Anda di halaman 1dari 27

PEMAHAMAN

PENYUSUNAN KONTRAK
(CONTRACT DRAFTING)

Pengajar/Instruktur:
Suarny Amran, S.H.,MH.,M.Kn
Tujuan Pelatihan

 Memberikan landasan-landasan konseptual serta aplikasi


penyusunan kontrak (contract drafting), sehingga para peserta
pelatihan dapat memahami, mengetahui tehnik dan tata cara
merancang, dan menyusun perjanjian/ kontrak, dengan
memperhatikan prinsip-prinsip serta persyaratan suatu kontrak

 Pentingnya pemahaman dalam penyusunan /perancangan


kontrak tersebut merupakan kebutuhan dalam perkembangan
bisnis saat ini yang semakin pesat dengan persaingan dan
globalisasi. Transaksi-transaksi yang dilakukan dalam kegiatan
bisnis, untuk mengamankan bisnis. Tidak dapat disangkal bahwa
hubungan suatu bisnis dimulai dari perjanjian/kontrak.

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 4–2


lanjutan

 Peserta mampu untuk:


a. melakukan pembentukan konsepsi untuk
tiap kasus kontrak.
b. menghargai pendapat atau argumentasi
orang lain .
c. Menyusun draft kontrak

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 4–3


Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam penyusunan kontrak

 Perlu diperhatikan, bahwa seseorang yang


menyusun kontrak sebaiknya bertolak dari
sikap yang dikenal dengan istilah win-win
attitude.
Artinya, suatu sikap yang dilandasi oleh
itikad bahwa kontrak itu sedapat mungkin
akan menguntungkan secara timbal balik.

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 4–4


 Pertanyaan Pendahuluan Dalam
Penyusunan Kontrak yang Dapat
Dijabarkan Sebagai Berikut
(1) Pemahaman akan latar belakang
transaksi/kontrak,
(2) Mengenali dan memahami para pihak,
(3) Mengenali dan memahami obyek kontrak,
(4) Menyusun garis besar kontrak,
(5) Merumuskan pokok-pokok kontrak.

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 4–5


PENGERTIAN KONTRAK/PERJANJIAN

Menurut Subekti:
“Suatu kontrak atau perjanjian adalah
suatu peristiwa dimana seseorang
berjanji kepada orang lain atau dimana
dua orang itu saling berjanji untuk
melaksanakan sesuatu hal.”

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 4–6


Menurut Lawrence M. Friedman
mengartikan bahwa hukum kontrak
adalah perangkat hukum yang hanya
mengatur aspek tertentu dan mengatur
jenis perjanjian tertentu. “

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 4–7


 Menurut Michael D. Bayles mengartikan
hukum kontrak atau contract of law adalah
aturan hukum yang berkaitan dengan
pelaksanaan perjanjian atau persetujuan.

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 4–8


Dasar Hukum Perjanjian/Kontrak

1. Pasal 1313 KUH Perdata :


Perjanjian adalah perbuatan hukum antara satu orang atau
lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.

2. Pasal 1338 KUHPerdata”


“ Semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku
sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya”
“ Persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan
sepakat kadua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang
oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu.
“ Persetujuan-persetujuan harus dilaksankan dengan itikad baik

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 4–9


Unsur-unsur yang Tercantum dalam
Hukum Kontrak, yaitu:
 Adanya kaidah hukum
Kaidah dalam hukum kontrak dapat dibagi menjadi
dua mcam, yaitu tertulis dan tidak tertulis. Kaidah
hukum kontrak tertulis adalah yang tercantum dalam
perundang-undangan. Sedangkan yang tidak tertulis
adalah yang tumbuh berkembang dimasyarakat.

 Subjek hukum
Istilah dari subjek hukum adalah rechtsperson.
Rechtsperson diartikan sebagai pendukung hak dan
kewajiban. Yang menjadi subjek hukumnya adalah
orang dan badan hukum.
© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 4–10
 Adanya prestasi
Prestasi adalah apa yang menjadi hak
kreditur dan menjadi kewajiban debitur.

 Kata sepakat
Didalam Pasal 1320 KUH Perdata ditentukan
empat syarat sahnya perjanjian. salah
satunya kata sepakat.

