Perbatasan :
- Utara Provinsi Nangroe Aceh
Darussalam (NAD)
- Timur Negara Malaysia di selat Malaka
- Selatan Provinsi Riau, Sumatera Barat
- Barat Samudera Hindia
Luas daratan Provinsi Sumatera Utara 72.981,23 km2
2015 1.987.270
2016 2.221.219
2.4.2 Persentase Rumah Tangga memiliki
akses terhadap air minum
Sumber Air Minum %
Ledeng 13,58%
Kolam/sawah/sungai/danau/laut 11,63 %
Lainnya 1,41 %
Masyarakat Sumatera Utara telah memiliki jamban leher
angsa yaitu sebanyak 1.927.716 buah dan 1.655.710
buah (85,89%) telah memenuhi syarat kesehatan.
2.4.4 Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat
Pengelolaan Makanan (TPM)
Tahun Unit Memenuhi syarat
Samosir 70,80 %
Kota Kasus
Medan 18
Langkat 17
Batu Bara 13
7. Penyakit yg dapat dicegah dengan
Imunisasi ( PD3I )
B. Pertusis
A. Difteri (Batuk Rejan)
Kota Kasus
Padang 2 Laki- Perem
Tahun Kasus
laki puan
Sidempuan
Mandailing 1
Natal 2015 7 3 4
Samosir 1
C. Tetanus Non Neonatorum
Kota /
Tahun Kasus
Kabupaten
2015 1 11
2014 - -
D. Tetanus Neonatorum ( TN )
Tahun Kasus
2015 1
2014 2
2012 3
2011 11
2010 5
2009 6
E. Campak
F. Polio G. Hepatitis B
Tahun Kasus
Tahun Kasus
2016 1
2016 16
2015 7
2015 -
8. DBD
9. Filariasis
Tahun Kasus
2015 44
2016 148
2.8 Status Gizi Masyarakat
Balita dengan KEP Anemia Gizi Besi
(Balita Gizi Kurang & (AGB)
Buruk)
Tahun %
Tahun Kasus
2016 73,31 %
2016 1.424 ( 0,13 % )
BIDANG
BIDANG BIDANG BINA
KESEHATAN PENCEGAHAN DAN UPTD PELAYANAN
BIDANG SUMBER
PENGENDALIAN DAYA KESEHATAN
MASYARAKAT KESEHATAN
PENYAKIT
Seksi Pencegahan
UPT Laboratorium
Seksi Kesling, Kerja dan Pengendalian Seksi Yankes Seksi SDM
Kesehatan
dan Olahraga Penyakit Tidak Tradisional Kesehatan
Lingkungan
Menular dan Jiwa
Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota
Medan
TUJUAN FUNGSI
PUSKESMAS
VISI MISI
DEFENISI
Menurut Keputusan dari Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 75 Tahun 2014, Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi -
tingginya di wilayah kerjanya, yang dimaksud dengan:
1. Fasilitas Kesehatan
2. Upaya Kesehatan Perorangan
3. Upaya Kesehatan Masyarakat
4. Pelayanan Kesehatan
5. Tenaga Kesehatan
• Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang
Peraturan menyelenggarakan upaya kesehatan
Menteri masyarakat dan upaya kesehatan
Kesehatan perseorangan tingkat pertama,
Republik dengan lebih mengutamakan upaya
Indonesia No. promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan
75 Tahun 2014 masyarakat yang setinggi - tingginya
di wilayah kerjanya
Memiliki derajat
kesehatan yang
Hidup dalam
optimal, baik individu,
lingkungan sehat
keluarga, kelompok
dan masyarakat.
Fungsi
Sasaran :
Bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan PUS(Pasangan
Usia Subur).
Tujuan :
a. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita
dan angka kelahiran.
b. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk
menurunkan IMR
c. Mempercepat di terimanya NKKBS(Norma Keluarga
Kecil Bahagia Sejahtera)
d. Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat
dalam rangka alih teknologi untuk usaha-usaha
kesehatan masyarakat.
e. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan lain
yang menunjang sesuai kebutuhan.
MEJA
I
MEJA MEJA
V II
MEJA MEJA
IV III
UPAYA KESEHATAN
• LINGKUNGAN
Untuk memperbaiki mutu
lingkungan hidup yang dapat
TUJUAN menjamin kesehatan melalui
kegiatan sanitasi serta
pencegahan.
Sasaran
PUS, ibu hamil, dan ibu menyusui.
Tujuan
Kesehatan melalui upaya menjarangkan kelahiran dalam
kelembagaan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
(NKKBS).
Kegiatan
a. Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang KB
dengan
usaha-usaha terpadu.
b. Memberikan layanan kontrasepsi pada akseptor KB
dalam bentuk IUD, pil, kondom, suntikan, Kontap dan
susuk.
c. Menerima akseptor dan calon akseptor yang dirujuk dari
pos-pos KB dan Posyandu wilayah kerja Puskesmas.
d. Memotivasi calon akseptor dan akseptor KB agar
menjadi motivator KB.
e. Melayani konsultasi dan konsultasi Kontap.
f. Membuat laporan kegiatan KB bulanan, triwulan dan
tahunan
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Pengertian
KIA adalah upaya kesehatan yang menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, bayi, balita, serta anak
prasekolah yang menjadi tanggung jawab Puskesmas dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan bangsa pada umumnya.
Sasaran
Ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi dan balita.
Anak usia prasekolah.
Tujuan
a. Melaksanakan pemeriksaan pada ibu hamil yaitu timbang berat
badan, mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri,
pemberian tablet tambah darah, serta vitamin A.
b. Melaksanakan penyuluhan pada ibu hamil mengenai keadaan gizi,
perawatan payudara, ASI eksklusif, kebersihan diri dan lingkungan.
c. Memberikan motivasi agar ibu hamil ikut pelayanan KB.
d. Membina Posyandu.
e. Merujuk pasien ke Rumah Sakit, apabila penyakitnya
tidak dapat ditanggulangi di Puskesmas.
f. Pencatatan dan pelaporan KPKIA (Kelompok
PeminatKesehatan Ibu dan Anak).
g. Pemberian Imunisasi pada bayi, Balita, ibu hamil dan
calon pengantin.
Kegiatan
a. Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil
dan ibu menyusui.
b. Pemeriksaan dan pemeliharaan anak.
c. Imunisasi dasar dan revaksinasi.
d. Pengobatan sederhana dan pencegahan dehidrasi
pada anak yang menderita diare dengan pemberian
cairan peroral.
e. Penyuluhan gizi untuk meningkatkan status gizi ibu dan
anak.
f. Menjalankan kunjungan rumah.
g. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
h. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Program Imunisasi
Pengertian
Imunisasi adalah suatu tindakan memberikan kekebalan
kepada
tubuh terhadap penyakit tertentu.
Tujuan
a. Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian.
b. Mencegah terjadinya cacat pada bayi, anak, ibu hamil dan
pencegahan penyakit.
Sasaran
Bayi, Balita, Ibu Hamil, Anak Sekolah, dan Pasangan Usia
Subur
(PUS).
Macam-macam Imunisasi
a. BCG
b. DPT
c. Polio
d. Campak
e. Tetanus Toxoid
f. Hepatitis B
Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Beberapa kegiatan usaha perbaikan gizi di Puskesmas, yaitu:
a. Mendata jumlah Balita yang ada di wilayah kerja
Puskesmas.
b. Melakukan survei terhadap keadaan gizi masyarakat
terutama gizi Balita.
c. Melaksanakan pemberian vitamin A dosis tinggi untuk
mencegah defisiensi vitamin A pada Balita.
d. Memberikan tablet penambah darah untuk mencegah dan
mengobati anemia pada ibu hamil dan menyusui.
e. Melakukan demonstrasi menu makanan bergizi dengan
harga murah dan terjangkau di Posyandu dan Puskesmas.
f. Memberikan penyuluhan-penyuluhan terhadap masyarakat
untuk memanfaatkan pekarangan rumahdengan menanam
sayuran dan buah-buahan serta memelihara ternak
terutama unggas.
Indikator keberhasilan program gizi adalah :
a. N/S : yaitu jumlah Balita yang naik berat badannya dibagi jumlah
Balita yang ada di Pos Penimbangan = 40%
b. K/S : yaitu jumlah Balita yang terdaftar dan mempunyai KMS
bulan ini dibagi jumlah Balita yang ada di Pos Penimbangan =
85%
c. N/D : jumlah Balita yang naik berat badannya dibagi jumlah Balita
yang ditimbang bulan ini = 80%
d. D/K : jumlah Balita yang ditimbang bulan ini dibagi jumlah Balita
yang terdaftar dan mempunyai KMS = 70%
e. D/S : jumlah Balita yang ditimbang dibagi jumlah Balita yang ada
di Pos Penimbangan = 75%
f. Pemberian Vitamin A kepada Bayi : 90%,
g. Kepada Anak Balita : 90%,
h. Kepada Ibu Nifas : 90%
i. Pemberian tablet Fe kepada Ibu Hamil : 90%,
j. Kepada Ibu Nifas : 80%
Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Menular
Penyakit menular adalah penyakit infeksi yang dapat di
pindahkan dari orang atau hewan yang sakit, dari
reservoir ataupun benda-benda yang mengandung bibit
penyakit lainnya ke manusia sehat.
Sasaran
Seluruh lapisan masyarakat.
Tujuan
a. Mencegah terjangkitnya penyakit
b. Untuk meningkatkan kesehatan yang optimal
c. Menurunkan angka kesakitan dan kematian
Kegiatan
a. Mencari kasus sedini mungkin untuk melakukan pengobatan.
b. Memberikan penyuluhan kesehatan di daerah wabah di
Puskesmas.
c. Mengadakan imunisasi antara lain : BCG, DPT, Campak,
Polio, TT.
d. Mengumpulkan data dan menganalisa data tentang penyakit.
e. Melaporkan penyakit menular.
f. Menyelidiki ke lapangan untuk melihat ada tidaknya laporan
yang masuk, menemukan kasus-kasus untuk mengetahui
sumber penularannya.
g. Tindakan pemulaan untuk menahan penjalarannya.
h. Menyembuhkan penderita hingga sehat.
i. Pemberian imunisasi.
j. Pemberantasan vektor nyamuk.
k. Pendidikan kesehatan.
Upaya Kesehatan Pengembangan
Tujuan
Menciptakan kemampuan hidup sehat dan derajat
kesehatan peserta didik serta memungkinkan
pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan
optimal dalam rangka pembentukan manusia seutuhnya.
Kegiatan UKS di Puskesmas Sering :
a. Mendata jumlah murid sekolah.
b. Memberikan pendidikan kesehatan melalui kegiatan
intra/ekstrakurikuler (dokter kecil/remaja).
c.Melaksanakan penyuluhan Kesehatan
Pribadi, Kesehatan Gigi, Kesehatan
Lingkungan, P2M, Imunisasi, P3K dll.
d.Membuat rencana kerja bulanan dan
membuat laporan kerja bulanan, triwulan
dan tahunan.
e. Membentuk dan membina sekolah sehat.
Upaya Kesehatan Olahraga
Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan kepada
penunjang puskesmas agar menjaga kebugaran tubuh dengan cara
berolahraga.
Sasaran
Para Pekerja dan keluarga namun upaya ini pada
puskesmas Sering belum terlaksanakan.
Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
Kegiatan-kegiatan upaya kesehatan gigi dan mulut yang
dapat
dilaksanakan :
a. Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan gigi,
penambalan dan pencabutan gigi.
b. Membuat rencana kerja dan laporan kegiatan.
2.Khusus
Darah khusus : Golongan Darah, KGD,
Kolesterol,Asam Urat.
Urin khusus : Plano test.
Sputum khusus : BTA TB.
Kegiatan Harian Di Puskesmas Sering
Jam wajib hadir : 08.00 – 14.00
Pentingnya IMD
mencegah hipotermi pada bayi,
bayi dan ibu menjadi lebih tenang dikarenakan oleh kontak antara kulit ibu
dan bayi,hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi diputing
susu dan sekitarnya, emutan dan jilatan bayi pada puting susu ibu
merangsang pengeluaran hormon oksitosin yang berperan dalam kontraksi
uterus setelah melahirkan yang dapat mengurangi risiko perdarahan pada
ibu postpartum terutama pada kala IV ( Roesli, 2012).
Riset Kesehatan Dasar 2010 di Indonesia menunjukkan
penurunan presentase bayi dengan praktek IMD pada bayi 6
bulan pada tahun 2010 hanya 15,3%.
IMD kurang dari 1 jam setelah bayi lahir adalah 29,3%, tertinggi
di Nusa Tenggara Timur (56,2%) dan terendah di Maluku (13%).
6.5.1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah kesan dalam pikiran manusia
sebagai hasil penggunaan panca inderanya, yang
berbeda kepercayaan (belifes) takhayul (supertitions) dan
peradangan yang keliru (missing informations)
(Soekanto,2002: 6).
6.5.2. Sikap
Sikap adalah pandangan-pandangan atau perasaan yang
disertai kecendrungan untuk bertindak sesuai sikap objek
tadi (Purwanto H,1999:62).
6.5.3. Perilaku
Perilaku manusia merupakan hasil dari
pada segala macam pengalaman serta
interaksi manusia dengan lingkungannya
yang terwujud dalam bentuk
pengetahuan, sikap dan perilaku.
6.6 Definisi
6.6.1 IMD (Inisiasi Menyusu Dini)
1. Ibu
Sentuhan dan hisapan payudara ibu mendorong
keluarnya oksitoksin Oksitoksin
menyebabkan kontraksi pada uterus
Sehingga membantu keluarnya plasenta dan
mencegah perdarahan.
Oksitoksin juga menstimulasi hormon-hormon
lain yang menyebabkan ibu merasa aman dan
nyaman, sehingga ASI keluar dengan encer.
2. Bayi
Bersentuhan dengan ibu memberikan
kehangatan, ketenangan sehingga
napas dan denyut jantung bayi menjadi
teratur. Bayi memperoleh kolostrum
yang mengandung antibodi dan
merupakan imunisasi pertama.
6.6.4 Penghambat Inisiasi Menyusu Dini
1. Bayi kedinginan
2. Ibu terlalu lelah untuk segera menyusui
bayinya
3. Tenaga Kesehatan kurang tersedia
4. Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk
5. Ibu harus dijahit
6. Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk
mencegah penyakit gonore (gonorhea) harus
segera diberikan setelah lahir.
7. Kolostrum tidak keluar
8. Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya bagi
bayi
9. Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan,
ditimbang dan diukur.
10. Bayi kurang siaga .Pada 1-2 jam pertama
kelahirannya, bayi sangat siaga (alert).
Setelah itu, bayi tidur dalam waktu yang
lama.
6.6.5 Langkah–langkah Pelaksanaan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD)
1. Kolostrum
merupakan cairan yang keluar pada hari
pertama sampai hari ketiga setelah melahirkan
yang berwarna kuning atau jernih. Volume
kolostrum sekitar 150-300 ml/24 jam. Kolostrum
mengandung zat anti infeksi 10-17 kali lebih
banyak dibandingkan dengan ASI matang.
2. Air susu transisi/peralihan
Air susu peralihan merupakan ASI yang
keluar setelah kolostrum hingga sebelum
menjadi ASI matang, disekresikan pada
hari keempat hingga hari kesepuluh
sesudah bayi dilahirkan.
3. Air susu matang (mature)
Air susu matang (mature) merupakan cairan
yang berwarna putih kekuning-kuningan
karena garam Ca-caseinat, riboflavin dan
karoten yang terdapat di dalam air susu
matang tersebut.
ASI matang disekresikan pada hari
kesepuluh dan seterusnya.Komposisi ASI
matang relatif konstan.
6.6.6.2 Manfaat Pemberian ASI
1. Refleks mencari (Rooting Reflex) .Bayi yang pipi atau daerah sekeliling
mulutnya menempel pada payudara ibu akan mendapat rangsangan
sehingga menimbulkan refleks untuk mencari (rooting reflex). Refleks
tersebut akan memungkinkan bayi memutar kepalanya menuju puting susu
diikuti dengan membuka mulut kemudian puting susu akan ditarik masuk ke
dalam mulut.
3. Refleks menelan (Swallowing Reflex) . Air susu yang keluar dari puting susu
akan dihisap dengan gerakan menghisap yang ditimbulkan oleh otot-otot pipi,
sehingga pengeluaran air susu akan bertambah. Air susu tersebut selanjutnya
akan ditelan masuk ke lambung karena adanya refleks menelan.
6.7 Jenis Penelitian
a. Inklusi
i. Bersedia menjadi responden.
ii. Responden berada di tempat pada saat pengumpulan data.
iii. Responden mengerti tentang pertanyaan kuisioner.
b. Kriteria Ekslusi
i. Tidak bersedia menjadi responden.
ii. Responden tidak berada di tempat pada saat pengumpulan data.
iii. Responden dalam keadaan sakit.
6.10.2.2 Besar Sampel
Pengetahuan
Sikap Inisiasi Menyusu Dini
Tindakan
Keterangan :
Gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan Ibu yang
memiliki bayi mengenai inisiasi menyusu dini masyarakat
di Desa Pematang Jering, Kecamatan Sei Suka ,
Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara.
6.12 Pengumpulan Data
Penilaian Sikap
Baik, apabila responden benar> 75% (16-20)
Sedang, apabila jawaban responden benar antara 40-75% dari nilai tertingggi (8-15)
Kurang, apabila jawaban responden benar < 40% dari nilai tertinggi(0-7)
Kunci Jawaban Tindakan
Apabila responden menjawab ”Sudah” diberi nilai 2, jika jawaban “Kadang-kadang’’
diberi nilai 1, dan apabila jawaban responden “Belum” diberi nilai 0. Skor Tindakan :
Penilaian Tindakan
1. Baik, apabila responden benar> 75% (16-20)
2. Sedang, apabila jawaban responden benar antara 40-75% dari nilai tertingggi (8-15)
3. Kurang, apabila jawaban responden benar < 40% dari nilai tertinggi(0-7)
6.15 Pengolahan Data dan Analisis Data
Pendidikan
Sarana pendidikan diwilayah Puskesmas Sei Suka meliputi PAUD, TK, SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA. Rata-rata penduduk diwilayah ini mengenyam pendidikan
sampai dengan SMA/MA. Pendidikan di wilayah Puskesmas Sei Suka sejauh ini
sudah tercapai merata dengan baik dan hanya sedikit masyarakat yang tidak
bersekolah karena program pemerintah terhadap sekolah gratis sudah mulai
dinikmati oleh masyarakat diwilayah Puskesma Sei Suka.
Keluarga Berencana/KB
Perkembangan pembangunan kependudukan dipengaruhi oleh pencapaina
keberhasilan program Keluarga Berencana. Dari data yang kami dapatkan
melalui Puskesmas Sei Suka menunjukkan bahwa Pasangan Usia Subur (PUS)
dengan total 6.253 pasangan. Peserta KB aktif sebanyak 5.689 pasangan dan
yang tidak menjadi akseptor KB sebanyak 564 pasangan.
Sebagian besar peserta KB
menggunakan :
1. Kontrasepsi suntikan sebanyak 2.541 pasangan
2. Pil KB sebanyak 2.464 pasangan, 219
pasangan,
3. IUD 36 pasangan,
4. Implan sebanyak 280 pasangan dan
5. metode operasi wanita (MOW) sebanyak 147
pasangan dan Metode Operasi Pria (MOP)
sebanyak 2 orang, dapat dilihat pada tabel
berikut :
Agama
Di wilayah kerja Puskesma Sei Suka memiliki tiga
agama yaitu Islam, Kristen Protestan, Kristen
Katolik.
