Anda di halaman 1dari 16

Kelompok 19

Klaudia Efivania(D1091171024)
Vicky Andika(D1091171025)
Ely Sumarni (D1091171027)
TUGAS - PERMASALAHAN LAHAN
PASANG SURUT UNTUK PERTANIAN
(STUDI KASUS : DANDA BESAR,
KABUPATEN BARITO KUALA,
KALIMANTAN SELATAN
Pengertian Lahan Rawa
“Lahan rawa adalah lahan yang tergenang secara
terus menerus akibat drainase buruk. Lahan rawa
di bagi menjadi dua yaitu rawa lebak dan rawa
pasang surut.

2
Lahan Rawa Pasang Surut
“Lahan rawa pasang surut merupakan lahan yang
dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Lahan pasang
surut merupakan suatu lahan yang terletak pada
zona/wilayah sekitar pantai yang ditandai dengan adanya
pengaruh langsung limpasan air dari pasang surutnya air
laut atau pun hanya berpengaruh padamuka air tanah.
Sebagian besar jenis tanah pada lahan rawa pasang surut
terdiri dari tanah gambut dan tanah sulfat masam”

3
Luas Lahan Pasang Surut dan Penyebarannya
Luas lahan rawa pasang surut di indonesia khususnya Sumatra,
Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya mencapai 20,11 juta ha, yang terdiri
dari 2,07 juta ha lahan potensial, 6,71 juta ha lahan sulfat masam, 10,89
juta ha lahan gambut dan 0,44 juta ha lahan salin.
Potensi lahan pasang surut terluas ada di Sumatera, Kalimantan dan
Irian Jaya. Lahan tersebut tersebar terutama dipantai timur dan barat
Sumatera, pantai selatan Kalimantan, pantai barat Sulawesi serta pantai
utara dan selatan Irian Jaya sedangkan sebaran tipologi lahan berbeda
menurut wilayah dalam arti bahwa tiap wilayah dapat mencakup
beberapa tipologi lahan dan tipe luapan air.
5
Kondisi Pertanian Lahan Rawa Pasang Surut

3.Karakteri
2. Sistem
1. Kondisi stik Lahan
Jaringan
Lahan Pasang
Tata Air
Surut

6
Studi kasus Danda Besar, Kabupaten
Barito Kuala, Kalimantan Selatan

✢ Letak geografis 03°06′16′′


LU - 03°09′01′′ LS dan
114°35′58′′ BT - 114°39′
✢ Diapit oleh dua buah
BT.
sungai besar yaitu Sungai
✢ Kelerengan 0% - 2%, Barito dan Sungai Kapuas.
ketinggian elevasi berkisar
antara 13 meter di atas
permukaan laut.

7
skema jaringan tata air Unit Danda Besar yang
mempunyai saluran primer, saluran sekunder,
dan 54 saluran tersier yang terbagi atas 27 buah
saluran tersier kiri (Tki) dan 27 buah saluran
tersier kanan (Tka) serta sebuah kolam pasang
yang sudah tidak berfungsi.

8
Luas dan Penyebaran Lahan Kelas
Hidrotopografi
Luas
Kelas Hidrotopografi lokasi penyebaran
(ha) (%)
di bagian dalam dan luar Tka serta di
A bagian tengah Tki 800.20 32.85

di bagian tengah Tka sebelah timur & di


B 820.78 33.69
bagian luar Tki
di bagian dalam dan luar Tka sebelah timur
C 815.17 33.46
serta bagian dalam Tki
2436.15 100.00

9
Masalah Pengembangan
Lahan Rawa Pasang Surut
untuk Pertanian

Sosial-
Jaringan Tata Budidaya
Ekonomi dan
Air Pertanian
Kelembagaan
Budidaya Pertanian
Permasalahan Budidaya Tanaman Yang Ditanam
• Gulma
• Padi
• Serangan Hama
• Kelapa Sawit
• Sanitasi Lingkungan
• Sifat fisio-kimia lahan

11
Masalah Sosial-Ekonomi dan
Kelembagaan
✢ Keterbatasan tenaga kerja ✢ Lemahnya dukungan kelembagaan
✢ Tingkat pendidikan rendah ✢ Keterbatasan modal
✢ Harga hasil pertanian rendah ✢ Aksesibilitas wilayah yang rendah

12
Strategi Pengembangan Lahan Pasang
Surut untuk Pertanian
Perwilayahan Kesesuaian Pemetaan Rinci dan
Lahan Pengembangan Komuditas
Unggulan
Wilayah dengan tipologi gambut pemetaan kembali sangat
dalam sampai sangat dalam (dome), diperlukan untuk memudahkan
sebaiknya dimanfaatkan sebagai pengelolaan, menentukan
wilayah konservasi yang akan komoditas unggulan serta
sangat bermanfaat bagi penerapan teknologinya.
keberlanjutan usaha pertanian di
wilayah sekitarnya.

13
Strategi Pengembangan Lahan Pasang
Surut untuk Pertanian
Pembenahan dan Meningkatkan Pengembangan Sarana dan Kelembagaan
Peningkatan Fingsi Kemampuan dan Agribisnis
Jaringan Tata Air Keberdayaan Masyarakat Untuk pengembangan pertanian berkelanjutan,
sistem pengelolaan air yang melalui berbagai upaya seperti kelembagaan tersebut harus ditumbuh
sesuai untuk tanaman pangan di pelatihan, penyuluhan, dan kembangkan sesuai dengan pola pertanian
lahan pasang surut adalah percontohan. Hal ini sangat spesifik lokasi yang akan dikembangkan, artinya
dengan sistem aliran satu arah dibutuhkan terutama bagi dapat berbeda antara satu lokasi dengan lokasi
(one way flow system) untuk petani pendatang yang berasal lainnya. Sarana penting yang perlu dibangun
lahan bertipe luapan air A dan B. dari daerah bukan rawa, karena adalah transpotasi, pasar, penyuluhan serta
Penerapan sistem tata air satu di daerah asalnya peluang fasilitas sosial, kesehatan dan pendidikan.
arah yang dikombuasi dengan tersebut sulit didapat karena Sedangkan lembaga agribisnis yang perlu
pengolahan tanah, dapat secara terpinggirkan oleh persaingan dikembangkan adalah kelompok tani mandiri,
cepat meningkatkan pH tanah ekonomi akibat rendahnya P3A, koperasi, penyedia sarana produksi,
dari 4,2 sebelum aplikasi, naik sumber daya yang dimilikinya. pemasaran hasil, perbenihan dan pembibitan, jasa
menjadi 4,8 saat tanam, dan 5,4 pelayanan alsintan dan perbengkelannya, serta
saat panen lembaga keuangan pedesaan yang mudah diakses
oleh petani. 14
KESIMPULAN
Posisi lahan rawa pasang surut semakin penting untuk memenuhi
kebutuhan pangan nasional, maka pemahaman yang komprehensif
tentang lahan ini merupakan prasyarat untuk pengembangan teknologi
yang secara teknis relevan dengan kebutuhan dan secara ekonomis
terjangkau oleh masyarakat lokal setempat. Potensi produksi pertanian
(tanaman pangan) pada lahan rawa pasang surut sangat bergantung pada
tipologi lahan dan tipe luapan air serta teknik pengelolaan lahan. Pada
umumnya lahan rawa tergolong lahan marjinal dan rapuh karena secara
alamiah ketersediaan haranya sangat rendah dan mudah mengalami
kerusakan apabila pengelolaannya tidak tepat. Pengelolaan lahan rawa
memerlukan teknologi spesifik lokasi. Dengan penerapan teknologi
pengelolaan lahan dan air yang tepat sesuai karakteristiknya maka
pengembangan pertanian ke depan di lahan rawa pasang surut sangat
menjanjikan untuk menjadi areal pertanian produktif yang berkelanjutan.

15
Thanks!
Any questions?

16

Anda mungkin juga menyukai