Anda di halaman 1dari 39

TINDAKAN – TINDAKAN

PENCEGAHAN INFEKSI SILANG

OLEH :
KELOMPOK II

AKADEMI KEPERAWATAN BATARI TOJA


WATAMPONE
2018
KELOMPOK II
TINDAKAN – TINDAKAN
PENCEGAHAN INFEKSI SILANG

ANGGOTA KELOMPOK :

DIAN ARSITA SARI


EVI FEBRI
DEBHY LARASATI MALDINI
HAMSYAR
HAMSAENAL

i
KATA PENGANTAR

Segala kuasa telah kutitipkan dalam alunan doa seiring


rindu akan belaian sang maha kuasa penuh dengan kelembutan
dan mengisi relung kalbu yang hampa, hanya kepada-Nya semua
ratapan dan ungkapan rasa kasih sayang dan keagungan atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah dapat
diselaikan meskipun dalam bentuk yang sederhana.
Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih pihak-pihak
yang sudah membantu baik bantuan fisik maupun batin. Hanya doa
yang penulis ucapkan ke hadirat Allah kiranya segala bimbingan
dan bantuan yang penulis terima Allah akan membalas-Nya amin.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
Penulis sangat menyadari bahwa makalah yang penulis buat
ini jauh dari kesempurnaan baik dalam cara penulisannya,
pemilihan katanya atau dalam penyusunannya. Maka dari itu,
penulis sangat memohon pada para pembaca agar memberikan
kritik-kritik yang positif dan bisa memperbaiki kekurangan dalam
makalah ini.

November 2018

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1
1.4 Manfaat 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Infeksi 2
2.2 Tindakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Silang 5
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan 14
3.2 Saran 14
DAFTAR PUSTAKA

iii
1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Infeksi adalah masuk dan berkembangnya agen infeksi ke
dalam tubuh seseorang atau hewan. Pada infeksi yang
“manifes”, orang yang terinfeksi tampak sakit secara lahiriah.
Pada infeksi yang “non-manifes”, tidak ada gejala atau tanda
lahiriah. Jadi, infeksi jangan dirancukan dengan penyakit.
Istilah “infeksi” juga hanya mengacu pada organisme
patogen, tidak pada semua jenis organisme. Sebagai contoh,
pertumbuhan normal flora bakteri yang biasa hadir di dalam
saluran usus tidak dianggap sebagai infeksi.
Infeksi yang muncul selama seseorang tersebut dirawat
di rumah sakit dan mulai menunjukkan suatu gejala selama
seseorang itu dirawat atau setelah selesai dirawat disebut
infeksi nosokomial. Secara umum, pasien yang masuk rumah
sakit dan menunjukkan tanda infeksi yang kurang dari 72
jam menunjukkan bahwa masa inkubasi penyakit telah terjadi
sebelum pasien masuk rumah sakit, dan infeksi yang
baru menunjukkan gejala setelah 72 jam pasien berada
dirumah sakit baru disebut infeksi nosokomial. Infeksi
nosokomial ini dapat berasal dari dalam tubuh penderita
maupun luar tubuh. Infeksi endogen disebabkan oleh

1
mikroorganisme yang semula memang sudah ada didalam
tubuh dan berpindah ketempat baru yang kita sebut dengan
self infection atau auto infection, sementara infeksi eksogen
(cross infection/infeksi silang) disebabkan oleh
mikroorganisme yang berasal dari rumah sakit dan dari satu
pasien ke pasien lainnya.
Dalam hal ini, perawat sebagai salah satu pemberi
layanan kesehatan berperan besar untuk memperkecil risiko
infeksi tersebut. Oleh karena itu, kami akan membahas
mengenai pencegahan dan pengendalian infeksi silang dalam
makalah ini .

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan infeksi?
1.2.2 Bagaimana tindakan pencegahan infeksi silang?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian infeksi.
1.3.2 Untuk mengetahui tindakan pencegahan infeksi
silang.
1.4 Manfaat
1.4.1 Mahasiswa dapat mengetahui pengertian infeksi.
1.4.2 Mahasiswa dapat mengetahui tindakan
pencegahan infeksi silang.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Infeksi
a. Pengertian
Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan
berproliferasi didalam tubuh yang menyebabkan sakit (potter
& Perry 2005). Sedangkan menurut Smeltzer & Brenda
(2002), infeksi adalah beberapa penyakit yang disebabkan
oleh pertumbuhan organisme patogenik dalam tubuh.
b. Penyebab infeksi
Tipe mikroorganisme penyebab infeksi dibagi menjadi empat
kategori, yaitu :
1) Bakteri
Bakteri merupakan penyebab terbanyak dari infeksi.
Ratusan spesies bakteri dapat menyebabkan penyakit pada
manusia dan dapat hidup didalam tubuhnya. Bakteri bisa
masuk antara lain melalui udara, tanah, air, makanan,
cairan dan jaringan tubuh dan benda mati lainnya.
2) Virus
Virus terutama berisi asam nukleat (nukleat acid)
karenanya harus masuk dalam sel hidup untuk di
produksi.
3) Parasit

3
Parasit hidup dalam organisme hidup lain, termasuk
kelompok parasit adalah protozoa, cacing dan arthropoda.
4) Fungi
Fungi terdiri dari ragi dan jamur
c. Tipe Infeksi
1) Kolonisasi
Merupakan suatu proses dimana benih mikroorganisme
menjadi flora yang menetap/residen. Mikroorganisme bisa
tumbuh dan berkembang biak tetapi tidak bisa
menimbulkan penyakit. Infeksi terjadi ketika
mikroorganisme yang menetap tadi sukses
menginvasi/menyerang bagian tubuh/host manusia yang
system pertahanannya tidak efektif dan pathogen
menyebabkan kerusakan jaringan.
2) Infeksi local
Spesifik dan terbatas pada bagian tubuh dimana
mikroorganisme tinggal.
3) Infeksi Sistemik
Terjadi bila microorganisme menyebar kebagian tubuh
yang lain dan menimbulkan kerusakan.
4) Bakterimia
Terjadi ketika didalam darah ditemukan adanya bakteri.
5) Septikimia

4
Multiplikasi bakteri dalam darah sebagai hasil dari infeksi
sistemik.
6) Infeksi akut
Infeksi yang muncul dalam waktu singkat.
7) Infeksi kronik
Infeksi yang terjadi secara lambat dalam periode yang
lama (dalam hitungan bulan/tahun).
d. Rantai Infeksi
Proses terjadinya infeksi seperti rantai yang saling terkait
antar berbagai faktor yang saling mempengaruhi, yaitu agen
infeksi, reservoir, portal of exit, cara penularan, portal of
entry dan host atau penjamu yang rentan.

Skema 2.1

Agen infeksi

Host/pejamu
Reservoir

5
Portal de exit
Portal de entry

Cara penularan
(Perry & Potter
2005)

1) Agen Infeksi
Mikroorganisme yang termasuk dalam agen infeksi
antara lain bakteri, virus, jamur dan protozoa.
Mikroorganisme dikulit bisa merupakan flora transient
maupun resident. Mikroorganisme transient normalnya
ada dan jumlahnya stabil, organisme ini bisa hidup dan
berbiak dikulit. Organisme transient melekat pada kulit
saat seseorang kontak dengan objek atau orang lain
dalam aktivitas normal. Organisme ini siap ditularkan
kecuali dengan cuci tangan. Organisme residen tidak
dengan mudah bisa dihilangkan melalui cuci tangan
dengan sabun dan detergen biasa kecuali bila gosokan
dilakukan dengan seksama. Mikroorganisme dapat
menyebabkan infeksi tergantung pada: jumlah
mikroorganisme, virulensi (kemampuan menyebabkan

6
penyakit), kemampuan untuk masuk dan bertahan hidup
dalam host serta kerentanan dalam host/pejamu.

2) Reservoir (sumber mikroorganisme)


Adalah tempat dimana mikroorganisme pathogen dapat
hidup baik berkembang biak atau tidak. Yang bisa
berkembang sebagai reservoir adalah manusia, binatang,
makanan, air, serangga dan benda lain. Kebanyakan
reservoir adalah tubuh manusia, terutama dikulit,
mukosa, cairan atau drainase. Adanya mikroorganisme
pathogen dalam tubuh tidak selalu menyebabkan
penyakit pada hostnya. Sehingga reservoir yang
didalamnya terdapat mikroorganisme pathogen bisa
menyebabkan orang lain bisa menjadi sakit (carier).
Kuman dapat hidup dan berkembang biak dalam
reservoir jika karakteristik reservoirnya cocok dengan
kuman. Karakteristik tersebut adalah air, suhu, ph, udara
dan pencahayaan.

3) Portal of exit
Mikroorganisme yang hidup didalam reservoir harus
menemukan jalan keluar untuk masuk ke dalam host
dan menyebabkan infeksi. Sebelum menimbulkan
infeksi, mikroorganisme harus keluar terlebih dahulu

7
dari reservoirnya. Jika reservoirnya manusia, kuman
dapat keluar melalui saluran pencernaan, pernafasan,
perkemihan, genetalia, kulit, membrane mukosa yang
rusak serta darah.

