Anda di halaman 1dari 36

Aspek Legal Dalam

KEPERAWATAN

Dr. Ah. Yusuf, S.Kp., M.Kes.


Ketua PPNI Provinsi Jawa Timur
Sejarah Panjang Memperjuangkan
Aspek Legal dalam Keperawatan

• Gaib, Mistik, Mother Instink, Pengabdian Keagamaan


• The “First Modern in Nursing” (1854)
• Keperawatan Sbg Profesi (1983)
• UU Kesehatan (23/1992), diperbarui (36/2009)
• PP N0. 32/1996
• Kepmenkes 647 (2000), 1239 (2001), diperbarui
Permenkes (148/2010), (161/2010), (1796/2011), (17/2013)
• UU Nakes, UU Keperawatan, SAH: 25/sep 2014
Masalah dalam Aspek Legal...

• Terlalu sering berubah


• Banyak In-konsistensi antara yg satu dg yang lain
• UU Keperawatan telah di sah kan... Tetapi, masih
memerlukan beberapa Perpu, Perpres, ataupun
Permenkes untuk Sinkronisasi Pelaksanannya
Akibatnya...

Perawat mengalami dilema dan ketidakpastian hukum


dengan adanya keterbatasan kewenangan yang
diberikan oleh hukum, tetapi disisi lain Perawat
berkewajiban untuk melakukan pelayanan.
Itulah Sebabnya,,, TIDAK ADA PILIHAN LAIN
HARGA MATI.. SAH KAN ...UNDANG UNDANG KEPERAWATAN
Alhamdulillah...
Hari Kamis, tgl 25 September 2014, Jam 12.15 WIB
UNDANG UNDANG KEPERAWATAN DI SAH KAN
Ttd SBY: 17 Oktober 2014, LN: 307, TLN: 5612
TERIMAKASIH
untuk Para Pejuang UUK
TERIMAKASIH
untuk Para Pejuang UUK
Undang – Undang No.38 Tahun 2014 tentang
KEPERAWATAN
• Menjamin perlindungan hukum bagi masyarakat terhadap pelayanan
keperawatan;
• Mengatur pelayanan keperawatan;
• Menjamin perawat memperoleh kepastian hukum atas risiko kerja;
• Memberikan payung hukum kepada masyarakat yang membutuhkan
pelayanan maupun yang diberikan pelayanan oleh perawat; dan
• Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan, pendidikan, kompetensi,
tanggung jawab keilmuan, dan tanggung jawab profesi perawat dalam
rangka memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Sistematika Undang – Undang No.38 Tahun 2014
tentang Keperawatan

• Bab I : Ketentuan Umum


• Bab II : Jenis Perawat
• Bab III : Pendidikan Tinggi Keperawatan
• Bab IV : Registrasi, Izin Praktik dan Registrasi Ulang
• Bab V : Praktik Keperawatan
• Bab VI : Hak dan Kewajiban
• Bab VII : Organisasi Profesi Perawat
• Bab VIII : Kolegium Keperawatan
• Bab IX : Konsil Keperawatan
• Bab X : Pengembangan, Pembinaan dan Pengawasan
• Bab XI : Sanksi Administratif
• Bab XII : Ketentuan Peralihan
• Bab XIII : Ketentuan Penutup
Ketentuan Umum (I)
 Keperawatan: Kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga,
kelompok atau masyarakat baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
 Perawat, Klien, Pelayanan Keperawatan, Praktik Keperawatan
 Asuhan Keperawatan: Rangkaian interaksi perawat dengan klien dan
lingkungannya untuk mencapai tujuan PEMENUHAN KEBUTUHAN DAN
KEMANDIRIAN KLIEN
 Organisasi Profesi, Kolegium, Konsil Keperawatan
 Institusi Pendidikan
 Wahana Pendidikan Keperawatan; fasilitas selain PT yang digunakan
sebagai tempat penyelenggaraan pendidikan keperawatan
JENIS PERAWAT (II)

