Anda di halaman 1dari 31

By Ardhiles WK

TOSIBHA
21”
The point
is..
You must
ready
to be rescue

Pertolongan
Gawat Darurat & Bencana
Bagaimana Kita
Menilai Kasus
Kegawatan ?
Time Safing (maks 10 menit)

(maks 2 menit) (maks 8 menit)


PRIMARY SECONDARY
SURVEY SURVEY

Life Safing
 Berapa jumlah korban: jika > 1 korban, panggil bantuan
ambulan lain. 1 ambulan untuk 1 korban secara optimal.
 Membawa peralatan dasar esensial minimal yaitu:
1. Long spine board/ scoope strecher & imobilisasi kepala
2. Colar brace/ neck colar
3. Oksigen & peralatan breathing serta airway
4. Trauma box ( alat TTV, alat balut, obat & cairan)
5. Alat proteksi diri bagi penolong
 Amankan lingkungan penolong dan korban (kendaraan,
listrik, api, banjir, dll)
 Digunakan sebagai deteksi cepat dan koreksi segera
terhadap organ vital yang terancam
 Dilakukan maksimal 2 menit
 Bertujuan mencari kelainan ABC
 Primary survey tidak boleh berhenti sebelum selesai,
kecuali ditemukan sumbatan jalan nafas dan henti
jantung

LANGKAH - LANGKAH
1. Mengkaji kesadaran
 Memanggil nama sambil menepuk dan
menggoyangkan bahu korban.
 Jika tidak respon di beri rangsangan sakit dengan
dicubit.
 Jika pasien tidak sadar aktifkan sistem emergensi/
meminta bantuan
 Pada pasien trauma, lanjutkan dengan fiksasi cervikal
menggunakan neck colar

2. (A) Airway : Jalan Nafas


 Kaji apakah ada suara ngorok (snooring), kumur
(gurgling), serak (stridor).
 Apakah jalan nafas adekuat, lakukan buka jalan nafas
(head tilt, Chin lift, pada pasien trauma dilakukan
jaw thrust).
 Jika ada benda asing keluarkan/ finger swab, jika
banyak secret lakukan suctioning
3. (B) Breathing : Pernafasan
Lakukan 3M (melihat gerak dada,
mendengar suara nafas, merasakan
hembusan nafas) / Look, Listen, Feel
- Apakah sesak nafas, tampak otot
bantu nafas tambahan
- Apakah pernafasan adekuat:
- Irama teratur atau tidak,
Jika sesak nafas/ tdk adekuat
beri oksigen : nasal canul, RM,
NRM, Venturi Mask
Jika henti nafas/ hipoventilasi
maka beri nafas buatan 10-12
x/menit
4. (C) Circulation / Sirkulasi:
Apakah pasien mengalami henti jantung,
dengan cara cek nadi karotis, jika nadi tidak
teraba lakukan CPR
Adakah perdarahan eksternal / internal. Hentikan segera
dengan :
 Bebat tekan pada luka
 Elevasi
 Tourniquet jika perlu
Adakah tanda syok:
 Perfusi dingin, cepat dan lemah
 Nadi cepat dan lemah
 CRT < 2 detik
 Bila pada primary survey ada masalah pada ABC, maka
segera diberi tindakan penting spt: Pemasangan neck colar,
pemberian oksigen, pemberian bebat tekan jika ada perdarahan.

 Dilanjutkan pemeriksaan leher s/d lutut (mencari penyebab


utama pada masalah ABC). Pemeriksaan meliputi :
1. Inspeksi : untuk melihat

2. Palpasi : untuk mencari


3. Auskultasi : untuk mendengar suara abnormal pada nafas,
jantung, dan abdomen.
4. Perkusi : untuk membedakan organ berisi cairan atau
udara
 Leher : Inspeksi ( DECAP BLS)
Palpasi (TIC, adanya Jugular Venous
Distention/ JVD & deviasi trakea sbg
tanda adanya tension pneumothorak.

 Dada : Inspeksi (DECAP BLS)


Palpasi (TIC, Paradoksal movement sbg
tanda flail chest)
Auskultasi ( suara nafas menjauh tanda
tension pneumotorak, suara jantung
menjauh tanda tamponade jantung)
Perkusi : hipersonor tanda tension
pneumothorak, redup tanda
hematothorak
 Abdomen : Inspeksi (DECAP BLS)
Palpasi 4 region (TIC).. Curiga
perdarahan intrabdomen
 Pelvis : Inspeksi (DECAP BLS)
Palpasi (TIC.. Curiga fraktur
pelvis & perdarahan pelvis).
Perdarahan pelvis memiliki volume
terbesar
 Femur : Inspeksi (DECAP BLS)
Palpasi (TIC.. Curiga fraktur femur
& perdarahan femur). Volume
perdarahan femur terbanyak kedua
setelah pelvis.
Bila dijumpai kondisi kritis berikut:
1. Penurunan Kesadaran
2. Pernafasan tidak normal
3. Gangguan sirkulasi (syok)
4. Fraktur femur, pelvis, flail chest

Naikkan ke ambulan segera ,


langsung menuju Rumah Sakit
 Tujuan: Mencari perubahan fisik yang dapat

berkembang menjadi gawat. Dilakukan setelah

primary survey

 Secondary survey bisa dilakukan saat di ambulan

pada pasien kritis

 Peralatan : Stetoscope, tensimeter, jam, lampu


pemeriksaan, termometer, glukometer, ECG, monitor
 Memberikan intervensi pada korban sesuai hasil temuan di
prymary survey, seperti: pasang infus, pasang bidai.
 Memeriksa TTV
 Menanyakan pada pasien : S A M P L E
- S : Symptom : Keluhan yang dirasakan
- A : Alergi : makanan/ obat/
- M : Medication : Obat yang terahir dikonsumsi
- P : Penyakit : Penyakit yang diderita
- L : Last Meal: Makan terahir jam berapa
- E : Event : Kejadiannya bagaimana
 Kepala :
- Inspeksi : - DECAP BLS
- Lihat adanya tanda
fraktur basis crani (FBC) : racoon
eyes, rhinorea, otorea, batle sign.
- Lihat reflek pupil : isokor/tdk,
ukuran.
- Palpasi : TIC mulai dari tulang
oksipital, parietal, temporal,
frontal, orbita, zigomatica,
nasal, maksilaris,
mandibularis.
 Leher : Inspeksi : DECAP BLS
Palpasi : TIC, Jugular venous distended (JVD),
deviasi trachea, kuatnya denyut karotis.

 Dada : Inspeksi : DECAP BLS


Palpasi (TIC, Paradoksal movement sbg tanda flail
chest)
Auskultasi ( suara nafas menjauh tanda
tension pneumotorak, suara jantung menjauh
tanda tamponade jantung)
Perkusi : hipersonor tanda tension
pneumothorak, redup tanda hematothorak
 Abdomen : Inspeksi (DECAP BLS)
Palpasi 4 region (TIC).. Curiga
perdarahan intrabdomen

 Pelvis : Inspeksi (DECAP BLS)


Palpasi (TIC.. Curiga fraktur
pelvis & perdarahan pelvis).

 Femur : Inspeksi (DECAP BLS)


Palpasi (TIC.. Curiga fraktur femur
& perdarahan femur)..
Selesai Secondary Lakukan dokumentasi.
Observasi berkala : ABC, TTV, irama EKG,
kelancaran infus, Aliran oksigen

Anda mungkin juga menyukai