ERUPSI OBAT
Benita Putri Permata
Dokter Pembimbing:
dr. Suswardana, M.Kes, Sp.KK
Erupsi obat
reaksi alergi pada kulit atau daerah mukokutan yang
terjadi sebagai akibat pemberian obat.
eksantem
makulopapuler
91%
urtikaria vaskulitis
5,9% 1,4%
faktor-faktor yang memperbesar
risiko:
Jenis kelamin
Sistem imunitas
Dosis
Usia
Infeksi dan keganasan
atopi
Dua macam mekanisme
• Reaksi
imunologis
hipersensitivitas
• toksisitas obat
non • over dosis
imunologis •
•
interaksi antar obat
perubahan dalam metabolisme
Mekanisme Imunologis
• Yang berperan ialah Ig E
Tipe I (Reaksi
• Reaksi anafilaksis yang paling ditakutkan adalah
anafilaksis) timbulnya syok
Tipe IV (Reaksi
• Reaksi ini melibatkan limfosit
Alergi Seluler • tipe lambat karena baru timbul 12-48 jam
Tipe Lambat)
Mekanisme Non Imunologis
Reaksi "Pseudo-allergic" menstimulasi reaksi alergi yang
bersifat antibody-dependent.
Eritroderma Eritema
Eritema Dermatitis
nodosum medikamentosa
Erupsi
Purpura
eksantematosa
Erupsi
pustuler
Erupsi bulosa
Urtikaria disebabkan oleh penggunaan penisilin
Daerah
penis (laki-
laki)
Tempat
predileksi
Daerah
sekitar
mulut/bibir
Tabel 2.2 Beberapa obat yang dapat
menimbulkan erupsi eksantematosa
Gambar 2.2. Sejumlah papul berwarna pink pada daerah
dada disebabkan oleh penggunaan obat golongan
sefalosporin
Gambar 2.3. Makula erimatosa yang berbatas
tegas di daerah lengan pada penderita FDE
Gambar 2.4. Eritema Multiformis
Perjalanan Penyakit
Tabel 2.3. Pengelompokan erupsi yang timbul berdasarkan
waktu
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan in vivo Pemeriksaan in vitro
-Uji tempel (patch test) a. Yang diperantarai antibodi:
-Uji tusuk (prick/scratch test) -Hemaglutinasi pasif
- Uji provokasi (exposure test) -Radio immunoassay
-Degranulasi basofil
-Tes fiksasi komplemen
3 x 10 mg –
Kortikosteroid 4 x 10 mg
sehari
jika terdapat
Antihistamin rasa gatal
Topikal
bedak salisilat
kering 2% + mentol
½-1%
kompres,
basah misalnya
larutan asam
salisilat 1%.
Topikal