Anda di halaman 1dari 34

KARDIOMIOPATI

dr Agung Hadi Susanto Sp JP FIHA


KARDIOMIOPATI
Pendahuluan
• Istilah berasal dari kata Junani, kardia berarti
jantung, mio berarti otot dan pati berarti kelainan
• Batasan : Merupakan kelompok penyakit yang
didominasi kelainan pada otot jantung.
Bukan karena penyebab Hipertensi,
perikarditis, kelainan kongenital, katup dan
penyakit jantung koroner
• Penyakit yang mengenai miokardium, disertai
gangguan fungsi ventrikel ( WHO )
KARDIOMIOPATI
Pembagian
• Kardiomiopati dapat dibagi menjadi :
a. Kardiomiopati dilatatif ( 60 % )
b. Kardiomiopati hipertropik ( 20 % )
c. Kardiomiopati restriktif
KARDIOMIOPATI DILATATIF

• Ditandai dengan adanya dilatasi semua rongga


jantung
• Penurunan fungsi ventrikel kiri dan kanan
• Dilated cardiomyopathy, congestive cardiomyopathy
• Kardiomiopati dilatatif jantung membesar ( dilatasi )

Otot jantung lemah, tipis, tidak lentur

Fungsi jantung menurun ( kiri dan kanan )


KARDIOMIOPATI DILATATIF
Etiologi
• Umumnya tidak diketahui ( idiopatik kardiomiopati
dilatatif )
• Beberapa faktor penyebab :
- Infeksi virus ( Coxsackie B )
- Autoimun ( rheumatoid arthritis )
- Konsumsi alkohol berlebian
- Kehamilan
- Riwayat keluarga ( genetik )
KARDIOMIOPATI DILATATIF
Manifestasi klinis
• Sesak nafas
• Mudah lelah
• palpitasi
• Nyeri dada
• Hepatomegali, asites, pembengkakan kaki
KARDIOMIOPATI DILATATIF
Elektrokardiografi
• Nonspesifik
Foto rontgen dada :
• Cardiomegali
Ekokardiografi
• Dilatasi semua ruang jantung
• Penurunan fungsi ventrikel kiri
• MR, TR, AR
KARDIOMIOPATI DILATATIF
Penatalaksanaan
• Karena manifestasi klinis adalah gagal jantung, maka
pengobatan ditujukan pada gagal jantung :
mengurangi beban jantung : diuretik
Inotropik positif : Digoksin
• Mencegah terjadinya trombus
- antikoagulan ( warfarin )
KARDIOMIOPATI DILATATIF
KARDIOMIOPATI HIPERTROPIK
• Ditandai dengan adanya hipertropi tanpa dilatasi ventrikel kiri,
tanpa adanya kondisi jantung yang mengakibatkan hipertropi
ventrikel kiri ( aorta stenosis, hipertensi, jantung atlit )
• Hyperthropic obstructive cardiomyopathy
• Idiopathic hypertrophy of ventricular septum
• Penyebab :
Genetik ( autosomal dominan )
Prevalesi 1 per 500
Mutasi pada gene yang mengkode cardiac sarcomer
KARDIOMIOPATI HIPERTROPIK

• Dua hal umum yang terjadi pada HCM :


a. Hipertrofi septum interventrikularis yang asimetrik
- bagian atas septum ventrikel lebih menebal
dibandingkan dinding posterobasal
b. Obstruksi left ventricle outflow tract
oleh karena menyempitnya daerah subaortic
mengakibatkan timbulnya bising sistolik
c. Volume ventrikel kiri menjadi lebih sempit
KARDIOMIOPATI HIPERTROPIK
KARDIOMIOPATI HIPERTROPIK
Manifestasi klinis
• asimptomatis
• Sesak nafas
• aritmia
• Angina pektoris
• Kematian mendadak
KARDIOMIOPATI HIPERTROPIK
Penatalaksanaan
• Manifestasi umum berupa aritmia maka pemberian
obat2 aritmia dapat diberikan ( Beta blocker )
• Obstruksi LVOT : reseksi septum interventrikularis
partial ( Septal myotomy-myectomy )
Alcohol septal ablation
KARDIOMIOPATI RESTRIKTIF

• Karakteristik adalah fungsi diastolik yang menurun


• Dinding ventrikel kaku sehingga menghambat
pengisian ventrikel/ fungsi diastolik
• Penyebab :
-Amyloidosis ( interstitial deposit )
-Hemochromatosis ( gangguan metabolisme besi )
-Gaucher’s and Hurler’s cardiomyopathy
-Idiopatik
KARDIOMIOPATI RESTRIKTIF
KARDIOMIOPATI RESTRIKTIF
Manifestasi klinis
• Sesak nafas
• JVP meningkat
• Hepatomegali
• Asites
• Edema tungkai
KARDIOMIOPATI RESTRIKTIF
Penatalaksanaan
• Manifestasi umum berupa gagal jantung maka
pemberian obat2 gagal jantung dapat diberikan
• Bila terjadi aritmia maka obat2 aritmia dapat
diberikan
KARDIOMIOPATI
Foto dada Ekg Ekokardiografi
Kardiomiopati Kardiomegali, Non-spesifik Dilatasi rongga-
dilatati hipertensi vena rongga jantung
pulmonalis

Kardiomiopati Normal/ LVH Penebalan septum


hipertropik kardiomegali interventrikularis
ringan,
pembesaran atrium
kiri
Kardiomiopati Normal Nonspesifik Dilatasi kedua
restriktif Hipertensi vena atrium
pulmonalis
COR PULMONALE

dr Agung Hadi Susanto Sp JP FIHA


COR PULMONALE
Definisi: istilah yang menggambarkan efek kelainan jantung
kanan, yakni hipertropi dan dilatasi ventrikel kanan
sekunder oleh karena hipertensi pulmonal sebagai akibat
penyakit parenkim paru atau vaskuler pary serta tidak
berhubungan dengan kelainan jantung kiri atau bawaan.
Kelainan paru

peningkatan tahanan vaskuler paru

hipertensi pulmonal

gagal jantung kanan


COR PULMONALE
Spektrum klinis :
Cor pulmonale akut
Cor pulmonale kronis
Manifestasi klinis :
Keluhan : - sering dikaburkan gejala penyakit yang
mendasarinya ( kelainan paru )
- edema tungkai
- dyspnea on exertion
- batuk dan mudah lelah
COR PULMONALE

Manifestasi klinis :
Tanda : - Takipnea
- sianosis
- clubbing finger
- JVP meningkat, hepatomegali, asites
- edema perifer
- peningkatan komponen pulmonal
- S3 dan S4 dari ventrikel kanan
- bising insufisiensi trikuspid
COR PULMONALE

Elektrokardiografi:
- aritmia atrial maupun ventrikuler
- hipertrofi ventrikel kanan
- abnormalitas atrium kanan
- Normal
COR PULMONALE

Foto thorak dada:


- kelainan parenkim paru, pleura, dinding thorak
- pembesaran cabang utama arteri pulmonalis
- pruned tree dari vaskuler paru
- pembesaran ventrikel kanan
- pembesaran VCS
COR PULMONALE

Laboratorium:
- Test fungsi paru dan analisa gas darah yang
abnormal tergantung etiologi
Ekokardiografi :
- Pembesaran ventrikel kanan
- hipertensi pulmonal
- trikuspid / pulmonal regurgitasi
- struktur ventrikel kiri yang normal
COR PULMONALE

Penatalaksanaan:
- Fokus pengobatan sebaiknya ditujukan pada
kelainan primer paru untuk mencegah terjadinya
gangguan ventrikel kanan
Tujuan pengobatan :
- Menurunkan hipertensi pulmonal
- Memperbaiki gagal jantung
COR PULMONALE

Menurunkan hipertensi pulmonal:


a. cor pulmonale akut
ditujukan untuk mengatasi emboli paru
- Heparin 5000-10000 unit
- Trombolisis dengan streptokinase
( 250.000 unit selama 30 menit )
COR PULMONALE

Menurunkan hipertensi pulmonal:


b. cor pulmonale kronis
ditujukan untuk memperbaiki fungsi respirasi paru
sehingga oksigenasi jaringan membaik dan tekanan
arteri pulmonalis akan menurun
1. Brochodilator
- mengurangi obstruksi pada PPOK
- Anticholinergic, Ipatropium bromida ( pilihan utama)
- Agonis beta : terbutalin, salbutamol
- Teofilin
COR PULMONALE

2. Oksigen
- Oksigen dosis rendah dan kontinu
- 1-2 L/menit ( minimal 19 jam/hari )
- mempunyai efek vasodilatasi kuat pada sirkulasi
paru
- Indikasi : PA 02 < 55 mmHg Sa 02 < 88 %
COR PULMONALE

3. Vasodilator
- Tidak ada vasodilator yg lebih baik dari O2
- Hidralazine dan Ca antagonis tidak mempunyai
efek yang signifikan
- Nifedipine dpat diberikan untuk menurunkan
hipertensi pulmonal
- Analog prostacyclin ( Beraprost ) mempunyai efek
vasodilatasi yang cukup efektif dan terbukti
meningkatkan gejala klinis
COR PULMONALE

Memperbaiki gagal jantung:


- prinsip2 umum penanganan gagal jantung
Terapi bedah
- Transplantasi single-lung , double lung atau
jantung paru ( fase kahir gagal jantung )
- Embolektomi ( emboli paru )
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai