Anda di halaman 1dari 44

OLEH :

ARIE SULISTYOKO, S.Sos, M.H


 Integralistik adalah bersifat integral;
merupakan satu keseluruhan
Diajarkan oleh Benedictus de Spinoza (1632-
1677), Adam Muller (1799-1829), Friedrich Hegel
(1770-1831).
Menurut teori integralistik, negara adalah susunan
masyarakat yang integral: semua anggota
masyarakat merupakan bagian dari persatuan
organis. Negara tidak memihak kepada golongan
yang paling kuat, tidak mengutamakan
kepentingan pribadi, melainkan menjamin
keselamatan hidup seluruh bangsa sebagai satu
kesatuan yang tak terpisahkan.
Integralistik merupakan paham yang berakar
dari keanekaragaman budaya bangsa namun
tetap mempersatukan satu kesatuan integral
yang disebut Negara Indonesia
 Arti umum : nation: sekelompok orang
yang dipersatukan karena persamaan cita-
cita serta kerinduan untuk bernegara
 Mnrt KBBI : Kesatuan orang-orang yang
bersamaan asal keturunan, adat istiadat,
bahasa dan sejarahnya serta berperintahan
sendiri.

 Menurut Para Ahli :

5
adalah jiwa, suatu asas kerohanian yang timbul
dari:
1) kemuliaan bersama di waktu lampau, yang
merupakan aspek histories;
2) keinginan untuk hidup bersama (le desir de
vivre ensemble) di waktu sekarang yang
merupakan aspek solidaritas, dalam bentuk
dan besarnya tetap mempergunakan warisan
masa lampau, baik untuk kini dan yang akan
datang
adalah satu persatuan perangai
yang timbul karena persatuan
nasib
 Hans Kohn : buah hasil karya atau tenaga
hidup manusia. Suatu bangsa merupakan
golongan yang beraneka ragam dan tidak
bisa dirumuskan secara pasti.
 F.Ratzel (jerman): bangsa terbentuk adanya
hasrat bersatu atau adanya keinginan yang
sama. Hasrat timbul adanya rasa kesatuan
antara sesama manusia dan tempat tinggal.
 Jalobsen dan Lipman : bangsa adalah suatu
kesatuan budaya (culture unity) dan kesatuan
politik (political unity)

8
 Hans Kohn :Kesamaan keturunan, wilayah, bahasa,
cita-cita, sejarah hidup dan nasib, adat budaya,
kesamaan politik, perasaan dan agama.
 Friederick Hertz (jerman) dlm bukunya Nationality
in History and Politic, ada 4 unsur:
keinginan mencapai kesatuan nasional (sosek, politik,
agama, budaya, komunikasi dan solidaritas)
keinginan mencapai kemerdekaan dan kebebasan
nasional.
keinginan dari kemandirian, keunggulan,
individualitas, keaslian/kekhasan.
keinginan menonjol/unggul diantara bangsa dlm
mengejar kehormatan, pengaruh dan prestise)

9
Menurut kamus besar bahasa indonesia,
pengertian negara setidaknya ada dua yaitu :
* Negara adalah organisasi dalam suatu wilayah
yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah
dan ditaati oleh rakyat.
* Negara adalah kelompok sosial yang
menduduki wilayah atau daerah tertentu yang
diorganisasi di bawah lembaga politik dan
pemerintah yang efektif, mempunyai kesatuan
politik, berdaulat sehingga berhak menentukan
tujuan nasionalnya
Negara ?
• Status atau statum, yang berarti
Bahasa latin
menempatkan

Bahasa Belanda • Staat

Bahasa Inggris • State

• Nagari atau negara


Bahasa Sansekerta • Yang berarti wilayah, kota atau
penguasa
Negara ialah organisasi kekuasaan dari kelompok manusia
yang telah mendiami wilayah tertentu
1. SUDUT PANDANG POLITIS.
Titik tolak pandangan ini adalah kekuasaan.
Artinya negara dilihat sebagai organisasi
kekuasaan.
Operasional konsep kekuasaan adalah
kemungkinan untuk melaksanakan
kehendak sendiri dalam kerangka suatu
hubungan sosial.

13
2. Sudut pandang Sosiologis.
Titik tolak pandangan ini adalah masyarakat
(society). Di sini, negara dipahami sebagai
organisasi tertinggi yang dipengaruhi kuat
oleh keberadaan masyarakat. Artinya,
negara dinyatakan sebagai kenyataan
masyarakat.
Operasional konsep masyarakat adalah
sejumlah manusia dalam arti seluas-
luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan
yang mereka anggap sama.

14
3. Sudut pandang Yuridis.
Titik tolak pandangan ini adalah hukum. Di
sini negara diartikan sebagai bagian dari tata
hukum dan organisasi besar yang harus
tunduk pada hukum. Operasional konsep
hukum adalah segala peraturan yang dibuat
untuk mengatur tata tertib kehidupan
manusia.

15
4. Sudut pandang Religis.
Titik Tolak pandangan ini adalah agama atau
Tuhan. Artinya, negara dinyatakan sebagai
fasilitas atau tempat bersemayam Tuhan di
bumi.
Dalam konsep operasional agama
dimaksudkan sebagai kepercayaan yang
dianut oleh umat manusia untuk menemukan
hakikat hidup dan hubungannya dengan
Tuhan.

16
 George Jellinek : organisasi kekuasaan dari
kelompok manusia yang mendiami suatu wilayah
tertentu.
 G.W.F Hegel : Organisasi kesusilaan yang muncul
sbg sintesis dari kemerdekaan individu dan
universal.
 Karl Marx : alat kelas yang berkuasa (kaum borjuis
kapitalis) unt menindas atau mengeksploitasi kelas
yang lain.
 Logeman : organisasi kemasyarakatan yang
mempunyai tujuan untuk mengatur dan
memelihara masyarakat tertentu dengan
kekuasaannya.
 Roger F, Soltau : alat (agency) dan wewenang
(authority) yang mengatur/mengendalikan
persoalan bersama atas nama rakyat.

17
 SIFAT MEMAKSA : mempunyai kekuasaan fisik
secara legal (tentara, polisi) sehingga per-uu-
an ditaati, agar negara aman dan tertib.
 SIFAT MONOPOLI : monopoli dalam
menetapkan tujuan bersama masyarakat.
 SIFAT MENCAKUP SEMUA : semua peraturan
per-uu-an yang berlaku adalah untuk semua
orang tanpa kecuali.

18
 Pendekatan Teoritis, ada 5 teori terjadinya negara:
 Teori Ketuhanan
 Teori Perjanjian masyarakat
 Teori Kekuasaan
 Teori Kedaulatan
 Teori Hukum alam
 Pertumbuhan Primer dan sekunder:
 Primer: Suku/persekutuan Masyarakat – Kerajaan –
negara Nasional – Negara Demokrasi.
 Sekunder : negara sebelumnya telah ada. Karena
revolusi, intervensi dan penaklukan muncul negara
yang menggantikan.

19
 Pendekatan faktual: didasarkan pada kenyataan
yang terjadi (ada 8 macam)
o Occupatie (pendudukan)
o Fusi (peleburan)
o Cessie (penyerahan)
o Accesie (Penarikan)
o Anexatie (pencaplokan/penguasaan)
o Proclamation (proklamasi)
o Innovation (pembentukan baru)
o Separatisme (pemisahan)

20
 Unsur Konstitutif (syarat mutlak) :
ada rakyat, ada wilayah dan
pemerintah yang berdaulat.
 Unsur deklaratif (tidak mutlak) :
pengakuan dari negara lain.

21
Menurut Oppenheimer Konvensi Montivideo 1933
dan Lauterpacht (Konvensi Hukum
Internasional)
 Rakyat yang bersatu  Ada penghuni (rakyat,
 Daerah atau wilayah penduduk, warganegara)
 Pemerintah yang  Ada wilayah/lingkungan
berdaulat kekuasaan.
Ada kekuasaan
 Pengakuan dari negara

tertinggi(pemerintah
lain yang berdaulat)
 Kesanggupan berhub.
dengan negara lain.