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 4–11


 Akibat hukum
Setiap perjanjian yang dibuat oleh para pihak
akan menimbulkan akibat hukum. Akibat
hukum adalah timbulnya hak dan kewajiban.
Ciri utama kontrak adalah menerapkan suatu
tulisan (pernyataan) yang memuat
persetujuan dari para pihak; lengkap dengan
ketentuan dan syarat-syarat untuk suatu
kontrak, serta berfungsi sebagai alat bukti
tentang adanya hak dan kewajiban.

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 4–12


Perjanjian yang diatur dalam KUH Perdata
antara lain:
Perjanjian jual beli, sewa menyewa, tukar
menukar, pinjam meminjan, pemborongan,
pemberian kuasa dan perburuhan

Di luar KUHPerdata sumber hukum kontrak.


Misalnya: Undang-undang Perbankan dan
Keputusan Presiden tentang Lembaga
Pembiayaan, Sewa Beli/Sewa Guna,
Leasing, Joint Venture, Kontrak Kerja, dll
© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 4–13
© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 4–14
TUGAS/PERTANYAAN

 Jelaskan urgensi manajemen kontrak dalam lalu


lintas bisnis.
 Dalam penyusunan kontrak diperlukan win-win
attitude. Jelaskan pandangan saudara!

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 4–15


Pra-Penyusunan Kontrak
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN ADALAH:

1. Pemahaman Latar Belakang Kontrak


 Setiap kontrak sebenarnya merupakan pencerminan
maksud dari para pihak untuk mewujudkan sesuatu
tujuan.
 Pemahaman latar belakang penting, terutama untuk
menetapkan judul dari suatu kontrak yang akan
disepakati oleh pihak-pihak. Pada dasarnya pihak-
pihak berharap bahwa kontrak yang ditanda-tangani
dapat menampung semua keinginannya, sehingga
apa yang menjadi hakikat kontrak benar-benar
terperinci secara jelas.
© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 4–16
 Penyusunan kontrak harus menjelaskan hal-hal yang tertuang
dalam kontrak yang besangkutan, konsekuensi yuridis, serta
alternatif lain yang mungkin dapat dilakukan, dan pada akhirnya
penyusun kontrak berkaitan dengan isi kontrak.

 Negosiasi sebagai sarana bagi pihak-pihak untuk mengadakan


komunikasi dua arah yang akan dirancang untuk mencapai
kesepakatan, sebagai akibat adanya perbedaan pandangan
atau dilatar-belakangi oleh ketidaksamaan kepentingan.

 Dapat dibuat suatu nota kesepahaman atau MOU. Hal ini


sebagai bentuk perjanjian pendahuluan yang selanjutnya akan
diikuti dengan perjanjian /kontrak yang lebih terperinci.

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 4–17


2. Identifikasi Pemahaman Latar Belakang
 Pihak-pihak dalam membuat kontrak terdiri dari :
a. Perorangan
b. Badan Usaha yang ber Badan Hukum dan Badan Usaha
bukan Badan Hukum

Para pihak dalam kontrak harus teridentifikasi secara jelas,


pelu diperhatikan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan, terutama tentang kewenangannya sebagai pihak
dalam kontrak yang bersangkutan, dan apa yang menjadi dasar
kewenangannya tersebut.
Selain itu perlu diperhatikan syarat yang harus dipenuhi
terutama dalam kaitan dengan tindakan sebagai wakil dari
badan hukum. Biasanya ditentukan secara rinci dalam
Anggaran Dasar (AD).

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 4–18


 Yang dimaksud para pihak dalam suatu
kontrak yaitu:
“Para pihak yang akan mengikatkan diri
dalam suatu kontrak/perjanjian, disebut
sebagai subjek hukum kontrak”.
(baik perorangan,maupun badan usaha).

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 4–19


Perorangan atau Usaha Perorangan
 Yang dimaksud dalam hal ini adalah :
“Setiap orang yang mampu melakukan perbuatan hukum
bertindak untuk dan atas nama dirinya sendiri, atau diwakili oleh
pemiliknya bertindak baik untuk dan atas namanya sendiri juga
untuk dan atas nama usahanya.”

 Dalam membuat kontrak seseorang untuk dapat melakukan


kontrak/perjanjian yang bersangkutan harus dinyatakan cakap
hukum.
 Pasal 1329 s/d Pasal 1331 KUH Perdata :
“Setiap orang adalah cakap untuk membuat perikatan kecuali
jika undang-undang menyatakan bahwa orang tersebut adalah
tidak cakap. Orang-orang yang tidak cakap membuat perjanjian
adalah orang-orang yang belum dewasa dan mereka yang di
bawah pengampuan”.

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 4–20


Badan Usaha
 Badan Usaha sebagai pihak dalam pembuatan kontrak
dapat dinyatakan bahwa yang akan melakukan
kontrak/perjanjian badan usaha dengan bentuk hukumnya
sebagai berikut :

1. Badan usaha yang telah berbadan hukum


(Perseroan Terbatas, Koperasi)
2. Badan usaha yang bukan badan hukum (Firma,
CV).

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 4–21


Hal-hal yang harus diperhatikan pada Perseroan
Terbatas (PT) sebagai pihak dalam pembuatan
kontrak, sebagai berikut :

 Apakah Perseroan Terbatas (PT) tersebut sudah


berstatus badan hukum atau belum. Apabila belum
berbadan hukum, maka yang berhak dan berwenang
untuk bertindak ke luar/mewakili perseroan dalam
melakukan perbuatan hukum adalah pendiri perseroan
pemegang saham.
 Untuk mengetahui apakah suatu Perseroan Terbatas
(PT) sudah atau belum berstatus badan hukum, adalah
dengan melihat apakah Akta Pendirian Perseroan
Terbatas (PT) tersebut telah mendapat pengesahan
dari Menteri Hukum dan HAM.

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 4–22


 Apabila Perseroan Terbatas (PT) tersebut
telah memperoleh status badan hukum, maka
yang berhak dan berwenang untuk bertindak
ke luar/mewakili perseroan dalam melakukan
perbuatan hukum perlu dilihat pada Anggaran
Dasar/Akta Pendirian Perseroan Terbatas
(PT) tersebut.

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 4–23


 Untuk lebih jelasnya, berikut disampaikan
suatu contoh bunyi salah satu pasal
Anggaran Dasar/Akta Pendirian Perseroan
Terbatas (PT) mengenai kewenangan
pengurus/direksi/direktur

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 4–24


Contoh kewenangan pengurus pada Badan
Usaha Koperasi

 Pasal ….(lihat AD Koperasi).


Pengurus bertugas untuk
»mewakili organisasi dan perusahaan koperasi
»melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas
nama koperasi.
»mewakili koperasi dihadapan dan diluar pengadilan.
–dan seterusnya …………..

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 4–25


Pihak-Pihak Pada Badan Usaha Firma

 Pada badan usaha Firma untuk melakukan


perbuatan hukum dengan pihak ketiga, tiap-tiap
sekutu pada Firma dianggap saling memberikan
kuasa bagi dan atas nama semua sekutu, termasuk-
tindakan di muka hakim (pengadilan). Jadi, di sini
ada asas “kewenangan mewakili” di antara para
sekutu Firma,

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 4–26


PESERO-PESERO PENGURUS CV/FIRMA
 Pasal …(dalam AD CV/Firma).
Tuan Ahud, Susen dan Tuan Jepri, masing-masing dengan sebutan
Direktur dan Wakil Direktur sebagai pesero-pesero pengurus, baik
bersama-sama maupun sendiri-sendiri berhak mewakili perseroan,
baik di muka pengadilan maupun di luar pengadilan, baik mengenai
tindakan-tindakan pemilikan, menandatangani atas nama perseroan,
mengadakan hubungan dengan pihak luar dan sebaliknya pihak luar
kepada perseroan, akan tetapi dengan pengecualian dalam hal :
1. Melakukan pinjam-meminjam uang;
2. Mempertanggungkan barang-barang milik perseroan atas nama
perseroan;
3. Menjualbelikan atau mengoper barang-barang tidak bergerak serta
barang-barang milik perseroan yang lainnya yang lazim tidak
diperdagangkan oleh perseroan;
4. Bertindak sebagai borg/avalist pihak ketiga;

© 2005 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 4–27

Anda mungkin juga menyukai