Anda di halaman 1dari 123

1.1.

PENGERTIAN UMUM

 Secara harfiah yang dimaksud pembangkitan, adalah sesuatu atau hal-hal


atau suatu aktivitas yang bisa membangkitkan sesuatu, atau timbulnya efek
(hasil) tertentu akibat adanya pembangkitan.

 Dalam suatu sistem tenaga listrik, yang dimaksudkan pembangkitan adalah


pembangkit tenaga listrik.

 Definisi pembangkit tenaga listrik :


 Suatu sub sistem dari sistem tenaga listrik yang terdiri dari instalasi
elektrikal, mekanikal, bangunan-bangunan (civil works), bangunan
pelengkap serta bangunan dan komponen bantu lainnya.
 Berfungsi untuk merubah energi (potensi) mekanik menjadi energi
(potensi) listrik.

 Dalam mendefinisikan pengertian pembangkit listrik, akan muncul berbagai


definisi/ pengertian, tergantung dari sudut mana orang melihat, memahami,
mengasumsikan dan mendefinisikannya.

1
1.2. PRINSIP KERJA

 Potensi mekanik (air, uap, gas, panas bumi, nuklir, dan lain-lain) menggerakkan
turbin yang porosnya (as-nya) dikopel dengan generator. Dari generator inilah
energi listrik dihasilkan.

 Khusus untuk PLTD prinsip kerjanya agak berbeda, karena mesin diesel
merupakan unit lengkap yang langsung menggerakkan generator (merupakan
suatu unit yang rigid/ kompak.

 Penggerak mula (prime mover) yang berupa turbin diesel, turbin air, turbin uap,
turbin gas, dan lain-lain, menggerakkan generator sinkron, sehingga dihasilkan
energi listrik arus bolak-balik tiga fasa.

 Tegangan keluaran (output voltage) yang dihasilkan pembangkit tenaga listrik


pada umumnya kecil dan sampai saat ini tegangan terbesar yang dihasilkan
adalah 23 KV.

 Mengingat energi listrik tersebut akan disalurkan ke pusat-pusat beban yang


jaraknya jauh, maka tegangannya dihasilkan terlebih dahulu dengan
menggunakan trafo penaik tegangan (step-up transformer).

2
1.3. KOMPONEN UTAMA PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
 Penggerak mula (prime mover), berupa :
 Mesin Diesel.
 Turbin (air, uap, gas).
 Beserta komponen dan perlengkapannya.
 Komponen listrik, antara lain :
 Generator dan perelengkapannya.
 Transformator dan perlengkapannya.
 Peralatan proteksi.
 Saluran kabel, busbar, dan lain-lain.
 Dan lain sebagainya.
 Komponen sipil, antara lain :
 Bendungan, pipa pesat (penstock), prasarana dan sarana sipil penunjang
(untuk PLTA).
 Prasarana dan sarana sipil (pondasi peralatan, jalan, cable duct, dan lain-
lain).
 Gedung kontrol (control building) dan perlengkapannya.
 Komponen mekanisasi, misalnya : serandang peralatan, komponen pelengkap
turbin, dan lain-lain.
3
1.4. PERMASALAHAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

 Masalah teknis :
 Penyediaan energi primer (air, BBM, batubara, gas, panas bumi, dan lain-
lain).
 Penjernihan air pendingin (untuk pembangkit termal).
 Masalah limbah, misalnya :
• PLTU menghasilkan limbah yang mengandung gas SO2, CO2 dan Nox.
• PLTD dan PLTG menghasilkan limbah berupa minyak pelumas.
 Masalah kebisingan (terutama PLTD dan pembangkit termal).
 Masalah pengoperasian, yang pada umumnya harus beroperasi nonstop
selama 24 jam sepanjang tahun.
 Pemeliharaan.
 Gangguan dan kerusakan.
 Pengembangan pembangkitan.
 Perkembangan teknologi pembangkitan.
 Masalah Non Teknis :
 Masalah regulasi.
 Kesulitan mendapatkan lahan.
 Masalah sosial, misal : keengganan dan protes dari masyarakat.
 Masalah finansial (keterbatasan kemampuan likuiditas pemerintah,
pembayaran ganti rugi yang mahal, dan lain-lain).
 In-kondusifitas berbagai hal (investasi, kambtibmas, sosial, hukum, dan lain-
lain).
4
1.5. JENIS PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

 Pembangkit mini/ mikro :


 Pembangkit Listrik Tenaga Mini/ Mikro Hidro (PLTMH).
 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
 Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB).
 Catatan : - Pada umumnya dipasang di daerah terisolir dan melayani beban
yang kecil/ terbatas.
- Sebagian masih bersifat pengembangan.
 Pembangkit makro (kapasitas besar) :
 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
 Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).
 Pembangkit Listrik Tenaga GAs dan Uap (PLTGU).
 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).
 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
 Catatan : - Pada umumnya dipasang di Pulau-Pulau Besar di Indonesia
(Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi).
- Untuk membangun PLTA, pada saat ini banyak menemui
hambatan/ kendala.
- PLTN di Indonesia saat ini masih bersifat sebagai obyek riset
dan belum dibangun untuk melayani pelanggan listrik umum.

5
1.6. DUA JENIS OPERASI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
 Untuk melayani beban dasar, pada umunya jenis pembangkit :
 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
 Pembangkit Listrik Tenaga gas (PLTG)
 Pembangkit Listrik Tenaga Gas – Uap (PLTGU)
 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan pembangkit Listrik Tenaga Diesel,
tergantung situasi dan kondisi.

 Untuk melayani beban dalam keadaan darurat, misalnya karena gangguan listrik
dan untuk mengatasi beban puncak, pada umumnya jenis pembangkit :
 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)

 Catatan : Apakah pembangkit tenaga listrik dioperasikan untuk melayani beban


dasar, beban dalam keadaan darurat atau beban puncak, pada
kenyataannya sangat tergantung pada situasi dan kondisi yang ada,
misal : untuk daerah terisolir yang hanya memiliki PLTD, maka PLTD
tersebut akan dioperasikan terus menerus, tanpa melihat jenis beban
yang dilayani.

6
1.7. BATASAN BAHASAN

 Pada buku/ makalah ini, pembahasannya ditekankan pada :


 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
 Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTA).
 Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU).
 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).

 Pada Bab VIII & Bab IX buku/ makalah ini, disajikan pembahasan secara khusus
tentang PLTD, mengingat :
 PLTD masih banyak digunakan di sebagian besar daerah di Indonesia,
terutama di Pulau-Pulau kecil dan terisolir.
 Sumber energi primer PLTD relatif lebih mudah didapat, jika dibanding
sumber energi primer yang lainnya.
 Pada daerah-daerah tertentu, tidak efisien jika dibangun PLTU, PLTG,
PLTGU.
 Bahkan pada daerah tertentu tidak mungkin dibangun PLTA atau PLTP,
karena memang tidak ada sumber energi primer yang digunakan.

7
Lanjutan 1.7.

 Pada Bab X disajikan informasi secara garis besar tentang Tahapan


Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik,
dengan maksud dan tujuan :
 Para peserta uji keahlian kualifikasi Ahli Utama yang kelak akan
menjadi Konstruktor pekerjaan Ketenagalistrikan (termasuk
pembangkit tenaga listrik) , harus mengetahui dan memahami
tentang proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
pembangkit tenaga listrik.
 Dengan mengetahui dan memahami proses perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan pembangkit tenaga listrik, diharapkan
akan mampu melaksanakan pekerjaan pembangkit tenaga listrik
dengan baik.
 Karena sulitnya mendapatkan buku yang dapat dijadikan
acuan/referensi dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan
pembangkit tenaga listrik, sehingga buku ini dapat memandu pihak-
pihak yang membutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan
pembangkit tenaga listrik.
8
2.1. U M U M

 Adalah pembangkit tenaga listrik dengan penggerak utama (prime mover) mesin
diesel, untuk memutar generator.

 Bahan bakar (sumber energi primer) yang digunakan :


 High speed diesel (HSD/ Solar.
 MFO.
 Gas.
 Catatan : Pada umunya PLTD di Indonesia menggunakan bahan bakar
HSD/ Solar.

 Sistem pendinginan :
 PLTD kapasitas 5 MW, menggunakan sistem pendinginan radiator/ air.
 PLTD kapasitas 5 MW, menggunakan sistem pendinginan Heat Exchanger.
Sirkulasi air untuk heat exchanger, diambil dari kolar air dengan cooling
tower, sungai, danau atau laut. Hal ini sangat tergantung dimana lokasi PLTD
tersebut berada.

9
2.2. SKEMA DIAGRAM

10
2.3. TYPE MESIN DIESEL PADA PLTD

 Type mesin :
 Type 2 langkah.
 Type 4 langkah

 Mesin type 2 langkah digunakan pada mesin dengan ukuran yang sangat besar
dan mempunyai putaran rendah, misal : mesin penggerakKapal Laut ukuran
besar dan PLTD kapasitas besar.

 Mesin type 4 langkah digunakan pada mesin dengan ukuran yang kecil dan
mempynyai putaran tinggi, misal : mesin penggerak untuk PLTD ukuran kecil.

 Penggunaan mesin type 2 langkah atau 4 langkah, mempertimbangkan


beberapa hal, antara lain :
 Kapasitas pembangkit.
 Biaya investasi.
 Kebutuhan beban.
 Aspek operasi dan pemeliharaan.
 Dan lain sebagainya.

11
2.4. BAGAN PROSES KERJA MESIN DIESEL 2 LANGKAH

12
2.5. DIAGRAM TEKANAN ISI TEORITIS MESIN DIESEL
2 LANGKAH

13
2.6. BAGAN PROSES KERJA MESIN DIESEL 4 LANGKAH

14
2.7. DIAGRAM TEKANAN ISI TEORITIS MESIN DIESEL
4 LANGKAH

15
2.8. MINYAK PELUMAS

 PLTD memerlukan minyak pelumas dengan volume yang cukup besar.

 Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut di atas, maka :


 Minyak pelumas ditempatkan pada lokasi (tempat) tersendiri.
 Sirkulasi minyak pelumas didinginkan melalui heat exchanger.
 Heat changer didinginkan oleh air, satu sumber dengan pendinginan heat
changer dari mesin.

 Minyak pelumas mempunyai fungsi yang sangat penting pada PLTD dan sangat
berpengaruh terhadap umur hidup (life time) pembangkit.

 Terkait dengan minyak pelumas ini, pembuat mesin memberikan ketentuan-


ketentuan tentang :
 Kualitas pelumas yang disyaratkan.
 Jadual (kapan) penggantian filter elemen dilaksanakan.
 Jadual (kapan) pembersihan stainer dilaksanakan.
 Dan lain sebagainya.

16
2.9. GARDU INDUK (SWITCH YARD)

 Tegangan keluaran/ tegangan yang dihasilkan (output voltage) PLTD, umumnya


sebesar 6 KV.

 Besarnya tegangan pada sistem penyaluran (jaring distribusi) umumnya 20 KV.

 Pada umumnya PLTD dibangun berdekatan dengan pusat-pusat beban.

 Dengan adanya perbedaan antara tegangan yang dihasilkan oleh PLTD dengan
tegangan pada sistem penyaluran (jaring distribusi) maka diperlukan Trafo
Penaik Tegangan (Step-Up Transformer) untuk menaikkan tegangan dari 6 KV
ke 20 KV.

 Jadi pembangunan PLTD sangat cocok untuk :


 Daerah pelayanan yang bebannnya kecil.
 Di tempat yang terisolir (Pulau kecil).
 Di tempat yang mudah mendapatkan BBM jika dibanding sumber energi
primer yang lainnya.
 Untuk pembangkit yang sifatnya “stand by”.

17
3.1. TYPE PLTA BERDASARKAN CARA MENDAPATKAN AIR

 Type PLTA berdasarkan cara mendapatkan air :


 PLTA aliran Sungai Langsung (run of the river).
Debit air hampir sama sepanjang tahun, sehingga dipakai sebagai beban
dasar.
 PLTA dengan Kolam Tando.
Cara kerjanya sama dengan PLTA dengan aliran sungai langsung, tetapi air
terlebih dahulu ditampung di dalam kolam tando.
 PLTA Kolam Tando tahunan.
Kolam tando yang berukuran besar yang dapat menampung air sepanjang
tahun, terutama pada musim hujan.
 PLTA Pompa (Pump Storage Hydro PP).
Menggunakan 2 kolam tando atas dan bawah, type ini digunakan untuk
memikul beban puncak. Fungsi turbine dapat diatur sebagai turbin maupun
sebagai pompa.
Tenaga listrik untuk memompa diambil pada waktu tarif listrik rendah atau
diambil dari pusat listrik yang memikul beban dasar.

18
3.2. TYPE BENDUNGAN

 Beberapa type bendungan secara umum :

 Bendungan Urugan Tanah (Earth Fill Dam).

 Bendungan Urugan Batu (Rock Fill Dam).

 Bendungan Beton berdasarkan berat sendiri (Concrete Gravity Dam).

 Bendungan Beton Penyangga.

 Bendungan Beton Berbentuk Lengkung.

 Bendungan Beton berbentuk Lebih dari satu lengkung.

19
3.3. POTONGAN TYPE BENDUNGAN

 Bendungan Urugan Tanah (Earth Fill Dam)  Bendungan Urugan Batu (Rock Fill Dam)
• Urugan tanah • Lapisan buntu teratur
• Saluran drainage • Urugan batu (rock fill)
• Filter halus
• Filter kasar
• Inti kedap air
• Grouting

20
Lanjutan 3.3.

 Bendungan Beton berdasar berat sendiri  Bendungan Beton dengan penyangga

 Bendungan Berbentuk Lengkung  Bendungan Berbentuk lebih dari satu lengkung

21
3.4. GAMBAR PLTA

22
3.5. BAGIAN-BAGIAN PENTING PLTA

 Bangunan yang penting dari PLTA (lihat gambar PLTA) :

 Kolam Tando

 Bangunan Intake Structure

 Bendungan Dam

 Saluran Air

 Terowongan Tekan

 Surge Tank

 Pipa Pesat (Pen Stock)

 Gedung Control

 Tail Race

 Gardu Induk

23
3.6. KOMPONEN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL PLTA

 Mekanikal :  Elektrikal :

 Turbine  Generator

 Governor  Transformer

 Katub Pintu Air


 Gardu Induk

 Pipa Pesat Baja

 Over Head Crane

24
3.7. TYPE TURBIN AIR
 Turbin Air ada 5 type :
 Impulse Turbine Pelton Turbine
 Turbine Reaksi
• Francis Turbine
• Propeler Turbine
 Turbine Kaplan
Cara kerjanya sama dengan Propeler Turbine hanya propeler dapat diubah-
ubah sesuai daya yang diperlukan.
 Turbine Deriaz
Cara kerjanya sama dengan Turbine Kaplan, sudutnya berbentuk diagonal
dapat digunakan sebagai Turbine dan Pompa.
 Turbine Turbular
Dipakai pada tinggi terjun yang sangat rendah. Turbine inimerupakan
perkembangan dari Turbine Propeler.

25
Lanjutan 3.7.

26
3.8. GENERATOR
 Pemasangan generator :
 Untuk daya kecil dipasang horizontal.
 Untuk daya besar dipasang vertikal, karena diperlukan pondasi yang lebih
kecil, dengan sistem pondasi yang lebih rendah.

 Generator dengan as vertikal :


 Type Conventional
Trust bearing terletak di atas rotor.
 Type Umbrella
Trust bearing terletak dibawah rotor, digunakan untuk low speed.
 Type Semi Umbrella
Generator dilengkapi trust bearing dan guide bearing dibawah rotor dan
guide bearing diatas rotor, digunakan untuk low speed.
 Support Type
Trust bearing diantara Generator dan Turbine.

27
3.9. SUSUNAN BEARING UNTUK TURBIN GENERATOR

28
3.10. RUMUS DAN PERHITUNGAN

 Turbine Output dihitung berdasarkan rumus

Rated Discharge Rated Head Efficiency


9,8 X Capacity X (m) X Turbine yang
(m3/sec) diharapkan

Dimana :
9,8 = Gaya Gravitasi (m/sec2)

Turbine Efficiency yang diharapkan berkisar 80 % - 92 %

29
Lanjutan 3.10.

 Hubungan antara jumlah Pole Generator dan Rotasi Mesin Turbine adalah :

Dimana :
R.f N = Putaran Mesin (RPM)
N=
P F = Frequency
P = Jumlah Pole

Tenaga Generator : Dimana :


Pt = Out Put Turbine
1
Pg = Pt.ng ng = Efficiency Generator
cos φ
cos φ = Rated Power Factor

30
Lanjutan 3.10.
 Kecepatan Turbine dapat digunakan rumus :

NS.Hd 5/4
N=
Pt

Dimana :
NS = Spesific Speed (m-kw)
Hd = Design Head (m)
Pt = Turbine Output (kw)

20.000
NS ≤
Hd + 20
+ 30  Francis Turbine

NS ≤
Hd + 20
+ 50  Propeler Turbine

NS ≤
Hd + 20
+ 12 - 23  Pelton

31
Lanjutan 3.10.

 Rated Voltage pada umumnya adalah :

Generator Output (Kva) Rated Voltage (kw)

< 5000 6,6 atau 3,3

4.000 – 25.000 6,6

15.000 – 80.000 11

35.000 – 150.000 13,2 atau 13,8

> 150.000 18 - 21

32
Lanjutan 3.10.

33
Lanjutan 3.10.

34
Lanjutan 3.10.

35
3.11. KATUB PINTU AIR

 Ada 4 macam Katub Air yang disesuaikan dengan tinggi terjun air dan
dimensi Katub Masuk :
Susunan Utama Pada Katub Masuk

Spherical Butterfly Through flow


Tinggi Terjun Diatas 200 m dibawah 200 m dibawah 300 m

Head Losses Sangat kecil Besar Kecil


Coef. Head Losses (0,03) (0,25) (0,13)

Kerapatan Air Sangat Bagus Normal Bagus


(kebocoran) (0,2 1/mnt) (12,4 1/mnt) (2,9 1/mnt)

Harga Mahal Murah Agak Murah

36
Lanjutan 3.11.

37
4.1. UMUM

 Adalah pembangkit listrik dengan tenaga penggerak utama turbine berbahan


bakar gas.
 Terdiri dari Kompresor, Ruang Bakar dan Turbine.

38
4.2. SIKLUS BRITON

(ABSOLUTE TEMP)

 Siklus Bryton
 Udara Luar masuk ke kompresor
 Udara saat keluar kompresor
 Udara panas masuk turbine
 Udara/ gas buang.
39
4.3. GAMBAR DIAGRAM PLTG

40
5.1. PRINSIP DASAR PLTGU

 Karena temperatur gas buang dari PLTG cukup tinggi, panas tersebut
dapat dimanfaatkan untuk memanaskan ketel uap yang selanjutnya
akan menghasilkan uap.

 Uap panas tersebut dapat dipakai untuk industri.

Selain itu uap panas tersebut juga dapat untuk menggerakkan turbine
uap untuk memutar generator. Proses ini disebut PLTGU (Pusat Listrik
Tenaga Gas Uap).

 Pada PLTGU > 100 MW temperatur gas buang bisa mencapai 1.250 0C.

41
5.2. KEUNTUNGAN PLTGU TERHADAP PLTU

 Keuntungan PLTGU terhadap PLTU adalah :

 Waktu pembangunan singkat.

 Total efficiency lebih tinggi.

 Area pusat listrik lebih kecil.

 Kebutuhan air pendingin sedikit.

 Waktu start pendek.

 Dampak lingkungan kecil.

 Modus operasi lebih fleksibel.

42
5.3. KONFIGURASI PLTGU

 Konfigurasi PLTGU :
 2 Gas buang
2 HRSG
1 Turbine Uap

 3 Gas Turbine
3 HRSG
1 Turbine Uap

 Konfigurasi yang lebih besar tidak dianjurkan karena pertimbangan


investasi, lahan dan ekonomi.
atau
Konfigurasi 1:1:1 tidak fleksibel secara operasional, untuk start
membutuhkan waktu yang lebih lama, karena pemasangan Tandem
Turbine Gas, Turbine Uap dan Generator.

43
Lanjutan 5.3.

44
5.4. KOMPONEN UTAMA PLTGU
 Kompresor :
Udara yang dimampatkan dalam proses pengubahan energi keluar Gas
Turbine, ratio ~ 9.

 Ruang Bakar :
Udara yang bertekanan dari kompresor disemprot bahn bakar. Hasil
pembakaran bertekanan tinggi digunakan untuk memutar turbin.

 Turbine :
Energi panas dalam ruang bakar diubah oleh turbine menjadi enerji
mekanik.

 Bahan Bakar :
Bahan bakar yang terbaik adalah Gas
Bahan bakar cair adalah HSD dengan kandungan Na, K, Vanadium kecil
untuk mencegah korosi pada sudu

45
Lanjutan 5.4.

 Start Up :
Untuk memutar turbin perlu mesin dari luar berupa mesin diesel atau
motor listrik dengan daya ~ 300 ~ 500 HP.

 HRSG :
Heat Recovery Steam Generator
Gas buangdari turbin ~ 1.250 0C dipakai untuk memanaskan ketel. Uap
panas dapat digunakan untuk industri atau untuk memutar turine uap
yang dihubungkan dengan generator.

 Bahan bakar :
- Natural Gas
- Diesel Oil
- Crude Oil dengan fuel treatment pencucian dan
- Heavy Oil penambahan additive

46
5.5. DIAGRAM KONSEP KERJA PLTGU

47
5.6. PROSES PENGUBAHAN ENERGI PADA PLTGU

 Gambar 1 : Proses Pengubahan


Energi Pada PLTU

 Gambar 2 : Proses Pengubahan


Energi Pada PLTG

48
Lanjutan 5.6.

 Gambar 3 : Proses Pengubahan


Energi Pada PLTGU

49
Lanjutan 5.6.

 Keterangan :
 PLTU - Pusat Listrik Tenaga Uap
 PLTG - Pusat Listrik Tenaga Gas
 HRSG - Head Recovery Steam Generator/ Ketel
 PLTGU - Pusat Listrik Tenaga Gas Uap
 AB - Air Ketel
 BB - Bahan Bakar
 Ud - Udara Energi Termal (Uap)
 MU - Energi Mekanis Tenaga Uap
 EU - Energi Listrik Tenaga Uap/Dari Proses Gas
 AC - Air Kondenser
 MG - Energi Mekanis Tenaga Gas
 EG - Energi Listrik Tenaga Gas / Dari Proses Gas
 GBB - Gas Buang Ketel
 GBT - Gas Buang Turbin Gas
 GBH - Gas BUang HRSG
 U - Uap
 G - Gas
50
5.7. DIAGRAM SISTEM TEKANAN TUNGGAL

51
5.8. PRINSIP DIAGRAM PLTGU

52
Lanjutan 5.9.

53
6.1. PENGERTIAN UMUM

 PLTU adalah Pusat Listrik dengan penggerak utama turbin dengan uap
yang diproduksi oleh ketel melalui proses pembakaran.

 Bahan Bakar PLTU :


 Gas
 Residu
 Batubara
 Gambut
 Kayu Belum digunakan oleh pembangkit di PLN
 Sampah

54
Lanjutan 6.1.

 Beberapa Data Lain Tentang PLTU :


 Untuk ukuran besar > 200 MW.
 Turbin uap terdiri dari 3 cylinder.
 Turbin tekanan tinggi.
 Turbin tekanan menengah.
 Turbin tekanan rendah.
 Dihubungkan dengan satu poros (tandem).
 Pada sisi turbin tekanan rendah, uap yang keluar didinginkan di
condensor.
 Turbin memutar Generator.
 Tegangan generator adalah 11 KV s/d 23 KV tergantung daripada
daya generator.
 Generator didinginkan dengan :
• Udara, untuk generator < 50 MW.
• H2, untuk generator > 50 MW.
• H2 + H2O untuk generator > 400 MW.
• H2 untuk rotor.
• H2O untuk stator.

55
6.2. TYPE KETEL UAP

 Beberapa type ketel uap :


2 prinsip utama yang lazim digunakan pada beban dasar PLTU
 Force Circulation
Ukuran ketel dapat lebih kecil.
 Natural Circulation
Ukuran ketel besar, biasanya untuk antisipasi beban yang sering
berubah-ubah.

 Makin tinggi tekanan uap, akan menghasilkan daya yang makin besar.

 Bahan Bakar Ketel :


 Gas
 Minyak residu
 Batubara

 Di PLN hampir semua PLTU menggunakan batubara dengan nilai kalori


rata-rata 5000 kcal/kg dengan indeks gerus rata-rata 6 lebih tinggi
daripada 6 memerlukan waktu penggerusan lebih lama untuk
mendapatkan butiran yang lebih kecil.

56
6.3. BLOCK DIAGRAM OF ENERGY CONVERSION

57
6.4. SIMPLIFIED DIAGRAM OF COAL FIRED POWER PLAN

58
6.5. COAL HANDLING SYSTEM

59
6.6. TURBIN KONDENSASI DENGAN 2 DAN 4
ALIRAN TEKANAN RENDAH

60
6.7. KRITERIA SISTEM TEGANGAN

SISTEM TEGANGAN TINGKAT TEGANGAN PHASA KLASIFIKASI BEBAN

Generator 11 KV - 24 KV 3 Tegangan Keluar Generator

6 KV 3 150 KW <= 6 KV Motor


Menengah
150 KW <= 3 KV Motor < 1500 KW
3 KV & 10 KV 3
1500 KW <= 10 KV Motor
AC
Rendah 380/220 V 3/1 150 KW > Motor Tegangan Rendah

Catu Daya Darurat 380/220 V 3 150 KW > Motor

Catu Daya Tidak Terputus


220 V 1 60 KW Beban
(UPS)
- Peralatan Kontrol
125 KV 1
- Peralatan Darurat
DC Arus Searah - Motor
220 V 1
- Lampu Darurat

61
7.1. KONFIGURASI PROTEKSI GENERATOR

62
7.2. PROTEKSI PADA TRAFO PUSAT LISTRIK > 5 MW

63
Lanjutan 7.2.

64
7.3. SISTEM KELISTRIKAN PADA GENERATOR
 Pada umumnya pada pembangkit tenaga listrik menggunakan generator
sinkron tiga fasa.
 Tegangan keluaran (output voltage) yang dihasilkan generator, sampai saat ini
maksimum 23 KV.
 Karena akan disalurkan pada jarak yang jauh, maka tegangannya dinaikkan
(70 KV, 150 KV, dan seterusnya) dengan menggunakan transformator penaik
tegangan (step up transformer).
 Selanjutnya disalurkan melalui pemutus tenaga (PMT) ke rel atau busbar (lihat
gambar 7.1.).

Gambar 7.1. : Hubungan kumparan generator dan kumparan


transformator penaik tegangan.
65
7.4. REL (BUSBAR)
 Rel Tunggal :
 Konstruksinya paling sederhana dan paling murah.
 Fleksibilitas dan keandalan rendah.
 Jika terjadi kerusakan pada rel, untuk perbaikannya harus dipadamkan
pada seluruhnya.
 Sebaiknya rel tunggal digunakan pada pembangkit listrik yang tidak memiliki
peran penting pada suatu sistem.
 Rel tunggal dapat dinaikkan keandalannya dengan memasang PMS seksi.

Gambar 7.2. : Pembangkit Tenaga Listrik Rel Tunggal dengan PMS seksi.
66
Lanjutan 7.4
 Rel Ganda Dengan Satu PMT :
 Pada umumnya dilengkapi PMT dan PMS
 Fungsi PMT dan PMS tersebut adalah, untuk menghubungkan rel 1 dan
rel 2 (lihat gambar 7.3.).
 Model rel ini memiliki keandalan dan fleksibilitas operasi yang lebih baik
jika dibanding dengan rel tunggal.

Traformator Pemakaian Sendiri

Gambar 7.3.: Pembangkit Tenaga Listrik Rel Ganda Dengan


Menggunakan PMT Tunggal
67
Lanjutan 7.4
 Rel Ganda Dengan Dua PMT :
 Pada prinsipnya sama dengan rel ganda satu PMT
 Perbedaannya adalah, disini semua unsur dapat dihubungkan ke rel 1
atau rel 2 atau dua-duanya melalui PMT, sehingga fleksibilitas manuver
lebih baik (lihat gambar 7.4.).
 Sebelum melakukan manuver, harus diyakini bahwa rel 1 dan rel 2
tegangannya harus sama, baik besarnya tegangan maupun fasanya. Oleh
karena itu PMT harus masuk.

Traformator Pemakaian Sendiri

Gambar 7.4. : Pembangkit Tenaga Listrik Rel Ganda Dengan menggunakan Dua PMT.
68
Lanjutan 7.4
 Rel Dengan PMT 1 ½ :
 Pada dasarnya rel dengan PMT 1 ½ adalah rel ganda dengan 3 PMT di
antara dua rel tersebut.
 Dibandingkan dengan rel-rel yang lain, jenis ini memiliki keandalan
paling tinggi.

Gambar 7.5. : Pembangkit Tenaga Listrik Rel Ganda Yang Menggunakan PMT 1 ½.
69
7.5. SALURAN KABEL ANTARA GENERATOR DAN REL
 Dihubungkan dengan menggunakan kabel yang terletak pada saluran khusus
dalam tanah. Apabila ditempatkan di atas tanah, maka harus diletakkan pada
rak penyangga kabel yang melindungi kabel secara mekanis.
 Pada bagian ini umumnya terdapat trafo arus (CT) dan trafo tegangan (PT),
yang berfungsi sebagai alat pengukur dan proteksi.
 Sesudah melalui trafo arus dan trafo tegangan, kabel dihubungkan ke sakelar
tenaga (PMT) dan sakelar pemisah (PMS), sebelum dihubungkan ke rel.

Gambar 7.6. : Hubungan antara Generator dan Rel.


70
7.6. PERALATAN PEMUTUS DAN PEMISAH

 Pemutus Tenaga (PMT) :


Pemutus Tenaga atau circuit Breaker (CB) adalah sakelar yang mampu
memutus arus gangguan (hubung singkat).
 Pemutus Beban (PMB) :
Pemutus beban atau Load Breaker Switch (LBS) adalah sakelar yang mampu
memutus arus sebesar arus beban.
 Pemisah (PMS) :
Pemisah atau Insulating/Disconnecting Switch (DS) adalah sakelar yang hanya
dapat dioperasikan tanpa arus (tanpa beban).
 Perkembangan konstruksi pemutus tenaga :
 Pemutus tenaga udara
 Pemutus tenaga minyak banyak.
 Pemutus tenaga minyak sedikit.
 Pemutus tenaga gas SF6.
 Pemutus tenaga Vakum.
 Pemutus tenaga medan magnet.
 Pemutus tenaga udara tekan.

71
7.7. INSTALASI PEMAKAIAN SENDIRI
 Energi listrik untuk pemakaian sendiri, digunakan untuk :
 Lampu penerangan.
 Air conditioning (penyejuk udara).
 Menjalankan alat-alat bantu unit pembangkit , antara lain : pompa air
pendingin, pompa minyak pelumas, pompa transfer bahan bakar
minyak, mesin pengangkat, dan lain-lain.
 Alat-alat dan mesin perbengkelan yang merupakan unsur pendukung
pemeliharaan dan perbaikan pusat listrik.

Gambar 7.7. : Instalasi Pemakaian Sendiri Pembangkit Tenaga Listrik.


72
7.8. SUMBER LISTRIK ARUS SERAH
 Adalah berupa baterai Aki, yang berfungsi untuk ;
 Menjalankan motor pengisi (penegang) pegas PMT.
 Men-trip PMT apabila terjadi gangguan.
 Melayani alat-alat telekomunikasi.
 Memasok instalasi penerangan darurat.

 Dua jenis baterai aki yang digunakan pada pembangkit tenaga listrik :
 Baterai asam dengan kutub timah hitam.
 Baterai basa yang menggunakan nikel cadmium sebagai kutub.

Gambar 7.8. : Instalasi Baterai Aki Beserta Pengisiannya.


73
7.9. TRANSFORMATOR.
 Transformator Penaik Tegangan Generator :
 Trafo ini digunakan karena tegangan keluaran (output voltage) yang
dihasilkan generator sampai saat ini baru mencapai 23 KV.
 Transformator penaik tegangan generator umumnya dianggap
merupakan satu kesatuan dengan generator, terutama dari segi
proteksi.

 Transformator Unit Pembangkit :


 Digunakan pada unit pembangkit yang besar(di atas 10 MW).
 Transformator ini mengambil daya langsung dari generator untuk
memasok alat-alat bantu unit pembangkit yang bersangkutan, misal :
motor-motor pendingin, motor pompa minyak pelumas, dan lain-lain.

 Transformator Pemakaian Sendiri :


 Mendapat pasokan daya dari rel pembangkit listrik, kemudian memasok
daya ke rel pemakaian sendiri.
 Rel pemakaian sendiri digunakan untuk memasok instalasi penerangan,
baterai ski, mesin-mesin bengkel, mesin pengangkat dan alat-alat
bantu unit pembangkit pada periode start.
74
Lanjutan 7.9.

 Transformator Antar Rel :


 Digunakan pada pembangkit tenaga listrik yang terdiri dari beberapa
rel, dengan tegangan operasi yang berbeda-beda.

Gambar 7.9. : Macam – Macam Transformator


75
7.10. SISTEM KELISTRIKAN LAINNYA

 Pembumian Bagian-Bagian Instalasi.

 Sistem Eksitasi.

 Sistem Pengukuran, dengan besaran yang diukur antara lain : Tegangan Arus,
Daya Aktif, Daya Reaktif, Energi Listrik, Sudut Fasa Q dan Frequensi.

 Sistem Proteksi, yang terdiri dari :


 Relai-relai untuk generator (Relai Arus Lebih, Relai Diferensial, Relai-
Relai gangguan Hubung Tanah, Relai Roto Hubung Tanah, Relai
Penguatan Hilang, Relai Tegangan Lebih, Relai Arus Urutan Negatif,
Relai Suhu, Relai Fluks Berlebih).
 Relai untuk Mesin Penggerak Generator.
Transformator (Relai Arus Lebih di Sisi Primer dan Sisi Sekunder, Relai
Hubung Tanah, Relai Diferensial, Relai Hubung Tanah Terbatas, Relai-
Relai Bucholz, Relai Suhu, Relai Tekanan Mendadak, Relai Tangki Tanah,
Relai Arus Urutan Negatif).

76
Lanjutan 7.10.

 Motor-Motor Listrik.
Proteksi Motor Listrik, terdiri dari :
 Relai Arus Lebih dan Sekring Lebur.
 Relai Stall.
 Relai Tegangan Rendah/Hilang.
 Relai Arus Urutan Negatif.

 Saluran Keluar.
 Pengaturan Tegangan.
 Pengaturan Frequensi.
 Perlindungan Terhadap Petir.
 Proteksi Rel (Busbar).
 Instalasi Penerangan/Vital.

77
8.1. U M U M

 Tidak berbeda dengan pembangunan pusat-pusat listrik yang lain,


apakah PLTU atau PLTA, pembangunan suatu PLTD memerlukan
perencanaan yang baik. Pembangunan PLTD adalah terpendek
dibanding dengan pembangunan suatu PLTU maupun PLTA, yaitu
sekitar 2 tahun , sedang pembagunan PLTA sekitar 6 tahun.

 Dengan asumsi dana telah tersedia, maka jika tanah yang cukup
memenuhi syarat sudah tersedia, begitu pula jalan access menuju
tempat tersebut telah ada, berarti separuh dari persoalan sudah
terpecahkan.

 Kegiatan utama dari pembangunan yang menyusul adalah


ENGINEERING , yakni pembuatan Tender Dokument (Sipil,
Elektromekanik), Tendering, Evaluasi dan penandatanganan kontrak,
disusul Manufacturing, Transportation, Erection Commisioning dan
Operation.
78
Lanjutan 8.1.

 Agar yang dibeli khususnya peralatan Electromekanik tidak


mengecewakan, maka yang diterima ialah type yang telah beroperasi
minimum 12.000 jam.

 Begitu pula diminta agar Kontraktor kenal bentuk dengan kondisi di


Indonesia secara keseluruhan baik alamnya, teknologinya yang
dipergunakan di Indonesia, peraturan-peraturan yang berlaku, begitu
pula segala barang dan jasa yang dipergunakan untuk pembangunan
PLTD tersebut di Indonesia.

 Standard Internasional yang harus dipegang oleh Kontraktor harus


tercantum dalam Tender Dokumen/Kontrak, agar memudahkan
evaluasi dan komunikasi sewaktu memasuki tahap Approval Drawing.

 Untuk pengadaan pekerjaan Elektromekanik maupun pekerjaan sipil,


Tender Dokumen PLN dapat dipakai sebagai referensi.
79
Lanjutan 8.1.

 Perlu diperhatikan sesudah kontrak ditandatangani maka antara


Kontraktor dan Pemberi Kerja harus tejalin kerja sama yang baik,
khususnya dalam memecahkan persoalan, penyimpangan yang
timbul antara kenyataan dan yang tercantum dalam kontrak, yang
menyangkut Design, Erection dan Commisioning maupun
penyelesaian kontrak.

 Dari kedua pihak dapatnya diharapkan sikap kejujuran yang tinggi,


karena kedua pihak berkepentingan dalam penyelesaian proyek yang
berkualitas, berada dalam budget yang disetujui dan tepat waktu
seperti yang tersebut dalam kontrak.

 Dari pihak pemberi kerja yang diharapkan adalah bahwa PLTD


tersebut akan berfungsi seperti yang direncanakan, andal, hemat,
umur panjang dan tidak merepotkan, termasuk adanya jaminan After
Sales baik berupa barang maupun jasa untuk mesin pembangkit
tersebut.
80
Lanjutan 8.1.

 Tentunya dari Kontraktor mengharapkan bahwa proyek ini


memuaskan Pemberi Kerja sehingga reputasinya bertambah luas.

 Sudah barang tentu dengan harapan bahwa Pemberi Kerja


mengoperasikan PLTD tersebut dengan penuh tanggung jawab, tidak
memaksa keluar dari petunjuk yang diberikan kepada Kontraktor,
maupun buku petunjuk / instruction yang kontraktual harus
disediakan oleh Kontraktor dalam bahasa maupun jumlah seperti
tercantum dalam kontrak.

 Oleh karena itu Training on the spot sewaktu Erection maupun


Commissioning Trial Run perlu dipahami secara tuntas oleh Operator
dari pihak Pemberi Kerja. Sebab itu general condition yang tersebut
dalam FIDIC dapat dipergunakan secara utuh. Karena kepentingan
Pemberi Kerja maupun Kontraktor secara adil telah tertera di
dalamnya.
81
8.2. JADUAL PELAKSANAAN

 Lama pelaksanaan 18 (delapan belas) bulan sejak kontrak effective,


dengan rincian :

 Pekerjaan sipil didahulukan sejak design hingga penyelesaian


sekitar 12 bulan.

 Pekerjaan Technical mesin sejak design hingga inspeksi oleh SGS


dan transfer ke Indonesia diperlukan 12 bulan

 Generator juga diselesaikan pada waktu yang sama.

 Pemasangan serentak memakan waktu 4 bulan.

 Testing sekitar 1 bulan dan training 1 bulan.

82
8.3. KEGIATAN PELAKSANAAN
 Penyelesaian gambar sipil & elektromekanik. Kegiatan penyelesaian
gambar ini amat penting yakni untuk mempertemukan kemauan dari
Owner dengan apa yang bisa diberikan oleh Kontraktor. Jika Owner
tidak mampu untuk melaksanakan engineering, maka kegiatan ini
dapat diserahkan kepada Konsultan, dasar yang dipegang adalah
standar yang disebut dengan kontrak ISO, IEC, ASME dan sebagainya.

 Sesudah gambar disetujui, maka kontraktor dapat memulai


melaksanakan pekerjaan sipilnya yang meliputi pondasi mesin
pembangkit, pondasi powerhouse, pondasi cooling tower dan
sebagainya, termasuk gedung sentral. Begitu juga kontraktor dapat
melestarikan manufacruting peralatan elektromekanik dengan syarat
seperti tercantum dalam kontak untuk selanjutnya di test di pabrik, di
pak dan dikirim ke Indonesia. Sewaktu test di pabrik maupun sewaktu
pengepakan untuk pengapalan akan diinspeksi oleh badan yang
ditunjuk oleh pemerintah (SGS = Societe General de Surveillance).

83
Lanjutan 8.3

 Sesudah pengapalan ke pelabuhan tujuan dan di transport ke lokasi


proyek, sebaiknya segera diadakan penyelidikan/pengecekan, agar
segala kekurangan dapat segera diganti. Biasanya asuransi
transportasi hanya berlaku sampai dengan enam bulan dihitung dari
kedatangan di site.

 Kegiatan utama pemasangan di site adalah mendudukkan mesin


pembangkit di atas pondasinya, karena bagian ini adalah yang
terberat. Sementara itu pondasi kecil (plinths) untuk alat bantu
maupun cubicle sudah siap, sehingga alat-alat bantu maupun cubicle
dapat didudukkan pada tempatnya.

 Dengan telah terpasangnya mesin utama dan alat bantu maupun


cubicle maka pekerjaan pemipaan maupun cabling dapat dimulai
sesuai gambar, prosedur yang telah disahkan. Pipa-pipa perlu
dipickling, pengelasan sesuai prosedur yang telah ditentukan dan
sebagainya.
84
Lanjutan 8.3

 Menjelang selesainya pemasangan elektromekanik, kira-kira tiga


bulan sebelumnya, kontraktor mengajukan rencana/program
commissioning, yakni suatu kegiatan pembuktian apakah unjuk kerja
mesin pembangkit sesuai yang tertera dalam kontrak.

 Bagian terpenting dari commissioning adalah pembuktian bahwa


output dari mesin, maupun efisiensi pemakaian bahan bakar, begitu
juga respons dinamis mesin pembangkit menghadapi keadaan
darurat, sesuai yang disebut dalam kontrak.

 Agar wakil dari Owner menguasai mesin pembangkit ini, maka


diadakan training oleh Kontraktor kepada wakil Owner yang nantinya
akan mengoperasikan mesin pembangkit, baik pada waktu
pemasangan maupun pada waktu commissioning.

85
Lanjutan 8.3

 Sesudah commissioning yang memuaskan akan dikeluarkan oleh


Owner suatu taking over certificate yang menandai dimulainya
quarantee period selama 12 bulan (atau 24 bulan sesuai tersebut
dalam kontrak).

 Sesudah quarantee period terlewati dan tidak ada keluhan dari


Owner, maka Owner mengeluarkan final taking over certificate, yang
menandai selesainya tanggung jawab Kontraktor terhadap kontrak
tersebut.

 Pada umumnya terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan yang


disebutkan dalam kontrak, misalkan specific fuel consumption
melebihi quarantee, commissioning tidak dapat dilaksanakan secara
lengkap karena beban tidak ada, timbul ketentuan baru yang perlu
penyesuaian. Hal-hal tersebut sebaiknya telah dinegosiasikan
sewaktu pembuatan kontrak, sehingga sewaktu pelaksanaan sudah
siap dengan tindakan yang disetujui bersama.
86
9.1. SISTEM PELUMASAN

 Berfungsi mendorong bahan pelumas bersih ke bantalan duduk,


bantalan jalan, ke piston pin , ke punggung piston dan cylinder liner,
mengambil panas, didinginkan, disaring begitu seterusnya.

 Ukuran pelumasan yang normal adalah tekanan sebelum masuk mesin


sesudah saringan (filter) seperti yang telah ditentukan oleh pembuat
mesin.

 Umur mesin pembangkit terutama dipengaruhi oleh kwalitas sistem


pelumasan, sehingga perlu ketentuan-ketentuan yang dianjurkan
pembuat mesin seperti penggantian filter element, pembersihan
strainer dan kwalitas pelumas yang diperuntukkan, dilaksanakan
sebaik-baiknya.

87
9.2. SISTEM PENDINGINAN

 Berfungsi mendorong pendingin (air) dengan jumlah yang mencukupi


ke rongga - rongga di cylinder block, cylinder head, head
exchanger/radiator, dan sebagainya, sehingga permukaan cylinder
liner bagian dalam yang bersinggungan piston maupun dasar dari
cylinder head berada pada temperatur yang didesign oleh pembuat
mesin.

 Kekurangan jumlah air yang diperlukan karena gangguan apakah


disalurkan maupun dipompa penggeraknya, akan membahayakan
mesin pembangkit.

 Pendingin yang normal ialah jika temperatur dari air pada tempat yang
telah ditentukan pada beban - beban tertentu, adalah sesuai dengan
petunjuk dari pembuat mesin.

88
9.3. SISTEM BAHAN BAKAR

 Seperti diketahui satuan pembangkit diesel merubah energi yang


terkandung pada bahan bakar solar untuk dijadikan energi mekanis
yang selanjutnya dirubah oleh generator menjadi energi listrik.

 Bagi pembangkit diesel, sistem ini mulai dari penampungan awal


berupa bak atau saluran penampungan, tangki (storage tank), pompa
baik yang berfungsi sebagai pengisi tangki dan sebagai pendorong
pengisi tangki harian lewat pipa bahan bakar, pompa pengisi mesin,
fuel injection pompa, saluran tekanan tinggi, nozzle, saluran bahan
bakar lebih, filter, demikian juga separator.

 Bahan bakar tersebut selain harus memenuhi karakteristik yang


sesuai dengan mesin, perlu diusahakan harus betul-betul bersih dari
kotoran padat.

89
Lanjutan 9.3

 Karena suatu saat bahan bakar ini harus disemprotkan lewat nozzle
ke dalam ruang pembakaran, keberadaan kotoran tersebut akan
menyumbat, mengganjal nozzle, menggerus bagian plunger injection
dan lain-lainnya, sehingga pembakaran tidak sempurna dan pompa
injection maupun yang lain-lainnya bisa rusak.

 Jika kurva pemakaian bahan bakar pada beban tertentu sudah


melebihi harga yang seharusnya, perlu penyelidikan lebih jauh
diadakan, untuk menentukan bagian mana dari sistem yang
menyebabkan keborosan tersebut.

90
9.4. SISTEM UDARA MASUK/UDARA KELUAR

 Seperti diketahui, media kerja mesin diesel adalah udara dan udara ini
berpengaruh terhadap effisiensi mesin diesel.

 Bagi mesin diesel modern udara yang dihisap terlebih dahulu disaring
lewat saringan minyak, diberi tekanan berlebih oleh turbo charger dan
didinginkan lewat air cooler, untuk selanjutnya bekerja sebagai
komponen pembakaran. Sekaligus menjadi media kerja, dan dibuang
sebagai gas buang lewat silencer ke udara.

 Kerusakan turbo charger akan membuat mesin tersebut menjadi tidak


efektif , karena tidak dapat menghasilkan daya yang dibutuhkan .

 Oleh karena itu sistem udara masuk/udara keluar ini memerlukan


pemeliharaan yang khusus, tidak hanya pada turbo charger,
intercooler/air cooler saja, tetapi juga cylinderhead.

91
Lanjutan 9.4

 Jika klep masuk dan klep buang tidak dapat duduk rapat pada saatnya
maka kompresi, pembakaran tidak akan menghasilkan BMEP (Break
Mean Effective Pressure) yang diperlukan.

 Perlu diperhatikan letak dan saringan udara agar dapat menghisap


udara tanpa dipengaruhi gas buang dan seandainya berada dalam
sentral perlu diperhitungkan daya dari blower yang tidak hanya
bekerja sebagai sumber udara bersih untuk ventilasi tetapi juga
memberikan udara cukup bagi mesin yang terpasang.

92
9.5. SISTEM PROTEKSI MESIN PEMBANGKIT

 Tujuan sistem proteksi pembangkit adalah menghentikan mesin jika


kondisi normal tidak dipenuhi dalam sistem-sistem tersebut, sehingga
dapat dicegah kerusakan yang lebih besar. Kondisi yang
membahayakan antara lain :
 Tekanan pelumas turun jauh dari normal.
 Temperatur air pendingin tinggi.
 Temperatur bearing generator tinggi.
 Arus lebih terjadi di generator dan komponen penyalur listrik.

 Demikian juga jika kondisi pendukung berfungsinya alat pengaman


tidak normal sebab jika hal tersebut terjadi, mesin berputar tanpa
pengaman (tekanan udara untuk pengaman sumber arus listrik
control, baik arus bolak-balik maupun arus searah)

93
Lanjutan 9.5

 Hal tersebut di atas dijelaskan panjang lebar di dalam Instruction


Manual yang dibuat oleh Engine Maker.

 Gangguan yang sering terjadi pada penyaluran tenaga listrik adalah


gangguan hubung singkat, baik antara phasa dengan phasa maupun
antara phasa dengan tanah.

 Bagi sentral diesel, gangguan ini meyebabkan tegangan di sentral


menjadi rendah, sehingga motor-motor akan terlepas dan ini
memungkinkan mesin pembangkit trip karena tekanan pelumas
rendah.

 Untuk mencegah hal tersebut terjadi, pada tahap pertama harus


diusahakan agar gangguan hubung singkat tersebut dicegah.

94
9.6. SISTEM VENTILASI SENTRAL

 Seperti diketahui sekitar 5 % dari kalori yang terbakar akan


diradiasikan dalam sentral dalam bentuk radiasi dari mesin dan panas
yang keluar dari genarator.

 Panas ini jika dinyatakan dalam KW adalah sebesar lebih kurang


13 % dari daya generator. Panas ini harus ditransportasikan keluar
sentral, baik dengan Bottom Axial Blower dan cara-cara lain,
sehingga kondisi di dalam sentral cukup baik untuk para operator
maupun regu pemeliharaan.

95
9.7. KEBISINGAN

 Mesin diesel yang modern dengan BMEP sekitar 20 kg/cm2,


mempunyai kebisingan sekitar 109 db pada jarak 1 m dan tinggi 1 m
dari mesin.

 Untuk mencegah jangan menggangu lingkungan, gedung sentralnya


harus dilapisi dengan kedap suara.

 Selain langsung dari mesin, suara bisa timbul dari sistem udara
masuk (Turbocharger) maupun dari sistem udar keluar (Exhaust),
sehingga untuk mencegah kebisingan dari sistem ini perlu dipasang
Silencer, baik pada udara masuk maupun udara keluar.

 Radiator luar juga bisa menjadi penyebab timbulnya suara, tetapi


relatif tidak sekeras dari mesin. Dengan suasana yang demikian,
maka para operator maupun pemeliharaan perlu mempergunakan
pelindung telinga, jika berada dalam ruangan mesin.
96
9.8. LIMBAH PLTD

 Tercecernya bahan bakar, pelumas, minyak pelumas bekas, minyak


untuk mencuci filter, nozzle dan sebagainya merupakan hal yang sulit
dicegah dalam suatu PLTD.

 Oleh karena itu perlu tempat-tempat dimana kemungkinan


tercecernya bahan bakar, dan pelumas apakah baru atau bekas
sebaliknya dibuat kedap minyak, kedap air.

 Seperti diketahui minyak bakar bisa merusak pondasi mesin, sehingga


perlu permukaan dari pondasi tersebut yang diperkirakan akan
bersinggungan (Prone to) bahan bakar, sebaiknya diapisi dengan cat
Epoxy.

 Bagi alat-alat Purifier dapat dimintakan dasar yang menampung


tercecernya minyak tersebut untuk nanti disalurkan kesuatu tempat
tertentu.
97
Lanjutan 9.8

 Tempat untuk mencuci filter minyak pelumas dan lain-lain untuk


merendam pistons sewaktu overhaul dibuatkan atap dan lantai
sebegitu rupa, sehingga limbah minyak dapat disalurkan ke dalam bak
tertutup dan tidak tercampur air hujan.

 Drainage dari lantai sentral sebaiknya dibuatkan Konstruksi Oil


Separator (memisahkan minyak dari air berdasarkan perbedaan berat
jenis)

 Sludge dari hasil Centrifuging (Centrifugal Separator) pada sentral


dengan mesin SPD sedang, perlu ditampung yang baik dan pada saat
tertentu dilenyapkan dari sentral.

 Hal tersebut juga berlaku bagi minyak pelumas dari Carter mesin,
sesudah penggantian dengan minyak pelumas baru. Cara
melenyapkan bisa dibakar dalam Incinerator atau cara lain.
98
Lanjutan 9.8

 Persoalan pencegahan limbah ini meskipun usaha – usaha tersebut


di atas sudah dilaksanakan, tidak menjamin limbah diatasi 100 %,
karena faktor utama yang menentukan adalah manusianya. Jika
operator dan regu pemeliharaan tidak mempunyai inisiatip sendiri
untuk menjaga kebersihan, dan agak berusaha yang sedikit
memakan tenaga, pasti sentral PLTD tadi akan bergelimang minyak,
yang selain memberikan kesan tidak terawat juga membahayakan
bagi keselamatan para operator.

 Sebaiknya diusahakan adanya air bersih untuk maksud cuci-cuci dan


keperluan lain, seperti sanitasi dan sebagainya.

 Suatu sistem udara bertekanan yang terpisah dari keperluan mesin,


juga amat bermanfaat bagi PLTD untuk maksud kebersihan dan
sebagainya.

99
9.9. PENCEGAHAN KEBAKARAN

 Pada pintu masuk disediakan alat pemadam kebakaran yang sesuai


dengan minyak tersebut, dengan kapasitas yang mencukupi .

 Kondisi alat pemadam kebakaran tersebut secara periodik harus


diadakan pemeriksaan. Walaupun demikian pemadam kebakaran
berupa air masih diperlukan karena air bisa mengisolasi api dari udara
sehingga api yang terjadi akan padam.

 Ukuran - ukuran yang telah dipergunakan PLN dapat dipakai sebagai


referensi pembuatan pemadaman kebakaran.

 Alat – alat hidrant ini secara periodik harus dicek sehingga pada waktu
diperlukan dapat memberikan unjuk kerja yang diharapkan.

100
9.10. BENGKEL

 Falsafah kapal sebaiknya dipakai dalam pengoperasian suatu PLTD


yaitu pada saat yang serba kekurangan dan mendadak PLTD harus
dapat menolong dirinya sebelum peralatan yang sesuai design tiba
ditempat.

 Oleh karena itu sebuah bengkel dengan peralatan standar amat


dianjurkan keberadaannya pada /dekat PLTD, yang terdiri dari mesin
bubut, mesin gerinda, gergaji, bor, mesin las dengan perabotannya.

 Peralatan tersebut sekaligus dapat dijadikan sarana untuk berlatih


bagi para maintenance crew maupun untuk mengembangkan
inisiatif guna lebih mengefisiensikan dan mengefektifkan PLTD.

101
9.11. GUDANG

 Gudang adalah investasi serbaguna yang amat penting, dalam


prakteknya dapat dirubah menjadi tempat pertemuan, kantor,
penyimpanan barang sementara, untuk berteduh sesuai tahap /
keinginan pemakai.

 Syarat gudang pada umumnya ialah mampu melindungi isinya


terhadap guyuran dan tepisan hujan, kering, mudah untuk keluar
masuk sewaktu mengangkut barang peralatan , cukup terang, sehat
(cukup ventilasi, cukup sinar matahari) dan sudah barang tentu bebas
dari banjir.

 Jika gudang dibuat dari bahan yang non metal sebaiknya diberi
pengaman terhadap petir (kandang faraday). Jika dibuat dari metal,
baik kerangka maupun penutupnya (dinding dan atap) sebagaimana
sentralnya tidak perlu diberi pengaman petir.

102
Lanjutan 9.11
 Untuk suatu PLTD, dalam gudang ini disimpan spare parts baik untuk
keperluan scheduled maintenance maupun emergency. Berapa yang
harus tersedia untuk maksud tersebut disesuaikan dengan
kondisi/kapasitas PLTD dan dapat diketahui dari buku Instruction Manual
pembuat mesin.
 Pada umumnya komponen yang terus menerus subject gerakan maupun
gesekan perlu disediakan sparenya antara lain : inlet/outlet valve,
nozzle, macam-macam spring, piston rings, crank pin/main bearing, fuel
pump, sedangkan dari generator praktis hanya bearingnya, untuk
switchgear adalah contactor-contactor, lampu-lampu maupun Heater
Elemen.
 Manajemen gudang ini harus baik, sehingga jika diperlukan dapat segera
ditemukan spare parts yang diperlukan.
 Penyimpanan dalam gudang harus sedemikian, sehingga selama
disimpan tidak berubah fungsinya, maupun fisiknya (tidak karatan, tidak
macet). Sebab itu untuk komponen yang memerlukan udara kering perlu
disediakan fasilitas yang relevan.
103
9.12. POWERHOUSE
 Fungsi Powerhouse (rumah sentral) cukup jelas, yakni untuk
meletakkan peralatan elektromekanik, membuat suasana dimana
keperluan mesin dan operator maupun maintenance crew dapat
berlangsung lancar, tidak ada gangguan.

 Seperti diketahui mesin torak pada umumnya dan mesin diesel


khususnya, adalah sumber getaran sewaktu operasional baik
horizontal, vertical maupun transversal (rocking). Sebab itu pondasi
dipilih sedemikian rupa sehingga dalam keadaan tanah tersedia mesin
tadi mempunyai dudukan yang tidak membahayakan.

 Agar getaran dari mesin dapat diredam seminimum mungkin, dewasa


ini dipergunakan sistem resilient dengan pir dan peredam getaran

 Pada umumnya design pondasi dibuat sesudah kondisi tanah diketahui


akan dilaksanakan oleh Kontraktor (supplier dari mesin) mengetahui
secara pasti gaya yang ditimbulkan oleh mesin yang dipergunakannya.
Dengan sistem pir tadi tidak terasa getaran pada lantai sentral.
104
Lanjutan 9.12

 Selanjutnya ventilasi seperti tersebut pada butir 9.6 harus terlaksana


dengan baik. Contoh yang baik adalah PLTD Pekan Baru dimana
udara pendingin dihisap ke kolong sentral (sesudah melalui saringan)
oleh Fan Axial dan didorong lewat kisi-kisi pada Checker plate
mengambil panas mesin dan generator menuju ke atas. Kalau perlu
dibubungan atap diberi Ex Hauster.

 Untuk sentral modern dengan unit besar ventilasi secara natural tidak
bisa dilaksanakan (tidak mencukupi) .

 Cahaya maupun lampu (pada malam hari) harus memenuhi


persyaratan untuk tempat kerja.

 Harus ada emergency exit sehingga memudahkan penyelamatan diri


dalam keadaan darurat, pintu emergency exit harus membuka keluar.

105
Lanjutan 9.12

 Karena titik nyala bahan bakar solar adalah cukup tinggi, maka mesin
diesel jauh lebih aman dari pada mesin otto. Oleh karena itu letak
tangki harian pada sentral pada ketinggian tertentu terhadap mesin
sehingga sekaligus memberikan tekanan positip untuk (booster pump
maupun Fuel Injection Pump).

 Perletakan modul – modul dalam sentral diatur sedemikian rupa


sehingga memudahkan control dan pemeliharan, untuk
pembongkaran/pemeliharaan sebaiknya disediakan tersendiri,
sehingga baik bagi operator maupun regu pemeliharaan dapat bekerja
dengan mudah dan enak, menaruh bongkaran mesin antara 2 mesin
adalah menganggu operator.

106
Lanjutan 9.12

 Adanya kamar kecil pada sentral PLTD adalah perlu, tetapi perlu
diadakan pengaturan yang keras agar kamar kecil tetap bersih dan
bukan merupakan gangguan.

 Jika suasana menghendaki agar PLTD ini tidak mencemari lingkungan


dengan kebisingan, dengan mempergunakan bahan peredam suara,
demikian juga dengan mengatur letak silencer dan sebagainya dapat
dicapai suatu derajat sebesar 65 db di luar sentral.

 Selanjutnya drainage sekeliling powerhouse maupun sekeliling lahan


PLTD perlu dilaksanakan untuk menjaga powerhouse maupun PLTD
bebas dari genangan air, perhatian perlu diberikan untuk
pemasangan kabel dari powerhouse keluar agar tidak menyebabkan
air masuk ke sentral.

107
9.13. PEMILIHAN PERALATAN ELEKTROMEKANIS

 Sesudah kapasitas unit maupun jumlah dan tegangan ditentukan pada


design suatu PLTD, maka kualitas dari SPD tersebut dijamin oleh standard
yang dipakai yang prakteknya semua ekivalen dengan ISO (untuk
mekanikal) dan IEC untuk elektrikal.

 Ukuran dari switchgear didasarkan atas perhitungan hubung singkat 3


phasa pada bus, pada saluran penyulang dengan memperhatikan
kemungkinan perluasan maupun penyambungan pada jaring yang ada.

 Standard Internasional tersebut juga menjelaskan cara pengujian yang


diterima Internasional, baik untuk type test maupun factory test.

 Kualitas sistem didasari oleh design system dan standar industri maupun
commission, sedangkan site testing sewaktu menjelang penyelesaian
kontrak, lebih bersifat pembuktian bisa berfungsi atau tidak, demikian
juga apakah kebesaran-kebesaran yang digaransikan dipenuhi atau tidak.

108
9.14. EKONOMI SUATU PLTD

 Perhitugan ekonomi PLTD bergantung pada harga bahan bakarnya,


untuk itu PLTD di Indonesia dalam keadaan kurang atraktif.

 Jika diibanding dengan PLTU dengan residu yang memiliki kapasitas


sampai dengan 200 MW, maka alternatif PLTD pakai residu akan
lebih menarik.

 Untuk dekade yang akan datang Jepang telah menentukan bahwa


pembangunan pembangkit listrik dengan minyak akan lebih
dominan dari pada pembangkit listrik dengan batu bara.

109
9.15. PEMELIHARAAN PLTD

 Sesudah PLTD dibangun dengan baik, maka PLTD tersebut menjadi


unsur sumber daya bukan manusia (mesin) dari suatu proses
produksi. Jika sasaran produksi sudah ditentukan untuk waktu
tertentu (Kwh untuk tahun X, X+I dan sebagainya) maka diperlukan
management yang mengelola tercapainya sasaran tersebut dengan
sukses.
 Dalam hal ini unsur yang bersangkutan adalah :
 Manusianya : Kepala sentral dan seluruh karyawan PLTD
 Mesin : PLTD dan saluran penyulangnya.
 Material : Bahan bakar, pelumas, spareparts dan alat
konsumables.
 Anggaran/biaya : Untuk keperluan kuangan operasi /
pemeliharaan
 Pedoman : SOP / buku petunjuk
 Pasar : Konsumen, pemakai listrik

110
Lanjutan 9.15
 Sebagai manager, maka Kepala Sentral harus menyusun rencana
operasional, baik untuk pembangkitan maupun pemeliharaan,
sehingga daya dan energi yang ditentukan dapat diberikan oleh PLTD
tersebut (bidang planning)

 Untuk pelaksanaan dari rencana tersebut regu operasional dan regu


pemeliharaan harus sudah jelas tugas-tugasnya beserta peralatan
yang diperlukan termasuk spareparts (bidang organizing)

 Bagaimana cara pengoperasian maupun pemeliharaan walaupun


sudah ada buku instruction, perlu dibuatkan petunjuk yang mudah
dimengerti dan harus ditaati oleh tenaga PLTD, satu dan lain merujuk
bahan-bahan waktu training yang diberikan oleh kontraktor (bidang
activating). Kinerja operator dan kondisi mesin serta kejadian pada
PLTD perlu dimonitor dengan mengevaluasi laporan harian, laporan
bulanan, laporan sentral/laporan gangguan/pemeliharaan (bidang
control), demikian juga melaksanakan WASKAT berdasarkan SOP
yang telah ditentukan.
111
Lanjutan 9.15

 Beberapa parameter pada waktu commissioning mengenai defleksi,


tekanan, temperatur dan data lain pada berbagai beban merupakan
alat pembanding untuk menilai operasi mesin pembangkit.

 Khususnya mengenai kalibrasi relay dan meter, perlu dalam tender


dokumen disebutkan agar kontraktor mensuplay peralatan yang pada
tahap commissioning sekaligus dapat dipergunakan.

 Jika PLTD didesign dengan teliti maka akan jauh dari gangguan yang
menyebabkan tidak andal, demikian juga akan membuat suasana di
dalam PLTD lebih tenang.

112
10.2. PROJECT INITIAL DESIGN

 Prediksi pemakaian / kebutuhan daya.

 Kapasitas pembangkit.

 Kapan daya digunakan.

 Ramalan beban dimasa mendatang.

 Analisa dampak lingkunan.

 Cara mendapatkan sumber daya.

114
10.3. SITE EVALUATION

 Lokasi pembangkit.

 Jauh / dekat dengan pemukiman.

 Kondisi jalan & jembatan menuju site.

 Keadaan site.

 Transportation.

 Penyambungan dengan pembangkit lain.

 Site Parameter survey & analisys (metrologi, hydrologi,


geologi, ecology,dan population).

115
10.4. PLANT CONFIGURATION DESIGN

 Area tanah yang dibutuhkan.

 Ukuran Gedung sentral, bengkel, gudang, kantor, switch


yard, jalan masuk, dll.

 Jumlah unit, daya per unit dan lain-lain.

 Type/daya mesin, generator, trafo, switch yard dan lain-lain.

 Gambar – gambar lay out, prasarana, supply air dan listrik.

 KWH yang akan dibangkitkan.

116
10.5. ECONOMIC EVALUATION

 Biaya pembangunan.

 KWH yang bisa dijual.

 Ratio antara investasi & Return on invesment.

 Kelayakan dan efisiensi (feasible).

 Biaya operasi.

 Biaya pemeliharaan.

 Dan lain sebagainya.

117
10.6. BASIC CONSEPTUAL DESIGN

 Tata letak bangunan peralatan.

 Penentuan kapasitas peralatan.

 Pemilihan sistem, jenis peralatan & bangunan.

 Fungsi & mode operasi peralatan.

 Pemilihan peralatan & material utama.

 Paket – paket pengadaan.

 Biaya dan jadual pelaksanaan.

 Study & investigasi lebih lanjut.

118
10.7. DETAIL DESIGN

 Perhitungan – perhitungan.

 Ukuran – ukuran / dimensi.

 Jalur pipa-pipa dan kabel-label.

 Gambar terinci untuk konstruksi & fabrikan.

 Program Inspeksi prosedur pengujian di pabrik.

 Rencana pelaksanaan keseluruhan.

119
10.8. CONSTRUCTION PLANNING

 Prosedur pengangkutan.

 Prosedur penyimpanan.

 Prosedur pemasangan.

 Prosedur pengujian di lapangan.

120
10.9. TENDER PROCCESSING

 Pengumuman tender.

 Undangan peserta pelelangan.

 Pelaksanaan lelang.
 Penjelasan kantor.
 Penjelasan dan peninjauan.
 Pemasukan dan pembukaan tender.

 Pengumuman pemenang.

 SPK dan kontrak.

121
10.10. PREPARATION

 Persiapan administrasi :
 Ijin – ijin.
 Time schedule.
 Surat menyurat.
 Gambar – gambar dan petunjuk
pelaksanaan.
 Koordinasi dengan instansi terkait.

 Persiapan teknis :
 Gudang lapangan dan direksi keet.
 Mobilisasi peralatan dan material.
 Lain – lain.

122
10.11. CONSTRUCTION

 Civil work.

 Mechanical work.

 Electrical work.

 Sarana dan Prasarana.

 Cheking dan Finishing.

 Perbaikan dan penyaluran.

123
10.12. COMMISIONING

 Test individual

 Test sub system

 Test system
 Uji tanpa beban
 Uji beban

124

Anda mungkin juga menyukai