Anda di halaman 1dari 12

HIPERTENSI PARU

Umrah
Kelompok 5
Nilam sari
Fifi lestari
Hikmawati
Teza ainun raisy

KEPERAWATAN B
Definisi
Hipertensi paru adalah kenaikan tekanan arteri
pulmonalis rata-rata. Dimana kenaikan arteri
pulmonalis lebih tinggi dari 30 mmHg. Tekanan yang
normal dari arteri ini adalah berkisar antara 5-10
mmHg, yakni lebih rendah dari tekanan atrium kanan.
Pada hipertensi paru, pembuluh arteri kecil yang
menyuplai darah tertekan dan menyebabkan tekanan
darah di pembuluh meningkat. Karena itu, sangat sulit
bagi darah untuk melewati paru-paru. Jantung harus
memompa lebih kencang untuk dapat mengurangi
tekanan tersebut.
Lanjutan...

Ada dua jenis hipertensi paru: primer dan


sekunder. Hipertensi paru primer muncul tanpa
sebab yang jelas, sementara hipertensi paru
sekunder muncul karena sebab yang jelas,
seperti cacat jantung bawaan, penyakit yang
berhubungan dengan jaringan, infeksi HIV,
penggumpalan darah, pengobatan, keracunan,
dan lain-lain.
Patofiologi (Patologi)

Gambaran patologi hipertensi paru primer dan


sekunder adalah sama. Terjadi penebalan
fibrosa pada arteria pulmonalis dari semua
ukuran dengan hipertrofil medial dan
aterosklerosis pada arteria pulmonalis besar.
Aterosklerosis terjadi pada sirkulasi paru hanya
pada pasien hipertensi paru.
Lanjutan...
Patofisiologi hipertesi paru (HP) disebabkan peningkatan
aliran darah yang melalui arteri pulmonalis atau
peningkatan resistensi arteri pulmonalis. Peningkatan
volume darah yang menuju ke arteri pulmonalis
menyebabkan perubahan pada dinding arteri pulmonalis.
Di samping akibat peningkatan aliran darah, juga
terjadinya kompensasi vasokonstriksi arteri pulmonalis.
HP hiperkinetik merupakan respon kompensasi akibat
peningkatan aliran darah dari kiri ke kanan dan biasanya
reversibel jika penyebabnya dikoreksi sebelum terjadi
perubahan permanen pada arteri pulmonalis.
Etiologi
 Penyebab tersering dari hipertensi pulmonal adalah gagal
jantung kiri. Hal ini disebabkan karena gangguan pada bilik
kiri jantung akibat gangguan katup jantung seperti regurgitasi
(aliran balik) dan stenosis (penyempitan) katup mitral.
Manifestasi dari keadaan ini biasanya adalah terjadinya edema
paru (penumpukan cairan pada paru).
 Penyebab lain hipertensi pulmonal antara lain adalah : HIV,
penyakit autoimun, sirosis hati, anemia sel sabit, penyakit
bawaan dan penyakit tiroid. Penyakit pada paru yang dapat
menurunkan kadar oksigen juga dapat menjadi penyebab
penyakit ini misalnya : Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK), penyakit paru interstitial dan sleep apnea, yaitu henti
nafas sesaat pada saat tidur
Pathogenesis
Hipertensi pulmonal dapat menyebabkan pengerasan pembuluh
darah pada dan di dalam paru. Hal ini memperberat kerja
jantung dalam memompa darah ke paru. Lama-kelamaan
pembuluh darah yang terkena akan menjadi kaku dan menebal
hal ini akan menyebabkan tekanan dalam pembuluh darah
meningkat dan aliran darah juga terganggu. Hal ini akan
menyebabkan bilik jantung kanan membesar sehingga
menyebabkan suplai darah dari jantung ke paru berkurang
sehigga terjadi suatu keadaan yang disebut dengan gagal
jantung kanan. Sejalan dengan hal tersebut maka aliran darah
ke jantung kiri juga menurun sehingga darah membawa
kandungan oksigen yang kurang dari normal untuk mencukupi
kebutuhan tubuh terutama pada saat melakukan aktivitas.
Gejala dan Tanda
Gejala yang timbul biasanya berupa:
 sesak nafas yang timbul secara bertahap
 kelemahan
 batuk tidak produktif
 pingsan atau sinkop
 edema perifer (pembengkakan pada tungkai terutama tumit
dan kaki)
 dan gejala yang jarang timbul adalah hemoptisis (batuk
berdarah)
Lanjutan...
Tanda hipertensi pulmonal berupa :
 Distensi vena jugularis
 Impuls ventrikel kanan dominan
 Komponen katup paru menguat.
 Murmur trikuspid
 Hepatomegali
 Edema perifer
Fakmakologi
 Obat-obat vasoaktif yang digunakan pada saat ini
antara lain adalah antagonis reseptor endotelial, PDE-
5 inhibitor dan derivat prostasiklin.
 Untuk vasodilatasi pada paru, ada beberapa obat-
obatan yang dapat digunakan. Antara lain Beraprost
sodium (Dorner), infus PGI, Injeksi lipo PGE-1, ACE
Inhibitor, Antagonis Kalsium dan Inhalasi NO.
Pasien yang diberikan Beraprost, memiliki harapan
hidup yang lebih baik (86%) dibandingkan yang tidak
diberi Beraprost (75%).
Pemeriksaan Penunjang
a. Ekokardiografi
b. Tes Berjalan 6 Menit
c. Tes Latihan Kardiopulmunal (CPET)
d. Tes Fungsi Paru
e. Radiografi Torak
f. CT Scan Resolusi Tinggi

Anda mungkin juga menyukai