Anda di halaman 1dari 13

Tuntutan Profesionalisme Seorang Teknik Kimia

ETIKA INDUSTRI

FRIDA APRILLA
16TKM144
Our Focus Today

Tugas Sarjana Teknik Kimia pada


Industri Teknik Kimia 1

Kode Etik Insinyur Teknik Kimia dari


2 AIChE

Kasus Pelanggaran dan Solusi


3
Tugas Sarjana Teknik Kimia pada Industri Teknik Kimia

Penelitian Proses Analisa Ekonomi


01 04

Rekayasa Proyek dan


Pengembangan Proses
02 05 Konstruksi

Rekayasa Proses Operasional Pabrik


03 06
Tugas Sarjana Teknik Kimia pada Industri Teknik Kimia

Pengembangan
Penelitian Proses
01 Proses 02 Rekayasa Proses
03
 Dimulai dari penelitian awal  Program pengembangan proses  Untuk memastikan berapa ongkos
laboratorium dan disertai perhitungan- yang baik seharusnya sudah bisa produksi yang diperlukan apabila hasil
perhitungan teknik ekonomis, dimana memberikan kepastian baik dari pengembangan proses diterapkan pada
data-data teknik yang diperlukan segi teknis-operasional maupun skala pabrik perlu adanya rekayasa
diperoleh dari penelitian-penelitian ekonomis, karena dengan proses, dimana perhitungan yang
yang terpisah satu dengan yang pengembangan proses ini akan diperoleh dari pengembangan proses
lainnya, baik di unit proses maupun di didapatkan data-data kondisi diulang, neraca massa dan energi serta
unit-unit operasionalnya, dan di bantu operasi yang lengkap serta ukuran alat dihitung lagi untuk kapasitas
pula dengan data-data sekunder dari kebutuhan jenis dan ukuran pabrik yang diinginkan.
literatur. peralatan-peralatan pembantu dan
4. Analisa Ekonomi

Seorang insinyur teknik kimia di industri proses


harus berfikir dengan orientasi ekonomi, bagaimana
caranya agar perusahaan mendapat keuntungan
sebesar mungkin tanpa meninggalkan kode etik.
Karena itu hasil perhitungan dari insinyur rekayasa
proses perlu faktor eksternal di dalam perhitungan
ekonomi.
5. Rekayasa Proyek dan
6. Operasi Pabrik
Konstruksi
Suatu rancangan pabrik perlu dipelajari oleh Dengan data-data operasi harian, insinyur Teknik
para insinyur Teknik Kimia yang bekerja di Kimia harus bisa mengevaluasi kinerja alat dan
bidang rekayasa proyek dan konstruksi. proses juga mengambil keputusan - keputusan
Insinyur tersebut harus meneliti setiap bagian seperti mengubah kondisi operasi : suhu, tekanan,
rancangan. konsentrasi komponen dan sebagainya. Bahkan
kalau perlu harus membongkar dan
memperbaiki/membersihkan peralatan-peralatan
yang dinilai sudah tidak ekonomis lagi kinerjanya.
Semua itu dilakukan agar operasi pabrik berjalan
pada kondisi optimal dan ongkos produksi yang
Kode Etik Insinyur Teknik Kimia dari AIChE

Kode etik profesi merupakan lanjutan dari Angggota dari American Institute of Chemical
norma-norma yang lebih umum yang telah Engineers (AIChE) harus menjunjung tinggi
dibahas dan dirumuskan dalam etika profesi. integritas, kehormatan dan martabat dari
Kode etik ini lebih memperjelas, profesi insinyur dengan berlaku jujur,
mempertegas dan merinci norma-norma ke netral/tidak berat sebelah, dan menggunakan
bentuk yang lebih sempurna walaupun pengetahuan dan keahliannya untuk
sebenarnya norma-norma tersebut sudah meningkatkan kesejahteraan manusia.
tersirat dalam etika profesi.
Kode Etik Insinyur Teknik Kimia dari AIChE
Mementingkan keamanan, kesehatan dan kesejahteraan dari
publik dan melindungi lingkungan sebagai bentuk dari
tanggung jawab profesional.
Melanjutkan perkembangan
profesional sepanjang karir mereka
dan menyediakan peluang untuk Memperlakukan semua kolega
perkembangan profesional dari dengan sama rata dan hormat serta
mereka yang dibawah menyadari kontribusi dan
pengawasannya. kemampuan unik mereka..

Memperlakukan diri mereka


sendiri secara adil,
bermartabat dan dengan Tidak pernah mentolerasi
hormat. penganiayaan.
Kasus Pelanggaran
Salah satu kasus pelanggaran kode etik profesi adalah pada kasus di Maputo, Mozambik yang dilakukan
oleh Mozal – salah satu perusahaan aluminium smelter terbersar di dunia, yang merupakan anak
perusahaan dari BHP Billiton. Sejak 17 November 2010 sampai dengan 29 Maret 2011, pabrik ini akan
melepaskan limbah gas tanpa filter dengan menggunakan cerobong setinggi 62 meter. Hal ini harus
dilakukan karena perusahaan harus merenovasi sistem FTC-nya (Fume Treatment Centre) yang berfungsi
sebagai filter polutan, kondisinya sudah terkorosi dan rentan rubuh. Proses renovasi diperkirakan memakan
waktu 6 bulan. Salah satu kandungan utama dalam limbah gas yang tidak difilter adalah gas HF (hidrogen
fluorida) yang dapat menyebabkan iritasi parah pada kulit, mata dan saluran pernapasan dan juga dapat
meningkatkan resiko kanker paru-paru. Pelepasan ini telah mendapatkan izin dari departemen/kementrian
lingkungan mozambik dengan alasan untuk menghindari bencana lingkungan dan kemanusiaan akibat
Pengawasan dari mozal menyatakan bahwa bahkan tanpa filter pun konsentrasi
polutan jauh di bawah ambang batas, dan penyelidikan dari perusahaan Swiss
SGS – perusahaan terbesar di dunia yang memiliki spesialisasi dalam inspeksi,
verifikasi dan sertifikasi, menyatakan bahwa konsentrasi polutan tetap didalam
ambang batas WHO dan kementrian lingkungan hidup mozambik, tetapi pernah
pada suatu kali pengukuran berada jauh di ambang batas. Organisasi lingkungan
hidup dan industri sekitar menyayangkan tidak adanya transparasi yang jelas dari
pihak perusahaan. Sebenarnya sudah ada kasus serupa di Afrika Selatan pada
salah satu pabrik sejenis yang dimiliki oleh BHP Billiton – perusahaan induk dari
mozal, dan prosedur perbaikan hanya memakan waktu 72 jam dan ada peringatan
terhadap penduduk sekitar yang rentan terhadap polusi untuk tetap berada di
rumah.
Pada kasus ini dapat dilihat bahwa perusahaan telah melanggar kode etik yang
pertama yaitu mementingkan keamanan, kesehatan dan kesejahteraan dari publik dan
melindungi lingkungan sebagai bentuk dari tanggung jawab profesional. Walaupun
emisi tidak melampaui ambang batas, tetapi sebagian dari zat yang diemisikan (HF)
merupakan zat karsinogenik yang bahkan pada konsentrasi sekecil apapun dapat
meningkatkan resiko penduduk sekitar terkena kanker yang mematikan, dan dalam hal
inilah perusahaan telah melanggar kode etik dengan tidak melakukan perawatan
berkala/pencegahan atau tindakan penanggulangan sebelum kondisi sistem FTC
berada pada tingkat yang membahayakan sehingga membuat publik menghadapi
resiko kesehatan, dan lain-lain.
Solusi

Bila kita tinjau ulang kasus diatas, dapat dilihat bahwa pengoperasian tanpa filter dapat terjadi
karena ada izin dari pemerintah sekitar yang menganggap bahwa resiko pencemaran sementara
lebih dapat ditolerir dibandingkan resiko bencana besar yang mungkin terjadi akibat rubuhnya pabrik.
Pertimbangan seperti ini dapat muncul sebagai akibat dari lemahnya peraturan terkait perawatan
sistem dan sistem pengolahan limbah yang baik sebagai syarat operasi suatu pabrik. Sehingga
solusi yang tepat agar kasus seperti diatas tidak terulang adalah adanya pengawasan yang ketat
dari pemerintah terhadap kondisi sistem pengolahan limbah suatu pabrik, maupun adanya syarat
perawatan sistem dan sistem pengolahan limbah yang memadai sebagai bagian dalam kelayakan
suatu operasi pabrik yang krusial dalam mendapatkan izin operasi, sehingga pihak perusahaan tidak
dapat menjadikan alasan keadaan sistem yang sudah sangat kritis dan rawan rubuh sebagai alasan
Thank you!

Anda mungkin juga menyukai