Anda di halaman 1dari 14

Presentasi Kelompok 5

“ EKSTRAKSI”
Oleh :
Vina Yudiarti 2017710450155
Trysinatra 2017710450156
Annisa Dwi Caesar 2017710450159
Pembahasan :
1) Pengertian
2) Tujuan
3) Cara Kerja atau Prinsip Kerja
4) Faktor – Faktor yang mempengaruhi
5) Macam – Macam Metode Ekstraksi
6) Pemilihan solven
7) Contoh dan Aplikasi
8) Animasi atau Video
9) Troubleshooting
Ekstraksi atau Extraction
Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau cairan dengan
bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan proses pemisahan satu atau lebih komponen dari
suatu campuran homogen menggunakan pelarut cair (solven) sebagai separating agen.
Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari komponen-komponen dalam
campuran.

Ekstraksi Pelarut
Ekstraksi cair cair /pelarut merupakan pemisahan suatu senyawa dalam dua macam pelarut
organik diusahakan agar kedua jenis pelarut (dalam hal ini pelarut organik dan air) tidak saling
tercampur satu sama lain.
Tujuan Ekstraksi
• Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan bersih,
baik untuk zat organik atau anorganik, untuk analisis makro maupun mikro.
• Selain untuk kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga banyak digunakan
untuk pekerjaan preparatif dalam bidang kimia organik, biokimia, dan
anorganik di laboratorium.
• Berdasarkan jenis sampel yang hendak diekstrak, pemisahan kimia
menggunakan ekstraksi dibedakan menjadi dua yaitu ekstraksi cair-cair yang
dikenal dengan ekstraksi pelarut dan ekstraksi padat-cair yang dikenal sebagai
ekstraksi soxhlet.
Prinsip Kerja Ekstraksi Cair – Cair
Prinsip yang digunakan dalam proses ekstraksi cair-cair
adalah pada perbedaan koefisien distribusi zat terlarut dalam
dua larutan yang berbeda fase dan tidak saling bercampur
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Ukuran partikel padatan: hasil ekstrak yang diperoleh dapat lebih besar, diupayakan sampel padatan yang
digunakan memiliki luas permukaan yang besar. Luas permukaan yang besar ini dapat dicapai dengan
memperkecil ukuran bahan padatan.
Pelarut: Selama proses ekstraksi berlangsung terjadi peningkatan konsentrasi solute dan kecepatan ekstraksi
akan menurun karena kemampuan pelarut untuk terus melarutkan solute semakin berkurang. Pelarut dipilih
berdasarkan Kepolaran dan kelarutan pelarut, Selektifitas, Tidak menyebabkan terbentuknya emulsi, Tidak
reaktif, mudah didapat, dan memiliki Viskositas dan densitas cukup rendah agar pelarut lebih mudah mengalir
dan kontak dengan padatan berlangsung lebih baik.
Kecepatan alir pelarut: Kecepatan alir pelarut, sedapat mungkin besar dibandingkan dengan laju alir bahan
ekstraksi, agar ekstrak yang terlarut dapat segera diangkut keluar dari permukaan bahan padat.
Temperatur: Temperatur operasi yang tinggi akan berpengaruh positif terhadap ekstraksi karena adanya
peningkatan kecepatan difusi, peningkatan kelarutan dari larutan, dan penurunan viskositas pelarut.
Waktu ekstraksi: Semakin lama waktu ekstraksi, maka semakin lama waktu kontak antara pelarut dan solute
sehingga perolehan ekstrak akan semakin besar.
Rasio zat padat terhadap pelarut: Jumlah pelarut perlu disesuaikan dengan kebutuhan. Pelarut yang terlalu
banyak dapat mengakibatkan pemborosan biaya dalam operasi ekstraksi.
Macam-macam Metode Ekstraksi
1) Ekstraksi Bertahap (batch-extraction )
Ekstraksi bertahap merupakan cara yang paling sederhana. Caranya cukup dengan menambahkan pelarut
pengekstraksi yang tidak bercampur dengan pelarut semula kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi
keseimbangan konsentrasi zat yang akan diekstraksi pada kedua lapisan, setelah ini tercapai lapisan didiamkan dan
dipisahkan.
2) Ekstraksi Kontinyu (ekstraksi samapi habis)
Ekstraksi kontinyu digunakan bila perbandingan distribusi relaitf kecil sehingga untuk pemisahan yang kuantitatif
diperlukan beberapa tahap ekstraksi.Efesiensi yang tinggi pada ekstraksi tergantung pada viskositas fase dan factor-
faktor lain yang mempengaruhi kecepatan tercapainya suatu kesetimbangan, salah satu diantaranya adalah dengan
menggunakan luas kontak yang besar.
3) Ekstraksi Arah Berlawanan (counter current extraction)
Ekstraksi kontinyu counter current, fase cair pengekstraksi dialirkan dengan arah yang berlawanan dengan larutan
yang mengandung zt yang akan diekstraksi. Biasanya digunakan untuk pemisahan zat, isolasi atau pemurnian. Sangat
penting untuk fraksionasi senyawa organik tetapi kurang bermanfaat untuk senyawa-senyawa an-organik.
Pertimbangan – pertimbangan dalam dalam
pemilihan pelarut :
1. Selektifitas (faktor pemisahan = β)
2. Koefisien distribusi (K)
3. Recoverability (kemampuan untuk dimurnikan)
4. Densitas
5. Tegangan antar muka (interphase tention)
6. Chemical Reactivity
7. Viskositas
8. Pelarut tidak beracun dan tidak mudah terbakar
Contoh Dan Aplikasi
1) Minyak Atsiri/ Minyak Nilam
2) Parfum
3) Ekstraksi Besi dan Baja
Contoh lain
• Pemisahan aromatik dari minyak kerosen untuk meningkatkan daya bakarnya dan pemisahan aromatik
dari parafin dan zat naphthenic untuk meningkatkan karakteristik suhu-viskositas pada sifat gesekan
minyak.
• Untuk mendapatkan zat yang sangat murni seperti benzen, toluen, dan xylen dari sifat katalitik yang
didapatkan dari industri minyak.
• Produksi asam asetat arhidorus.
• Pada pemurnian penicillin.
• pemurnian bahan bakar uranium dan untuk mendapatkan kembali bahan bakar sisa pada industri
tenaga nuklir dengan metode ekstraksi.
• Pemisahan aromatik dari senyawaan parafin atau nafta untuk meningkatkan karakter viskositas-suhu
suatu minayk pelumas
• Pemisahan aromatik dari minyak bakar berbasis kerosin untuk meningkatkan kualitas pembakaran
• Pengambilan senyawa relatif murni seperti benzena, toluen dan xylene dari reformat yang dihasilkan
secara katalitis pada industri
Troubleshooting
Beberapa masalah sering dijumpai ketika melakukan ekstraksi pelarut yaitu:
1. terbentuknya emulsi
2. analit terikat kuat pada partikulat
3. analit terserap oleh partikulat yang mungkin ada
4. analit terikat pada senyawa yang mempunyai berat molekul tinggi
5. adanya kelarutan analit secara bersama-sama dalam kedua fase.
Terjadinya emulsi merupakan hal yang paling sering dijumpai. Oleh karena itu jika
emulsi antara kedua fase ini tidak dirusak maka recovery yang diperoleh kurang bagus.
Emulsi dapat dipecah dengan beberapa cara, yaitu :
1. Penambahan garam ke dalam fase air
2. Pemanasan atau pendinginan corong pisah yang digunakan
3. Penyaringan melalui glass-wool
4. Penyaringan dengan menggunakan kertas saring
5. Penambahan sedikit pelarut organik yang berbeda
6. Sentrifugasi

Anda mungkin juga menyukai