Anda di halaman 1dari 24

ASKEP PADA PASIEN

TERMINAL

Fakhrudin Nasrul Sani


 Kehilangan, kematian dan berduka
merupakan sepenggal perjalanan hidup
manusia yang harus dilalui
 Saat terjadi individu dihadapkan pada satu
stressor yang sangat membutuhkan
dukungan yang berasal dari diri sendiri
maupun orang lain disekitar
 Perawat diharapkan memahami kebutuhan
individu yang sedang mengalami proses
kehilangan, kematian dan berduka
Kepekaan dan pemahaman perawat
tentang hal – hal terkait kehilangan,
kematian dan berduka
memungkinkan perawat dapat
memberikan asuhan keperawatan
yang professional kepada individu
dan keluarga.
PASIEN TERMINAL

adalah suatu
keadaan sakit
dimana menurut
akal sehat tidak KEMATIAN
ada harapan lagi
bagi penderita
untuk sembuh. Adalah suatu pengalaman
tersendiri, dimana setiap individu
akan mengalami/menghadapinya
seorang diri, sesuatu yang tidak
dapat dihindari, dan merupakan
suatu kehilangan.
TAHAP-TAHAP KEHILANGAN
1. Mengingkari (Denial)
2. Marah (Anger)
3. Tawar menawar (Bargaining)
4. Depresi (depresion)
5. Menerima (Acceptance)
1. MENOLAK (DENIAL)
• Reaksi pertama individu terhadap kehilangan,
individu menolak atau tidak menerima situasi
kehilangan yang terjadi.
• Cara ini berfungsi untuk melindungi individu
dari situasi stres akibat kehilangan dan memberi
kesempatan untuk menerima kenyataan secara
bertahap
• Timbul pemikiran-pemikiran seperti:
“Seharusnya tidak terjadi dengan diriku, tidak
salahkah keadaan ini?”
2. MARAH (Anger)
• Kemarahan terjadi karena kondisi klien
mengancam kehidupannya dengan segala hal
yang telah diperbuatnya sehingga
menggagalkan cita-citanya. Timbul pemikiran
pada diri klien, seperti:
• “Mengapa hal ini terjadi dengan diriku?”
3. MENAWAR (Bargaining)
• Individu ingin menunda kehilangan.
• Berguna untuk memulai resolusi dan
penerimaan, pasien mungkin dapat mengatasi
rasa bersalah mengenai hal-hal yang dilakukan
atau tidak dilakukan
• Contoh : “Ya Allah, jangan engkau ambil
nyawa saya, sebelum saya bisa
membahagiakan keluarga saya ”.
4. DEPRESI
• pasien cenderung untuk tidak banyak bicara
dan mungkin banyak menangis.
• Peran Perawat : duduk dengan tenang
disamping pasien yang sedang melalui masa
sedihnya sebelum meninggal.
5. MENERIMA (Acceptance)
• Pada fase ini terjadi proses penerimaan
secara sadar oleh klien dan keluarga tentang
kondisi yang terjadi dan hal-hal yang akan
terjadi yaitu kematian.
• Fase ini sangat membantu apabila klien
dapat menyatakan reaksi-reaksinya atau
rencana-rencana yang terbaik bagi dirinya
menjelang ajal. Misalnya: ingin bertemu
dengan keluarga terdekat, menulis surat
wasiat, dll.
PENGKAJIAN MENJELANG AJAL

Pengkajian yang perlu dilakukan antara lain :


1. Tingkat Kesadaran
2. Tanda-Tanda klinis menjelang ajal
3. Tanda-Tanda mati secara klinis
4. Individu atau Anggota Keluarga Pada Saat
Klien Dengan Dying
5. Pengkajian Terhadap Reaksi Kematian dan
Kehilangan ; Berduka Cita
1. Closed Awareness
adalah suatu keadaan dimana klien dan keluarga tidak sadar
akan kemungkinan kematian, tidak dapat mengerti mengapa
klien sakit dan mereka yakin akan sembuh.

2. Mutual Pretense,
suatu kondisi dimana Tingkat
klien, keluarga dan Kesadaran
tenaga kesehatan
telah mengetahui
penyakit dalam 3. Open Awareness, suatu keadaan
keadaan terminal, dimana klien dan orang sekitarnya
mengetahui akan adanya kematian dan
namun mereka
merasa tenang untuk
berusaha untuk tidak
mendiskusikannya walaupun itu
membicarakan atau dirasakan sulit, pada keadaan ini klien
menyinggung diberi kesempatan untuk berpartisipasi
tentang penyakitnya dalam menentukan saat terakhirnya.
Tanda-tanda klinis menjelang ajal
1. Kehilangan Tonus Otot, ditandai:
a. Relaksasi otot muka sehingga dagu menjadi turun.
b. Kesulitan dalam berbicara, proses menelan dan
hilangnya reflek menelan.
c. Penurunan kegiatan traktus gastrointestinal, ditandai:
nausea, muntah, perut kembung, obstipasi
d. Penurunan control spinkter urinari dan rectal.
e. Gerakan tubuh yang terbatas.

2. Kelambatan dalam Sirkulasi, ditandai:


a. Penurunan sensasi.
b. Cyanosis pada daerah ekstermitas.
c. Kulit dingin, pertama kali pada daerah kaki, kemudian
tangan, telinga dan hidung.
3. Perubahan tanda-tanda vital (TTV)
a. Nadi lambat dan lemah.
b. Tekanan darah turun.
c. Pernafasan cepat, dangkal dan tidak teratur.

4. Gangguan Sensori
a. Penglihatan kabur.
b. Gangguan penciuman dan perabaan.
c. Variasi-variasi tingkat kesadaran dapat dilihat
sebelum kematian, kadang-kadang klien tetap
sadar sampai meninggal. Pendengaran
merupakan sensori terakhir yang berfungsi
sebelum meninggal.
T Beberapa indikasi kematian :
A
N 1. Pupil mata melebar.
D
A 2. Henti napas
K
L
3. Tidak mampu untuk bergerak.
I 4. Kehilangan reflek.
N
I 5. Mata dapat tertutup atau agak terbuka.
S
K
6. Tidak ada respon terhadap rangsangan
E dari luar secara total.
M
A
7. Gambaran mendatar pada EKG.
T
I
A
N
Pengkajian Individu atau Anggota Keluarga

 Faktor yang mempengaruhi terhadap reaksi


kehilangan :
a. Arti dari kehilangan yang tergantung kepada persepsi
individu tentang pengalaman kehilangan
b. Umur
c. Kultur pada setiap suku/bangsa terhadap kehilangan
berbeda-beda.
d. Keyakinan spiritual
e. Peranan seks
f. Status sosial ekonomi, berpengaruh terhadap sistem
penunjang, sehingga akan berpengaruh pula terhadap
reaksi kehilangan akibat adanya kematian
Diagnosa Keperawatan Yang Muncul
1. Ansietas (ketakutan individu, keluarga) yang
berhubungan diperkirakan dengan situasi
yang tidak dikenal, sifat dan kondisi yang
tidak dapat diperkirakan takut akan kematian
dan efek negatif pada gaya hidup.
2. Berduka berhubungan dengan penyakit
terminal dan kematian yang dihadapi,
penurunan fungsi perubahan konsep diri dan
menarik diri dari orang lain.
3. Perubahan proses keluarga berhubungan
dengan gangguan kehidupan keluarga, takut
akan hasil (kematian) dengan lingkungnnya
penuh dengan stres (tempat perawatan).

4. Resiko terhadap distres spiritual berhubungan


dengan perpisahan dari system pendukung
keagamaan, kurang pripasi atau
ketidakmampuan diri dalam menghadapi
ancaman kematian.
Rencana Keperawatan
Tujuan yang ingin dicapai secara umum

 Menerima realitas kehilangan


 Mencapai kembali rasa harga diri
 Memperbaharui aktivitas atau hubungan
normal
 Terpenuhinya kebutuhan fisiologis,
perkembangan & spiritual
 Mencapai kembali dan mempertahankan
kenyamanan
 Mempertahankan kemandirian dalam
aktivitas sehari-hari
 Mempertahankan harapan
 Mencapai kenyamanan spiritual
 Meraih kelegaan akibat kesepian dan isolasi
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Perawatan jenazah penderita penyakit menular
dilaksanakan dengan selalu menerapkan
kewaspadaan universal tanpa mengabaikan tradisi
budaya dan agama yang dianut keluarganya. Setiap
petugas kesehatan terutama perawat harus dapat
menasehati keluarga jenazah dan mengambil
tindakan yang sesuai agar penanganan jenazah
tidak menambah risiko penularan penyakit seperti
halnya hepatitis-B, AIDS, kolera dsb.
Tradisi yang berkaitan dengan perlakuan
terhadap jenazah tersebut dapat diizinkan
dengan memperhatikan hal yang telah disebut
diatas, seperti msalnya mencium jenazah
sebagai bagian dari upacara penguburan. Perlu
diingat bahwa virus HIV hanya dapat hidup pada
pasien yang hidup, maka beberapa waktu
setelah penderita infeksi-HIV meninggal, virus
pun akan mati.
EVALUASI KEPERAWATAN
 Klien merasa nyaman dan mengekpresikan
perasaannya pada perawat
 Klien tidak merasa sedih dan siap menerima
kenyataan
 Klien selalu ingat kepada Allah dan selalu
bertawakkal
 Klien sadar bahwa setiap apa yang diciptakan
Allah SWT akan kembali kepadanya

Anda mungkin juga menyukai