Anda di halaman 1dari 69

Kerusakan, Adaptasi &

Kematian Sel

NOVAN ADI SETYAWAN


Respon Sel Terhadap Stres & Kerusakan
Reaksi Adaptasi Sel
 Fisiologis: respon sel terhadap rangsangan hormon
/ mediator kimia endogen
 Contoh: pembesaran mammae & uterus pada
saat kehamilan
 Patologis: respon sel terhadap stres  perubahan
struktur & fungsi
Reaksi Adaptasi Sel
 Hipertrofi
 Hiperplasia
 Atrofi
 Metaplasia
Hipertrofi
 Protein struktural & organel sel bertambah
 Sel2 membesar  organ membesar
 Tidak ada sel baru
 Pada jaringan dengan kemampuan
replikatif yg terbatas
 Hipertrofi fisiologis  uterus pada saat
kehamilan; otot skeletal pada peningkatan
beban/aktivitas
 Hipertrofi patologis  pembesaran jantung pada
hipertensi/penyakit katup aorta

Atlas of Pathology, 18 Agustus 2016,


http://www.pathologyatlas.ro/cardiovascular-pathology.php
• Hipertrofi jantung:

1. Pencetus mekanis: regangan


2. Pencetus trophic: mediator (hormon pertumbuhan, hormon
adrenergik)  stimulasi pertumbuhan sel  “signal
transduction pathway”  induksi gen2  sintesis protein
seluler  protein & miofilamen   kebutuhan terpenuhi
3. Perubahan protein kontraktil bentuk dewasa ke fetal: “α
myosin heavy chain”  “β myosin heavy chain”  kontraksi
lebih lambat, energi lebih besar
 Hiperplasia
 Pertambahan jumlah sel
 Pada jaringan dengan kemampuan replikasi
tinggi
 Dapat terjadi bersama hipertrofi
 Sering karena stimulus yg sama
 Hiperplasia fisiologis:
 Hormonal  Proliferasi epitel kelenjar mammae saat
pubertas / kehamilan / menyusui

Sumber: General Pathology Lecture, Cell Adaptation, 11 Agustus 2016,


httpwww.slideshare.netkasterop58adaptation-30-sept2013
 Hiperplasia fisiologis:
 Kompensatori  sisa jaringan tumbuh kembali setelah
kehilangan sebagian jaringannya.
• Cth: Reseksi hepar
 Respon sel jar. Ikat dlm penyembuhan luka menstimulasi
growth factor
 Luka  leukosit & sel matrix ekstraseluler hasilkan
growth factor  proliferasi fibroblast & pembuluh
darah.
 Hiperplasia Patologis

+ Karena rangsang berlebih hormon / “growth factor”


+ Contoh:
 Ketidakseimbangan hormon estrogen & progesteron
 proliferasi epitel uterus berlebih  endometrial
hiperplasia  perdarahan abnormal per vaginam
 Stimulasi growth factor oleh virus mis. Virus papilloma
 hiperplasia epitel  skin wart / lesi di mukosa
Sumber: Webpathology, Simple Endometrial Hyperplasia, 11 Agustus 2016,
httpwww.webpathology.comimage.aspn=1&Case=568
+ Membedakan hiperplasia patologis dengan
keganasan:
 Hiperplasia patologis: pencetus hilang 
hiperplasia hilang
 Keganasan  disregulasi / ketidakefektifan
growth factor
ATROFI
 Substansi sel hilang  ukuran sel mengecil
 Fungsi dapat hilang, sel tidak mati
 Penyebab:
1. Disuse
2. Persyarafan hilang
3. Suplai darah hilang
4. Stimulasi hormon berkurang / hilang
5. Kurang nutrisi
6. Penuaan (senile)
+ Mekanisme Atrofi:
+ Sintesis protein 
+ Degradasi protein sel
+ Autofagi 

University of Maryland, Autophagy, 23 Agustus 2016,


http://medschool.umaryland.edu/fadenlab/autophagy.asp
Atrofi Cerebri
Atrofi jaringan otot yg kehilangan persyarafan

Joseph Maytal, 18 Agustus 2016, Pediatric Neurology Review, http://www.slideshare.net/yashika54/pediatric-


neurology-review-5991002
Metaplasia
 Program ulang stem cell untuk berdiferensiasi
pada jalur baru
 Sering sbg respon thd inflamasi kronis  agar
lebih tahan thd stres yg ada
 Hasil: fungsi  atau kemungkinan perubahan
ke arah ganas bila persisten
Contoh:
1. Epitel trachea & bronchi (columnar bersilia) 
perokok  stratified squamous  lebih tahan thd
stres tetapi sekresi mucus & ciliary clearance hilang
2. Epitel esofagus bagian bawah (stratified squamous)
 Chronic gastric reflux  epitel columnar tipe
gastric / intestinal
3. Sel mesenkim  perubahan patologis  cth:
terbentuk jar.tulang pada jar.lunak karena proses
injury
Metaplasia Bronchus
Metaplasia Esofagus