4) Cara penularan
Kuman dapat berpindah atau menular ke orang lain
dengan berbagai cara seperti kontak langsung dengan
penderita melalui oral, fekal, kulit atau darahnya.
Kontak tidak langsung melalui jarum atau balutan bekas
luka penderita, peralatan yang terkontaminasi, makanan
yang diolah tidak tepat, melalui vector nyamuk atau
lalat.

5) Portal masuk
Sebelum seseorang terinfeksi, mikroorganisme harus
masuk dalam tubuh. Kulit merupakan barier pelindung
tubuh terhadap masuknya kuman infeksius. Rusaknya
kulit atau ketidakutuhan kulit dapat menjadi portal
masuk. Mikroba dapat masuk kedalam tubuh melalui
rute yang sama dengan portal keluar. Faktor-faktor yang
menurunkan daya tahan tubuh memperbesar kesempatan
pathogen masuk kedalam tubuh.

8
6) Daya tahan hospes (manusia)
Seseorang terkena infeksi bergantung pada kerentanan
terhadap agen infeksius. Kerentanan bergantung pada
derajat ketahanan tubuh individu terhadap pathogen.
Meskipun seseorang secara konstan kontak dengan
mikroorganisme dalam jumlah yang besar, infeksi tidak
akan terjadi sampai individu rentan terhadap kekuatan
dan jumlah mikroorganisme tersebut. Beberapa faktor
yang mempengaruhi kerentanan tubuh terhadap kuman
yaitu usia, keturunan, stress (fisik dan emosional), status
nutrisi, terafi medis, pemberian obat dan penyakit
penyerta.

e. Proses Infeksi
Infeksi terjadi secara progresif dan beratnya infeksi pada
klien tergantung dari tingkat infeksi, patogenisitas
mikroorganisme dan kerentanan penjamu. Dengan
proses perawatan yang tepat, maka akan meminimalisir
penyebaran dan meminimalkan penyakit. Perkembangan
infeksi mempengaruhi tingkat asuhan keperawatan yang
diberikan.
Berbagai komponen dari system imun memberikan
jaringan kompleks mekanisme yang sangat baik yang
jika utuh, berfungsi mempertahankan tubuh terhadap

9
mikroorganisme asing dan sel-sel ganas. Pada beberapa
keadaan, komponen-komponen baik respon spesifik
maupun non spesifik bisa gagal dan hal tersebut bisa
mengakibatkan kerusakan pertahanan hospes. Orang-
orang yang mendapat infeksi yang disebabkan oleh
defisiensi dalam pertahanan dari segi hospesnya disebut
hospes yang melemah. Sedangkan orang-orang dengan
kerusakan mayor yang berhubungan dengan respon
imun spesifik disebut hospes yang terimunosupres.Ciri-
ciri umum yang berkaitan dengan hospes yang melemah
adalah : infeksi berulang, infeksi kronik, ruam kulit,
diare, kerusakan pertumbuhan dan meningkatnya
kerentanan terhadap kanker tertentu.
Secara umum proses infeksi adalah sebagai berikut :
1) Periode inkubasi
Interval antara masuknya pathogen kedalam tubuh dan
munculnya gejala pertama.
2) Tahap prodromal
Interval dari awitan tanda dan gejala non spesifik
(malaise, demam ringan, keletihan) sampai gejala yang
spesifik. Selama masa ini, mikroorganisme tumbuh dan
berkembang biak dan klien lebih mampu menyebarkan
penyakit ke orang lain.
3) Tahap sakit

10
Klien memanifestasikan tanda dan gejala yang spesifik
terhadap jenis infeksi.
4) Pemulihan
Interval saat munculnya gejala akut infeksi.

2.2 Tindakan Pencegahan Infeksi Silang


Peran penting perawat adalah mengetahui prosedur dan
praktik yang mungkin menyebabkan infeksi
nosokomial, misalnya teknik-teknik invasif, jalur
tindakan dan menyadari faktor-faktor lainnya yang
dapat meningkatkan risiko infeksi seperti kebersihan
yang kurang, status gizi kurang, dan imunosupresi.
Mungkin faktor pencegahan terpenting adalah
memastikan dilaksanakannya prosedur pengontrolan
infeksi, yang dilaksanakan di setiap rumah sakit.
Perawatan terpisah merupakan usaha mencegah
penyebaran infeksi dengan isolasi protektif atau
mencegah infeksi dari pasien yang terinfeksi (isolasi
sumber).
2.2.1 Mencuci tangan
a. Pengertian Mencuci Tangan
Mencuci tangan merupakan rutinitas yang murah
dan penting dalam prosedur pengontrolan infeksi,
dan merupakan metode terbaik untuk mencegah

11
transmisi mikroorganisme. Telah terbukti bahwa
tindakan mencuci tangan secara signifikan
menurunkan infeksi pada ICU dan infeksi saluran
pencernaan. Kulit yang rusak pada tangan
mengandung pathogen yang lebih banyak.
Mencuci tangan dengan sabun adalah cara terbaik
untuk menghentikan penyebaran kuman,
dibandingkan hanya memakai air saja. Kebiasaan
sederhana ini terbukti berperan penting dalam
membantu mencegah penyebaran kuman dan
menurunkan jumlah anak yang sakit di seluruh
dunia.
Penyebaran kuman melalui tangan sangatlah sering
menyebabkan penyakit. Oleh karena itu, PBB
mencanangkan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun
Sedunia (HCTPS) atau Global Handwashing Day
yang dilakukan setiap tanggal 15 Oktober. Hal ini
dilakukan untuk menggalakkan kebiasaan mencuci
tangan dengan sabun pada masyarakat. Tujuannya,
agar tingkat kematian balita dan pencegahan
terhadap penyakit infeksi yang berdampak pada
kualitas hidup masyarakat menurun.

12
Faktor penting untuk mempertahankan hygiene
yang baik dan mempertahankan integritas kulit
adalah :

 Lama mencuci tangan


 Paparan semua area tangan dan
pergelangan tangan ke alat yang digunakan
 Menggosok dengan keras hingga terjadi
friksi
 Pembilasan menyeluruh
 Memastikan tangan telah dikeringkan

Hampir semua bakteri bakteri transien dapat


diilangkan dengan sabun dan air, tetapi bakteri
residen akan tetap tinggal. Pencuci tangan
bakterisida, misalnya Hibiscrub , Povidone-iodine,
membuat prosedur ini lebih efektif karena
menghilangkan bakteri residen. Yang perlu
perhatian khusus saat mencuci adalah area tempat
berkumpulnya mikroorganisme, seperti di sela-sela
jari.

Walaupun mencuci tangan dengan menggunakan


bakterisida, namun tidak semua bakteri dapat
dihilangkan. Tangan tidak pernah steril, tanpa
satupun mikroorganisme hidup di atasnya, dan

13
inilah sebabnya diperlukan sarung tangan steril
sekali pakai (disposible) untuk beberapa prosedur.
Candida albicans, salah satu penyebab oral thrush
(jamur pada mulut) pada pasien kanker stadium
lanjut, dapat menyebar dari pasien ke tangan
perawat. Penyebaran ini dapat dicegah dengan
mengenakan sarung tangan steril saat kontak dengan
mukosa oral.

Mencuci kedua tangan merupakan prosedur awal


yang dilakukan perawat atau petugas kesehatan
dalam memberikan tindakan. Tindakan ini yang
bertujuan untuk membersihkan tangan dari segala
kotoran, mencegah terjadi infeksi silang melalui
tangan dan persiapan bedah atau tindakan
pembedahan agar miroorganisme yang dapat
mengakibatkan infeksi tidak berpindah ke pasien,
pengunjung, dan tenaga kesehatan. Sebaiknya waktu
pencucian tangan dilakukan :

a) Sebelum dan sesudah kontak dengan pasien


b) Awal dan akhir dari perawatan persalinan bagi
yang berada dalam ruangan maternity, juga bagi
perawatn pasien pre dan post operasi

14
c) Sebelum menyediakan makanan dan menyuapi
pasien
d) Setelah menyentuh alat yang terkontaminasi
e) Sebelum menyiapkan obat bagi pasien
f) Sebelum memegang alat steril bagi pasien, yaitu
pasien telah menggunakan urinal sebelum dan
sesudah makan

b. Langkah - Langkah Mencuci Tangan


a) Telapak dengan telapak
b) Telapak kanan di atas punggung tangan
kiri dan telapak kiri di atas punggung
tangan kanan
c) Telapak dengan telapak dan jari saling terkait
d) Letakkan pungguh jari pada telapak satunya
dengan jari sering mengunci
e) Jempol kanan digosok memutar oleh telapak kiri
dan sebaliknya
f) Jari kiri menguncup, gosok memutar ke kanan
dan ke kiri pada telapak kanan dan sebaliknya
g) Pegang pergelangan tangan kiri dengan tangan
kanan dan sebaliknya, gerakkan memutar
c. Teknik Mencuci Tangan
Adapun teknik –teknik mencuci tangan ada 3:
1) Teknik mencuci biasa
a) Alat dan bahan:
1. air bersih
2. handuk
3. Sabun
4. sikat lunak

15
b) Prosedur
kerja:
1. lepaskan segala yang melekat pada daerah
tangan,seperti cincin atau jam tangan.
2. Basahi jari tangan,lengan hingga siku dengan
air,kemudian sabuni dan sikat bila perlu.
3. Bilas dengan air bersih yang mengalir dan
keringkan dengan handuk atau lap kering.
2) Teknik mencuci dengan desinfeksi
a) Alat dan bahan:
1. Air bersih
2. Larutan desinfektan lisol atau savlon
3. Handuk atau lap kering
b) Prosedur kerja:
1. Lepaskan segala yang melekat pada daerah
tangan,seperti cincin atau jam tangan,
.2 Basahi jari tangan,lengan hingga siku dengan
air,kemudian dengan larutan desinfektan
(lisol atau savlon)dan sikat bila perlu.
3. Bilas dengan air bersih yang mengalir dan
keringkan dengan handuk atau lap kering.
3) Teknik mencuci steril
a) Alat dan bahan:
1. Air mengalir
2. Sikat steril dalam tempat
3. Alkohol 70%
4. Sabun
b) Prosedur kerja:

16
1. Lepaskan segala yang melekat pada
daerah tangan,seperti cincin atau jam
tangan.
2. Basahi jari tangan,lengan hingga siku dengan
air,kemudian alirkan sabun(2-5 ml)ke tangan dan
gosokkan tangan serta lengan sampai 5 cm diatas
siku,kemudian sikat
ujung jari,tangan lengan,dan kuku
sebanyak kurang lebih 15 kali
gosokan,sedangkan telapak tangan 10
kali gosokan hingga siku.
3. Bilas dengan air bersih yang mengalir
4. Setelah selesai tangan di bilas dan tetap
diarahkan ke atas.
5. Gunakan sarung tangan steril.

2.2.2 Menggunkan Sarung Tangan Steril


a. Pengertian

Menggunakan sarung tangan merupakan komponen


kunci dalam meminimalkan penularan penyakit serta
mempertahankan lingkungan bebas infeksi.
b. Tujuan
1) Mengurangi resiko petugas terkena infeksi
bakterial dari klien
2) Mencegah penularan flora kulit petugas pada klien
3) Mengurangi kontaminasi tangan petugas dengan
mikroorganisme yang dapat

17
berpindah dari klien satu ke klien yang lainnya
c. Persiapan alat
1) Sarung tangan steril
2) Wastafel/air mengalir untuk cuci tangan
3) Handuk bersih
4) Sabun
d. Prosedur
1) Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan
2) Lepaskan cincin, jam tangan dan gelang
3) Lakukan cuci tangan
4) Buka pembungkus kemasan bagian luar dengan
hati-hati menyibakkannya ke
samping
5) Pegang kemasan bagian dalam dan taruh pada
permukaan datar yang bersih tepat diatas
ketinggian pergelangan tangan.
6) Buka kemasan, pertahankan sarungtangan pada
permukaan dalam pembungkus.
7) Identifikasi sarung tangan kanan dan kiri. Setiap
sarung tangan mempunyai manset kurang lebih 5
cm (2 inci). Kenakan sarung tangan pada sarung
tangan yang lebih dominan.
8) Dengan ibu jari dan dua jari lainnya dari tangan
non dominan, pegang tepi manset sarung tangan
untuk tangan dominan. Sentuh hanya pada
permukaan dalam sarung tangan.
9) Tarik sarung tangan pada tangan yang dominan,
lebarkan manset, pastikan bahwa manset tidak

18
menggulung pada tangan, pastikan juga ibu jari
dan jari-jari anda pada posisi yang tepat.
10) Dengan tangan yang telah memakai sarung tangan,
masukkan jari di bawah manset sarung tangan
kedua.
11) Tarik sarung tangan kedua pada tangan yang non dominan.
Jangan biarkan jari-jari dan ibu jari sarung tangan yang
dominan menyentuh bagian tangan non dominan yang
terbuka. Pertahankan ibu jari sarung tangan non dominan
abduksi ke belakang
12) Jika sarung tangan kedua telah terpasang cakupkan kedua
tangan, manset biasanya terbuka saat pemasangan.
Pastikan untuk menyentuh bagian yang steril.

2.2.3. Menggunakan Gaun (Celemek) Pelindung


a. Pengertian gaun (celemek pelindung)

Gaun ( dari kain ) yang bersh atau disposable ( dari bahan


sejenis kertas ) atau apron ( pakaian pelindung ) plastic
digunakan saat seragam perawat kemungkinan akan kotor.
Umumnya, gaun disposable digunakan di rumah sakit.
Gaun harus mempunyai lapisan kedap air sehingga cairan
dan cairan tubuh tidak dapat tembus.

b. Memakai Gaun Bedah


1) Pengertian :

19
Adalah memakai / memasang baju steril pada diri
sendiri atau orang lain setelah cuci tangan, dengan
prosedur tertentu agar lokasi pernbedahan bebas
dan mikroorganisme.