PERAWAT PROFESI
NERS
NERS SPESIALIS
PERAWAT VOKASI

PMK 1
12
PENDIDIKAN KEPERAWATAN (III)
 Jenis: Vokasi (min D3), Akademik, Profesi (5)
 Bentuk: Universitas, Institut, Poltek, Sekolah Tinggi, Akademi (9.2)
 Harus menyediakan Fasyankes sebagai Wahana Pendidikan serta
berkoordinasi dengan Organisasi Profesi (9.3)
 Memiliki Dosen yang berasal dari PT dan Wahana Pendidikan
Keperawatan (9.13)
 Mahasiswa pada ahir studi wajib mengikuti Ukom Nasional (9.16)

PermenDik&Kes 13
REGISTRASI, IJIN PRAKTIK & Reg ULANG (IV)

 Perawat yang menjalankan Praktik wajib memiliki STR, dikeluarkan


oleh Konsil (18)
 Perawat yang menjalankan Praktik wajib memiliki SIPP, dikeluarkan
oleh Pemda (19)
 SIPP diberikan kepada perawat paling banyak untuk 2 tempat (20)
 Perawat yang menjalankan Praktik Mandiri harus memasang Papan
Nama Praktik Keperawatan (21)
 Ijin Pratik Perawat WNA diatur dalam PP (24)

Perkon, Pemenkes & PP 14


Apa Seperti
Ini,???
PRAKTIK KEPERAWATAN (V)
 Dilaksanakan di: Fasyankes atau Mandiri (28)
 Berdasarkan:
 Kode Etik, Standar Pelayanan, Standar Profesi, dan SPO.
 Prinsip kebutuhan Pelayanan Kesehatan dan/atau Keperawatan
Masyarakat suatu wilayah
 Dapat dilaksanakan secara Bersama atau Sendiri (29)
 Dapat melaksanakan UKP dan UKM (30)
 Pelimpahan tugas  Delegatif atau Mandat (32)
 Tugas dalam Keadaan Keterbatasan tertentu (33)
 Tugas dalam Keadaan Darurat (35) 16
Wewenang .. (V-30)
Upaya Kesehatan Perorangan

Melakukan Pengkajian Keperawatan secara Holistik


Menetapkan Diagnosis Keperawatan
Merencanakan Tindakan Keperawatan
Melaksanakan Tindakan keperawatan
Mengevaluasi Tindakan keperawatan
Melakukan Rujukan
Memberi tindakan Gawat Darurat sesuai dg Kompetensi
Memberi Konsultasi keperawatan dan berkolaborasi dg dokter
Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling
Melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada klien sesuai resep 17
tenaga medis atau obat bebas dan bebas terbatas.
Wewenang …. (V-30.2)
Upaya Kesehatan Masyarakat

Melakukan Pengkajian Keperawatan Kesmas di tingkat keluarga


dan masyarakat
Menetapkan permasalahan Keperawatan Kesmas
Membantu Penemuan kasus penyakit
Merencanakan tindakan keperawatan kesmas
Melakukan Rujukan kasus
Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan kesmas
Menjalin kemitraan dalam perawatan Kesmas
Mengelola kasus
Melakukan penatalaksanaan keperawatan komplementer dan
alternatif
PELIMPAHAN WEWENANG (V-32)

Delegatif Mandat
• Untuk melakukan tindakan medis beserta • Untuk melakukan tindakan medis
tanggung jawabnya dibawah pengawasan
• Hanya kepada perawat profesi atau vokasi • Tanggung jawab berada pada pemberi
terlatih sesuai kompetensi yg diperlukan mandat

Termasuk:
Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan program Pemerintah
Tugas dalam
Keadaan Keterbatasan Tertentu (V.33)

• Merupakan Penugasan Pemerintah, karena tidak adanya TM dan


/atau TK disuatu wilayah tempat perawat bertugas
• Keadaan tersebut ditetapkan oleh SKPD
• Pelaksanaan tugas memperhatikan kompetensi
• Kewenangan:
• Melakukan pengobatan untuk penyakit umum dalam hal tidak terdapat
tenaga medis
• Merujuk pasien sesuai dengan ketentuan rujukan
• Melakukan kefarmasian secara terbatas, dalam hal tidak terdapat
tenaga farmasi
Implikasi thd Praktik

Perlu ada:
Surat Penugasan Pemerintah / SKPD
Surat Pelimpahan Tugas

Surat Pendamping SIPP..???