Sumber: Metaplasia Esofagus, 11 Agustus 2016, httpkobiljak.msu.educaiHM561_PathologyInjuryLab1-Image07.html


Metaplasia Mesenkimal

Metaplasia osseus pada jaringan payudara


Sumber: Semir Vranić, Osseus Metaplasia of the Breast, 11 Agustus 2016,
httpwww.medpagetoday.comimagesblogMediacelebritydiagnosisbeprog.gif
Kerusakan & Kematian Sel
Nekrosis & Apoptosis
Nekrosis Apoptosis

Ukuran Sel Membengkak Berkurang

Nucleus Pyknosis  karyorrhexis  Fragmentasi


karyolysis
Membran Plasma Hancur Intak

Kandungan Sel Digesti enzimatik, dapat bocor Intak, bisa melepas apoptotic
keluar sel body
Inflamasi Sering terjadi (-)

Patologis / Tidak Patologis Sering fisiologis, dapat


patologis
Sebab Injury / Kerusakan
1. Kurang oksigen
2. Kimia
3. Infeksi
4. Reaksi imun
5. Genetik
6. Gizi/nutrisi
7. Faktor fisik
8. Aging
Reversible Injury

 Morfologi sel:
 Pembengkakan sel
 Perubahan membran plasma
 Sitoplasma: myelin figure
 Fatty change  vacuola lipid
 Hydrophic change  dilatasi ER
 Nucleus: gumpalan kromatin
Myelin Figure
Massa fosfolipid di sitoplasma yang berasal dari membran sel
yang rusak.

Sumber: Ed Friedlander, M.D., Pathologist, Injury & Cell Death, 11 Agustus 2016,
http://www.slideshare.net/jumatil/cedera-dan-kematian-sel
Hydrophic Change
Irreversible Injury
 2 karakter khas (morfologi sel):
 Injury hilang  tetap tidak bisa koreksi disfungsi
mitokondria
 Gangguan fungsi membran yg hebat  disolusi
enzim  nekrosis
Nekrosis
 Perubahan sitoplasma: lebih eosinophilia, “moth
eaten”
 Diskontinuitas membran plasma & organel
 Dilatasi mitokondria
 Disrupsi lisosom
 Myelin figure
 Nucleus: pyknosis, karyorrhexis, karyolysis
Sumber: dr. Alexey, Morphological Alterations In Cell Inury & Necrosis, 11 Agustus 2016, http://slideplayer.com/slide/6667717/
Nekrosis Koagulatif

 Karakter pada infark semua organ solid kecuali


otak
 Struktur jaringan menetap utk beberapa hari 
struktur padat  sel eosinofilik, tanpa inti
 Enzim lisosom leukosit  mencerna sel mati 
debris  fagositosis
Nekrosis Koagulatif
Nekrosis Liquefaktif

 Infeksi bakteri / fungi  akumulasi sel inflamasi


 enzim sel leukosit cerna jaringan (likuefaksi) 
massa cair & viscous  fagositosis
 Infeksi bakteri  inflamasi akut  pus
 Sel sistem syaraf pusat yg hypoxia
Nekrosis Liquefaktif
Cell Injury, Adaptations & Death, 18 Agustus 2016, http://slideplayer.com/slide/4949121/
Nekrosis Gangrenous

Extremitas  aliran darah   nekrosis


koagulatif + infeksi bakteri  likuefaktif 
wet gangrene
Nekrosis Kaseosa

 Pada tuberculosis
 “cheese like”
 Sel lisis / fragmentasi, batas sel tidak jelas
 Batas nekrosis = inflammatory border (fokus
inflamasi = granuloma)
Nekrosis Kaseosa
Nekrosis Kaseosa

Sumber: Ana Dagge, Patologia Pulmonar, 11 Agustus 2016 , https://prezi.com/5de5ctoijmev/patologia-pulmonar-


doencas-granulomatosas/
Nekrosis Lemak

 Area fokal destruksi lemak


 Enzim pancreas  melikuefaksi membran sel lemak
 Lipase  memecah trigliserid ester  “fatty acid”
 Fatty acid + kalsium  saponifikasi lemak
 Fokus nekrosis: sel lemak yg nekrosis + deposit
kalsium basofilik, dikelilingi reaksi inflamasi
Nekrosis Lemak
Nekrosis Lemak

