Anda di halaman 1dari 14

‫ثالثة الألصول‬

‫لإلمام محمّد بن عبد الوهّاب‬


‫‪Ibnu Abbas, 29 Jumadil akhir 1442 H‬‬
ASY-SYAIKH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB
Rahimahullah ta’ala

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab bin Sulaiman bin Ali bin Muhammad bin
Ahmad bin Rasyid bin Barid bin Muhammad bin Barid bin Musyrif At-Tamimi An-
Najdi.

Lahir : Uyainah, tahun 1115 H


Wafat : tahun 1206 H

Beliau tumbuh dalam keluarga yang penuh dengan suasana ilmu serta
kemuliaan, karena ayah dan kakek beliau adalah ulama dan tokoh besar di Nejd
pada zamannya.

Beliau hafal al-Qur’an sebelum umur 10 tahun, menguasai ilmu fiqh, tafsir serta
memiliki hafalan dan pemahaman yang baik tentang ilmu-ilmu syari’at.

Di antara guru-guru beliau adalah Asy-Syaikh Abdullah bin Ibrahim Asy-


Syammary dan ayahnya, Syaikh Muhammad Hayah as-Sindy, dll.
Karya-karya beliau:

- Ushul-Iman
- At-Tauhid
- Al-Kabair
- Kasyf Asy-Syubhat
- Mukhtashar Zaad al-Ma’ad
- Mukhtashar Sirah Ar-Rasul shallallahu
‘alaihi wa sallam
- Qawa’id Ad-Diin al-Arba’
- dll
Syarh kalimat
Basmalah
‫ِبسْمِ اللَّ ِه الرََّحْمَنِ ال َّرَحِي ِم‬
As-Syaikh memulai dengan basmalah dalam
rangka mengikuti petunjuk al-Qur’an dan
petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Kalimat ‫اَلل ال ّر ْْحَنِ الِّرِِحمم‬


ِِّ ‫بِ ْس ِِم‬ (dengan
menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang) maknanya adalah “aku
memulai pekerjaan ini dengan menyebut
nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, yang segala keberkahan dan
pertolongan adalah dari Dia ‘Azza wa Jalla”
‫اعلمِ–رْحكِهللا‪ -‬أنّهُِجيبِعلمناِتعلّ ُمِأربعِمسائل‪:‬‬

‫األوىل‪ :‬العلم‪ :‬وهوِمعرفةِهللا‪ِ،‬ومعرفةِنبمه‪ِ،‬‬


‫ومعرفةِدينِاإلسالمِابألدلة‪.‬‬
‫الثانمة‪ :‬العملِبه‪.‬‬
‫الثالثة‪ :‬الدعوةِإلمه‪.‬‬
‫الرابعة‪ :‬الصربِعلىِاألذىِفمه‪.‬‬
ُ‫اعْلمْ رَ ِحمَكَ اهلل‬
(ketahuilah, semoga Allah merahmatimu)

- ْ‫اعْلم‬ Menunjukkaan masalah yang


akan disebutkan setelahnya adalah
masalah penting, syarat akan
pengetahuan yang benar dan sesuai
kenyataan.

- ُ‫رَ ِحمَكَ اهلل‬ Do’a dari Asy-Syaikh


untuk siapapun yang membacanya
agar mendapatkan rahmat dan
ampunan dari Allah ‘Azza wa Jalla,
sehingga bahagia di dunia dan akhirat.
Hal ini juga menunjukkan kasih sayang
beliau kepada siapapun.
ADA 4 PERKARA
YANG WAJIB
DIPELAJARI

1. ُ‫( الْعِلْم‬Ilmu) yaitu: mengenal Allah


Subhaanahu wa ta’ala, mengenal Nabi-
Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
mengenal agama Islam beserta dalil-
dalilnya.

2. ِ‫( الْ َع َملُ ِبه‬Mengamalkan ilmu)


3. ِ‫( الدَّعَْوةُ عَل ْيه‬Mendakwahkan ilmu)
4. ِ‫الصبْرُ عَلى األَذى فِ ْيه‬
َّ (Bersabar atas segala
hambatan dan rintangan)
ُ‫( الْ ِع ْلم‬Ilmu)
ILMU adalah: Mengetahui sesuatu sesuai dengan hakikatnya dengan seyakin-
yakinnya. Ilmu yang dimaksud dalah ilmu agama (syar’i), yang mencakup:

- Mengenal Allah ‘Azza wa Jalla, mengenal Allah dalam hati, menerima setiap
apa yang disyari’atkan-Nya, tunduk dan patuh pada-Nya serta berhukum
dengan syari’at-syari’at-Nya yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam.

- Mengenal seorang hamba dan Nabi-Nya (nama dan nasabnya, tujuan


diutusnya, domisilinya, proses turunnya wahyu untuknya, dakwahnya dan
sejarah kehidupannya walau ringkas saja) serta mengimaninya, menerima
setiap apa yang dibawa oleh beliau serta melaksanakan apa yang beliau
perintahkan dan menjauhi apa yang beliau larang.

- Mengetahui agama Islam dengan dalil secara umum dan khusus. Makna
Islam secara umum yaitu beribadah kepada Allah dengan syari’at yang telah
ditetapkan-Nya, sejak Allah mengutus Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
sampai hari kiamat. Sedangkan makna secara khusus yaitu khusus syari’at
yang dibawa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
ِ‫( الْ َع َملُ بِه‬Mengamalkan ilmu)

Ilmu tidak akan bermanfaat jika tidak diamalkan, karena hakikatnya ilmu
adalah beramal dengan ilmu tersebut.

Orang-orang yang berilmu akan dimurkai Allah jika tidak


mengamlakannya, seperti halnya orang-orang Yahudi. Sebaliknya, orang
akan tersesat jika dia beramal tapi tidak didasari ilmu, sebagaimana
orang-orang Nashrani.
ِ‫( الدَّ ْعوَةُ عَل ْيه‬Mendakwahkan ilmu)
Ilmu dan amal saja tidaklah cukup jika tidak dibarengi dengan
mendakwahkannya.

ِ ِ ِۖ‫كِبِٱ ْْلِ ْكم ِةِوٱلْمو ِعظَ ِةِٱ ْْلسنَ ِِة‬


ْ ‫ِو ََٰٰد ُْْمِبِٱلِِِّه َىِأ‬
ِ‫َِح َس ُن‬ َ َ َ ْ َ َ َ َ ِ‫ملِرب‬
ّ ِ‫ِسب‬
َ َ ‫ٱ ْدعُِإِ َ ٰىل‬
ِ

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik” (QS. An-Nahl: 125)
ِ‫( الصَّ ْبرُ عَلى األَذى فِيْه‬Bersabar atas segala hambatan dan rintangan)

Sabar dalam menuntut ilmu, dalam mengamalkan ilmu dan dalam


mendakwahkan ilmu.
Sabar adalah menahan diri untuk tetap melakukan ketaatan kepada Allah,
tidak bermaksiat pada-Nya dan tidak membenci takdir-takdir yang telah Allah
tetapkan.

Di antara ketaatan pada Allah yang agung adalah sabar dalam


mendakwahkan ilmu dan kebenaran. Sabar dari gangguan orang lain ketika
menyampaikan kebenaran pada mereka, begitu juga harus sabar dalam
mendidik.
ِ‫ص ُرَِن‬ ‫ن‬ ‫م‬
ِ ‫ه‬ ‫ى‬ ِ
‫ت‬َ‫أ‬ ِ
ِ ‫ِح‬ ِ
‫وا‬ ‫ذ‬‫ُو‬
‫أ‬‫و‬ ِ
‫وا‬‫ب‬ ِ
‫ذ‬ ‫ك‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ى‬
ِ ِ
‫ل‬ ‫ع‬ ِ
‫وا‬‫رب‬‫ص‬ ‫ف‬ ‫ك‬
ِ ِ
‫ل‬ ‫ب‬ ِ ‫تِ رس ِل‬ ِ
َ
ْ ُْ ٰ َ ‫ى‬
ٰ ّ َ ُ َ ُ ّ ُ ٰ َ
َ َ َُ َ َ َ ْ ّ ُ ُ َ ّ ‫َولََق ْدِ ُك‬
‫ق‬
َ ‫ن‬ ‫م‬ ْ ‫ب‬ ‫ذ‬
“Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi
mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap
mereka, sampai datang pertolongan Allah kepada mereka” (QS. Al-An’am: 34)

ِ ‫ك وَِل تُ ِط ِع ِم ْن ه ِم ء‬ ِ ِ ‫رب‬
‫ورا‬‫ف‬ُ ‫ك‬
َ
ً ْ َ ِْ
‫و‬ َ
ِ
‫أ‬ ‫ا‬‫اِث‬
ً ُ ْ َ َّ ُ ِْ ِ‫ٱص‬
َِ ‫ب‬‫ر‬ ِ
ِ
‫م‬ ‫ك‬
ْ ‫ْل‬ ْ َ‫ف‬
“Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah
kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antar mereka” (QS. Al-Insan:
24)
Dalil wajibnya mempelajari
4 hal di atas

ِ‫اص ْوا‬ ِِ ‫صلِ َٰح‬


َِ ‫ت َوتَ َو‬ َِ ‫) إِّلِ ٱلّ ِذ‬2( ِ‫نس َِن لَِفى ُخ ْسر‬
ّٰ ‫ين َء َامنُواِ َو َع ِملُ ِواِ ٱل‬ ِْ ‫) إِ ِّن‬1( ‫ص ِر‬
َٰ ‫ٱإل‬ ْ ‫َوٱل َْع‬
)3( ‫ص ِْرب‬ َ ‫بِٱ ْْلَ ِِّق َوتَ َو‬
ّ ‫اص ْواِ بِٱل‬
“Demi masa (1) Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian (2)
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati
supaya menetapi kesabaran (3)” (QS. Al-’Ashr: 1 – 3)
."‫ورة لَ َك ْفت ُه ِْم‬ ِّ ‫هللاُ ُِح ّج ِةً على َِخل ِْق ِِه‬
َ ‫إل هذه الس‬ ِ ‫ "لَ ِْو َما أنْ َز َِل‬: - ‫شافِ ِعيِ – رْحه هللا‬
ّ ‫ال ال‬
َِ َ‫ق‬

ُ‫ (فَا ْعلَ ْمِ أَنِّه‬:‫ وال ّدلمل ق ِوله تعاىل‬."‫ابب العلْم قبل القول والعمل‬
ُِ " : - ‫وقال البُخاريِ – رْحه هللا‬
.‫] فبدأ ابلعلْم قبل القول والعمل‬19 :‫ك) [حممد‬َِ ِ‫استَ ْغ ِف ِْر لِ َذنْب‬ ِ ‫َلإِ ِلهَ إِِّل‬
ْ ‫هللاُ َو‬
Imam Asy-Syafi’I rahimahullah berkata: “Sekiranya Allah tidak menurunkan
hujjah bagi manusia selain surat ini, niscaya telah cukup bagi mereka”.

Imam Bukhari rahimahullah berkata: “Bab ilmu sebelum ucapan dan


perbuatan”. Dalilnya adalah firman Allah ‘Azza wa Jalla: “Maka ketahuilah,
bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (Sesembahan, Rabb) selain Allah dan
mohonlah ampunan bagi dosamu…” (QS. Muhammad: 19). Di sini Allah
memulai dengan ilmu sebelum ucapan dan amalan.

Anda mungkin juga menyukai