Mayoritas dari masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Sei Suka adalah agama Islam, akan
tetapi walaupun berbeda agama, masyarakatnya
selalu rukun dan damai. Dilihat dari banyaknya
sarana tempat ibadah yang ada di wilayah
puskesmas yang merata.
6.18 Program Pembangunan Kesehatan Puskesmas
Sei Suka
Data diatas menunjukkan Jumlah Ibu Nifas yang mendapatkan Vitamin A bulan November
sebanyak 58. Desa Pematang Jering memiliki 8 orang ibu nifas yang dapat vitamin A.
6.20.5. Program Ibu Hamil Mendapat
Tablet Tambah Darah (TTD)
Jumlah sasaran ibu hamil sebanyak
791 orang, jumlah ibu hamil dapat TTD
sampai bulan lalu sebanyak 167 orang
(21,25%). Jumlah ibu hamil yang
mendapat TTD bulan ini sebanyak 60
orang (8,73%). Jumlah ibu hamil
mendapat TTD sampai bulan ini
sebanyak 206 orang (29,99%). Dari
sebelas desa dan 39 posyandu
kecamatan Sei Suka tahun 2018.
6.20.6. Program Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) Mendapat
Makanan Tambahan.
Jumlah ibu yang mendapat makanan tambahan
sampai bulan lalu yaitu sebanyak 4 orang. Pada
bulan ini 1 bumil yang mengalami KEK, bumil
KEK yang mendapat makanan tambahan bulan
ini yaitu sebanyak 1 orang. Jumlah Bumil KEK
sampai bulan ini terhitung6 orang, dan Bumil
yang mendapat makanan tambahan sampai
bulan ini sebanyak6 orang.Dari sebelas desa
dan 39 posyandu kecamatanSei Suka tahun
2018.
6.20.7 Program Balita Kurus
Mendapat Makanan
Tambahan
Jumlah Balita kurus sampai bulan lalu terhitung 11
orang, balita kurus yang mendapat makanan
tambahan sampai bulan lalu sebanyak 14 orang.
Jumlah Balita kurus bulan ini sebanyak dua orang.
Balita kurus mendapat makanan tambahan bulan
ini sebanyak dua orang. Jumlah Balita kurus
sampai bulan ini terhitung 12 orang dan jumlah
Balita kurus mendapat makanan tambahan sampai
bulan ini sebanyak 65 orang. Dari 11 desa dan 39
posyandu di kecamatan Sei Suka tahun 2018.
6.20.8 Program Bayi Baru Lahir
Mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Jumlah Bayi Baru Lahir sampai bulan
lalu sebanyak 162 orang, jumlah Bayi
Baru Lahir mendapat IMD sampai bulan
lalu sebanyak 110 orang. Jumlah bayi
baru lahir bulan ini sebanyak 56 orang,
jumlah Bayi Baru Lahir yang mendapat
IMD bulan ini sebanyak 40 orang
6.20.9. Program Bayi berat badan lahir rendah
Pada bulan oktober tahun 2018
terdapat 53 kelahiran di wilayah kerja
UPT Puskesmas Sei Suka, pada Desa
Pematang Jering terdapat 3 kelahiran
bayi. Kasus
Bayi Berat Badan Lahir Rendah sampai
bulan ini adalah nihil.
6.20.10 Program Ibu Hamil Anemia
Dari data kumulatif ibu hamil di wilayah
kerja UPT Sei Suka sampai bulan
Oktober lalu didapati 158 ibu hamil.
pada bulan November 2018 didapati
63 ibu hamil dan tidak dijumpai kasus
ibu hamil anemia pada bulan Oktober
2018
6.20.11. Program balita mempunyai buku
KIA/KMS
Dari data diatas didapati jumlah balita yang
mempunyai buku KIA/KMS di lingkungan kerja
UPT Puskesmas Pematang Panjang berjumlah
2433 balita dengan proyeksi 3701 balita.
Dari hasil penimbangan bulan Oktober ini didapati
100 balita yang tidak naik berat badannya, dan 47
balita yang tidak naik berat badannya dua kali
berturut-turut, serta 18 balita yang berada dibawah
garis merah. Hasil didapatkan dari 1667 balita
yang ditimbang.
6.21 Analisis Penelitian
PERMASALAHAN DAN
PEMECAHAN MASALAH
7.1. Permasalahan dan Pemecahan Masalah di Puskesmas Sering
11. Masih
kurang pemahaman masyarakat
mengenai penyakit Diabetes Melitus
yang ditandai dengan masih
meningkatnya jumlah kunjungan
penyakit Diabetes Melitus yaitu
sebesar 1.437 orang.
7.1.2Pemecahan masalah di Puskesmas Sering
3. Masih terdapatnya balita gizi buruk berjumlah 6 orang dan gizi
kurang berjumlah 25 orang di wilayah kerja Puskesmas Sering.
4. Masih terdapatnya penyakit TB paru dengan BTA (+) berjumlah
41 orang dan BTA (-) Gambaran Radiologi (+) berjumlah 70 orang.
5. Masih terdapatnya penyakit Diare berjumlah 294 orang di wilayah
kerja Puskesmas Sering.
6. Masih terdapatnya penyakit ISPA berjumlah 4.999 orang di
wilayah kerja Puskesmas Sering.
7. Masih terdapatnya penyakit DBD berjumlah 32 orang di wilayah
kerja Puskesmas Sering.23
8. Masih terdapatnya masalah upaya kesehatan gigi dan mulut
yang ditandai dengan masih terdapatnya masalah gigi dan mulut
yang terlihat dari data hasil penjaringan sekolah diwilayah
puskesmas sering tingkat SD yang mengalami Gigi Karies
sebanyak 1.161 orang, adapun jumlah masyarakat yang memiliki
masalah pada gigi sebanyak 3.463 sesuai jumlah kunjungan
pasien penyakit gigi dan mulut pada periode Januari-Oktober
2018.
9. Masih terdapatnya masalah kesehatan jiwa yang ditandai
dengan masih terdapatnya masalah penyakit jiwa seperti,
Skizofrenia yang berjumlah 174 orang, Depresi berjumlah 148
orang, Gangguan Neurotik berjumlah 69 orang, Psikotik Ringan
berjumlah 35 orang yang terlihat dari data bulanan usaha
kesehatan jiwa di wilayah kerja Puskesmas Sering kecamatan
Medan Tembung mulut pada periode Januari-Oktober 2018.
10. Masih adanya masalah kesehatan mata yang ditandai dengan
masih terdapatnya masalah penyakit mata yang terbanyak salah
satunya Presbiopia berjumlah 487 orang, yang terlihat dari data
bulanan penyakit mata di wilayah kerja puskesmas sering
kecamatan Medan Tembung tahun 2018.
8. Meningkatkan kemampuan dan partisipasi masyarakat tentang
perilaku hidup sehat dan perawatan gigi rutin sekali 6 bulan.
9. Membangun kerjasama dengan pihak terkait dan melibatkan
peran serta aktif masyarakat dalam menjaga kesehatan mental dan
pemeliharaan kesehatan jiwa demi tercapainya indonesia bebas
pasung.
10. Meningkatkan kemampuan dan partisipasi masyarakat terhadap
pentingnya menjaga kesehatan mata.
http://www.depkes.go.id/resources/download/promosi-kesehatan/buku-saku-
posyandu.pdf
https://www.scribd.com/document/334270838/LANSIA-6-Permenkes-No-75-Th-2014
-Ttg-Puskesmas
http://www.kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/PMK-No.
-25-Tahun-2016-ttg-Rencana-Aksi-Nasional-Kesehatan-Lanjut-Usia-Tahun-2016-2019
_867.pdf
https://www.scribd.com/doc/244313748/Permenkes-RI-No-75-Tahun-2014-Tentang-P
usat-Kesehatan-Masyarakat
http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/PMK_No._44_ttg_Pedoman_Manajemen
_Puskesmas_%20(1).pdf