Anda di halaman 1dari 43

KINERJA RESERVOAR 2

(Transient Tekanan pada Reservoar Gas)


Analisa Tekanan
• Persamaan dasar untuk fasa tunggal yang mengalir pada
media berpori adalah:

• Di bawah asumsi-asumsi untuk infinite acting reservoir,


dari persamaan di atas dapat diturunkan persamaan
difusivitas radial:
Tekanan pada Reservoar gas
• Untuk aliran gas yang kompresible, persamaan fasa tunggal dalam
media berpori tidak dapat digunakan lagi sebab viskositas gas
sangatlah tergantung kepada tekanan juga kompresibilitas
isotermal, Cg, adalah fungsi langsung dari tekanan utama:

• Dengan adanya kedua besaran fungsi tekanan tersebut maka


metoda linearisasi persamaan1 tidak mungkin dilakukan. Kesulitan
ini diatasi dengan dua metoda penyelesaian yaitu P2 dan ψ atau
m(P)
Persamaan sementara Tekanan untuk
Gas Nyata
• Mekanisme aliran fluida gas pada media berpori sangat dipengaruhi
oleh sifat fisik fluida, geometri alirannya, sifat-sifat PVT dan
distribusi tekanan sistem. Didalam menurunkan persamaan aliran
dan memecahkan solusinya, beberapa anggapan telah digunakan
yaitu: media yang homogen, gas mengalir dengan komposisi yang
tetap, aliran laminer dan isotermal.

• Persamaan kontinuitas melukiskan prinsip konservasi masa untuk


aliran fluida pada media berpori:
• Kecepatan aliran diberikan oleh persamaan Darcy untuk aliran
laminer:

• Dengan mensubtitusikan persamaan 5 kepada persamaan 4,


didapatkan:

• Kemudian untuk gas nyata berlaku hubungan:


• Jadi densitas dapat dieliminasi dari persamaan di atas menjadi:

• Persamaan tersebut adalah bentuk dasar dari persamaan


diferensial parsial non linier yang menerangkan aliran gas dengan
kondisi isotermal pada media berpori.

• Klinkenberg memberikan persamaan permeabilitas gas sebagai


fungsi tekanan yaitu:
Dimana:
kl = permeabilitas efektif dari cairan
b = kemiringan plot antara k(P) versus 1/P
Akan tetapi ketergantungan permeabilitas terhadap tekanan dapat
diabaikan untuk tekanan-tekanan reservoir yang diketemukan karena
efek Klinkenberg ini hanya berpengaruh pada tekanan yang sangat
rendah. Jadi untuk tujuan-tujuan praktis permeabilitas gas dapat
dianggap tetap. Jadi persamaan menjadi:

:
Pendekatan P kuadrat
Jika dianggap bahwa viskositas dan gas deviation faktor
(Z) tidak banyak berubah dengan berubahnya tekanan
dan juga berlaku hubungan di bawah ini:

Maka persamaan gas nyata menjadi:


Pendekatan P kuadrat
Persamaan di atas sama dengan persamaan yang
diturunkan oleh Aronofsky dan Jenkins untuk aliran gas
ideal:

Solusi persamaan di atas pada kondisi semi mantap


adalah:
Pendekatan P kuadrat
Sedangkan solusi transient adalah::
Pendekatan Pseudo pressure function (Al
Hussainy-Ramey-Crawford)
Al Hussainy et al mengajukan suatu transformasi dari persamaan gas
nyata kedalam bentuk yang sama dengan persamaan difusivitas tetapi
dengan banyak menghilangkan anggapan-anggapan yang terdahulu
dipakai.
Menggunakan “real gas pseudo pressure” atau “real gas potential” yaitu:

Didalam bentuk real gas pseudo pressure, persamaan P kuadrat dapat


diubah menjadi:
Pendekatan Pseudo pressure function
(Al Hussainy-Ramey-Crawford)
Terlihat bahwa persamaan di atas sama dengan persamaan P kuadrat
hanya dengan menukar P dengan 𝟁.
Term di dalam persamaan ini bukan merupakan tetapan sehingga ,
adalah fungsi dari tekanan. Jadi persamaan ini merupakan persamaan yang
tidak linier. Sehingga solusi untuk aliran gas nyata akan berkorespondesi
dengan harga-harga µ dan Ct pada saat awal. Untuk mencari solusi ini
didefinisikan beberapa parameter yang tidak berdimensi.
Pendekatan Pseudo pressure function
(Al Hussainy-Ramey-Crawford)
Solusi persamaan untuk kondisi infinite acting adalah:

Apabila persamaan disusu atas parameter yang dituliskan pada kondisi


standard (14.7 psia, 60 oF), maka didapat:

Dimana:

Dq ini adalah representasi dari efek turbulensi yang terjadi.


Pendekatan Pseudo pressure function
(Al Hussainy-Ramey-Crawford)
Solusi untuk kondisi semi mantap adalah:
Pressure Drawdown Testing
Persamaan pseudo pressure function untuk kondisi semi
mantap adalah persamaan dasar pressure draw down
pada sumur-sumur di reservoir gas. Penyelesaiannya
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Data yang dicatat Pwf versus waktu
2. Buat hubungan antara Pwf dengan 𝟁wf dilakukan
dengan integrasi namun µ dan Z dapat ditentukan
atau dapat dibaca dari gambar apabila Sg gas
diketahui.
3. Kemudian plot 𝟁wf versus log t.
Gambar1: Real gas pseudo pressure integral vs pseudo reduced pressure
Pressure Drawdown Testing
Setelah garis lurus semilog ditentukan maka besaran-
besaran berikut dapat ditentukan:
Pressure Drawdown Testing
Apabila pendekatan P2 digunakan, maka dari plot antara
Pwf2 versus log t dapat ditentukan:
Pressure Buildup Testing
Persamaan pressure build up test untuk gas adalah:

Hubungan diatas menunjukan bahwa Horner plot dapat


dilakukan dengan membuat grafik:
Pressure Buildup Testing
Sedangkan antara hubungan antara PWS dan 𝟁ws
Maka kemiringan m, telah diperoleh, maka:

Gambar 2 berikut memperlihatkan contoh horner plot untuk


reservoar gas yang infinite.
Gambar 2, buildup semilog plot, infinite reservoir
Pressure Buildup Testing
Menghitung S dan D:
S dan D dapat ditentukan berdasarkan 2 pengujian draw
down seperti terlihat pada gambar 3. Dari perioda draw down
yang pertama diperoleh:

Kemudian dari perioda draw down yang kedua juga diperoleh:


Pressure Buildup Testing

Gambar 3: plot P/𝞵Z sebagai fungsi tekanan


Pressure Buildup Testing
Skin dapat dihitung dari dua hasil diatas:

Dengan menyelesaikan dua persamaan dua di atas, maka dapat


ditentukan harga s dan D. harga s harus bilangan positif (damaged) atau
negatif (improvement). D harus selalu berharga positif. Jika D berharga
negatif, harus dianggap sama dengan nol sehingga s adalah harga rata-
rata S1 dan S2.
Apabila lebih dari dua perioda draw down dilakukan, maka s dan D harus
dievaluasi dengan metoda least square yaitu plot antara S” dan q,
kemudian ditarik garis lurus yang paling memadai. Kemiringan garis
tersebut adalah D, sedangkan titik potong dengan q=0 adalah harga s.
Batas penggunaan metoda P2 dan m(P)
Persamaan aliran dalam bentuk p2 menganggap bahwa
𝞵Z=tetap atau hubungan antara P/µZ versus P adalah linier.
Untuk daerah yang tidak linier ini lebih cocock apabila
digunakan metoda.

Sebagai pegangan kasar, dapat digunakan patokan berikut ini:


1. P < 2000 psia, digunakan metoda 𝟁
2. 2000<P<4000 psia, digunakan metoda P2
Walaupun demikian metoda 𝟁
berlaku untuk semua harga tekanan.
Gambar 9: Horner buildup graph for Geysers steam Well C
Contoh soal
Dua drawdown test dilakukan secara terpisah pada sumur
gas dengan data batuan fluida reservoar yang diberikan
tentukanlah:
Pi=2300 psia, rw=0,5 ft, T=130 oF, Sgg=0.77, h=10 ft, re=2980 ft (640 acre spacing), Φ=0,1

a. Flow capacity dari tiap tes


b. Skin faktor
c. Faktor inersia dan turbulen
Gunakan metoda 𝟁 kemudian bandingkan dengan metoda P2
Penyelesaian
Metode P2 plot antara P2 vs log t
PR#8
• Pada terpisah dikumpulkan paling lambat tanggal
27 Mei 2016

Anda mungkin juga menyukai