22
Teori Perseorangan (individualistic):
„Diajarkan oleh Thomas Hobbes dan John
Locke (abad 17), Jean Jacques Rousseau (abad
18), Herbert Spenser (abad 19) dan H.J.Laski
(abad 20)
„ Negara adalah masyarakat hukum (legal
society) yang disusun atas kontrak antara
seluruh orang dalam masyarakat (contract
social).„ Susunan negara yang berpaham
individualisme terdapat di Eropa Barat dan
Amerika
Diajarkan oleh Mark, Engel dan Lenin
„ Negara dianggap sebagai alat dari sesuatu
golongan (klasse) untuk menindas klasse lain. „
Negara ialah alat golongan dari yang
mempunyai kedudukan ekonomi paling kuat
menindas golongan lain yang mempunyai
kedudukan lemah„ Para Marxis menganggap
bahwa negara kapitalis adalah perkakas borjuis,
sehingga perlu dilakukan revolusi politik dari
kaum buruh untuk merebut kekuasaan negara
dan kaum buruh dapat berganti untuk menindas
kaum borjuis
Diajarkan oleh Spinoza, Adam Muller, Hegel, dll
(abad 18 dan 19)„ Negara adalah tidak
untuk menjamin kepentingan seseorang atau
golongan, akan tetapi menjamin kepentingan
masyarakat seluruhnya sebagai persatuan.
“Negara adalah susunan masyarakat yang
integral, segala golongan, segala bagian,
segala anggota berhubungan erat satu sama
lain dan merupakan persatuan masyarakat
yang organis”„“Negara tidak memihak kepada
suatu golongan yang paling kuat atau yang
paling besar, tidak menganggap kepentingan
seseorang sebagai pusat. Negara menjamin
keselamatan hidup bangsa seluruhnya
sebagai persatuan yang tidak dapat dipisah-
pisahkan”
“… Manusia sebagai seseorang tidak dapat
terpisah dari seseorang yang lain atau dari dunia
luar, golongan-golongan manusia, malah segala
golongan makhluk, segala sesuatu bercampur
baur dan bersangkut paut, inilah ide totaliter, ide
integralistik dari bangsa Indonesia yang
berwujud juga dan dalam susunan tata negaranya
yang asli”
“Menurut sifat tata negara Indonesia yang asli,
pejabat negara ialah pemimpin yang bersatu jiwa
dengan rakyat dan pejabat negara senantiasa
berwajib memegang teguh persatuan dan
keseimbangan dalam masyarakatnya”
Dalam suasana persatuan segala golongan
diliputi oleh semangat Gotong Royong,
semagat Kekeluargaan. “… Jika hendak
mendirikan Negara Indonesia yang sesuai
dengan keistimewaan sifat dan corak
masyarakat Indonesia, maka negara kita
harus berdasar atas aliran pikiran (staatsidee)
negara yang integralistik …”
Bung Karno
Individualistik dan Golongan memunculkan
konflik, Eropa dan Amerika penuh dengan
konflik, pergoncangan, pertikaian dan
peperangan. “…Jikalau kita betul-betul
hendak mendasarkan negara kita kepada
paham kekeluargaan, paham tolong
menolong, paham gotong royong dan
keadilan sosial, maka enyahkanlah tiap-tiap
pikiran tentang individualistik dan liberalisme
…“
Paham individualisme memang harus ditentang
“… Kita mendirikan negara baru di atas dasar
gotong royong dan hasil usaha bersama
…“.“… Kita mendirikan negara baru harus
memperhatikan syarat-syarat supaya negara
yang dibuat tidak menjadi negara kekuasaan
…”. “…Perlu dimasukkannya klausal
tentang kebebasan untuk berkumpul dan
bersidang atau menyurat dan lain-lain … agar
tidak menjadikan negara sebagai negara
kekuasaan”
Perlu mencantumkan klausal tentang
perlindungan hak-hak asasi seperti
diungkapkan Bung Hatta
Tidak sama dengan paham Integralistik ala
Jerman
„ Paham integralistik ala Jerman menimbulkan
disiplin mati (kadaver discipline) yang
menumbuhkan negara kekuasaan yang
totaliter
„ Ciri khas : Du bist Nicht Deine Volk ist Alles
„ Artinya bahwa kamu sebagai orang seorang
tidak ada artinya, yang penting adalah bangsa
Paham Integralistik yang diungkapkan Soepomo
dikombinasi dengan pemikiran Bung Hatta
menghasilkan paham INTEGRALISTIK ALA
INDONESIA
„ Ciri khas : Kepentingan masyarakat diutamakan,
namun harkat dan martabat manusia dihargai
