Anda di halaman 1dari 29

Struktur Beton Pratekan

Kode/Bobot/Semester : 1301704 / 2 / VII

Pertemuan 5 dan 6
Kehilangan Gaya Prategang
18 dan 25 Oktober 2013

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya


Kuliah Struktur Beton Pratekan (1301704) Dosen : Eka Susanti
Gaya prategang yg digunakan pd perhitungan
tegangan tdk konstan thd waktu.
Tegangan selama berbagai tahapan
pembebanan berubah krn kekuatan dan modulus
elastisitas beton bertambah thd waktu.
Analisis BP mempertimbangkan gaya pratekan
efektif dr tendon pd setiap tahap pembebanan,
sesuai perubahan sifat bahan.
Tahapan yg biasa diperiksa utk mengetahui tegangan
dan perilaku BP adl sbb:

1. Segera setelah peralihan


Beton belum berumur 28 hr dg kekuatan menurut ACI = 𝑓′𝑐𝑖
dg batasan tegangan ijin dan tegangan pd beton.

2. Pada beban kerja


Telah terjadi semua kehilangan gaya pratekan. Tegangan
efektif jangka panjang pd baja telah tercapai 𝑓𝑠𝑒 . Komponen
struktur telah memikul beban hidupdan beban mati.
Kekuatan beton telah mencapai 𝑓′𝑐 .
PERKIRAAN KEHILANGAN GAYA
PRATEGANG TOTAL
1. Rekomendasi ASCE pd th 1958 dan dicantumkan pd ACI 1963, juga spesifikasi
AASHTO sampai tahun 1975
Kehilangan gaya prategang total dari perpendekan elastis, rangkak, susut dan
relaksasi (tdk termasuk gesekan dan pergeseran pd angkur):
Balok Pretension , total kehilangan gaya = 240 Mpa
Balok Posttension , total kehilangan gaya = 170 Mpa

2. Rekomendasi AASHTO pd th 1975

Jenis baja Prategang Kehilangan Gaya Prategang Total


fc’=28 Mpa fc’=28 Mpa
Strand Pretension 310 Mpa
Kawat / Strand Posttension 220 Mpa 230 Mpa
Batang 150 Mpa 160 Mpa
3. Rekomendasi PCI pd th 1976 untuk balok posttension

Tendon Posttension Kehilangan Gaya Prategang Total


Pelat Balok
Strand stress relieved 270
dan kawat stress relieved
240 210 Mpa 240 Mpa

Batang 140 Mpa 170 Mpa

Walaupun dari pengalaman2, jml prakiraan total kehilangan gaya prategang diatas
cukup memuaskan, tapi diakui untuk rancangan tertentu diperlukan perhitungan
yg lebih baik.
Kehilangan Gaya Prategang:
Kehilangan secara umum, akibat dari:
1. Pengangkuran
2. Lenturan (kehilangan/pertambahan)
3. Gesekan
4. Perpendekan elastis
5. Rangkak
6. Susut tergantung waktu
7. Relaksasi

Point 5, 6 dan 7 tidak diperhitungkan pd peraturan ACI, karena nilainya yang terlalu
kecil.
I. PERPENDEKAN ELASTIS BETON
Pada saat gy prategang dialihkan ke beton, komponen struktur akan memendek dan
baja prategang ikut memendek bersamanya, jadi ada kehilangan gy prategang pada baja

ACI merekomendasikan perumusan kehilangan gaya prategang akibat


perpendekan elastis beton adalah:

𝑬𝐸𝒔𝑠=
=𝑲𝐾𝑒𝑠
𝒆𝒔𝑛𝑓
𝒏𝒇
𝑐𝑖𝑟𝒄𝒊𝒓

𝐾𝑒𝑠 = 0 , untuk Posttension 1 tendon


𝐾𝑒𝑠 = 0,5 , untuk Posttension yg ditarik lebih dari 1 tendon dan tendon ditarik
secara berurutan
𝐾𝑒𝑠 = 1 , untuk Pretension
𝐸
𝑛 = 𝑠 dan 𝐹0= Fi tarik segera setelah peralihan yg telah mengalami kehilangan 10%
𝐸𝑐𝑖
𝑓𝑐𝑖𝑟 = tegangan beton akibatbeban pd saat segera setelahpenarikanyg bersesuaian
dengan baja (y = e)
𝐹𝑜 𝐹𝑜 𝑒2 𝑀𝐺 𝑒
𝑓𝑐𝑖𝑟 = + −
𝐴 𝐼 𝐼
Contoh kehilangan akibat ES:
Hitung kehilangan gaya prategang akibat ES untuk balok prtekan
yang terletak diantara 2 tumpuan dengan L = 19,8m.
Metode pemberian prategang adalah pretension dan berat
sendiri balok adalah 𝑊𝐺 = 6,75 KN/m yang bekerja pada saat
peralihan gaya prategang yang terjadi kira-kira 48 jam setelah
penarikan awal tendon sampai 0,7 𝑓𝑝𝑢 = (0,7)(1862)=1397 Mpa.
Digunakan tendon diameter 12,7mm dengan jumlah tendon 15
bh, e tendon = 340mm dan cover = 145mm.Untuk 30 hari balok
hanya memikul 𝑤𝐺 = 6,75 KN/m. Beban luar tambahan
𝑤𝑠 =14,6kN/m ditambahkan pada balok saat diangkat pada hari
ke-30 dan terus menerus selama 3 tahun atau lebih diletakkan
pada bentang tsb, sehingga 𝑤𝑇 = 𝑤𝐺 + 𝑤𝑠 =6,75+14,6 = 21,35
kN/m.
Diasumsikan 𝑓𝑐 ′=41 Mpa , 𝑓𝑐𝑖 ′= 31 Mpa, kelembaban relatif 75 %,
𝐸𝑐𝑖 = 4730 𝑓𝑐𝑖 ′ dan 𝐸𝑐 = 4730 𝑓𝑐 ′
Luas penampang balok = 286x103mm2
Inersia penampang = 3,39x1010 mm4

Penyelesaiaan:
As =n( ¼(3,14)(D)2 = 15( ¼(3,14)(12,7)2 = 1899,19 mm2
Tegangan awal tendon Fi
Fi= 0,75 𝑓𝑝𝑢 As = 0,75(1862)(1899,1) = 2652218 N
Fo = 0,9Fi = 0,9(2652218) = 2386997 N
1 1
𝑀𝐺 = 𝑤𝐺 𝐿 = 6,75 19,82 = 330,7838𝑘𝑁𝑚
2
8 8
= 330,78𝑥10 𝑁𝑚𝑚 6
𝐹𝑜 𝐹𝑜 𝑒 2 𝑀𝐺 𝑒 2386997 2386997𝑥3402
𝑓𝑐𝑖𝑟 = + − = 3
+
𝐴 𝐼 𝐼 286𝑥10 3,39x1010
Maka :
ES=
II.KEHILANGAN GAYA PRATEGANG
AKIBAT RANGKAK
Perpendekan beton yang tergantung waktu yang diakibatkan adanya tegangan.
Rumus ACI untuk tendon melekat (bonded tendon)

𝐸𝑠
𝐶𝑅 = 𝐾𝑐𝑟 𝑓𝑐𝑖𝑟 − 𝑓𝑐𝑑𝑠
𝐸𝑐
Dimana :
𝐾𝑐𝑟 = 2 untuk pretension
= 1,6 untuk postension
𝑓𝑐𝑖𝑟 = tegangan beton akibatbeban pd saat segera setelahpenarikanyg bersesuaian
dengan baja
𝑓𝑐𝑑𝑠 = tegangan beton akibat beban mati total setelah penarikan yang bersesuaian
dengan baja, nilainya :

𝑀𝑚𝑒
𝑓𝑐𝑑𝑠 =
𝐼

Dimana 𝑀𝑚 = momen akibat beban mati total setelahpenarikan


II.KEHILANGAN GAYA PRATEGANG
AKIBAT RANGKAK
Rumus ACI untuk tendon yang tidak melekat (unbonded)

𝐸𝑠
𝐶𝑅 = 𝐾𝑐𝑟 𝑓𝑐𝑝𝑎
𝐸𝑐
Dimana :

𝑓𝑐𝑝𝑎 = tegangan tekan rata-rata tendon pada beton sepanjang komponen struktur
pada titik berat tendon

𝑓𝑐𝑖𝑟 + 𝑓𝑐𝑑𝑠
𝑓𝑐𝑝𝑎 =
2
III.KEHILANGAN GAYA PRATEGANG
AKIBAT SUSUT
Perpendekan beton yang diakibatkan oleh pengeringan dan kimiawi, tergantung oleh
waktu dan kelembaban.
Perhitungan kehilangan gaya prategang karena susut dipengaruhi faktor:
- Perbandingan antara volume dan permukaan
- Kelembaban relatif
- Waktu dari akhir curing sampai dengan bekerjanya gaya prategang.
Karena susut tergantung waktu, tdk terjadi kehilangan 100% secara tiba2, tapi hanya
80% terjadi di thn pertama.
Terdapat variasi nilai regangan susut yg terjadi pd bagian atas dan bawah. Nilai regangan
susut rata2 diambil sebesar 550.10−6𝑖𝑛𝑐𝑖/𝑖𝑛𝑐𝑖
Susut yg terjadi pd posttension lebih besar nilainya dibanding susut pd pretension.
Faktor2 penyebab susut dimodifikasi sbb:

𝜀𝑠ℎ = 550. 10−6 1 − 0,06 𝑣Τ𝑠 1,5 − 0,015𝑅𝐻


−6 𝑉
= 8,2. 10 1 − 0,06 100 − 𝑅𝐻
𝑆

Rumus ∆𝐹𝑠 akibat susut:


𝑉
𝑆𝐻 = 8,2. 10−6𝐾𝑆𝐻 𝐸𝑠 1 − 0,06 100 − 𝑅𝐻
𝑆
KETERANGAN:
𝑉
= perbandingan volume terhadap permukaan (v=luas
𝑆
in2 dan s = kell inc)
RH = Kelembaban relatif ( ex. 75% , maka RH = 75)
𝐾𝑆𝐻 = koefisien susut , nilainya = 1untuk pretension
Untuk posttension, nilai 𝐾𝑆𝐻 ditabelkan sbb:
Contoh, 𝐾𝑆𝐻= 0,8 jika ditarik pd umur 5 hr setelah selesainya masa
perawatan basah. Artinya hanya 80% dari susut yg terjadi.

Jangka waktu setelah


perawatan basah
sampai pd saat
dilakukan penarikan, 1 3 5 7 10 20 30 60
hari
𝐾𝑆𝐻 0,92 0,85 0,80 0,77 0,73 0,64 0,58 0,45
𝑻𝑨𝑩𝑬𝑳 𝟒. 𝟓 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 − 𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑲𝒓𝒆 𝒅𝒂𝒏 𝑱
Tipe Tendon 𝑲𝒓𝒆 (Mpa) J
Strand atau kawat stress-relieved 1860 Mpa 138 0,15

Strand atau kawat stress-relieved 1720 Mpa 128 0,14

Strand atau kawat stress-relieved 1655 atau 1620 Mpa 121 0,13

Strand relaksasi rendah 1860 Mpa 35 0,040

Strand relaksasi rendah 1720 Mpa 32 0,037

Strand relaksasi rendah 1655 atau 1620 Mpa 30 0,035

Batang stress-relieved 1000 atau 1100 Mpa 41 0,05


𝑻𝑨𝑩𝑬𝑳 𝟒. 𝟔 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 − 𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑪
𝒇𝒑𝒊 Strand atau kawat stress relieved Batang stress relieved
൘𝒇
𝒑𝒖 atau strand atau kawat
relaksasi rendah
0,8 1,28
0,79 1,22
0,78 1,16
0,77 1,11
0,76 1,05
0,75 1,45 1,00
0,74 1,36 0,95
0,73 1,27 0,90
0,72 1,18 0,85
0,71 1,09 0,80
0,70 1,00 0,75
0,69 0,94 0,70
0,68 0,89 0,66
0,67 0,83 0,61
0,66 0,78 0,57
0,65 0,73 0,53
0,64 0,68 0,49
0,63 0,63 0,45
0,62 0,58 0,41
0,61 0,53 0,37
0,60 0,49 0,33
IV. KEHILANGAN GAYA PRATEGANG
AKIBAT RELAKSASI BAJA

Hasil percobaan pd baja prategang dengan perpanjangan yang konstan dan


dijaga tetap pd selang waktu tertentu memperlihatkan bahwa gaya prategang akan
berkurang secara perlahan.
Besar pengurangan tergantung lamanya waktu dan
𝑓
perbandingan 𝑝𝑖ൗ𝑓𝑝𝑦. Kehilangan gaya prategang ini disebut
relaksasi.
PCI membatasi besarnya gaya prategang awal (segera
setelah pengangkuran) sebesar 𝑓𝑝𝑖 = 0,7𝑓𝑝𝑢 . Kehilangan gaya
prategang akibat relaksasi baja ini dibatasi max 3,5%.
Kehilangan akibat relaksasi baja oleh PCI
direkomendasikan sbb:

𝑅𝐸 = 𝐾𝑟𝑒 − 𝐽(𝑆𝐻 + 𝐶𝑅 + 𝐸𝑆) 𝐶

Dimana 𝐾𝑟𝑒, 𝐽 , dan C adalah nilai dari tabel2 berikut:


V. KEHILANGAN GAYA PRATEGANG
AKIBAT PENGANGKURAN
Pada balok Posttension, tendon ditarik lalu dongkrak dilepas dan gaya prategang
dialihkan ke angkur . Perlengkapan didalam angkur yg mengalami tegangan pd saat peralihan,
cenderung untuk berdeformasi, jadi tendon dapat tergelincr sedikit. Baji gesekan yg dipakai
untuk menahan kabel akan sedikit tergelincir sebelum kabel dijepit dg kokoh. Besar kehilangan
tergantung jenis baji dan tegangan pada kawat, nilai rata2 sekitar 2,5 mm.
Rumus umum kehilangan gaya pratekan akibat deformasi pengangkuran ∆𝑎 adalah:
∆𝑎𝐸𝑠
𝐴𝑁𝐶 = ∆𝑓𝑠=
𝐿
Dimana:
∆𝑎 = Deformasi pengangkuran
𝐸𝑠 = Modulus elastisitas baja = 210000 Mpa
L = Panjang tendon
Semakin pendek tendon, kehilangan akibat pengangkuran menjadi semakin besar.
Contoh kasus 1 ( L = 3 m):
Perpanjang total untuk tendon sepanjang 3 m pd tegangan 1035 Mpa
∆𝑓 𝐿 1035 𝑥 3000
= ∆𝑎= 𝑠 = = 15 𝑚𝑚
𝐸𝑠 210000
Bila kehilangan rata2 sebesar 2,5 mm, maka prosentase kehilangan akibat pengangkuran ANC
= 2,5/15 = 17 %
Contoh kasus 2 (L= 30 m):
Perpanjang total untuk tendon sepanjang 30 m pd tegangan 1035 Mpa
∆𝑓 𝐿 1035 𝑥 30000
= ∆𝑎= 𝑠 = = 150 𝑚𝑚
𝐸𝑠 210000
Bila kehilangan rata2 sebesar 2,5 mm, maka prosentase kehilangan akibat pengangkuran ANC
= 2,5/150 = 1,7 %.
Dari kedua kasus diatas terlihat prosentase kehilangan gaya prategang akibat
pengangkuran ANC lebih besar pd tendon yg pendek.
VI. KEHILANGAN / PERTAMBAHAN GAYA
PRATEGANG AKIBAT LENTURAN KOMPONEN
Lenturan pada komponen struktur , mengakibatkan perubahan pd
tegangan tendon, yg mungkin akan menyebabkan terjadinya kehilangan
atau pertambahan gaya prategang tergantung:
- Arah lenturan / tata letak kabel
- Jenis prategang posttension atau pretension
- Posttension dengan rekatan atau tanpa rekatan
Lenturan ke atas membuat tendon memendek, terjadi pengurangan gaya
prategang dan lenturan kebawah malah sebaliknya.
Perkiraan praktis kehilangan/ pertambahan gaya prategang akibat
dari lenturan tdk lebih dr 2 – 3 %.
CONTOH:
Sebuah balok 200x450 mm2 diberi gaya prategang dg tendon
tanpa rekatan yg berada 1/3 h dr bawah penampang.
Gaya prategang awal = 𝐹𝑖 = 640 kN.
Hitung kehilangan gaya prategang pada beton akibat lenturan
keatas dari balok krn pengaruh gaya prategang, dg mengabaikan
berat sendiri balok.
𝐸𝑠= 210000 Mpa, 𝐸𝑐 = 28000 Mpa, Balok terletak diatas 2
perletakan.
PENYELESAIAN:
200 mm

450 mm
e
150 mm

Prategang tdk sentris dengan e = jarak tendon ke ttk berat beton:


e = 450/2 – 150 = 75 mm = 0,075 m

y adalah e krn yg dicari adl tegangan serat beton pd posisi kabel.

Kehilangan gy pratekan akibat regangan tsb =

𝐸𝑠 𝑀𝑦 𝐸𝑠 48 𝑥 106 𝑥 75 210000
∆𝐹𝑠= 𝑓 = = 1 = 18 𝑀𝑝𝑎
𝐸𝑐 𝐼 𝐸𝑐 𝑥 200 𝑥 4503 28000
12
VII. KEHILANGAN GAYA PRATEGANG
AKIBAT GESEKAN
Pada saat kabel ditarik, akan terjadi gesekan antara kabel dan selubungnya yang akan
mengakibatkan kehilangan gaya pratekan. Kehilangan gaya pratekan akibat gesekan ini dapat
dipertimbangkan 2 pengaruh:
1. Pengaruh panjang dan
2. Pengaruh kelengkungan

PENGARUH KELENGKUNGAN
𝑑𝑥
𝑑𝛼 = , karena dx kecil, Gaya F dapat dianggap tetap.
dx 𝐹
B Tekanan pada tendon
A 𝑑𝐹 𝐹 𝑑𝑥
N = F 𝑑𝛼 =
𝑅
F - 𝑑𝐹 𝑑𝛼 F . 𝑑𝐹
F
dα Besar gesekan sepanjang dx adalah:
𝑑𝐹 = −𝜇𝑁 = − 𝜇
𝐹𝑑𝑥
= − 𝜇𝐹 𝑑𝑥 N = F . 𝑑𝛼
𝑅
𝑑𝐹
= −𝜇𝑑𝛼 atau
𝐹

𝑙𝑜𝑔𝑒𝐹 = −𝜇𝛼 karena log 𝑒𝐹 = 𝑙𝑛𝐹 maka:

𝐹𝐴
ln 𝐹 = − 𝜇𝛼
𝐹𝐵

𝐹𝐵 = 𝐹𝐴 𝑒−𝜇𝛼 dan 𝐹𝐴 = 𝐹𝐵 𝑒𝜇𝛼

𝐹𝐴 > 𝐹𝐵
PENGARUH 𝐏𝐀𝐍𝐉𝐀𝐍𝐆 𝐊𝐀𝐁𝐄𝐋 ( WOBLE EFFECT)
Persamaan diatas juga dapat digunakan untuk menghitung
kehilangan gaya prategang akibat gesekan karena pengaruh
panjang kabel.
Subtitusikan kehilangan KL untuk 𝜇𝛼 pada persamaan
diatas sehingga:
𝐹𝐵 = 𝐹𝐴𝑒−𝐾𝐿

PENGARUH 𝐋𝐄𝐍𝐆𝐊𝐔𝐍𝐆𝐀𝐍 + 𝐏𝐀𝐍𝐉𝐀𝐍𝐆 𝐊𝐀𝐁𝐄𝐋


Jika pengaruh panjang dan lengkungan tendon digabungkan
maka dapat ditulis :
𝐹𝐵 = 𝐹𝐴𝑒−𝜇𝛼−𝐾𝐿
Kehilangan gaya pratekan akibat gesekan
untuk:
Balok pratekan yang ditarik 1 arah
Angker
mati F
E A

D h B Angker
C hidup

L
𝐿 = 𝑠𝑒𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑖𝑛𝑗𝑎𝑢

𝟖𝒉 𝑳
𝐹𝐵 = 𝐹𝐴 𝑒−𝐾𝐿 (L = dr A ke B ) 𝛂=
𝑳
atau 𝛂=
𝑹
𝐹𝐶 = 𝐹𝐵 𝑒−𝜇𝛼−𝐾𝐿 (L = dr B ke C ) 𝐿 = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘

𝐹𝐷 = 𝐹𝐶 𝑒−𝜇𝛼−𝐾𝐿
𝐹𝐸 = 𝐹𝐷𝑒−𝜇𝛼−𝐾𝐿
Balok pratekan yang ditarik 2 arah:

F F
E A

D h B Angker
Angker C hidup
hidup

𝐹𝐵 = 𝐹𝐴𝑒−𝐾𝐿
𝐹𝐷 = 𝐹𝐸 𝑒−𝐾𝐿
𝐹𝐶 = 𝐹𝐵 𝑒−𝜇𝛼−𝐾𝐿 L dr B-C

= 𝐹𝐷𝑒−𝜇𝛼−𝐾𝐿 L dr D-C

= 𝐹𝐴𝑒−𝜇𝛼−𝐾𝐿 L dr A-C
VIII. KEHILANGAN GAYA PRATEGANG
TOTAL
Total kehilangan gaya pratekan adalah:
𝐹𝑠𝑒 = 𝐹𝑖 − 𝐿𝑜𝑠𝑠

𝐹𝑖 = 𝐹𝑜 − 𝐴𝑁𝐶 atau 𝐹𝑖 ≈ 0,9𝐹𝑜

Loss = ES + CR + SH + RE

𝐹𝑜 = Gaya pratekan pada saat ditarik


𝐹𝑖 = Gaya pratekan segera setelah dialihkan ke beton
𝐹𝑜 = Gaya pratekan setelah adanya kehilangan akibat CR, ES,
SH dan RE

Anda mungkin juga menyukai