. K., & MOCH. HATTA, dr., sP.mk,
P. . (n.d.). MIKROBIOLOGI KEPERAWATAN.
 Schaffer, Garzan, Heroux, & Korniewich. (n.d.).
pencegahan infeksi dan praktik yang aman. buku
kedokteran EGC.
 Baxter, R., Hastings, N., Law, a., & Glass, E. J. . (2008). [
No Title ]. Animal Genetics, 39(5), 561–563.
 Kemenkes. (2013). Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Kasus Konfirmasi atau Probabel
Inveksi Virus, 07(5), 21–27.
https://doi.org/10.1016/j.jpedsurg.2009.09.004

Anda mungkin juga menyukai