SYOK:
Suatu sindrome klinik yang mempunyai
2. Syok kardiogenik
3. Syok anafilaktik
5. Syok obstruktif
SYOK HIPOVOLEMIK
SYOK
PERDARAHAN
HIPOVOLEMIK
KONSEKUENSI
SHOCK TIME METABOLIK
BIOMOLEKULER
RESUSITASI
CAIRAN
Konsep Dasar Transport Oksigen
AVAILABLE O2 = CO x CaO2
RUMUS NUNN-FREEMAN
CaO2 = (Hb x Saturasi O2 x 1,34) + (pO2 x 0,003)
Normal Hb = 15 gr%
SaO2 = 100%
CO = 5 liter
Jadi Available = 50 x 15 x 1 x 1,34
= 1005 ml/menit
Kompensasi
Hb turun = 5 gr%
SaCO2 = tetap
CO = naik 3 kali
Jadi Available = 150 x 5 x 1 x 1,34
= 1005 ml/menit
Dulu Hb 10 gr%
Sekarang Hb 7-8 gr%
Patofisiologi Perdarahan
PERDARAHAN
KEHILANGAN VOLUME
(gangguan curah jantung & perfusi)
dan
KEHILANGAN HEMOGLOBIN
(gangguan oksigenasi jaringan)
DAPAT KOMPENSASI
KOMPENSASI CEPAT DIPERCEPAT LAMBAT
SUDAH MAKSIMAL
10-15 % Minimal
TANDA TS I TS II TS III
Sesak nafas - Ringan ++
Tekanan darah N Turun Tak terukur
Nadi Cepat Sangat cepat Tak teraba
Urine N Oligouria Anuria
Kesadaran N Disorientasi / koma
Gas darah N pO2 /pCO2 pO2 /pCO2
CVP N Rendah Sangat rendah
Blood loss % EBV Sampai 10 % Sampai 30 % Sampai 50 %
3. PEDOMAN COMMITTEE ON TRAUMA ATLS 1989
Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV
Kehilangan darah (ml) Sampai 750 750-1500 1500-2000 > 2000
Kehilangan darah
Sampai 15 % 15-30 % 30-40 % > 40 %
(% volume darah)
Denyut nadi < 100 > 100 > 120 > 140
TERUSKAN CAIRAN
2-4 X lost volume
Tekanan darah > 100, nadi < 100
Perfusi hangat, kering
Urine > ½ ml / kg / jam
HEMODINAMIK BAIK HEMODINAMIK BURUK
A B C
Perhitungan Penurunan Hb
DISTRIBUSI WAKTU
CAIRAN Vol. interstisial Vol. intravask PARUH
% %
Hartmann 80 20 20 menit
Dekstran 70 10 90 12 jam
Poligelin 50 50 4 jam
Monitoring
1. E K G
2. TEKANAN DARAH
3. URINE
4. C V P
5. SUHU
6. THORAKS FOTO
7. SWAN-GANZ KATETER
PARAMETER FLUID CHALLENGE TEST
CVP < 8 CVP 8 – 14 CVP > 14
RL: 200 mL RL: 100 mL RL: 50 mL
Selama 10 menit
> 5 cm 2 - 5 cm < 2 cm
Cairan cukup Tunggu 10 menit Tambah lagi
seperti
diatas
• Respirasi
• Sirkulasi
• Pencernaan
• Kulit dan lain-lain
• Jika sindrom tsb menyebabkan syok disebut syok
Anafilaksis, yg kalau tidak dikelola dgn cepat dan
tepat dpt KEMATIAN
Anafilaktoid (anaphylactoid)
Non immunologic reaction
• Merupakan reaksi anafilaksiis yg tdk
disebabkan oleh reaksi imunologis
• Mekanisme belum diketahui dgn
jelas
• Gejala sama dgn reaksi imunologis,
tapi sedikit lebih ringan
• Lebih banyak ditemukan dibanding
reaksi imunologis.
REAKSI
Anafilaksis Anafilaktoid
Lepasnya
Mediators
GEJALANYA SAMA
KEDUANYA KEMATIAN
INSIDENS SYOK ANAFILAKSIS
• Sangat jarang
• Secara epidemiologis di Amerika
– 40 – 60% gigitan serangga
– 20 – 40% kontras radiografi
– 10 – 20% penisilin
• 0.01% akibat penisilin
- 9 % fatal
• Pengalaman pribadi
3 dalam 20 tahun
Penyebab Anafilaksis maupun
Anafilaktoid
• Gigitan serangga, makanan, latex, dll
• Antibiotik
– penisilin, sefalosporin
• Kontras radiografi
• Anestetik lokal
• NSAID
• Opiate
• Aspirin
• Tubocurarin
• Dextran
• Mannitol
Mekanisme Terjadinya Reaksi
Anafilaksis
Reaksi
Antigen + Antibody Mediator
• Histamin (H1 & H2)
• BRADIKININ
• Prostaglandin
• LEUKOTRIN (SRS-A)
Otot Polos
Permeabilitas
kapiler Vasodilatasi
perifer Kontriksi otot polos
Spasme bronkus,
laring, sal.cerna)
Tahanan pemb darah
Ekstravasasi cairan perifer
intravaskuler
Hipovolemi relatif
Edema
Cardiac outpur
Perfusi jaringan me
Histamin Antihistamin
Mediator Prostaglandin
Lekotrine
Steroid
PAF
Bradikinin
Faktor kemotaktik Steroid
Epinefrin
Efek biologis Vasodilatasi kapiler
Permeabilitas kapiler
Spasme bronkus Aminofilin
Algoritma Penanganan Syok
Anafilaksis
• Baringkan dalam posisi syok, alas keras
• Bebaskan jalan nafas
• Tentukan penyebab dan lokasi masuknya
• Jika masuk lewat ekstremitas pasang turniket (ringan)
• Adrenalin 1 : 1000 0,25 ml (0,25 mg) subkutan
• Monitor pernapasan dan hemodinamik
• Suplemen oksigen
• Adrenalin 1 : 1000 0,25 ml(0,25 mg) intramuskuler (sedang)
atau 1:10000 2,5 –5 ml(0,25-0,5) intravena (berat)
Berikan sublingual atau trans tracheal bila vena kollaps
Terapi syok anafilaksis
Adrenalin merupakan “drug of choice” dari syok
anafilaksis.
Hal ini disebabkan 3 faktor yaitu :
1. Adrenalin merupakan bronkodilator
yang kuat
2. Adrenalin merupakan
vasokonstriktor pembuluh darah dan
inotropik yang kuat
3. Adrenalin merupakan histamin
bloker, melalui peningkatan produksi
cyclic AMP
Manifestasi Pada Pernapasan
• Oedema pada jalan nafas, terutama
daerah hipofaring dan laring yg dapat
menyebabkan kematian
• Histamin dan leukotrine menyebabkan
konstriksi bronkus
• Inflamasi eosinofilik pada mukosa
serta
hipersekresi mukus
Manifestasi Pada Sirkulasi
HIPOTENSI
Manifestasi Pada Saluran Cerna
• Perut kram, mual, muntah sampai
diare merupakan manifestasi dari
gangguan gastrointestinal
• Gejala prodromal untuk timbulnya
gejala gangguan nafas dan sirkulasi.
Manifestasi Pada Kulit
• Paling sering ditemukan pada reaksi
anafilaktik
• Setiap gangguan kulit berupa
urtikaria, eritema, atau prurtitus
harus diwaspadai untuk
kemungkinan timbulnya gejala yang
lebih berat
Pencegahan
• Kewaspadaan
• Test kulit
• Pemberian antihistamin dan
kortikosteroid
• Pengetahuan, keterampilan dan
peralatan
Masalah Hukum