Anda di halaman 1dari 47

• Toleransi Keterlambatan : 15 menit

• Metode Pembelajaran : Ceramah, diskusi


• Penilaian dalam bentuk penugasan, ujian dan
penampilan, dengan rincian:
1. UTS : 30%
2. UAS : 40%
3. Penugasan dan Kuis : 20%
4. Kehadiran : 10%
Nurul Hidayah Nasution, SKM, MKM
 Dipicu oleh semakin meningkatnya tingkat pencemaran lingk
oleh pestisida, limbah industri dan transportasi, rusaknya flora
dan fauna langka.
 ANDAL  Analisis Dampak Lingkungan telah dikembangkan
sejak tahun 1970 (Environmental Impact Analysis/ Environmental
Impact Assassment)
 ANDAL  Telaah secara cermat dan mendalam tentang
dampak penting dari suatu kegiatan yang direncanakan
terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi pengambilan
keputusan
• Di USA, ANDAL lahir setelah adanya UU tentang LH,
National Environmental Policy Act (NEPA) pada tahun
1970
• Di Indonesia dimulai pada thn 1982  UU ttg Ketentuan
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU No.4 thn 1982)
• ANDAL  Pendekatan dalam kajian kesehatan
masyarakat pada sumber dampak, media lingkungan,
populasi dan dampak kesehatan yang meliputi kegiatan
identifikasi, pemantauan, penilaian secara cermat
terhadap parameter lingkungan, karakteristik masyarakat,
kondisi sanitasi lingkungan, status gizi dan sumber daya
kesehatan (Kepmenkes No. 872 tahun 1997)
AMDAL  Kajian mengenai dampak besar dan
penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan
• Pengkajian AMDAL : aspek fisik-kimia, ekologi, sosial-ekonomi,
sosialbudaya, dan kesehatan masyarakat sebagai pelengkap
studi kelayakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.

• AMDAL dibuat saat perencanaan suatu proyek yang


diperkirakan akan memberikan pengaruh terhadap
lingkungan di sekitarnya
1. Internasinal
• Deklari Stockholm (Declaration of The United Nations
Coference on The Human Environment) konferensi PBB, 5-
16 Juni 1972 dan didekalarasi tahun 1992
2. Dalam Negeri
• UUD 1945  Pasal 27 ayat 2 berbunyi “Tiap - tiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan” dan Pasal 33 ayat 3 berbunyi “Bumi,
air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat”
• UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
• PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Hidup
• PP No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
• KEPPRES No.32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung
• PerMen LH No.08 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan AMDAL.
• PerMen LH No.11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha Dan Atau
Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan AMDAL
• PerMen LH No. 24 Tahun 2009 tentang Panduan Penilaian Dokumen AMDAL
• PerMen LH No. 13 Tahun 2010 tentang UKL-UPL dan SPPL
• KepMen LH No.17 Tahun 2001 tentang AMDAL dan UKL-UPL
• Lingkungan serta Pedoman Pemerintah menegenai Baku Mutu
• KepMenLH No. 13 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Emisi Gas Tidak
Bergerak
• Surat Keputusan dari setiap Provinsi, seperti Keputusan Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I Kalimantan Timur No. 22 Tahun 1995 tentang Pembatasan
Pemakaian Air Bawah Tanah untuk Kepentingan Industri Wilayah Kaltim
• Berbagai Usaha atau kegiatan yang memiliki dan
atau tidak memiliki keterkaitan satu sama lain
dalam hal perencanaan, pengelolaan dan proses
produksi
• Usaha atau kegiatan berada pada satu ekosistem
yang sama
• Usaha atau kegiatan dapat menjadi kewenanangan
satu pengelolaan atau lebih
► Sebagai alat utk merencanakan tidakan
preventif thd kerusakan lingkungan yg
mungkin akan ditimbulkan oleh st kegiatan
pembangunan yg sedang direncanakan.
► Mempelajari hub timbal balik atau
interaksi antara pembangunan dan
lingkungan (ekologi pembangunan)
AMDAL MERUPAKAN ALAT PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP UNTUK:
• Menghindari dampak
Tinggi • Apakah proyek dibutuhkan?
• Apakah proyek harus dilaksanakan saat ini?
PRIO- • Apakah ada alternatif lokasi?
RITAS • Meminimalisasi dampak
• Mengurangi skala, besaran, ukuran
Rendah • Apakah ada alternatif untuk proses, desain, bahan baku,
bahan bantu?
• Melakukan mitigasi/kompensasi dampak
• Memberikan kompensasi atau ganti rugi terhadap
lingkungan yang rusak (contoh: Pengembangan Bank
Mitigasi)
Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah

Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan


lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan

Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari


rencana usaha dan/atau kegiatan

Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan


pemantauan lingkungan hidup

Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang


ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan
1. Bagi pemerintah

2. Bagi pemilik proyek

3. Bagi pemilik modal

4. Bagi masyarakat
1. Bagi pemerintah

1. Mencegah agar potensi sumber daya alam yang dikelola


tidak rusak
2. Mencegah rusaknya sumber daya lain yang berada di luar
lokasi proyek
3. Menghindarkan kerusakan lingkungan lingkungan seperti
timbulnya pencemaran
4. Menghindarkan pertentangan yang mungkin timbul terutama
denan masyarakat dan proyek lain
5. Sesuai dengan rencana pembangunan daerah, nasional
maupun internasional
6. Sebagai alat pengambil keputusan pemerintah
2. Bagi Pemilik Proyek

• Melindungi proyek dari tuduhan melanggar undang2 dan


peraturan yang berlaku
• Melindungi proyek dari tuduhan pelanggrann atau suatu
dampak negatig yang sebenarnya tidak dilakukan
• Untuk melihat masalah2 lingkungan yang akan terjadi dimasa
yang akan datang
• Mempersiapkan cara2 pemecahan masalah yang akan
dihadapi di masa yang akan datang
• Sebagai sumber informasi lingkungan di sekitar lokasi proyek
termasuk informasi sosial-ekonomi dan sosial-budaya
• Untuk menemukan keadaan lingkungan yang membahayakan
proyeknya
3. Bagi Pemilik Modal

• Untuk dapat menjamin bahwa modal yang dipinjamkan pada


proyek dapat mencapai tujuan dari misi bank dalam membantu
pembangunan
• Untuk dapat menjamin bahwa modal yang dipinjamkan dapat
dibayar kembali oleh proyek sesuai pada waktunya sehingga
modal tidak hilang
• Menentukan prioritas peminjaman sesuai dengan misinya
4. Bagi Masyarakat

• Dapat mengetahui rencana pembangunan di daerahnya


sehingga dapat mempersiapkan diri di dalam penyesuaian
kehidupan apabila diperlukan
• Mengetahui perubahan lingkungan di masa sesudah proyek
dibangun hingga dapat memanfaatkan kesempatan yang
dapat menguntungkan dirinya
• Pemahaman hal ihwal mengenai proyek secara jelas akan ikut
menghindarkan timbulnya kesalahpahaman hingga dapat
menghalang kerjsa samayang saling mneguntungkan
1. Dokumen Kerangka Acuan Analisis
Dampak Lingkungan Hidup (KA-
ANDAL)

• Disepakati oleh pemrakarsa penyusun AMDAL dan


komisi penilai

2. Dokumen Analisis Dampak


Lingkungan Hidup (ANDAL)

• Telaah secara cermat dan mendalam tentang dampak


dan pentingnya suatu rencana usaha berdasarkan
arahan yang sepakati dalam KA-ANDAL
3. Dokumen Rencana Pengelolaan
Lingkungan Hidup (RKL)
• Upaya penangan dampak besar dan
pentingnya terhadap lingkungan hidup yang
ditimbulkan akibat dari rencana usaha
dan/atau kegiatan

4.Dokumen Rencana Pemantauan


Lingkungan Hidup (RPL)
• Upaya pemantauan komponen lingkungan
hidup yang terkena dampak besar dan
penting akibat dari rencana usaha
Tiga dokumen (ANDAL, RKL dan RPL) diajukan bersama-sama
untuk dinilai oleh Komisi Penilai AMDAL. Hasil penilaian inilah
yang menentukan apakah rencana usaha dan/atau kegiatan
tersebut layak secara lingkungan atau tidak dan apakah perlu
direkomendasikan untuk diberi ijin atau tidak.
• Mengubah bentuk lahan dan bentang alam
• Eksploitasi SDA
• Proses Kegiatan yang potensial menimbulkan pemborosan,
pencemaran dan kerusakan lingkungan serta kemorosatan SDA
• Proses Kegiatan yg hasilnya dpt mempengaruhi lingkungan alam,
buatan serta sosial budaya
• Proses kegiatan yang hasilnya dpt mempengaruhi pelestarian
Kawasan KSDA/cagar budaya
• Introduksi jenis tumbuhan, hewan dan jasad renik
• Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan nonhayati
• Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar
mempengaruhi lingkungan hidup
• Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi mempengaruhi pertahanan
keamanan negara
Jumlah manusia yang terkena dampak

Luas wilayah pesebaran dampak

Intensitas dan lamanya dampak


berlangsung

Banyaknya komponen lingkungan yang


terkena dampak

Sifat Kumulatif dampak


1. Proses penapisan (screening)
wajib AMDAL

2. Proses pengumuman dan


konsultasi masyarakat

3. Penyusunan dan penilaian


KA-ANDAL (scoping)

4. Penyusunan dan penilaian


ANDAL, RKL, dan RPL
1. Proses penapisan (screening)
wajib AMDAL

• KepmenLH No. 17 Tahun 2001, terdapat beberapa


rencana usaha dan bidang kegiatan yang wajib
dilengkapi dengan AMDAL, yaitu Pertanian,
perikanan, kehutanan, kesehatan, perindustrian,
prasarana wilayah, energi dan sumber daya mineral,
pariwisata, pengembangan nuklir, pengelolaan limbah
B3 dan rekayasa genetika
2. Proses pengumuman dan
konsultasi masyarakat

• Keputusan Kepala BAPEDAL No. 08 Tahun 2000,


pemprakarsa wajib mengumumkan rencana
kegiatannya selama waktu yang ditentukan dlam
peraturan tersebut, menanggapi masukan yang
diberikan kemudian melakukan konsutasi kepada
masyarakat terlebih dahulu sebelum menyusun KA-
ANDAL
3. Penyusunan dan penilaian
KA-ANDAL (scoping)

• Proses untuk menentukan lingkup permasalahan yang


akan diuji dalam studi ANDAL
• Pemrakarsa mengajukan dokumen KA-ANDAL kepada
Komisi Penilai AMDAL
• Lama waktu maksimal penialaian KA-ANDAL : 75 hari
4. Penyusunan dan penilaian
ANDAL, RKL, dan RPL

• Penyusunan mengacu pada KA-ANDAL (Hasil penilaian


Komisi AMDAL)
• Pengajuan dokumen kepada Komisi Penilai AMDAL
• Lama waktu maksimal penilaian ANDAL, RKL dan RPL :
75 hari
1. Pendekatan studi AMDAL Kegiatan Tunggal
• Penyusunan atau pembuatan studi AMDAL diperuntukkan
bagi satu jenis usaha dimana kewenangan pembinaannya
dibawah satu instansi yang membidangi jenis usaha
dan/atau kegiatan tersebut.
2. Pendekatan studi AMDAL Kegiatan Terpadu
• Penyusunan studi AMDAL bagi jenis usaha dan/atau
kegiatan terpadu baik dalam perencanaan produksinya
maupun pengelolaannya dan melibatkan lebih dari satu
instansi yang membidangi kegiatan tersebut serta berada
dalam satu kesatuan hamparan ekosistem.
3. Pendekatan studi AMDAL Kegiatan Dalam
Kawasan
• Penyusunan studi AMDAL bagi jenis usaha dan/atau kegiatan yang
berlokasi di dalam suatu kawasan yang telah ditetapkan atau
berada dalam kawasan/zona pengembangan wilayah yang telah
ditetapkan pada kesatuan hamparan ekosistem

4. Pendekatan AMDAL kegiatan regional

• Penyusunan studi AMDAL bagi jenis usaha dan/ atau kegiatan yang
sating terkait dan merupakan kewenangan lebih dari satu instansi.
Jenis usaha dan/atau kegiatan pada pendekatan studi ini terletak
lebih dari satu kewenangan administratif dan lebih dari satu
hamparan ekosistem
Pemrakarsa

• Orang/badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu rencana


usaha/kegiatan yang akan dilaksanakan

Komisi Penilai AMDAL

• Sebuah komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL


• Terdiri dari unsure pemerintahan yang berkepentingan, unsur warga dan
masyarakat yang berkepentingan dan terkena dampak

Masyarakat yang Terkena Dampak

• Masyarakat yang terpengaruh atas segala keputusan AMDAL dengan


alasan seperti kedekatan jarak tinggal, faktor ekonomi, perhatian pada
lingkungan hidup, dan nilai2 dan norma yang dipercayai
Komponen Lainnya yang Berperan

1. Pemberi Ijin (Instansi yang berwewenang menerbitkan


ijin melakukan kegiatan)

2. Pakar Lingkungan dan Pakar Teknis (Seseorang yang


ahli di bidang lingkungan dan bidang ilmu tertentu)

3. Lembaga Pelatihan (Lembaga-lembaga yang


menyelenggarakan kursus-kursus dan/atau pelatihan-
pelatihan yang berhubungan dengan pengelolaan LH.
• BAPEDAL (Badan Penendali Dampak Lingkungan) 
Pihak yang bertanggungjawab terhadap kordinasi
Pelaksanaan AMDAL

• Penyusun dokumen AMDAL harus telah memiliki sertifikat


penyusun AMDAL dan ahli di bidangnya.
• Ketentuan standar minimal cakupan materi penyusunan
AMDAL diatur dalam Keputusan Kepala Bapedal
Nomor 09/2000.
PEMERINTAH
1. Berdampak negatif pada masy
luas/Hankam

2. Lokasi melebihi 1 Propinsi


3. Lokasi di wilayah sengketa
4. Lokasi diwilayah ruang lautan > 12 mil
5. Lokasi di lintas batas negara

PROPINSI
Berdampak negatif pada
masyarakat luas yang lokasinya
lebih dari satu kabupaten/Kota

KAB/KOT
Semua Kegiatan di luar
kewenangan Propinsi & Kabupaten
• Komisi penilai Pusat berwenang:
• Berbagai kegiatan yang potensial berdampak negatif pada masyarakat luas
dan atau menyangkut pertahanan dan keamanan, seperti: submarine tailing,
pengolahan limbah B3, eksploitasi migas, dll;
• Lokasi rencana usaha dan atau kegiatan meliputi lebih dari satu wilayah propinsi;
• Kegiatan berlokasi di wilayah sengketa dengan negara lain;
• Di wilayah laut di atas 12 (dua belas) mil.

• Komisi penilai Propinsi berwenang:


• Berbagai kegiatan yang potensial berdampak negatif pada masyarakat luas,
seperti: pembangunan industri petrokimia, pembangunan industri semen dan
quarry-nya, pembangunan bendungan, dll;
• Lokasi rencana usaha dan atau kegiatan meliputi lebih dari satu Kabupaten/Kota;
• Di wilayah laut di antara 4 (empat) sampai 12 (dua belas) mil.

• Komisi penilai Kabupaten/Kota berwenang:


• Menilai hasil analisis mengenai dampak lingkungan hidup bagi semua rencana
usaha dan/atau kegiatan di luar kewenangan Pusat dan Propinsi, sebagaimana
diatur dalam Kep Men LH tentang rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib
dilengkapi AMDAL
KOMISI PENILAI AMDAL

Ketua - Sekretaris - Anggota

TIM TEKNIS SEKRETARIAT KOMISI

• KLH/Instansi Pengelola • KLH/Instansi Pengelola


LH Daerah LH Daerah
• Sektor terkait ANGGOTA
• Pakar (lainnya)
• Masyarakat terkena
dampak
• LSM/ORLING
AMDAL UKL-UPL
 Berskala besar  Tidak berdampak besar
 Bersifat Komplek dan penting
 Berpotensi dampak  Dampaknya mudah
besar dan penting dikelola dengan
 Berlokasi di wilayah teknologi yang tersedia
yang sensitif lingkungan
1. AMDAL-UKL/UPL  KepMen LH No.17 Tahun 2001
2. AMDAL dan Audit Lingkungan Hidup Wajib 
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 30
tahun 2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Audit
Lingkungan yang Diwajibkan.
3. AMDAL dan Audit Lingkungan Hidup Sukarela 
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
42 tahun 1994 tentang Panduan umum pelaksanaan
Audit Lingkungan.
• Dokumen-dokumen tersebut antara lain adalah Audit
Lingkungan Sukarela, dokumen-dokumen yang diatur
dalam ISO 14000, dokumen-dokumen yang
dipromosikan penyusunannya oleh asosiasi-asosiasi
industri/bisnis, dan lainnya.
• Kegiatan pembangunan dilaksanakan untuk kesenangan dan
kesejahteraan masyarakat.
• Kegiatan pembangunan mempunyai potensi yang besar untuk
menimbulkan dampak lingkungan.
• Pembangunan sering mengeksploitasi lingkungan yg akan
menyebabkan perubahan kondisi lingkungan
• Adalah suatu aturan kesepakatan yang sudah diterima, bahwa
pihak yang menimbulkan dampak bertanggungjawab terhadap
semua kerugian dan kerusakan yang.ditimbulkannya (the polluter
must pay for the damage he has done).
• Pemahaman tentang Dampak Lingkungan menjadi sangat penting
pada setiap kegiatan pembangunan untuk terciptanya
lingkungan yang selaras, harmonis dan sehat
 Untuk mengarahkan pembangunan agar tidak merusak
tatanan lingkungan maka perlu dilakukan kajian aspek
lingkungan
 AMDAL memberikan rekomendasi yang harus dilakukan oleh
pemrakarsa pembangunan agar kondisi lingkungan tetap
terjaga dan tidak merugikan mahluk hidup khususnya manusia
untuk jangka pendek maupun jangka panjang
 AMDAL sbg alat perencanaan untuk pertimbangan dalam
pengambilan keputusan ttg proyek yang direncanakan
 Pd pelaksanaan AMDAL peran serta masyarakat untuk
mengetahui dan memberikan masukan di akomodir
• Perbedaan antara kondisi lingkungan sebelum ada
pembangunan dan yg diprakirakan akan ada setelah
ada pembangunan
• Perbedaan antara kondisi lingkungan yg diperkirakan
akan ada tanpa adanya pembangunan dan yg
diprakirakan akan ada dgn adanya pembangunan
tsb
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai