manajemen akut dan kronis Ayu Luh Ratri Wening G99162050 Agen anestesi lokal
• Agen anestesi lokal (local anesthetics (LAs)) memiliki
struktur ester atau amid. • LA dan memiliki sifat amfifatik sehingga bisa melewati sitoplasma dan membran intraseluler. • LA berinteraksi dengan target muatan, termasuk protein struktural dan sistem sinyal. Toksisitas LA
• Semua LA memiliki toksisitas serupa sampai batas
tertentu. • Intensitas toksisitas bervariasi antar LA sesuai dengan struktur kimianya. • Dalam praktik klinis anestesi, bupivacaine dikenal memiliki efek yang paling poten. • Toksisitas LA: akut (neurotoksisitas akut dan toksisitas jantung) dan kronis. Epidemiologi
Ferguson JK, Stark EJ. Laryngoscope. 1951; 61: 767–77) • 79: 10,000 (Brachial plexus blocks; Brown DL et al. Anesth Analg 1995; 321–8) • 3.5: 10,000 (French anesthesiologists; Auroy Y et al. Anesthesiology 2002; 97: 1274–80) • Tingkat kasus toksisitas berat (kejang dengan atau tanpa gangguan jantung) kira-kira 1: 10.000 untuk analgesia epidural dan kira-kira 1: 1000 untuk blok saraf perifer. Faktor Risiko
• Riwayat penyakit paru, jantung, dan saraf.
• Injeksi dosis besar • Injeksi di daerah kaya pembuluh darah • Penempatan jarum atau kateter tanpa alat bantu pencitraan • Injeksi bolus tanpa tes aspirasi • Injeksi tanpa pengujian dosis Gejala toksisitas LA Gejala neurologis awal Gejala respirasi dan kardiovaskuler berat • Kelelahan lidah dan/atau lidah • Hipotensi mati rasa • Aritmia • Rasa metalik • Kepala terasa ringan • Bradikardi • Pusing • Henti jantung • Gangguan penglihatan dan • Henti jantung pendengaran (sulit fokus dan tinnitus) • Henti nafas • Disorientasi • Mengantuk Mekanisme toksisitas LA Mekanisme neurotoksisitas LA
• Efek pada badans sel saraf: lisis membrane, apoptosis
• Efek pada serabut saraf: efek elektrofisiologis, penundaan transport aksonal • Efek pada tepi serabut sara yangs edang bertumbuh: kolaps kerucut pertumbuhan Efek LA pada neurit yang bertumbuh
• LA sering digunakan pada daerah dimana saraf perifer
berregenerasi pasca cidera. • Efek LA terhadap neuron yang berregenerasi → pengamatan kerucut perumbuhan dan perkembangan neuron. • Tetracaine, lidocaine, mepivacaine, bupivacaine, rupivacaine → menginduksi kolaps kerucut pertumbuhan → washout → reversibilitas kolaps. • Faktor neurotropik dapat mengembalikan kecepatan pertumbuhan neurit. Manajemen toksisitas LA Manajemen toksisitas jantung • Jika menggunakan epinefrin, direkomendaasikn menggunakan dosis inisial kecil (10–100 lg bolus pada dewasa). • Penggunaan vasopressin tidak direkomendsikan. • Hindari penggunaan calcium channel blockers dan beta-blockers. • Jika terjdadi aritmia ventrikuler, direkomendasikan penggunaan amiodaron. • Pada pasien denngan toksisitas jantung, hindari penggunaan lidocaine dan antidisritmia golongan IB yang berhubungan (seperti mexiletine, tocainide) karena dapat memperparah toksisitas yang terjadi. Lidocaine telah berhasil digunakan pada kasus disritmia yang diinduksi bupivacaine, tapi peningkatan toksisitas sistem saraf pusat masih menjadi perhatian. • Pada pasien yang tidak merespon dengan pengukuran resusitasi standar, pacu jantung dan bypass kardiopulmoner mungkin bisa dilakkan untuk memperbaiki hasil terapi. Bypass kardiopulmoner mungkin berperan sebagai terapi bridging sampai anestesi lokal tidak ada lagi di jaringan tubuh. Manajemen toksisitas LA: emulsi lipid
• ASRA: memulai terapi emulsi lipid saat dijumpai tanda-tanda awal
toksisitas sistemik LA, setelah manajemen jalan nafas. o Terapi emulsi lipid dilakukan dengan larutan 20%; o Berikan bolus 1,5 mL / kg selama lebih dari 1 menit; o Infus diberikan sampai 0,25 mL / kg / menit selama 20 menit, 30-60 menit, atau sampai hemodinamik stabil; o Bila resusitasi yang adekuat tidak dapat dicapai, dosis bolus dapat diulang hingga dua kali, dengan interval 5 menit, sampai irama stabil dipulihkan. Sebagai alternatif, kecepatan infus dapat ditingkatkan (mis., menjadi 0,5 mL / kg / menit selama 10 menit). o Batas atas emulsi lipid yang direkomendasikan kira-kira 10 mL / kg selama 30 menit pertama. Manajemen toksisitas LA: emulsi lipid Manajemen toksisitas LA terima kasih Kejadian tidak diharapkan yang dilaporkan pasca infus emulsi lemak yang cepat
• Gagal ginjal akut • Sindrom overload lemak
• Henti jantung • Pankreatitis • Gngguan ventilasi-perfusi • Extracorporeal circulation machine • Cidera paru akut • circuit obstruction • Tromboemboli vena • Reaksi alergi • Hipersensitivitas • Rentan terjadi infeksi • Emboli lemak Pencegahan • Dapatkan persetujuan tindakan pada pasien dengan riwayat terjadi reaksi anestesi. • Catat jumlah dan jenis anestesi yang digunakan selama proseur. • Dapatkan informasi yang memadai terkait riwayat dan pemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi faktor risiko reaksi anestesi. • Hindari penggunaan antidistritmia golongan IB untuk kejang atau disritmia karena toksisitas kokain. • Pertimbangkan tanda dan gejala neurologis yang muncul sebagai manifestasi toksisitas anestesi lokal. • Rawat inap pasien dengan gejala yang serius. • Paham dosis toksik anestesi lokal. Pencegahan • Gunakan anestesi lokal kadar terkecil dan volume terkecil yang masih efektif. • Tambahkan epinefrin dengan perbandingan 1:200,000 untuk memperlambat penyerapan di pembuluh darah. • Deskripsikan gejala awal overdosis anestesi lokal kepada pasien. • Perintahkan pasien untuk memberitahukan jika merasa gelisah. • Pastikan pasien memahami efek anestesi lokal dan tekankan bahwa mereka harus memberitahu dokter jika gejala tersebut terjadi. Manajemen toksisitas akut • Curiga toksisitas LA → stabilisasi tanda vital. • Tanda dan gejala yang mengancam jiwa → penghentian injeksi dan mengobati reaksi. • Manajemen: o Panggil bantuan o Amankan jalan nafas o Kontrol kejang → ASRA: benzodiazepine (first line), muscle relaxan, propofol / thiopental. o Menstabilkan sirkulasi → ASRA merekomendasikan pertolongan sesuai advanced cardiovascular life support (ACLS) dengan sedikit modifikasi