Anda di halaman 1dari 27

TANGGUNG JAWAB KELUARGA PADA PENDIDIKAN

(TELA’AH TERHADAP SURAT AT-TAHRIM AYAT 6)

DISUSUN OLEH:
ARIE SULISTYOKO, S.Sos, M.H.
Outline

A. Latar Belakang Masalah


B. Q.S. At Tahrim ayat 6
C. Munasabah Surat At-Tahrim ayat 6
D. Asbabun Nuzul Q.S. At-Tahrim ayat 6
E. Pendapat para Mufassirin
F. Penutup
A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pernikahan dapat membuat mereka menemukan pasangan yang baik dan


ingin berbagi perasaan suka dan duka mereka. Jika pasangan menyadari
kewajiban dan hak dan kewajiban mereka sesuai dengan kemampuan
mereka, maka rumah tangga akan menjadi tempat pertemanan, jika tidak
akan ada keributan, rumah tangga akan berubah menjadi penjara, itu
semua karena kelalaian kedua mitra melaksanakan tugasnya. Dalam Islam,
rumah tangga adalah basis kehidupan manusia. Dari rumah tangga semua
masalah kehidupan manusia muncul

Lanjut
LANJUT
Rumah adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan. Karena itu dimulai
dari rumah setiap manusia mendapat pendidikan awal. Tentunya pendidikan nyata
yang diberikan oleh orang tua dalam bentuk mengasuh (mendidik) anak-anak yang
dalam hal agama disebut hadhanah
Seorang anak pada awal hidupnya sampai usia tertentu membutuhkan orang lain
dalam hidupnya, baik dalam lingkungan fisiknya, dan dalam formasi moralnya. Di
atas pundak kedua orang tuanya ada kewajiban untuk melaksanakan tugas.
Peristiwa perceraian karena alasan apa pun merupakan bencana bagi anak-anak.
Pecahnya rumah tangga kedua orang tua sering menyebabkan mengabaikan
pengasuhan anak. Jika tanggung jawab orang tua tidak waspada, itu berarti mereka
telah menyerahkan putra dan putri mereka ke cengkeraman Setan berikutnya. Hal
ini akan kita bahas tentang tanggung jawab keluarga pada pendidikan (tela’ah
terhadap Surat At-Tahrim ayat 6)
Lanjut
B. Q.S. At Tahrim ayat 6

‫ارا َوقُ ْو ُد َها‬ ً َ‫س ُك ْم َوا َ ْه ِل ْي ُك ْم ن‬ َ ُ‫يَاَيُّ َها الَّ ِذ ْي َن ا َ َمنُ ْوا قُ ْوا ا َ ْنف‬
‫هللا‬
َ َ
‫ن‬ ‫و‬ ْ ‫ص‬
ُ ‫ع‬
ْ َ ‫ي‬ َ
‫َل‬ ‫د‬
ٌ ‫َا‬‫د‬ ‫ش‬ ِ ٌ
‫ظ‬ ‫ال‬َ ‫غ‬
ِ ٌ ‫ة‬‫ك‬َ ‫ئ‬
ِ َ ‫ال‬‫م‬َ ‫ا‬ ‫ه‬
َ ‫ي‬
ْ َ ‫ل‬ ‫ع‬
َ ُ ‫ة‬‫ار‬
َ ‫ج‬
َ ‫ح‬ِ ْ
‫ل‬ ‫ا‬ ‫و‬
َ ‫اس‬
ُ َّ ‫الن‬
.‫َماا َ َم َر ُه ْم َويَ ْفعَلُ ْو َن َمايُ ْؤ َم ُر ْو َن‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman! Jagalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, penjaga malaikat kasar
dan keras, yang tidak memberontak melawan Allah apa yang Dia perintahkan
kepada mereka dan selalu melakukan apa yang diperintahkan. (Q.S. At-
Tahrim/66: 6)
Lanjut
C. Munasabah Surat At-Tahrim ayat 6

a) Munasabah surat at-Tahrim dengan surat sebelumnya (Q.S. at-Thalaaq)


Dalam surat at-Thalaaq berbicara tentang tindakan yang membuat sesuatu halal
oleh Allah SWT untuk menjadi haram, yaitu talak, dan menyebutkan bagaimana
seharusnya mencampur dan bertindak melawan istri. Sementara di Surat at-
Tahrim berisi pembicaraan tentang tindakan melarang apa yang Allah SWT telah
izinkan, yaitu sumpah kesetiaan, mengakhiri perselisihan antara Nabi Muhammad
dan istri-istrinya dan tindakan Nabi di hadapannya untuk menjadi sebuah
pelajaran untuk umatnya dalam hubungan keluarga, karena Nabi memperlakukan
mereka dengan lembut dan menasihati mereka dengan saran yang mengesankan.
Selain itu, ada kesamaan dalam kedua surat ini yang sama-sama dimulai dengan
panggilan Tuhan kepada Nabi Muhammad tentang hal-hal yang berkaitan dengan
kehidupan keluarga
Lanjut
b) Munasabah surat at-Tahrim dengan surat
sesudahnya (Q.S. al-Mulk)

Dalam surat at-Tahrim telah dibuat perumpamaan bagi orang-orang kafir


dengan dua orang perempuan yang ditakdirkan celaka yaitu istri Nabi Nuh
dan istri Nabi Luth, meski keduanya itu berada di bawah naungan dua
orang hamba yang shaleh. Dan dibuat perumpamaan bagi orang-orang
yang beriman dengan Asiyah binti Muzahim (istri Fir’aun) dan Maryam
binti Imran (Ibu Nabi Isa) yang telah ditakdirkan berbahagia
meskipun kebanyakan kaum dari keduanya itu kafir. Maka dalam surat
selanjutnya (Q.S. al-Mulk) menjelaskan bahwa kerajaan, langit, bumi dan
makhluk yang ada di dalamnya ada dalam kekuasaan-Nya
Lanjutan

Dalam kedua ayat ini Allah ingin menunjukkan kuasa-Nya dalam


mengatur alam seisinya, termasuk dalam masalah rumah tangga
yang dihadapi Nabi Muhammad saw. at-Tahrim menjelaskan sejauh
mana kekuasaan Allah, hegemoni-Nya dan dukungan-Nya kepada
Rasul- Nya dalam menghadapi kemungkinan adanya konspirasi dari dua
istri beliau. Allah pun mengancam akan menggantikan mereka
dengan istri-istri yang lebih baik.
c) Munasabah surat at-Tahrim ayat 6 dengan
ayat sebelumnya (Q.S. at-Tahrim ayat 5)

Ayat 6 surat Al-Tahrim ini memiliki hubungan yang erat dengan ayat
sebelumnya yaitu, setelah Allah memerintahkan sebagian
istri Rasulullah SAW agar bertaubat dari segala kekeliruan dan
menjelaskan kepadanya bahwa Allah-lah yang memelihara dan
menolong utusan- Nya, sehingga kerja sama mereka tidak akan
membahayakan Nabi
Lanjutan

Kemudian Allah memperingatkan agar perbuatan mereka yang


menyusahkan Nabi jangan sampai berlarut-larut yang dapat
mengakibatkan mereka ditalak dan dijatuhkan dari kedudukannya
yang mulia sebagai para ibu kaum mukminin, karena digantikan
dengan istri-istri yang lebih baik, patuh, tekun beribadah, dan
lainnya. Pada ayat ini, Allah memerintahkan kaum mukmin pada
umumnya agar menjaga dirinya dan keluarganya dari api neraka yang
kayu bakarnya adalah manusia dan berhala-berhala pada hari kiamat
d) Munasabah surat at-Tahrim ayat 6 dengan
ayat sesudahnya (Q.S. at-Tahrim ayat 7)

Setelah Allah memperingatkan kaum mukmin untuk menjaga diri dan


keluarga mereka dari neraka yang bahan bakarnya adalah batu
dan manusia. Di ayat selanjutnya dijelaskan tiada guna lagi beruzur /
beralasan jika telah datang hari kiamat. Yaitu pada hari di mana
dikatakan kepada orang- orang kafir, “Janganlah kamu beruzur karena
waktunya sudah terlambat. Kamu itu menerima balasan dari apa yang
kamu lakukan di dunia
Lanjutan

Hal ini menunjukkan bahwa pada hari kiamat, tobat dari


orang-orang kafir tidak akan diterima, begitu juga dalih, alasan,
penyesalan dan permintaan maaf mereka. Walaupun tidak
ada gunaya, larangan tentang mengemukakan uzur tetap dikatakan
dengan maksud untuk benar- benar menciptakan keputus
asaan dan frustasi.
D. Asbabun Nuzul Q.S. At-Tahrim ayat 6

Peristiwa yang melatarbelakangi hingga akhirnya turun ayat ini adalah :


Diriwayatkan bahwa nabi menggilir para istri. Ketika tiba giliran
Hafshah, maka dia meminta izin berkunjung kepada orang tuanya dan
nabi memberi izin. Ketika hafshah keluar, nabi memanggil seorang
budak perempuan beliau yang bernama Mariyah al- Qibtiyah dan
berbincang-bincang dengannya di kamar Hafshah. Ketika Hafshah
kembali, dia melihat Mariyah di kamarnya dan sangat cemburu serta
berkata, “Anda memasukkan dia ke kamarku ketika kami pergi dan
bergaul dengannya di atas ranjangku ? kami hanya melihatmu berbuat
demikian karena hinaku di mata mu”.
Lanjutan

Nabi bersabda untuk menyenangkan Hafshah, “sesungguhnya aku


mengharamkannya atas diriku dan jangan seorangpun kamu beritahu
hal itu.” Namun ketika nabi keluar dari sisinya, Hafshah mengetuk
tembok pemisah antara dirinya dan Aisyah, dan memberitahukan rahasia
tersebut. Maka nabi marah dan bersumpah bahwa beliau tidak akan
mengunjungi para istri selama sebulan. Maka Allah menurunkan ayat, Hai
Nabi mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkan
bagimu.
E. Pendapat para Mufassirin

1)Tafsir Jalalain

• ‫س ُك َْم‬ َ ُ ‫ف‬ ْ
‫ن‬ َ ‫ا‬ ‫ا‬‫و‬ ُ ‫ق‬
ْ ْ َ‫ا‬‫و‬ُ ‫ن‬ ‫م‬َ ‫ا‬ َ
َ
‫ن‬ ‫ي‬
ْ ‫ذ‬
ِ َّ ‫يَاَيُّ َها ال‬
‫َوا َ ْه ِل ْي ُك َْم‬
• (Hai orang-orang yang beriman, peliharalah diri kalian dan
keluarga kalian) dengan mengarahkan mereka kepada jalan
ketaatan kepada Allah.
Lanjutan

Dalam ayat ini terkandung ancaman bagi orang-


orang mu’min supaya jangan murtad; dan juga ayat
ini merupakan ancaman pula bagi orang-orang
munafik yaitu mereka yang mengaku beriman
dengan lisannya tetapi hati mereka masih tetap
kafir
2) Tafsir Ibnu Katsir

َ ُ‫( قُ ْوا ا َ ْنف‬Peliharalah dirimu dan


ً َ‫س ُك ْم َوا َ ْه ِل ْي ُك ْم ن‬
Mengenai firman Allah ‫ارا‬
keluargamu dari api neraka), Mujahid mengatakan : “Bertakwalah kepada
Allah dan berpesanlah kepada keluarga kalian untuk bertakwa kepada
Allah.”
Demikian pula yang dikemukakan oleh adh-Dhahhak dan Muqatil bin
Hayyan, di mana mereka mengatakan : “Setiap muslim berkewajiban
mengajari keluarganya, termasuk kerabat dan budaknya, berbagai hal
berkenaan dengan hal-hal yang diwajibkan Allah kepada mereka dan apa
yang dilarang-Nya
3) Tafsir Fi Dzilalil Qur’an

• ‫قوا انفسكم‬ (at-Tahrim/66: 6)


Secara kebahasaan, kata quu anfusakum terdiri dari dua suku kata,
yaitu kata qu yang merupakan bentuk amr lil jama’ (kata perintah
untuk plural) dari waqa yang berarti jagalah oleh kalian, dan kata
anfusakum yang berarti diri kalian. Dengan demikian, kata qu
anfusakum dalam konteks ayat ini bermakna perintah untuk
senantiasa menjaga diri dan keluarga dari api neraka.
Lanjutan

• ‫غالظ شداد‬ (at-Tahrim/66: 6)


Secara kebahasaan, kata ghiladz syidad terdiri dari dua suku kata,
yaitu kata ghiladz yang merupakan bentuk plural dari kata galiz, yang
berarti keras, dan kata syidad yang merupakan bentuk plural dari kata
syadid, yang berarti kasar. Dengan demikian, kata gilaz syadid dalam
konteks ayat ini merupakan pendeskripsian sifat para malaikat penjaga
neraka yang sangat keras dan kasar dalam menyiksa para penghuni
neraka.
Lanjutan

• Tafsir
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan orang-orang yang beriman agar
menjaga dirinya dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri dari manusia
dan batu, dengan taat dan patuh melaksanakan perintah Allah swt. Mereka
juga diperintahkan untuk mengajarkan kepada keluarganya agar taat dan
patuh kepada perintah Allah swt untuk menyelamatkan mereka dari api
neraka. Keluarga merupakan amanat yang harus dipelihara
kesejahteraannya baik jasmani maupun rohani. Di antara cara
menyelamatkan diri dari api neraka itu ialah mendirikan salat dan bersabar
4) Tafsir Al Misbah

• Dalam suasana peristiwa yang terjadi di rumah tangga Nabi saw.


seperti diuraikan oleh ayat-ayat yang lalu, ayat di atas memberi
tuntunan kepada kaum beriman bahwa: Hai orang-orang yang
beriman, peliharalah diri kamu antara lain dengan meneladani
Nabi saw. dan pelihara juga keluarga kamu yakni istri, anak-anak
dan seluruh yang berada di bawah tanggung jawab kamu dengan
membimbing dan mendidik mereka agar kamu semua terhindar
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia-manusia
yang kafir dan juga batu-batu antara lain yang dijadikan berhala-
berhala.
Lanjutan

Dalam suasana peristiwa yang terjadi di rumah tangga Nabi saw.


seperti diuraikan oleh ayat-ayat yang lalu, ayat di atas memberi
tuntunan kepada kaum beriman bahwa: Hai orang-orang yang
beriman, peliharalah diri kamu antara lain dengan meneladani Nabi
saw. dan pelihara juga keluarga kamu yakni istri, anak-anak dan
seluruh yang berada di bawah tanggung jawab kamu dengan
membimbing dan mendidik mereka agar kamu semua terhindar dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia-manusia yang kafir
dan juga batu-batu antara lain yang dijadikan berhala-berhala.
Lanjutan

Ayat enam di atas menggambarkan bahwa dakwah dan pendidikan


harus bermula dari rumah. Ayat di atas walau secara redaksional
tertuju kepada kaum pria (ayah), tetapi itu bukan berarti hanya
tertuju kepada mereka. Ayat ini tertuju kepada perempuan dan
lelaki (ayah dan ibu) sebagaimana ayat-ayat yang serupa (misalnya
ayat yang memerintahkan berpuasa) yang juga tertuju kepada lelaki
dan perempuan. Ini berarti kedua orangtua bertanggung jawab
terhadap anak-anak dan juga pasangan masing-masing sebagaimana
masing-masing bertanggung jawab atas kelakuannya.
5) Tafsir Al Azhar

• Sesudah Tuhan memberikan beberapa bimbingan tentang rumah tangga


Rasulullah saw., maka Tuhan pun menghadapkan seruan-Nya kepada
orang-orang yang beriman bagaimana pula sikap mereka dalam
menegakkan rumah tangga. “Wahai orang-orang yang beriman!
Peliharalah diri-diri kamu dan keluarga-keluarga kamu dari api neraka.”
• Di pangkal ayat ini jelas bahwa semata-mata mengaku beriman saja
belumlah cukup. Iman mestilah dipelihara dan dipupuk, terutama sekali
dengan dasar iman hendaklah orang menjaga keselamatan diri dan seisi
rumah tangga dari api neraka.
6) Tafsir al-Qurthubi

Abi Abdillah Muhammad bin Ahmad al-Anshari al-Qurthubi, dalam Al-


Jami'u li Ahkami Al-Qur'an menjelaskan bahwa dalam firman Allah ini (QS
at-Tahrim ayat 6) ada masalah, yaitu urutan laki-laki untuk
mempertahankan dirinya dan keluarganya dari neraka. Itu berarti
seseorang harus meningkatkan dirinya dengan melakukan ketaatan, dan
juga memperbaiki keluarganya
7) Tafsir al-Wasith

Wahhabi Zuhaili dalam buku At-Tafsir al-Wasith menjelaskan bahwa,


dalam kata-kata Allah (QS at-Tahrim ayat 6) itu berarti: "Wahai mereka
yang membenarkan Allah dan Rasul-Nya, latihlah dirimu dan keluargamu
(untuk memenuhi mereka Perbuatan baik). Buatlah perlindungan bagi
kalian semua dari api neraka, untuk diri mereka sendiri dengan
membuatnya selalu taat kepada Allah SWT, sedangkan untuk keluarga
dengan memberi nasihat kepada mereka dan juga mendorong mereka
untuk melakukan ketaatan. mereka tidak akan jatuh ke dalam api neraka
yang mengerikan, diterangi oleh manusia dan batu.
F. Penutup

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa isi Surah At-


Tahrim ayat 6 mengajarkan kita tentang:
1. Perintah Taqwa kepada Allah SWT dan berdakwah;
2. Saran untuk menyelamatkan diri dan keluarga dari api neraka;
3. Pentingnya pendidikan Islam sejak usia dini

Anda mungkin juga menyukai