Anda di halaman 1dari 15

Latar Belakang

Ruptur diafragma (DR) setelah trauma tumpul


abdomen adalah keadaan yang jarang terjadi
oleh berbagai kelompok cidera.

Insidensi kejadian trauma diafragma :


2,5% - 5% • Trauma tumpul abdomen

1,5% • Trauma tumpul thorax


Persentase Kasus
Laki-laki, 32 tahun, seorang supir mengalami KLLD dengan
kecepatan tinggi dengan mengendarai sepeda motor.
Keadaan awal SMRS dilaporkan hemodinamik stabil.

Setiba di RS :
 Kesadaran : GCS 15 (E4M6V5)
Vital Sign
 Tekanan darah : 110/75 mmHg
 Denyut nadi : 100 x/menit
 Pernafasan : 17 x/menit
Pemeriksaan fisik
 Inspeksi : Luka robek dikepala (+), perdarahan
hidung (+), memar pada wajah (+)
 Perkusi : t.a.k
 Palpasi : abdomen : soepel (+), nyeri tekan mid
epigastrium (+), distensi (-)
 Auskultasi : t.a.k

Fungsi Sensorik dan Motorik ekstremitas : intak


Pemeriksaan Penunjang awal :
 Laboratorium :
 Ht awal 39,5%;
 PH 7,37;
 Be 3,8
 Urine : t.a.k
 Ro. Thorax : t.a.k
 USG : t.a.k

Pasien mulai merasa mual dan terdapat bercak darah


pada muntah  CT-Scan kepala : t.a.k
6 jam setelah evaluasi pencitraan awal…
• Muntah menetap dan menjalar ke dada
bagian bawah  tambahan untuk
pemeriksaan selanjutnya.
• Pemeriksaan Ro.thorax yang kedua diperoleh :
hemi-diafragma kiri lebih tinggi dengan
sebagian organ perut terdapat dalam dada kiri
CT-Scan abdomen diperoleh :
robekan diafragma sisi kiri dengan herniasi
organ perut dalam sebagian thoraks kiri
Pasien menjalani laparotomi darurat melalui sayatan
pada garis tengah dimana hampir total herniasi pada
lambung ke hemithoraks kiri. Tidak ada reseksi yang
diperlukan karena tidak ada perubahan iskemik atau
tanda-tanda perforasi pada organ yang terlibat. Perut
kemudian berhasil diturunkan ke abdomen
memperlihatkan pembedahan hernia sekitar 5 cm
panjangnya.
Perbaikan awal dengan jahitan yang tidak
diserap dilakukan tanpa menggunakan jala
prostetik
Ukuran yang relatif kecil pada pembedahan
hernia merupakan pendapat yang utama yang
disetujui.

waktu operasi 45 menit

Pasien tidak mengalami gejala periode pasca


operasi dan diperbolehkan pulang pada hari kelima
pasca operasi.
Diskusi
 DR setelah trauma tumpul abdomen adalah kondisi
trauma yang langka.
 Diagnosis yang tepat seringkali sulit dilakukan dan
biasanya ditangani terlambat sehingga jumlah
kematian dan morbiditas meningkat secara signifikan.
 Ro. thorax polos tunggal atau serial dengan indeks
kecurigaan yang tinggi merupakan diagnosis bagi
banyak orang kasus DR. Namun, kasus yang terlewat
menyebabkan herniasi dari organ perut ke dada yang
akhirnya memperbesar defek diafragma.
 Gejala dan konsekuensi akibat progresif herniasi organ
perut ke dada :
 Sakit perut atau dada yang intermiten kronis
 Sembelit
 Strangulasi
 perforasi dari viscera perut

 Paru-paru di sisi yang terkena kompresi :


 sesak nafas dan munculnya infeksi pernapasan .

 Cairan diafragma biasanya berasal dari persimpangan


musculotendinous, sebagian besar dalam aspek
posterolateral
Tabel 1. Pengalaman institusi tunggal dengan variasi dalam taktik
diagnostik dan pengobatan diungkapkan melalui serangkaian
kasus yang relatif kecil mewakili sebagian besar dari kasus yang
dilaporkan
Berbagai tindakan bedah yang dilakukan :

laparotomi • trauma diafragma akut

thoracoscopy • hemodinamik stabil

jahitan sederhana
yang tidak mudah • Kasus pada umumnya
diserap

• Ro. thorax
Pemeriksaan
radiologi • Ct-scan kepala
Kesimpulan
Meningkatkan level kecurigaan merupakan hal
yang penting untuk mendiagnosa DR secara
tepat pada beberapa pasien trauma. Awal
diagnosis dapat mengarahkan pada manajemen
bedah yang tepat dan mengurangi insiden
komplikasi hernia.

Anda mungkin juga menyukai