Anda di halaman 1dari 24

CEDERA MUSKULO SKELETAL

Dr. R.S.M. Rampengan, SpB


Cedera Muskulo Skeletal :

 Ancaman hidup langsung  lebih jarang sebabkan kecacatan

 Sumber perdarahan tersembunyi pada penderita hemodinamik

yang tidak stabil.

Penanganan :

 Primary Survey

 Secondary Survey
Primary Survey

• Tindakan life saving

• Ancaman hidup penderita o. k :


Hemorrhagic shock akibat perdarahan

• Sumber Perdarahan :
Fraktura tulang panjang terutama Femur dan Pelvis
yang bergeser.

• Femur : 1 tulang dapat kehilangan darah 1 – 1,5 ltr.

• Pelvis : Retroperitoneal hematom yang luas.


 Resusitasi sesuai A B C dalam initial assesment

 Perdarahan : Bebat tekan langsung

 Pada Fraktur : Traksi & pembidaian


- Bantu menghentikan perdarahan
- Mengurangi nyeri
- Cegah kerusakan jar. lunak lebih lanjut

 Pembidaian : Walaupun harus segera dilakukan tapi tidak boleh


mengganggu resusitasi sebagai prioritas
Secondary Survey

• Anamnesa
• Pemeriksaan Fisik

Anamnesa

- Mekanisme trauma : - Posisi penderita sebelum/setelah kecelakaan


- Kerusakan kendaraan
- Ada kebakaran

- Lingkungan :-Ada tidaknya trauma termal, gas / bahan beracun


-Kontaminasi
- Keadaan sebelum cedera

- Penemuan-penemuan ditempat kejadian


Pemeriksaan Fisik

• Seluruh pakaian harus dibuka

• Cara : - Lihat dan tanya


- Palpasi ekstremitas yang cedera
- Penilaian secara sistematis masing-masing ekstremitas

• 4 komponen yang harus diperiksa :


- Kulit
- Fungsi neuro – muskular
- Status sirkulasi
- Integritas ligament / tulang.
Lihat dan Tanya

 Warna
 Luka
 Deformitas ( angulasi / pemendekan )
 Pembengkakan
 Memar

Penilaian :

- Bagian distal ekstremitas pucat / putih  aliran arterial putus


- Bengkak daerah berotot  crush injury
- Deformitas : - Fraktur
- Dislokasi sendi
Palpasi

• Sensorik ( neurologis )

• Nyeri tekan ( fraktur atau cedera jaringan lunak )

- Nyeri, nyeri tekan, bengkak, deformitas  Fraktur

- Gerakan abnormal pada sendi  Stabilitas sendi hilang


 Ruptur ligament
Sirkulasi :

• Pulsasi  Ki = Ka
• Pengisian kapilar
• Luka terbuka & fraktur dekat arteri  kerusakan arteri
• Hematom besar / perdarahan memancar  cerdera vaskular

Di RS  X-ray , bila
- Jika hemodinamik stabil
- Ada ancaman gangguan vaskular

Jika ada  ditunda reposisi dan imobilisasi ( pada ankle )


Cedera Muskulo Skeletal :

I. Cedera dengan potensi ancaman nyawa


- Kerusakan pelvis berat  perdarahan
- Perdarahan besar arterial
- Crush syndroma

II. Cedera mengancam ekstremitas


- Patah tulang terbuka / cedera sendi
- Cedera vaskular / amputasi traumatika
- Syndroma Compartement
- Cedera neurologis o.k fraktur / dislokasi

III. Cedera ekstremitas lain


- Laserasi
- Cedera sendi
- Fraktur
Kerusakan Pelvis dengan Perdarahan

• Kerusakan Posterior ligament Complex :


- Fraktur Sacro iliaca
- Dislokasi atau Fraktur Sacrum
Cedera kompresi anterior posterior

• Hipotensi yang sebabnya tidak diketahui  disrupsi pelvis berat


 Pembengkakan / hematom yang progresif : - Panggul
- Scrotum
- Perianal
• Pelvic ring yang tidak stabil :
- Patah tulang terbuka daerah pelvis
- Prostat letak tinggi
- Perdarahan dari meatus uretra
- Instabilitas mekanis
Instabilitas Mekanik ( periksa 1 x saja )

Petunjuk Awal :
Panjang tungkai beda dan rotasi tungkai (eksternal )
tanpa adanya fraktur.

Cara pemeriksaan :
Manuver kompresi distraksi

Penanganan :
- Resusitasi cepat
- Stabilisasi mekanik pelvic ring / eksternal counter pressure
 Traksi kulit longitudinal / skeletal
 Pelvic sling
- Fraktura terbuka :
 Bebat tekan dengan tampon
Perdarahan Besar Arterial
- Luka tusuk / terbuka
- Trauma tumpul  fraktura / dislokasi dekat sendi
- Tanda-tanda :
- Ada perdarahan eksternal
- Pulsasi hilang Pucat, dingin, pulsasi (-)
- Kwalitas nadi berubah  gangguan arterial
- Hematom yang cepat besar

- Penanganan :
- Tekan langsung
- Resusitasi cairan agresif
- Tourniquet pneumatik
- Klem tidak dianjurkan
- Fraktur terbuka dengan perdarahan aktif
 Luruskan lalu bidai bebat tekan pada luka
Crush Syndrome
( Rabdomiolisis traumatika )

 Pada : - Crush injury


- Kompresi lama pada sejumlah otot

 Paling sering : Paha, betis

 Penyebab : - Gangguan perfusi otot


- Iskemia
- Pelepasan mioglobin

 Akibat : Gagal ginjal

 Urine warna gelap (Hb +)

 Beri cairan dan diuresis osmotik, alkalinisasi urine


Patah Tulang Terbuka / Cedera Sendi

• Masalah : Infeksi  Gangguan penyembahan  gangguan fungsi

• Penting informasi dari tempat kejadian

• Luka & patah tulang disegmen yang sama  patah tulang

• Luka tusukan dekat sendi  berhubungan dengan sendi

• Penanganan :- Deskripsi luka (type I / II / III)


- Gangguan neurovaskular ?
- Segera imobilisasi
- Rujuk  hemodinamik stabil
- Type I : rawat luka bisa
- Type II / III : Debridement dikamar bedah / narkose
Cedera Vaskuler / Amputasi Traumatika

 Tanda-tanda Injury Vaskular pada : - trauma tumpul


- Crushing
- Cedera tembus ekstremitas

 Parsial : Ekstremitas distal dingin, pengisian kapilar lambat,


pulsasi melemah .

 Total : ekstremitas dingin pucat, nadi (-)

 Penanganan :
- Sesudah pembidai / gips  bidai / gips dilepaskan
 evaluasi
- Fraktur  luruskan / bidai
- Dislokasi  bidai / reposisi
 perlu rujuk / konsultasi
Amputasi Traumatik

 Reimplantasi : - Cedera ekstremitas distal


 Dibawah siku di lutut
- Bersih
- Akibat trauma tajam

 Cedera multiple yang perlu resusitasi intensif / operasi gawat darurat


 Bukan kandidat

 Anggota yang teramputasi :


- Cuci dengan larutan isotonik
- Bungkus kasa steril & dibasahi lar.penisilin (100.000 unit
dalam 50 ml RL)
- Setelah bungkus dengan kasa steril, letakkan dalam kantong
plastik, masukkan dalam termos berisi pecahan es
 Segera kirim dengan penderita
Sindroma Kompartemen

• Otot dibatasi rongga fasia tertutup


 tungkai bawah, lengan bawah
• Tekanan ruang osteofascial
• Viscious circle :

Cedera
Iskemi Aliran darah
vaskular
menurun

Fasciotomi !

Trauma Oedema Tekanan Kompartemen


Langsung meningkat
 Tahap akhir : Volkman Ischemic Contracture
 Resiko tinggi :
- Cedera tibia / lengan bawah
- Balutan / gips terlalu ketat
- Kerusakan otot yang luas
- Tekanan lokal yang lama pada otot
 Gejala / tanda-tanda :
- Nyeri bertambah  gerakan pasif yg menegangkan otot
- Paraestesi
- Sensasi menurun / fungsi saraf hilang
- Bengkak dan tegang
- Parese otot
- Pulsasi (-)
 Penanganan :
- Balutan / gips / bidai dibuka  Tingkat lanjut
 Observasi tiap 30 – 60 menit
- Fasciotomi
Cedera Neurologi Akibat Fraktur / Dislokasi

• Perlu pengetahuan anatomi / neurologi

• Saraf dekat tulang / sendi


- n. radialis pada fraktur humerus shaft
- n. ulnaris pada sendi siku
- n. peroneus pada fraktur caput fibula

• Periksa fungsi motorik dan sensorik

• Pengelolaan : Reposisi lalu bidai


 Evaluasi
Vulnus Traumatika
• Seperti : - kontusio
- laserasi / luka terbuka

• Nyeri + penurunan fungsi

• Perdarahan

• Laserasi / luka terbuka  debridement

• Kontusio  istirahat

• Tetanus profilaktik kalau perlu


 - > 6 jam
- Dalam > 1 cm
- Kerusakan jaringan luas, luka bakar
- Kontaminasi
Cedera Sendi

• Cedera ligament, sendi normal

• Tidak mengancam, tapi menurunkan fungsi

• Riwayat gaya abnormal pada sendi

• Terdapat : - Nyeri tekan, hemarthrosis


- Gerakan abnormal  test pasif ligament

• Imobilisasi sendi  rujuk


Fraktura

• Tanda-tanda fraktur

• Penting status neurovaskular distal

• Periksa segera penyerta :


- Fraktur pelvis berat  cedera intraabdominal
- Fraktur calcaneus  cedera spinal
- Fraktur Vertebra Thoracalis  ruptur aorta, dll.

• Penting Imobilisasi baik sebelum di transport.

• Imobilisasi : 2 sendi

Anda mungkin juga menyukai