„ Ciri paham integralistik ala Indonesia ini dapat
dijumpai dalam KEHIDUPAN DESA atau negeri
yang mengenal sejak lama tentang adanya HAK
ULAYAT dan HAK PERSEORANGAN
Paham Integralistik dalam Kehidupan
Ketatanegaraan
„ Disebut sebagai Negara Kekeluargaan
„ Asas negara kekeluargaan merupakan isi dari
jiwa filsafat PANCASILA
Asas Kekeluargaan terdiri dari dua perkataan
„ Sesuatu kebenaran yang menjadi pokok
dasar atau tumpuan berpikir
„ Kekeluargaan
„ Berasal dari kata keluarga
„ Terdiri dari Ayah, Ibu dan anak-anak,
terkadang ditambah kakek dan nenek serta
kemenakan
„ Susunan keluarga terdari dari berbagai sifat,
watak dan kecenderungan yang berbeda,
tetapi dalam keluarga tetap satu
Indonesia dipandang sebagai sebuah keluarga besar atau
NEGARA KEKELUARGAAN
„ Rakyat Indonesia merasa dirinya sebagai satu keluarga
„ Masing-masing individu mempunyai tanggung jawab
dalam keluarga besar bernama negara
„ Artinya masing-masing mempunyai tanggung jawab
bersama terhadap ancaman atau bahaya yang akan
muncul dan berpengaruh terhadap keluarga
„ Asas kekeluargaan merupakan isi dari jiwa filsafat
Pancasila
„ Artinya bahwa negara kekeluargaan hanya terdapat dalam
Negara Pancasila dan negara yang berdasarkan Negara
Pancasila selalu merupakan Negara Kekeluargaan
Bagian atau golongan yang terlibat berhubungan
erat dan merupakan kesatuan organis
Eksistensi setiap unsur hanya berarti dalam
hubungannya dengan keseluruhan
Tidak terjadi situasi yang memihak pada golongan
yang kuat atau yang penting
Tidak terjadi dominasi mayoritas dan tirani
minoritas
Tidak memberi tempat bagi paham individualisme,
liberalisme dan totaliterisme
Yang diutamakan keselamatan maupun
kesejahteraan, kebahagiaan keseluruhan (bangsa
dan negara)
Mengutamakan memadu pendapat daripada
mencari menangnya sendiri
Disemangati kerukunan, keutuhan, persatuan,
kebersamaan, setia kawan, gotong royong
Saling tolong menolong, bantu membantu dan
kerja sama
Berdasarkan kasih sayang, pengorbanan,
kerelaan
Menuju keseimbangan lahir batin, pria dan
wanita, individu dan masyarakat serta
lingkungan.
1. Hubungan antara Individu dan Negara
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk
jasmani rokhani, makhluk pribadi dan sebagai
makhluk Tuhan Maha Esa, serta manusia adalah
makhluk individu dan makhluk sosial.
Keseluruhan unsur hakikat manusia tersebut
adalah merupakan suatu totalitas yang bersifat
‘majemuk tunggal’ atau monopluralis’. Sifat
kodrat manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial yang merupakan sifat dasar dari
totalitas manusia dalam negara.
2. Hubungan antara Masyarakat dan Negara
Negara adalah produk dari masyarakat,
karena negara merupakan lembaga
kemasyarakatan. Dalam pengertian negara
sebagai suatu totalitas, masyarakat itu dalam
dirinya bersemanyam hasrat
mengorganisasikan diri, sehingga organisasi
dan ketaatan adalah dua hal yang tidak dapat
dipisahkan sila-sila masyarakat negara.
Hubungan masyarakat dan negara adalah
hierakhis neogentik. Masyarakat sebagai suatu
totalitas adalah merupakan produk dari interaksi
antar segenap golongan yang ada dalam suatu
kebersamaan hidup. Sehingga relasi-relasi
antara masyarakat dan anatara warganya yang
berujud golongan-golongan itu adalah saling
ketergantungan. Hal inilah yang merupakan
manifestasi makhluk sosial dalam realisasi
terwujudnya persekutuan hidup bersama yang
disebut negara secara integral
Pancasila sebagai dasar negara meliputi
suasana kebathinan atau cita-cita hukum,
sehingga merupakan suatu sumber nilai,
norma serta kaidah, baik moral maupun
hukum negara dan menguasai hukum dasar
baik tertulis maupun yang tidak tertulis.
Dalam kedudukannya sebagai dasar negara,
Pancasila mempunyai kekuatan mengikat
secara hukum.
1. GOTONG ROYONG
2. PEMBERONTAKAN
3. TOLERANSI BERAGAMA
4. MUSYAWARAH

Anda mungkin juga menyukai