2) Tujuan :
a) Untuk menghindari kontaminasi.
b) Agar tidak terjadi path luka operasi
c) Agar lokal pembedahan dalam keadaan aseptik.

3) Persiapan
a) Baju steril dalam bungkusan set steril.
b) Teman kerja (perawat sirkulasi) untuk membantu
mengikat tali baju.

4) Pelaksanaan Memakai baju steril untuk baju


sendiri
a) Cuci tangan dan pembedahan.
b) Buka bungkusan steril yang berisi baju steril oleh
perawat sirkulasi
c) Ambil baju steril secara aseptic yaitu pegang baju
pada garis leher bagian dalam dengan
menggunakan tangan kiri dan posisi tangan
d) kanan tetap setinggi bahu.
e) Buka lipatan baju dengan cara melepaskan bagian
yang terjepit tangan dan jangan sampai
terkontaminasi.
f) Tangan kiri tetap memegang bagian leher baju
kanan dan masukkan tangan kanan ke lubang

20
lengan baju kanan, diikuti dengan tangan kiri
dimasukkan ke lengan kiri.
g) Perawat sirkulasi berdiri dibelakangnya untuk
membantu mengikat tali baju dengan menarik
bagian belakang leher baju
h) Buka tali ikat pinggang, berikan salah satu ujung
tali tersebut pada perawat sirkulasi.
i) Dengan korentang tali tersebut terjepit, orang
yang memakai baju memutarkan badannya,
kemudian mengambil tali dan jepitan serta
mengikat tali tersebut. Pada saat rnemutar tidak
boleh terjadi kontaminasi.

5) Memakaikan pada orang lain :


a) Setelah kita memakai baju dan sarung tangan steril
ambil baju dengan menggunakan bagian luarnya.
b) Buka lipatan gaun dengan hati-hati dengan
rnemegang pada leher.
c) Buka lubang masuk tangan dengan sisi dalam
menghadap pada yang akan dipasang, lakukan
dengan hati – hati sehingga tidak menyentuh
tangan.
d) Pertahankan tangan kita pada area luar gaun
dengan lindungan lengan gaun, hadapkan sisi gaun
pada yang dipasang, dia akan memasukkan
tangannya pada gaun masuk.

21
e) Setelah tangan kanan dan kiri masuk, sambil
diangkat kedua lengan direntangkan supaya gaun
masuk. Perawat sirkulasi membantu dari sisi dalam
dan kemudian mengikat tali gaun. Buka ikat
pinggang lalu berikan salah satu pada yang
dipasang dan disuruh berputar dan berikan dan
diikat.
c. Gaun untuk ruang isolasi
1) Pengertian

Menggunakan penutup, pelindung, seperti penutup


kepala, masker, gaun/ baraskot, dan sarung tangan
sebelum perawat masuk ke ruang isolasi.

2) Tujuan
a) Sebagai kewaspadaan untuk mengurangi penularan
mikroorganisme saat meraat pasien yang diisolasi
b) Melindungi perawat dari penularan penyakit

d. Jas Operasi Yang perlu diperhatikan


1) Keringkan kedua lengan sebelum memakai jas operasi
2) Tetap pegang bagian dalam jas operasi pada langkah
pertama
3) Perhatikan tehnik aseptic pada setiap langkah
4) Ikuti prosedur yang telah ditetapkan uleh kamar operasi

e. Langkah memakai jas operasi


1) Ambil handuk atau lap tangan yang ada diatas jas
operasi

22
2) Keringkan kedua lengan
3) Ambil jas operasi pada bagian bawah sisi leher dan
juntai kebawah
4) Buka lipatan jas secara perlahan dan masukkan kedua
tangan kedalam kedua lengan jas
5) Perhatikan kedua tangan tetap dalam lengan jas,
sementara perawat sirkuler mengikat kedua tali dimulai
dengan tali atas kemudian tali bawah
f. Langkah melepas jas operasi
1) Dengan tetap memakai sarung tangan kendorkan
manset dan goyangkan kebawah sampai pergelangan
tangan. Tahan jas dibagian bahu kanan (buka ikatan tali)
2) Tarik lengan jas dari tubuh dengan memfleksikan siku
3) Pegang bahu lengan sebelah kiri dan tarik lengan
dengan posisi terbalik

2.2.4. Mengenakan Dan Melepaskan Masker

Pada kewaspadaan standar, masker digunakan untuk mencegah


masuknya material yang berpotensi infektif ke dalam mulut,
hidung, atau mata perawat selama prosedur dilakukan apabila
darah/ cairan tubuh lain dapat memecik dekat muka perawat. Satu

23
buah unit yang biasanya digunakan terdiri dari masker kertas
dengan pelindung plastic jernih yang dapat ditarik ke atas dari
masker untuk melindungi mata.

a. Pengertian

Masker digunakan sebagai alatpengaman yang menutup lubang


hidung dan mulut.

b. Tujuan
1) Mencegah atau mengurangi transmisi mikroorganisme
melalui udara ( droplet infection ) saat merawat pasien yang
diisolasi.
2) Melindungi perawat dari infeksi pernafasan, seperti
Tuberkulosis.
c. Indikasi
1) Saat membantu prosedur sprosedur steril
2) Saat menyiapkan alat-alat steril untuk area steril
3) Saat merawat pasien di ruang isolasi
d. Persiapan alat
1) Masker sekali pakai

a) Menggunakan Masker
Prosedur
1. Cuci tangan
2. Tenukan tepi atas masker ( masker biasanya mempunyai
strip logam tipis disalah satu tepinya yang dapat ditekuk
untuk disesuaikan dengan pangkal hidung pengguna ).

24
Periksa kebijakan institusi untuk menggunakan masker
yang tepat.
3. Pegang masker pada kedua tali bagian tali. Ikat kedua tali
tersebut di belakang kepala dengan tali di atas telinga.
4. Ikat kedua tali bawah di sekitar leher dengan tepi masker
bawah tepat di bawah dagu. Ada juga jenis masker yang
mempunyai tali elastic yang dikaitkan di kedua telinga.
b) Melepas Masker
Prosedur
1. Bila menggunakan sarung tangan, lepaskan terlebih
dahulu sarung tangan kemudian masker, baaru cuci
tangan
2. Lepaskan kedua ikatan dan lipat masker menjadi
setengahnya dengan permukaan dalam saling beradapan.
3. Buang masker ke dalam tempat yang elah disediakan
( masker sekali pakai harus dibuang ke tong sampah
infeksius yang berwarna kuning).

2.2.5. Tutup Kepala Pelindung

Reservoar potensial lain untuk infeksi luka pasca operatif


adalah rambut petugas. Walaupun rambut jarang disangka
sebagai reservoar, dilaporkan adanya dua letupan kasus yang
disebabkan oleh s. Aureus yang masing-masing ditemukan
pada rambut seorang dokter dan seorang perawat. Tidak
terdapat bukti bahwa topi mencegah penularan

25
mikroorganisme dari rambut keluka operasi. Walaupun
pemakaian penutup kepala mungkin sesuai untk mencegah
rambut jatuh kelapangan operasi, namun keefektifan
pelindung semacam itu berkaitan dengan kemampuannya
menutupi semua rambut dan kulit kepala
Perawatan keteter vena sentral
Kateter vena sentral (central venous catheter, CVC) dapat
diimplantasika melaluipembedahan pada pasien yang
membutuhkan terapi intavena jangka panjang atau dapat
diinsersi oada perifer untuk jangka pendek. Di Inggris,
hamper 6000 pasien per tahun mendapatkan infeksi pasa
sirkulasi darah karena kateter (catheter-related bloodstream
infection, CR-BSI) , disebabkan pemasangan dan perawatan
kateter vena sentral. Infeksi ini merupakan salah satu
komplikasi paling berbahaya pada pasien. Mikroorganisme
penyebab yang tersering adalah Staphylococcus epidermidis.
Infeksi dapat disebarkan dari tangan tenaga medis saat
perawatan atau dari mikroorganisme kulit yang
mengontaminasi kateter saat pemasangan . Maka sangat
penting melakukan tindakan penfhalang steril secara
maksimal saat memasang kateter vena sentral.

26
Rekomendasi dari pedoman pencegahan infeksi oleh tenaga
medis menunjukkan bahwa minimalisasi risiko infeksi dapat
dilakukan dengan :

 Memilih kateter yang tepat untuk pasien, misalnya kateter


berlubang tunggal yang diberi zat antimokroba
 Tempat insersi terbaik, misalnya daerah subklavia (bahu)
lebih disarankan daripada daerah jungular (leher) atau
femoral (paha)
 Menggunakan teknik aseptic saat pemasangan kateter
vena sentral, seperti baju, sarung tangan, dan duk steril
 Persiapan daerah insersi yang tepat, misalnya
membersihkan kuit dengan larutan alcohol klorheksidin
glukonat dan dibiarkan mongering sebelum insersi.
 Perawatan kateter dan daerah yang efektif, misalnya
disinfeksi permukaan eksternal kateter dan bagian
sambungan, ditutup dengan menggunakan kasa steril atau
balutan transparan
 Menjalankan strategi penggaantian kateter vena sentral
dengan memperhatikan metode dan frekuensi penggantian
 Tidak menggunakan antibiotik untuk menurunkan risiko
infeksi

2.2.6 Mencuci Dan Disinfeksi


Mencuci adalah proses menghilangkan kotoran yang
kelihatan, sementara disinfeksi adalah tindakan untuk

27
membunuh atau mengurangi pertumbuhan
mikroorganisme tergantung dari resistensi alami
mikroorganisme. Disinfeksi umumnya berbahaya untuk
kulit dan harus menggunakan pakaian pelindung saat
memakainya. Antiseptic adalah agen antimikroba yang
menurunkan pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan
hidup. Contoh antiseptic yang umum adalah iodin dan
hidrogen peroksida.

Peralatan medis harus dibersihkan dan /atau didisinfeksi


sebelum digunakan dari pasien ke pasien lain. Secara
umum setiap alat harus dibersihkan, tetapi peralatan
medis yang kontak dengan darah atau cairan tubuh atau
digunakan pada pasien yang menderita infeksi, seperti
infeksi Staphylococcus aureus resisten metisilin (MRSA),
diare, maka peralatan medis ini harus didisinfeksi.

Setiap alat harus selalu dicuci dan dibersihkan sebelum


disinfeksi karena alat yang kotor akan melindungi
mikroorganisme. Disinfeksi zat pembunuh bakteri,
kadang disebut juga bakterisida, sedangkan zat yang
hanya menghambat pertumbuhan bakteri disebut
bakteriostatik. Disinfektan bakterisida dapat bersifat
bakterostatik jika diencerkan. Sehingga penting untuk

28
menggunakan disinfektan dengan konsentrasi yang tepat.
Begitu pula, disinfektan harus digunakan dalam durasi
waktu yang tepat dan dipastikan bahwa larutan
disinfektan masih baru agar prosedur disinfeksi efektif.

Disinfektan yang paling efektif adalah senyawa aldehida,


peroksida, dan halogen tetapi tidak selalu tepat digunakan
setiap saat karena efek sampingnya. Semua zat tersebut
adalah agen pengoksidasi kuat.

2.2..7 Sterilisasi
Sterilisasi adalah prosedur untuk membunuh semua
organisme termasuk endospore dan virus. Autoklaf (dapat
dilakukan dengan alat masak bertekanan tinggi, presto)
dapat digunakan untuk sterilisasi dengan menggunakan
uap bertekanan tinggi. Prosedur ini sering digunakan
untuk sterilisasi instrument bedah umum dan masker
anestesi. Temperatur tinggi dicapai ketika uap berada
dalam tekanan tinggi, seperti 121 0C pada 108 kPa (15
psi) yang akan membunuh mikroorganisme dalam
jangkan pendek dibandingkan menggunakan panas pada
tekanan atmosfer biasa. Di pabrik, produk steril seperti
syringe disposable disterilisasi sebelum dikemas dengan

29
menggunakan radiasi sinar gamma untuk menghancurkan
mikroorganisme.

30
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan
berproliferasi didalam tubuh yang menyebabkan sakit (potter
& Perry 2005). Sedangkan menurut Smeltzer & Brenda
(2002), infeksi adalah beberapa penyakit yang disebabkan
oleh pertumbuhan organisme patogenik dalam tubuh.
Peran penting perawat adalah mengetahui prosedur
dan praktik yang mungkin menyebabkan infeksi nosokomial,
misalnya teknik-teknik invasif, jalur tindakan dan menyadari
faktor-faktor lainnya yang dapat meningkatkan risiko infeksi
seperti kebersihan yang kurang, status gizi kurang, dan
imunosupresi. Mungkin faktor pencegahan terpenting adalah
memastikan dilaksanakannya prosedur pengontrolan infeksi,
yang dilaksanakan di setiap rumah sakit. Perawatan terpisah
merupakan usaha mencegah penyebaran infeksi dengan
isolasi protektif atau mencegah infeksi dari pasien yang
terinfeksi (isolasi sumber)
3.2 Saran
Melalui tulisan ini, penulis ingin menyampaikan
saran-saran kepada berbagai pihak, yaitu:

31
1. Kepada staf pengajar, agar lebih banyak memberikan
materi tentang Tindakan Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi Silang.
2. Kepada mahasiswa, diharapkan tulisan ini dapat dijadikan
motivasi untuk lebih mendalami materi tentang Tindakan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Silang

32
33
DAFTAR PUSTAKA

https://dokumen.tips/documents/tindakan-pencegahan-pengendalian-infeksi-
silang.html
https://www.academia.edu/9069276/BAB_I_PEMBAHASAN_1._Konsep_Dasar_In
feksi
http://anggalesmana76./2012/07/tindakan-pencegahan-infeksi.html
https://ayupermatasari38.wordpress.com/2015/05/26/pencegahan-infeksi/

Anda mungkin juga menyukai