DALAM KEADAAN DARURAT (V-35)

• Untuk Pertolongan pertama perawat dapat melakukan tindakan


medis dan pemberian obat sesuai dengan kompetensinya
• Tujuan untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan lebih
lanjut
• Keadaan darurat : Keadaan mengancam nyawa atau kecacatan Klien
• Ditetapkan oleh Perawat berdasarkan keilmuannya
Prinsip Praktik Keperawatan
Harus memiliki

KEAHLIAN & KEWENANGAN

Pendidikan & Pelatihan Perijinan


HAK & KEWAJIBAN (VI)

• Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai: standar


profesi, std pelayanan, SPO dan ketentuan per-uu-an
• Memperoleh fasilitas kerja sesuai standar
• Melengkapi sarana dan prasarana pelayanan keperawatan sesuai aturan
• Memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan Kode Etik, Standar Pelayanan
Keperawatan, Standar Profesi, SPO, dan Ketentuan per-UU-an
• Merujuk klien yang tidak dapat ditangani
• Medokumentasi Asuhan Keperawatan sesuai standar
ORGANISASI PROFESI (VII)

 Sebagai wadah yang menghimpun Perawat secara


Nasional dan berbadan hukum
 Tujuan :
Meningkatkan dan /atau mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan, martabat, dan etika profesi perawat
Mempersatukan dan memberdayakan perawat dalam rangka menunjang
pembangunan kesehatan

 Berfungsi : Pemersatu, Pembina, Pengembang dan Pengawas


Keperawatan di INDONESIA
KOLEGIUM KEPERAWATAN (VIII)
• Badan otonom di dalam organisasi profesi perawat
• Bertanggung jawab Kepada OP
• Fungsi : mengembangkan cabang disiplin ilmu Keperawatan
dan mengembangkan standar pendidikan tinggi bagi
perawat profesi

PER-OP 1
KONSIL KEPERAWATAN (IX)
• Untuk meningkatkan mutu praktik keperawatan, memberi perlindungan serta
kepastian hukum kepada Perawat dan Masayarakat, Merupakan bagian dari Konsil
Tenaga Kesehatan (47)
• Fungsi Pengaturan, Penetapan dan Pembinaan Perawat dalam menjalankan
Praktik (49)
• Tugas:
• Melakukan Registrasi (STR)
• Melakukan Pembinaan perawat dalam menjalankan Praktik keperawatan
• Menyusun standar Pendidikan keperawatan
• Menyusun standar Praktik dan Standar Kompetensi Perawat
• Menegakkan didiplin perawat
• Keanggotaan maksimal 9 orang, Terdiri atas unsur: Pemerintah, Organisasi Profesi,
Kolegium, Asosiasi Institusi Pendidikan Keperawatan, Asosiasi Fasyankes dan
Tokoh Masyarakat (52)
PENGEMBANGAN, PEMBINAAN,
& PENGAWASAN (X)

• Pengembangan Praktik Keperawatan:


• Dilakukan melalui Pendidikan Formal, Non Formal atau Pendidikan
Berkelanjutan
• Tujuan mempertahankan dan meningkatkan Keprofesionalan Perawat
• Pemilik atau pengelola Fasyankes harus memfasilitiasi Perawat
mengikuti Pendidikan Berkelanjutan
• Pendidikan Non formal dan berkelanjutan dapat diaksanakan oleh :
Pemerintah, Pemda, Organisasi Profesi atau lembaga lain yg terakreditasi
sesuai dengan Per uu-an
• Dasar : kebutuhan sesuai dg Std Pelayanan, Std profesi dan SPO
SANKSI ADMINISTRATIF (XI)

• Teguran Lisan
• Peringatan Tertulis
• Denda Administratif dan/atau
• Pencabutan izin

PP 3
PERALIHAN (XII)

• STR dan SIPP yang telah dimiliki oleh Perawat sebelum Undang-
Undang ini diundangkan dinyatakan tetap berlaku sampai jangka
waktu STR dan SIPP berakhir
• Selama Konsil Keperawatan belum terbentuk, permohonan untuk
memperoleh STR yang masih dalam proses diselesaikan dengan
prosedur yang berlaku sebelum Undang-Undang ini diundangkan
• Perawat lulusan sekolah perawat kesehatan yang telah melakukan
Praktik Keperawatan sebelum Undang-Undang ini diundangkan
masih diberikan kewenangan melakukan Praktik Keperawatan untuk
jangka waktu 6 (enam) tahun setelah Undang-Undang ini
diundangkan
PENUTUP (XIII)
• Institusi Pendidikan Keperawatan yang telah ada sebelum Undang-Undang
ini diundangkan harus menyesuaikan persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 paling lama 3 (tiga) tahun setelah Undang-Undang ini
diundangkan
• Konsil Keperawatan dibentuk paling lama 2 (dua) tahun sejak Undang-
Undang ini diundangkan
• Peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang ini harus ditetapkan paling lama
2 (dua) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan
• Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan (17 Oktober
2014)
Perjuangan Selanjutnya...

Persiapan dan Sinkronisasi Peraturan terkait


PERATURAN PELAKSANAAN
UU KEPERAWATAN……….
PERMENKES (8)
1. Jenis Perawat
2. Perizinan Perawat
3. Tata cara proses evaluasi kompetensi bagi Perawat WNI lulusan luar negeri
4. Kebutuhan pelayanan kesehatan dan/atau Keperawatan dalam suatu wilayah
5. Tugas dan wewenang Perawat
6. Keadaan darurat
7. Rahasia kesehatan Klien
8. Pembinaan dan pengawasan Praktik Keperawatan yang dilakukan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, Konsil Keperawatan, dan Organisasi Profesi
KEPMENKES/SK MENKES (1)
1. Standar Kompetensi Perawat
PERMENDIK..(3)
1. Persyaratan Fasyankes sebagai wahana Pendidikan
2. Ketentuan Kuota Nasional Penerimaan mahasiswa
3. Tata cara pelaksanaan Uji Kompetensi
PERATURAN PELAKSANAAN
UU KEPERAWATAN……….

KEPMENDIK/SK MENDIK (1)


1. STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN
PERATURAN KONSIL (3)
1. Persyaratan telah mengabdikan diri sebagai tenaga profesi atau
vokasi di bidangnya; dan memenuhi kecukupan dalam kegiatan
pelayanan, pendidikan, pelatihan, dan/atau kegiatan ilmiah
lainnya
2. tata cara Registrasi dan Registrasi ulang
3. pelaksanaan fungsi dan tugas KONSIL
PERATURAN ORGANISASI PROFESI (1)
1. Kolegium Keperawatan
PERATURAN PELAKSANAAN
UU KEPERAWATAN……….

PERATURAN PEMERINTAH (3)


1. Kesetaraan, pengakuan, dan angka kredit dosen pada
Wahana Pendidikan Keperawatan
2. Pendayagunaan dan praktik Perawat Warga Negara Asing
3. Tata cara pengenaan sanksi administratif
PERATURAN PRESIDEN (1)
1. susunan organisasi, pengangkatan, pemberhentian, dan
keanggotaan Konsil Keperawatan
SEMOGA
Kitamasih di beri kekuatan
untuk mengkawal pelaksanaan
Undang Undang Keperawatan

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai