Analisa Tekanan • Persamaan dasar untuk fasa tunggal yang mengalir pada media berpori adalah:
• Di bawah asumsi-asumsi untuk infinite acting reservoir,
dari persamaan di atas dapat diturunkan persamaan difusivitas radial: Tekanan pada Reservoar gas • Untuk aliran gas yang kompresible, persamaan fasa tunggal dalam media berpori tidak dapat digunakan lagi sebab viskositas gas sangatlah tergantung kepada tekanan juga kompresibilitas isotermal, Cg, adalah fungsi langsung dari tekanan utama:
• Dengan adanya kedua besaran fungsi tekanan tersebut maka
metoda linearisasi persamaan1 tidak mungkin dilakukan. Kesulitan ini diatasi dengan dua metoda penyelesaian yaitu P2 dan ψ atau m(P) Persamaan sementara Tekanan untuk Gas Nyata • Mekanisme aliran fluida gas pada media berpori sangat dipengaruhi oleh sifat fisik fluida, geometri alirannya, sifat-sifat PVT dan distribusi tekanan sistem. Didalam menurunkan persamaan aliran dan memecahkan solusinya, beberapa anggapan telah digunakan yaitu: media yang homogen, gas mengalir dengan komposisi yang tetap, aliran laminer dan isotermal.
• Persamaan kontinuitas melukiskan prinsip konservasi masa untuk
aliran fluida pada media berpori: • Kecepatan aliran diberikan oleh persamaan Darcy untuk aliran laminer:
• Dengan mensubtitusikan persamaan 5 kepada persamaan 4,
didapatkan:
• Kemudian untuk gas nyata berlaku hubungan:
• Jadi densitas dapat dieliminasi dari persamaan di atas menjadi:
• Persamaan tersebut adalah bentuk dasar dari persamaan
diferensial parsial non linier yang menerangkan aliran gas dengan kondisi isotermal pada media berpori.
• Klinkenberg memberikan persamaan permeabilitas gas sebagai
fungsi tekanan yaitu: Dimana: kl = permeabilitas efektif dari cairan b = kemiringan plot antara k(P) versus 1/P Akan tetapi ketergantungan permeabilitas terhadap tekanan dapat diabaikan untuk tekanan-tekanan reservoir yang diketemukan karena efek Klinkenberg ini hanya berpengaruh pada tekanan yang sangat rendah. Jadi untuk tujuan-tujuan praktis permeabilitas gas dapat dianggap tetap. Jadi persamaan menjadi:
: Pendekatan P kuadrat Jika dianggap bahwa viskositas dan gas deviation faktor (Z) tidak banyak berubah dengan berubahnya tekanan dan juga berlaku hubungan di bawah ini:
Maka persamaan gas nyata menjadi:
Pendekatan P kuadrat Persamaan di atas sama dengan persamaan yang diturunkan oleh Aronofsky dan Jenkins untuk aliran gas ideal:
Solusi persamaan di atas pada kondisi semi mantap
adalah: Pendekatan P kuadrat Sedangkan solusi transient adalah:: Pendekatan Pseudo pressure function (Al Hussainy-Ramey-Crawford) Al Hussainy et al mengajukan suatu transformasi dari persamaan gas nyata kedalam bentuk yang sama dengan persamaan difusivitas tetapi dengan banyak menghilangkan anggapan-anggapan yang terdahulu dipakai. Menggunakan “real gas pseudo pressure” atau “real gas potential” yaitu:
Didalam bentuk real gas pseudo pressure, persamaan P kuadrat dapat
diubah menjadi: Pendekatan Pseudo pressure function (Al Hussainy-Ramey-Crawford) Terlihat bahwa persamaan di atas sama dengan persamaan P kuadrat hanya dengan menukar P dengan 𝟁. Term di dalam persamaan ini bukan merupakan tetapan sehingga , adalah fungsi dari tekanan. Jadi persamaan ini merupakan persamaan yang tidak linier. Sehingga solusi untuk aliran gas nyata akan berkorespondesi dengan harga-harga µ dan Ct pada saat awal. Untuk mencari solusi ini didefinisikan beberapa parameter yang tidak berdimensi. Pendekatan Pseudo pressure function (Al Hussainy-Ramey-Crawford) Solusi persamaan untuk kondisi infinite acting adalah:
Apabila persamaan disusu atas parameter yang dituliskan pada kondisi
standard (14.7 psia, 60 oF), maka didapat:
Dimana:
Dq ini adalah representasi dari efek turbulensi yang terjadi.
Pendekatan Pseudo pressure function (Al Hussainy-Ramey-Crawford) Solusi untuk kondisi semi mantap adalah: Pressure Drawdown Testing Persamaan pseudo pressure function untuk kondisi semi mantap adalah persamaan dasar pressure draw down pada sumur-sumur di reservoir gas. Penyelesaiannya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1. Data yang dicatat Pwf versus waktu 2. Buat hubungan antara Pwf dengan 𝟁wf dilakukan dengan integrasi namun µ dan Z dapat ditentukan atau dapat dibaca dari gambar apabila Sg gas diketahui. 3. Kemudian plot 𝟁wf versus log t. Gambar1: Real gas pseudo pressure integral vs pseudo reduced pressure Pressure Drawdown Testing Setelah garis lurus semilog ditentukan maka besaran- besaran berikut dapat ditentukan: Pressure Drawdown Testing Apabila pendekatan P2 digunakan, maka dari plot antara Pwf2 versus log t dapat ditentukan: Pressure Buildup Testing Persamaan pressure build up test untuk gas adalah:
Hubungan diatas menunjukan bahwa Horner plot dapat
dilakukan dengan membuat grafik: Pressure Buildup Testing Sedangkan antara hubungan antara PWS dan 𝟁ws Maka kemiringan m, telah diperoleh, maka:
Gambar 2 berikut memperlihatkan contoh horner plot untuk
reservoar gas yang infinite. Gambar 2, buildup semilog plot, infinite reservoir Pressure Buildup Testing Menghitung S dan D: S dan D dapat ditentukan berdasarkan 2 pengujian draw down seperti terlihat pada gambar 3. Dari perioda draw down yang pertama diperoleh:
Kemudian dari perioda draw down yang kedua juga diperoleh:
Pressure Buildup Testing
Gambar 3: plot P/𝞵Z sebagai fungsi tekanan
Pressure Buildup Testing Skin dapat dihitung dari dua hasil diatas:
Dengan menyelesaikan dua persamaan dua di atas, maka dapat
ditentukan harga s dan D. harga s harus bilangan positif (damaged) atau negatif (improvement). D harus selalu berharga positif. Jika D berharga negatif, harus dianggap sama dengan nol sehingga s adalah harga rata- rata S1 dan S2. Apabila lebih dari dua perioda draw down dilakukan, maka s dan D harus dievaluasi dengan metoda least square yaitu plot antara S” dan q, kemudian ditarik garis lurus yang paling memadai. Kemiringan garis tersebut adalah D, sedangkan titik potong dengan q=0 adalah harga s. Batas penggunaan metoda P2 dan m(P) Persamaan aliran dalam bentuk p2 menganggap bahwa 𝞵Z=tetap atau hubungan antara P/µZ versus P adalah linier. Untuk daerah yang tidak linier ini lebih cocock apabila digunakan metoda.
Sebagai pegangan kasar, dapat digunakan patokan berikut ini:
1. P < 2000 psia, digunakan metoda 𝟁 2. 2000<P<4000 psia, digunakan metoda P2 Walaupun demikian metoda 𝟁 berlaku untuk semua harga tekanan. Gambar 9: Horner buildup graph for Geysers steam Well C Contoh soal Dua drawdown test dilakukan secara terpisah pada sumur gas dengan data batuan fluida reservoar yang diberikan tentukanlah: Pi=2300 psia, rw=0,5 ft, T=130 oF, Sgg=0.77, h=10 ft, re=2980 ft (640 acre spacing), Φ=0,1
a. Flow capacity dari tiap tes
b. Skin faktor c. Faktor inersia dan turbulen Gunakan metoda 𝟁 kemudian bandingkan dengan metoda P2 Penyelesaian Metode P2 plot antara P2 vs log t PR#8 • Pada terpisah dikumpulkan paling lambat tanggal 27 Mei 2016