Sumber: dr. Prasad CSBR, M.D., Breast Pathology, 11 Agustus 2016,


http://www.slideshare.net/csbrprasad/breast-pathology-1
Nekrosis Fibrinoid

 Hanya dapat dilihat dengan mikroskop


 Reaksi imun  deposit kompleks antigen-antibody
di dinding arteri + fibrin dari pembuluh darah 
Fibrinoid
 H&E: pink terang + amorf
 Contoh kasus: polyarteritis nodosa
Deteksi Nekrosis

Nekrosis jaringan spesifik dapat dideteksi via darah


/ serum:
1. Myocardium: creatine kinase, troponin
2. Epitel ductus biliaris: alkaline fosfatase
3. Hepatosit: transaminase
Mekanisme Injury
 Deplesi ATP
 Disfungsi & kerusakan mitokondria
 Influks kalsium
 Stres oksidatif
 Kerusakan permeabilitas membrane
 Akumulasi kerusakan DNA & protein
Deplesi ATP
Kerusakan Mitokondria
Influks Kalsium
Stres Oksidatif
Stres Oksidatif
Defek Permeabilitas Membran
Apoptosis
 Kematian sel dimana sel mengaktifkan enzim
untuk mendegradasi DNA & protein inti &
sitoplasma sendiri  fragmentasi
 Membran plasma tetap intak tetapi berubah 
target fagositosis
 Tidak ada reaksi inflamasi
 Apoptosis yg dicetuskan rangsang patologis
dapat berlanjut menjadi nekrosis
Apoptosis Fisiologis
 Saat embryogenesis
 Involusi jaringan “hormone-dependent” saat kadar
hormone 
 Kematian sel di populasi sel yg berproliferasi (cth: epitel
intestinal)  pertahankan jumlah konstan sel
 Eliminasi sel setelah selesai fungsinya (cth: neutrophil
pada inflamasi akut, limfosit di akhir respn imun)
 Eliminasi limfosit limfosit potensial “self-reactive”
 Kematian sel oleh limfosit T sitotoksik (virus, sel
neoplasia)
Apoptosis Patologis

 Kerusakan DNA karena radiasi, obat2 sitotoksik,


suhu ekstrim, hipoksia (stimulus ringan)
 Akumulasi “misfolded protein” pada ER  ER stress
 Kerusakan sel terutama pada infeksi virus
 Atrofi patologis pada parenkim organ setelah
obstruksi ductus (pankreas, glandula parotis, ginjal)
Morfologi Apoptosis

 H&E: nuclei  berbagai derajat kondensasi & agregasi kromatin


& karyorrhexis (fragmentasi DNA seukuran nukleosom)
 Sel menciut
 Bentuk tonjolan sitoplasma
 Fragmentasi menjadi apoptotic bodies (vesikel sitosol & organel
dibatasi membrane)
Chronic Hepatitis C, 18 Agustus 2016,
http://www.pathpedia.com/education/eatlas/histopathology/liver_and_
bile_ducts/chronic_hepatitis_c.aspx
Mekanisme Apoptosis

 Apoptosis adalah hasil dari aktivasi enzim


caspase
 Aktivasi caspase tergantung dari keseimbangan
produksi protein pro- dan anti-apoptotic
 2 jalur aktivasi caspase: mitochondrial pathway
dan death receptor pathway
Mitochondrial Pathway
Pembersihan Sel Apoptotik
 Sel apoptotik mengeluarkan sinyal untuk fagositosis
 Pada sel normal, phosphatidylserine berada di bagian dalam
membran plasma, pada sel apoptotic berada di bagian luar
membran plasma  dikenali makrofag  fagositosis
 Sel apoptotik  sekresi faktor2 yg menarik makrofag
 Apoptotic bodies  ekspresi adhesive glycoprotein 
dikenali oleh makrofag
 Makrofag menghasilkan protein yg berikatan hanya dg sel
apoptotic
Akumulasi intraseluler
1. Lipid
2. Glikogen
3. Protein
4. Kolesterol
5. Pigmen
Kalsifikasi Patologi
Pengendapan abnormal garam-garam kalsium disertai sedikit
besi , magnesium dan garam- garam mineral lainnya.
2 macam:
1. Kalsifikasi Distrofik : pengendapan terjadi pada jar. mati . Ex:
kalsifikasi katup
2. Kalsifikasi Metastatik : pengendapan garam kalsium pada jar.
normal ketika tjd hiperkalsemia.Biasanya terjadi pada
jar.intertisium pemb darah,jtg,ginjal &mukosa lambung
Penuaan sel
 Usia individu karena usia sel mereka
 Penuaan selular : hasil dari penurunan progresif
selama rentang kehidupan dan penurunan
kapasitas fungsional sel
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai