Anda di halaman 1dari 18

HYPOGLYCEMIA

ROHMAN AZZAM, S.Pd., S.Kep., M.Kep, SpMB., Ns


Hypoglycemia

 Kadar gula < 50 gr/dl* atau <60gr/dl**


 Sering pada DM tipe 1
 Dapat juga terjadi pada DM tipe 2 yg
diobati dg insulin atau OHO

(* Thomas, 1997; **Fultz & Sturt, 2005; **Black & Jacob, 1993; Black & Hawk, 2009)
Etiology/risk factors
 Overdosis insulin
 Overdosis sulfonylurea (jarang)
 Aktivitas/latihan berlebihan tanpa dikompensasi dg
karbohidrat tambahan
 Defisit produksi insulin
 Puasa/intake makanan inadekuat atau kurang dari yg
biasanya
 Intoksikasi alkohol
 Obat penyekat beta (β-blocker)
 Ketidakseimbangan nutrisi dan cairan yg disebabkan
mual/muntah
Patofisiologi
 Normalnya, jika terjadi keadaan
hypoglycemia akan mentriger hormon
counterregulatory, terutama glukagon
dan epneprin, untuk segera
meningkatkan kadar gula darah dengan
cara menstimulasi pelepasan glukosa
dari liver dan menghambat sekresi
insulin. Pada kondisi yg biasa,
mekanisme ini akan menormalkan kadar
glukosa dalam darah.
Patofisiologi

 Pada klien DM tipe 1, memiliki


ketidaknormalan pada sistem
feedback ini. Dalam 2-5th pertama
DM, sekresi glukagon mengalami
penurunan. Lebih lanjut, sekresi
epineprin juga terganggu karena
neuropati subklinik.
Patofisiologi

 Hypoglycemic shock lebih berbahaya dari pada


diabetic ketoacidosis. Sekitar 1 dalam 10
pasien DM tipe 1 mengalami sekali dalam
setahun reaksi berat ini yang membutuhkan
penanganan emergensi.
 Hypoglycemia yg lama dan tidak ditangani
dapat menyebabkan kerusakan otak permanen,
kehilangan memori, penurunan kemampuan
belajar, paralisis, dan kematian
Manifestations of Hypoglycemic

Adrenergic (increased Neuroglycopenic (decreased


epinephrin) glucose to brain)
• Shakines • Headache
• Iritability • Mental illness
• Nervousness • Inability to concentrate
• Tachycardia, palpitations • Slurred speech
• Tremor • Blurred vision
• Hunger • Confusion
• Diaporesis • Irrational behavior
• Pallor • Lethargy
• Paresthesia • Loss of conciousness
• Coma
• Seizure
• Death
Triage:

 Emergent
Indikasi Rawat Inap

 Gula darah <50 mg/dl, dan treatment


cepat tidak menghasilkan pemulihan.
 Klien koma, kejang, atau perubahan
perilaku.
 The hypoglycemia has been treated, but
a responsible adult cannot be with the
client for the following 12 hours.
 Hipoglikemia yg disebabkan obat
sulfonylurea
(LeMone & Burke, 2000)
Pengkajian

 Gelisah
 Agitasi
 Confusion
 Kemungkinan kejang
 Bicara kacau
 Takikardia
 Kulit pucat, diaporesis
Diagnostik

 Gula darah: <50 mg/dl


Nursing diagnosis

 Perubahan perfusi jaringan: serebral


Intervensi

 Pasang intravena
 Berikan medikasi:
 Dextrose 40%/50% 50-100 ml iv atau
 Glukagon 1 mg IM (sbg alternatif) jika
intravena tidak dapat diakses
Intervensi

 Berikan glukosa oral yg cepat


diabsorbsi (jika sadar):
 Fruit juice
 Sugared soft drink
 Table sugar in water
 Candy
Intervensi

Monitor:
 LoC (tingkat kesadaran)
 BP
 Pulse rate & rhythm
 RR
 Pulse oximetry
 Gula darah
Disposisi

 Kebanyakan ps dpat dipulangkan


 Jika hipoglikemia di sebabkan oleh
keracunan alkohol atau β-blocker, pasien
perlu rawat inap.
References
 Black, J.M., & Jacob, E.M. (1993). Luckmann and Sorensen’s
medical-surgical nursing: A psychophysiologic approach. (4th
ed.). Philadelphia: W.B. Saunder Co.
 Black, J.M., & Hawk, J.H. (2009). Medical-surgical nursing:
Clinical management for positive outcome. (4th ed.). Singapore:
Elsevier.
 Fultz, J., & Sturt, P.A. (2005). Emergency nursing references.
(3rd ed). St.Louis: Mosby.
 LeMone, P., & Burke, K.M. (2000). Medical-surgical nursing:
Critical thinking in client care. (2nd ed). New Jersey: Prentice
Hall Health.
 Thomas, J.S. (1997). Emergency nursing: An essential guide
for patient care. Philadelphia: W.B. Saunder Co.
Terimakasih
WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai