Anda di halaman 1dari 323

BAB II

Lokasi & Keadaan Geografis,


Kependudukan , Sosial Budaya, Ekonomi,
Keadaan Lingkungan , Keadaan Perilaku &
Derajat Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara
Lokasi dan Keadaan Geografis

Provinsi Sumatera Utara  Dibagian barat


Indonesia terletak pada garis 10 – 40 Lintang
Utara, 980 – 1000 Bujur Timur.

Perbatasan :
- Utara  Provinsi Nangroe Aceh
Darussalam (NAD)
- Timur  Negara Malaysia di selat Malaka
- Selatan  Provinsi Riau, Sumatera Barat
- Barat  Samudera Hindia
Luas daratan Provinsi Sumatera Utara  72.981,23 km2

Luas daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

Kabupaten / Kota Luas ( km2) Luas ( % )

Kab. Langkat 6.262,00 km2 8,58%

Kab. Mandailing 6.134,00 km2 8,40%


Natal
Kab. Tapanuli 6.030,47 km2 8,26%
Selatan
Kota Tebing Tinggi 31,00 km2 0,04%
Kependudukan
Jumlah penduduk Sumatera Utara 2016 14.102.911
jiwa
( 7.037.326 jiwa laki-laki, 7.065.585 jiwa perempuan )
Rata-rata kepadatan penduduk sebesar 193 per km2
Perbatasan Luas ( km2 )

Kota Medan 8.412,96 Jiwa per km2

Kota Tebing Tinggi 5.125,87 Jiwa per km2

Kota Binjai 4.540,69 Jiwa per km2

Kab. Pakpak Barat 38,09 Jiwa per km2

Kab. Tapanuli 45,92 jiwa per km2

Kab. Samosir 60,17 jiwa per km2


Sosial Ekonomi
2.3.1 Pendidikan
Pendidikan Jumlah Jumlah guru Jumlah murid Ratio murid
Sekolah terhadap
sekolah

SD 9.528 109.204 1.745.715 183

SLTP 2.419 41.638 662.538 274

SLTA 1.016 21.520 359.363 354

SMK 911 18.141 285.026 313

PT 264 PTS, 5.492 271.782 28


2.3.2 Agama
Jumlah Unit
Masjid 10.818
Mushola 6.235
Gereja protestan 12.401
Gereja katolik 2.138
Kuil 82
Wihara 353
Klenteng 83
2.3.3 Ketenagakerjaan
2.4 Keadaan Lingkungan
2.4.1 Rumah Sehat
Rumah sehat adalah merupakan bangunan rumah tinggal yang
memenuhi persyaratan kesehatan, yaitu memiliki :
 jamban sehat

 sarana air bersih

 tempat pembuangan sampah

 sarana pembuangan limbah

 ventilasi rumah yang baik

 kepadatan hunian rumah yang sesuai

 lantai rumah tidak terbuat dari tanah

Tahun Yg Memenuhi Syarat Kesehatan

2015 1.987.270

2016 2.221.219
2.4.2 Persentase Rumah Tangga memiliki
akses terhadap air minum
Sumber Air Minum %

Air kemasan 32,26%

Penggunaan pompa 19,22%

Sumur gali 18,92%

Ledeng 13,58%

Mata air 12,04%

Sungai dan air hujan 3,98 %


2.4.3 Persentase Rumah Tangga menurut Tempat
Pembuangan Kotoran/Tinja

Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional


( SUSENAS ) 2016
Tangki Septik / SPAL 74,08 %

Lobang tanah/pantai/tanah lapang/kebun 12,88 %

Kolam/sawah/sungai/danau/laut 11,63 %

Lainnya 1,41 %
Masyarakat Sumatera Utara telah memiliki jamban leher
angsa yaitu sebanyak 1.927.716 buah dan 1.655.710
buah (85,89%) telah memenuhi syarat kesehatan.
2.4.4 Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat
Pengelolaan Makanan (TPM)
Tahun Unit Memenuhi syarat

2015 15.912 11.481 ( 72,15% )


2016 15.644 11.232 ( 71,79 % )
2.5. Keadaan Perilaku Sehat
10 indikator Perilaku Hidup Bersih Sehat khususnya
ditatanan (RT) yaitu :
 Persalinan di RT harus ditolong oleh tenaga
kesehatan
 Menimbang Balita

 RT yang memiliki bayi harus memberikan ASI


Eksklusif
 Cukup makan buah dan sayur setiap hari

 Menggunakan air yang memenuhi syarat kesehatan

 Menggunakan jamban yang memenuhi syarat


kesehatan
 Memberantas jentik nyamuk di dalam rumah

 Mencuci tangan dengan sabun

 Beraktivitas fisik setiap hari minimal 30 menit

 Tidak merokok di dalam ruangan


2.6 Derajat Kesehatan

2.6.1 Mortilitas ( Angka Kematian )

Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi


pada kurun waktu dan tempat tertentu yang
diakibatkan oleh keadaan tertentu,
baik penyakit maupun sebab lainnya.
2.6.2 Angka Kematian Bayi ( AKB )
2.6.3 Angka Kematian Balita ( AKABA )
2.6.4 Angka Kematian Ibu ( AKI )
2.6.5 Umur Harapan Hidup ( UHH )
2.7 Morbiditas ( Angka Kesakitan )

2.7.1 Penyakit – Penyakit Menular


1. Diare
Penanganan kasus diare :
Sibolga 99,28 %

Pakpak barat 77,32 %

Samosir 70,80 %

Kab. Nias Utara 3,09 %

Kab. Karo 3,51 %

Nias Barat 4,60 %


2. Pneumonia

Tahun Perkiraan kasus Yg ditangani


2015 156.604 22.730 ( 14,50 % )
2016 280.620 16.000 ( 5,70 % )
3. TB Paru
Kota / Kabupaten Penduduk
Kota Medan 3.006 / 100.000
Kab. Deli Serdang 2.184 / 100.000
Simalungun 926 / 100.000

Kota / Kabupaten Penduduk

Kab. Nias Barat 50 / 100.000


Pakpak Bharat 67 / 100.000
Gunung Sitoli 68 / 100.000
4. Acute Flaccid Paralyses ( AFP )
5. HIV / AIDS
6. Kusta
Tahun Pravalensi Rate

2015 1,36 / 100.000

2016 1,47 / 100.000

Kota Kasus
Medan 18
Langkat 17
Batu Bara 13
7. Penyakit yg dapat dicegah dengan
Imunisasi ( PD3I )
B. Pertusis
A. Difteri (Batuk Rejan)
Kota Kasus
Padang 2 Laki- Perem
Tahun Kasus
laki puan
Sidempuan

Mandailing 1
Natal 2015 7 3 4

Samosir 1
C. Tetanus Non Neonatorum
Kota /
Tahun Kasus
Kabupaten

2015 1 11

2014 - -

D. Tetanus Neonatorum ( TN )
Tahun Kasus
2015 1
2014 2
2012 3
2011 11
2010 5
2009 6
E. Campak
F. Polio G. Hepatitis B

Tahun Kasus
Tahun Kasus

2016 1
2016 16

2015 7
2015 -
8. DBD
9. Filariasis
Tahun Kasus
2015 44
2016 148
2.8 Status Gizi Masyarakat
Balita dengan KEP Anemia Gizi Besi
(Balita Gizi Kurang & (AGB)
Buruk)
Tahun %
Tahun Kasus

2016 73,31 %
2016 1.424 ( 0,13 % )

2015 1.279 ( 0,10 % ) 2015 80,13 %


2.8.3 Kurang Vitamin A ( KVA )
Gangguan Akibat Kurang Yodium ( GAKY )

Berdasarkan hasil Riskesdas 2013


diketahui bahwa hampir 90% rumah tangga (RT)
di Sumatera Utara telah mengkonsumsi
garam yang mengandung cukup iodium.
BAB III

STRUKTUR ORGANISASI DAN PROGRAM DINAS


KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat
3. Bidang kesehatan masyarakat
4. Bidang pencegahan dan pengendalian
penyakit
5. Bidang pelayanan kesehatan
6. Bidang sumber daya kesehatan
7. Unit pelaksana teknis (UPT)
8. Kelompok jabatan fungsional
9. Tata kerja
Kepala Dinas

Kepala Dinas Mempunyai Tugas:


Melaksanakan urusan pemerintahan
daerah/kewenangan Provinsi dibidang
kebijakan teknis pembinaan pengendalian
masalah kesehatan, pelayanan
kesehatan, pengembangan sumber daya
manusia kesehatan dan jaminan
kesehatan serta tugas pembantuan.
Sekretaris

Membantu Kepala Dinas dalam


penyelenggaraan urusan yang meliputi
administrasi umum, keuangan, dan
program.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat


Mempunyai Tugas:

Membantu Kepala Dinas dalam


menangani urusan yang meliputi
pengendalian kesehatan keluarga dan
gizi, promosi, serta kesehatan
lingkungan tingkat Provinsi.
Kepala Bidang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit

Membantu Kepala Dinas dalam


menangani urusan yang meliputi
Surveilans dan Imunisasi, Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit Menular,
Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan


Mempunyai Tugas:
Membantu Kepala Dinas dalam
menangani urusan yang meliputi
Pelayanan Kesehatan Primer dan
Tradisional, Pelayanan Kesehatan
Rujukan, Akreditasi dan Jaminan
Kesehatan.
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan

Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan


Mempunyai Tugas:
Membantu Kepala Dinas dalam
mengenai urusan yang meliputi
Kefarmasian, Alat Kesehatan dan
PKRT, Sumber Daya Manusia
Kesehatan
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pada Dinas
KesehatanProvinsi Sumatera Utara
Berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Utara
Nomor: 29 / 2013 Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara terdiri dari:
1) UPT Rumah Sakit Khusus Mata
2) UPT Rumah Sakit Kesehatan Paru
3) UPT Rumah Sakit Umum Kusta Lau Simomo
4) UPT LaboratoriumKesehatan Daerah
5) UPT Pelatihan Kesehatan
6) UPT Layanan Ambulan dan Pengaduan Masyarakat
7) UPT Rumah Sakit Indrapura
Kelompok Jabatan Fungsional
1) Pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
dapat dibentuk Kelompok Jabatan Fungsional yang
mempunyai tugas membantu dan melaksanakan
sebagian tugas dan fungsi Dinas sesuai dengan
keahlian masing-masing.
2) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah
tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) ditentukan berdasarkan kebutuhan
dan beban kerja.
Program dan Kegiatan Indikatif Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
1) Program Upaya 6) Program Pencegahan dan
Kesehatan Masyarakat Pemberantasan Penyakit
2) Program Obat dan 7) Program Upaya Kesehatan
Perbekalan Kesehatan Perorangan
3) Program Promosi 8) Program Sumber Daya
Kesehatan dan Kesehatan
Pemberdayaan 9) Program Kebijakan dan
Masyarakat Manajemen Pembangunan
4) Program Perbaikan Gizi Kesehatan
Masyarakat 10) Program Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
5) Program Lingkungan
Sehat
BAB IV
Kepala dinas

Kelompok jabatan SEKRETARIS


fungsional

SUB BAG SUB BAG


SUB BAG UMUM
PROGRAM KEUANGAN

BIDANG
BIDANG BIDANG BINA
KESEHATAN PENCEGAHAN DAN UPTD PELAYANAN
BIDANG SUMBER
PENGENDALIAN DAYA KESEHATAN
MASYARAKAT KESEHATAN
PENYAKIT

Seksi Keluarga dan Seksi Surveilans dan Seksi Kesehatan


UPT Rumah Sakit Seksi Kefarmasian
Gizi Imunisasi Primer

Seksi Promosi dan Seksi Pencegahan


UPT Gudang Seksi Kesehatan
Pemberdayaan dan Pengendalian Seksi Alat Kesehatan
Farmasi Rujukan
Masyarakat Penyakit Menular

Seksi Pencegahan
UPT Laboratorium
Seksi Kesling, Kerja dan Pengendalian Seksi Yankes Seksi SDM
Kesehatan
dan Olahraga Penyakit Tidak Tradisional Kesehatan
Lingkungan
Menular dan Jiwa
Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota
Medan

VisiDinas Kesehatan Kota Medan


Visi Dinas Kesehatan Kota Medan adalah
“Medan Sehat Harapan Kita Bersama”.
 Misi Dinas Kesehatan Kota Medan
1) Menggerakkan pembangunan kota
berwawasan kesehatan
2) Mendorong kemandirian masyarakat untuk
hidup sehat
3) Memelihara dan meningkatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu merata dan
terjangkau
4) Memelihara dan meningkatkan pelayanan
kesehatan individu, keluarga, masyarakat dan
lingkungan
Tujuan Dinas Kesehatan Kota Medan

Tujuan yang ingin dicapai Dinas Kesehatan


Kota Medan yaitu:
1) Terwujudnya lingkungan pemukiman,
industri dan perdagangan yang sehat
2) Terciptanya sarana pendidikan, pariwisata
dan sarana umum yang sehat
3) Terwujudnya masyarakat yang mampu
melakukan upaya kesehatan yang paripurna
4)Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber
daya manusia kesehatan
5)Tersedianya sarana dan prasarana pelayanan
kesehatan
6)Meningkatnya pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan mudah diakses oleh masyarakat
7)Terpenuhinya pembiayaan operasional dinas
kesehatan
Bab 5
DEFENISI

TUJUAN FUNGSI
PUSKESMAS

VISI MISI
DEFENISI
Menurut Keputusan dari Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 75 Tahun 2014, Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi -
tingginya di wilayah kerjanya, yang dimaksud dengan:
1. Fasilitas Kesehatan
2. Upaya Kesehatan Perorangan
3. Upaya Kesehatan Masyarakat
4. Pelayanan Kesehatan
5. Tenaga Kesehatan
• Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang
Peraturan menyelenggarakan upaya kesehatan
Menteri masyarakat dan upaya kesehatan
Kesehatan perseorangan tingkat pertama,
Republik dengan lebih mengutamakan upaya
Indonesia No. promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan
75 Tahun 2014 masyarakat yang setinggi - tingginya
di wilayah kerjanya

Yang dimaksud dengan:


1. Fasilitas Kesehatan
2. Upaya Kesehatan Perorangan
3. Upaya Kesehatan Masyarakat
4. Pelayanan Kesehatan
5. Tenaga Kesehatan
Tujuan Puskesmas
Memiliki perilaku sehat Mampu menjangkau
yang meliputi kesadaran,
kemauan dan kemampuan pelayanan kesehatan
hidup sehat bermutu

Memiliki derajat
kesehatan yang
Hidup dalam
optimal, baik individu,
lingkungan sehat
keluarga, kelompok
dan masyarakat.
Fungsi

1. Pusat Penggerak 2. Pemulihan


Pembangunan Pemberdayaan
Berwawasan Kesehatan Masyarakat

3.Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama:


-Pelayanan Kesehatan Perorangan
-Pelayanan Kesehatan Masyarakat
VISI PUSKESMAS

Tercapainya Kecamatan sehat menuju Indonesia


Sehat.

Untuk Pemerintahan:Sebagai bahan masukan


bagi terkait dalam rangka meningkatkan
pengetahuan dan data dalam pelaksanaan inisiasi
menyusu dini.
VISI PUSKESMAS

Tercapainya Kecamatan sehat menuju Indonesia


Sehat.
Indikator Kecamatan sehat yang dicapai
mencakup 4 indikator utama, yakni:
a. Indikator Lingkungan Sehat.
b. Indikator Perilaku Sehat.
c. Indikator Cakupan Pelayanan Kesehatan
Bermutu.
d. Indikator Derajat Kesehatan Penduduk
Kecamatan.
MISI PUSKESMAS
a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan
di wilayah kerjanya agar dapat memperhatikan aspek
kesehatan yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya
terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.
b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat di wilayah kerjanya.
c. Memelihara dan meningkatkan mutu.
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan,
keluarga dan masyarakat.
Azas Penyelenggaraan Puskesmas
Azas penyelenggaraan Puskesmas
dimaksud adalah:
a. Azas Pertanggung jawaban Wilayah
b. Azas Pemberdayaan Masyarakat
c. Azas Keterpaduan
d. Azas Rujukan
UPAYA PENYELENGARAAN
PUSKESMAS

UPAYA KESEHATAN UPAYA KESEHATAN


ESSENSIAL PENGEMBANGAN
1. Upaya Promosi 1. Upaya Kesehatan
Kesehatan. Sekolah.
2. Upaya Kesehatan 2. Upaya Kesehatan
Lingkungan. Olahraga.
3. Upaya Kesehatan Ibu 3. Upaya Perawatan
dan Anak serta Keluarga Kesehatan Masyarakat.
Berencana. 4. Upaya Kesehatan Kerja.
4. Upaya Perbaikan Gizi 5. Upaya Kesehatan Gigi
Masyarakat. dan Mulut.
5. Upaya Pencegahan 6. Upaya Kesehatan Jiwa.
dan Pemberantasan 7. Upaya Kesehatan Mata.
Penyakit Menular.
8. Upaya Kesehatan Lanjut.
9. Laboratorium Sederhana
PUSKESMAS SERING
LOKASI PUSKESMAS
UPT Puskesmas Sering terletak di Jalan Sering No.20
Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Medan Tembung, dengan batas
wilayah:
Sebelah Utara Berbatasan dengan Kelurahan
Sidorejo Hilir.
Sebelah Selatan Berbatasan dengan Jalan Willem
Iskandar.
Sebelah Timur Berbatasan dengan Jalan Bubu
dan Jalan Panglima.
Sebelah Barat Berbatasan dengan Jalan Sei
Kera.

Wilayah Kerja Puskesmas Sering


a. Kelurahan Sidorejo
b. Kelurahan Sidorejo Hilir
c. Kelurahan Indra Kasih
Data Geografis

 Luas Wilayah : 384 Ha


 Jumlah Kelurahan :3 Kelurahan
 Jumlah Lingkungan : 47 Lingkungan
 Jumlah KK : 13.019 KK
 Jumlah Penduduk Miskin : 2.489 jiwa

 Jumlah Penduduk : 67.623 jiwa


Data Kesehatan
Sarana Pendukung Kesehatan
a. Transportasi
b. Komunikasi dan Informasi
c. Sumber Energi
d. Prasarana

Sarana Fisik Puskesmas


Pada Puskesmas sering terdapat sarana fisik puskesmas
berupa ruang:
e. Poliklinik umum :2
f. Ruang Kepala Puskesmas : 1
g. Ruang Pendaftaran/Kartu : 1
h. Ruang Tunggu : 2
i. Ruang Pengobatan Gigi : 1
j. Ruang Obat/Apotik :1
a. Ruang KIA/KB/Imunisasi :1
b. Ruang Laboratorium :1
c. Ruang PRB :1
d. Ruang Kamar Mandi :4
e. Ruang Tata Usaha/Komputer : 1
f. Ruang Gudang :1
Fasilitas Fisik Puskesmas Sering
a. Fasilitas gedung puskesmas permanen
b. Fasilitas Sumber Daya Manusia
c. Fasilitas obat-obatan
d. Fasilitas alat-alat kesehatan
e. Fasilitas administrasi
f. Fasilitas imunisasi
g. Fasilitas keuangan

Fasilitas Gedung Permanen


a. Ruang Kamar Dokter : 1 buah
b. Ruang Kepala Puskesmas : 1 buah
c. Poli Gigi : 1 buah
d. Ruang Suntik : 1 buah
e. Ruang Obat : 1 buah
f. Ruang KIA/KB : 1 buah
g. Ruang Rapat : 1 buah
h. Ruang Administrasi : 1 buah
i. Ruang Tunggu : 1 buah
j. Ruang Mandi : 10 buah
k. Klinik DM : 1 buah
l. Klinik TB paru : 1 buah
m. Klinik IMS : 1 buah
n. Ruang rawat inap : 1 buah
o. Ruang fisioterapi : 1 buah
p. Ruang gizi : 1 buah
Fasilitas Sumber Daya Manusia

Tenaga medis/non medis di Puskesmas Sering jumlahnya 54


orang dengan perincian sebagai berikut :
a. Dokter Umum: 8 orang
b. Dokter Gigi : 4 orang
c. Bidan : 11 orang
d. Perawat : 21orang
e. Perawat Gigi : 1 orang
f. Asisten Apoteker : 4 orang
g. Gizi : 1 orang
h. Kesling : 1 orang
i. Analis : 1 orang
j. Administrasi : 1 orang
k. Kebersihan : 2 orang
l. Satpam : 1 orang
Fasilitas Administrasi
a. Meja
b. Kursi
c. Lemari Arsip
d. Komputer
e. Kartu Berobat Pasien
f. Buku Catatan
g. Kartu Laporan
h. Formulir kegiatan lapangan
i. Buku Laporan Kegiatan
j. Kartu KIA/KB
k. Buku Bendahara
l. Papan Tulis
m. Mesin TIK
Fasilitas Imunisasi
Fasilitas imunisasi yang dimiliki Puskesmas Sering adalah :
a. Lemari pendingin vaksin
b. Alat-alat Imunisasi
c. Vaksin Seperti : BCG, DPT, Polio, Campak, TT, DT, Hepatitis
B

Fasilitas Alat-Alat Kesehatan


d. Alat-alat Kesehatan
e. Alat-alat pemeriksaan pasien Umum
f. Alat-alat pemeriksaan pasien Gigi
g. Alat-alat pemeriksaan kehamilan
h. Alat-alat P3K
i. Timbangan Bayi (dacin) dan Dewasa
j. Lemari pendingin vaksin
k. Alat -alat Laboratorium
2. Alat-alat Kebersihan
Fasilitas Media Penyuluhan
Fasilitas media penyuluhan yang dimiliki
Puskesmas Sering adalah :
a. LCD Proyektor
b. Screen in Focus
c. Laptop
d. Poster
e. Leaflet
Fasilitas Obat-Obatan
Puskesmas Sering Medan didukung oleh
Perlengkapan-perlengkapan obat-obatan
antara
lain :
a. Obat-obatan APBD/APBN
b. Obat-obatan BPJS/JKN
c. Obat-obatan Program
UPAYA PENYELENGARAAN
PUSKESMAS

UPAYA KESEHATAN UPAYA KESEHATAN


ESSENSIAL PENGEMBANGAN
1. Upaya Promosi 1. Upaya Kesehatan
Kesehatan. Sekolah.
2. Upaya Kesehatan 2. Upaya Kesehatan
Lingkungan. Olahraga.
3. Upaya Kesehatan Ibu 3. Upaya Perawatan
dan Anak serta Keluarga Kesehatan Masyarakat.
Berencana. 4. Upaya Kesehatan Kerja.
4. Upaya Perbaikan Gizi 5. Upaya Kesehatan Gigi
Masyarakat. dan Mulut.
5. Upaya Pencegahan 6. Upaya Kesehatan Jiwa.
dan Pemberantasan 7. Upaya Kesehatan Mata.
Penyakit Menular.
8. Upaya Kesehatan Lanjut.
9. Laboratorium Sederhana
Upaya Promosi Kesehatan
• Agar individu, kelompok masyarakat secara
keseluruhan melaksanakan perilaku hidup
TUJUAN sehat.
• Agar individu, kelompok masyarakat
berperan aktif dalam upaya-upaya
kesehatan, ikut dalam perencanaan dan
penyelenggaraan posyandu.
• Tatanan rumah tangga
• Tatanan institusi pendidikan (sekolah)
termasuk madrasah dan pondok
pesantren
SASARAN • Tatanan tempat kerja (kantor, pabrik, dll)
• Tatanan tempat-tempat umum, pasar,
terminal tempat ibadah, tempat hiburan,
restoran dan lain-lain
• Tatanan institusi kesehatan (Puskesmas,
Rumah Sakit, dll).
Kegiatan
a. Mengadakan penyuluhan mengenai kesehatan pribadi,
kesehatan lingkungan, gizi keluarga, KB, imunisasi,
posyandu, dan sebagainya
b. Mengadakan ceramah dan diskusi dengan bantuan
poster, pamflet, dan brosur
c. Pembinaan generasi muda untuk hidup di dalam
kegiatan antara lain berupa gotong royong dan olah
raga
d. Kegiatan yang dilakukan oleh pihak puskesmas
maupun di lapangan yaitu mewujudkan peran serta
masyarakat posyandu dan bakti husada yang
memberikan keterangan penyuluhan
e. Mewujudkan peran serta masyarakat melalui posyandu,
kesehatan dan kunjungan ke rumah-rumah serta
tanaman obat-obatan keluarga (Toga).
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)
Pengertian :
Posyandu merupakan suatu wadah pusat kegiatan
pemberian pelayanan kesehatan dan KB yang terpadu
tingkat desa.

Sasaran :
Bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan PUS(Pasangan
Usia Subur).

Tujuan :
a. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita
dan angka kelahiran.
b. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk
menurunkan IMR
c. Mempercepat di terimanya NKKBS(Norma Keluarga
Kecil Bahagia Sejahtera)
d. Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat
dalam rangka alih teknologi untuk usaha-usaha
kesehatan masyarakat.
e. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan lain
yang menunjang sesuai kebutuhan.

Menurut tingkatnya posyandu dibagi 4 strata:


f. Pratama
g. Madya
h. Purnama
i. Mandiri
Pelayanan Posyandu dilakukan
dengan pola 5 meja

MEJA
I

MEJA MEJA
V II

MEJA MEJA
IV III
UPAYA KESEHATAN
• LINGKUNGAN
Untuk memperbaiki mutu
lingkungan hidup yang dapat
TUJUAN menjamin kesehatan melalui
kegiatan sanitasi serta
pencegahan.

• Daerah yang rawan air bersih.


• Daerah yang rawan penyakit menular.
• Daerah percontohan dan pemukiman baru.
SASARA • Tempat-tempat umum seperti terminal, pasar
N swalayan, rumah ibadah, dan lain-lain.
• Masyarakat yang padat penduduknya dan
lingkungan yang kotor.
Kegiatan
a. Penggunaan sumber air bersih dan pembuatan
WC yang memenuhi syarat kesehatan.
b. Higiene dan sanitasi tempat tinggal
c. Higiene dan Sanitasi Lingkungan berupa
pengawasan kesehatan dan tempat-tempat
umum serta tempat pengolahan dan penyajian.
d. Melaksanakan Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN).
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana
dan Program Imunisasi
Pengertian
Keluarga Berencana adalah penggunaan cara-cara
mengatur kesuburan agar menjarangkan kelahiran
selanjutnya untuk mencapai tujuan tertentu.

Sasaran
PUS, ibu hamil, dan ibu menyusui.

Tujuan
Kesehatan melalui upaya menjarangkan kelahiran dalam
kelembagaan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
(NKKBS).
Kegiatan
a. Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang KB
dengan
usaha-usaha terpadu.
b. Memberikan layanan kontrasepsi pada akseptor KB
dalam bentuk IUD, pil, kondom, suntikan, Kontap dan
susuk.
c. Menerima akseptor dan calon akseptor yang dirujuk dari
pos-pos KB dan Posyandu wilayah kerja Puskesmas.
d. Memotivasi calon akseptor dan akseptor KB agar
menjadi motivator KB.
e. Melayani konsultasi dan konsultasi Kontap.
f. Membuat laporan kegiatan KB bulanan, triwulan dan
tahunan
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Pengertian
KIA adalah upaya kesehatan yang menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, bayi, balita, serta anak
prasekolah yang menjadi tanggung jawab Puskesmas dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan bangsa pada umumnya.

Sasaran
Ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi dan balita.
Anak usia prasekolah.

Tujuan
a. Melaksanakan pemeriksaan pada ibu hamil yaitu timbang berat
badan, mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri,
pemberian tablet tambah darah, serta vitamin A.
b. Melaksanakan penyuluhan pada ibu hamil mengenai keadaan gizi,
perawatan payudara, ASI eksklusif, kebersihan diri dan lingkungan.
c. Memberikan motivasi agar ibu hamil ikut pelayanan KB.
d. Membina Posyandu.
e. Merujuk pasien ke Rumah Sakit, apabila penyakitnya
tidak dapat ditanggulangi di Puskesmas.
f. Pencatatan dan pelaporan KPKIA (Kelompok
PeminatKesehatan Ibu dan Anak).
g. Pemberian Imunisasi pada bayi, Balita, ibu hamil dan
calon pengantin.
Kegiatan
a. Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil
dan ibu menyusui.
b. Pemeriksaan dan pemeliharaan anak.
c. Imunisasi dasar dan revaksinasi.
d. Pengobatan sederhana dan pencegahan dehidrasi
pada anak yang menderita diare dengan pemberian
cairan peroral.
e. Penyuluhan gizi untuk meningkatkan status gizi ibu dan
anak.
f. Menjalankan kunjungan rumah.
g. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
h. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Program Imunisasi
Pengertian
Imunisasi adalah suatu tindakan memberikan kekebalan
kepada
tubuh terhadap penyakit tertentu.

Tujuan
a. Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian.
b. Mencegah terjadinya cacat pada bayi, anak, ibu hamil dan
pencegahan penyakit.

Sasaran
Bayi, Balita, Ibu Hamil, Anak Sekolah, dan Pasangan Usia
Subur
(PUS).
Macam-macam Imunisasi
a. BCG
b. DPT
c. Polio
d. Campak
e. Tetanus Toxoid
f. Hepatitis B
Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Beberapa kegiatan usaha perbaikan gizi di Puskesmas, yaitu:
a. Mendata jumlah Balita yang ada di wilayah kerja
Puskesmas.
b. Melakukan survei terhadap keadaan gizi masyarakat
terutama gizi Balita.
c. Melaksanakan pemberian vitamin A dosis tinggi untuk
mencegah defisiensi vitamin A pada Balita.
d. Memberikan tablet penambah darah untuk mencegah dan
mengobati anemia pada ibu hamil dan menyusui.
e. Melakukan demonstrasi menu makanan bergizi dengan
harga murah dan terjangkau di Posyandu dan Puskesmas.
f. Memberikan penyuluhan-penyuluhan terhadap masyarakat
untuk memanfaatkan pekarangan rumahdengan menanam
sayuran dan buah-buahan serta memelihara ternak
terutama unggas.
Indikator keberhasilan program gizi adalah :
a. N/S : yaitu jumlah Balita yang naik berat badannya dibagi jumlah
Balita yang ada di Pos Penimbangan = 40%
b. K/S : yaitu jumlah Balita yang terdaftar dan mempunyai KMS
bulan ini dibagi jumlah Balita yang ada di Pos Penimbangan =
85%
c. N/D : jumlah Balita yang naik berat badannya dibagi jumlah Balita
yang ditimbang bulan ini = 80%
d. D/K : jumlah Balita yang ditimbang bulan ini dibagi jumlah Balita
yang terdaftar dan mempunyai KMS = 70%
e. D/S : jumlah Balita yang ditimbang dibagi jumlah Balita yang ada
di Pos Penimbangan = 75%
f. Pemberian Vitamin A kepada Bayi : 90%,
g. Kepada Anak Balita : 90%,
h. Kepada Ibu Nifas : 90%
i. Pemberian tablet Fe kepada Ibu Hamil : 90%,
j. Kepada Ibu Nifas : 80%
Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Menular
Penyakit menular adalah penyakit infeksi yang dapat di
pindahkan dari orang atau hewan yang sakit, dari
reservoir ataupun benda-benda yang mengandung bibit
penyakit lainnya ke manusia sehat.

Sasaran
Seluruh lapisan masyarakat.

Tujuan
a. Mencegah terjangkitnya penyakit
b. Untuk meningkatkan kesehatan yang optimal
c. Menurunkan angka kesakitan dan kematian
Kegiatan
a. Mencari kasus sedini mungkin untuk melakukan pengobatan.
b. Memberikan penyuluhan kesehatan di daerah wabah di
Puskesmas.
c. Mengadakan imunisasi antara lain : BCG, DPT, Campak,
Polio, TT.
d. Mengumpulkan data dan menganalisa data tentang penyakit.
e. Melaporkan penyakit menular.
f. Menyelidiki ke lapangan untuk melihat ada tidaknya laporan
yang masuk, menemukan kasus-kasus untuk mengetahui
sumber penularannya.
g. Tindakan pemulaan untuk menahan penjalarannya.
h. Menyembuhkan penderita hingga sehat.
i. Pemberian imunisasi.
j. Pemberantasan vektor nyamuk.
k. Pendidikan kesehatan.
Upaya Kesehatan Pengembangan

a. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)


b. Upaya Kesehatan Olahraga (Kesorga)
c. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (UPKM)
d. Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut (UKGM)
f. Upaya Kesehatan Jiwa (UKJ)
g. Upaya Kesehatan Mata (UKM)
h. Upaya Kesehatan Usia Lanjut (Usila)
i. Pemeriksaan Laboratorium Sederhana
Upaya Kesehatan Sekolah
Pengertian
UKS adalah wadah belajar untuk meningkatkan hidup
sehat dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat
anak usia sekolah yang berada disekolah maupun
perguruan agama.

Tujuan
Menciptakan kemampuan hidup sehat dan derajat
kesehatan peserta didik serta memungkinkan
pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan
optimal dalam rangka pembentukan manusia seutuhnya.
Kegiatan UKS di Puskesmas Sering :
a. Mendata jumlah murid sekolah.
b. Memberikan pendidikan kesehatan melalui kegiatan
intra/ekstrakurikuler (dokter kecil/remaja).
c.Melaksanakan penyuluhan Kesehatan
Pribadi, Kesehatan Gigi, Kesehatan
Lingkungan, P2M, Imunisasi, P3K dll.
d.Membuat rencana kerja bulanan dan
membuat laporan kerja bulanan, triwulan
dan tahunan.
e. Membentuk dan membina sekolah sehat.
Upaya Kesehatan Olahraga
Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan kepada
penunjang puskesmas agar menjaga kebugaran tubuh dengan cara
berolahraga.

Upaya Perawatan Kesehatan


Tujuan
a. Memberikan pelayanan perawatan secara menyeluruh kepada
pasien atau keluarganya di rumah pasien dengan mengikutsertakan
masyarakat dan kelompok masyarakat di sekitarnya.
b. Membantu keluarga dan masyarakat, mengenal kebutuhan
kesehatannya sendiri dan cara-cara penanggulangannya
disesuaikan dengan batas-batas kemampuan mereka.
c. Menunjang program kesehatan lainnya dalam usaha pencegahan
penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan individu, dan
keluarganya.
Upaya Kesehatan Kerja
Pengertian
Kesehatan Kerja adalah upaya – upaya yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan dalam bidang kesehatan kerja
masyarakat baik dalam waktu sakit maupun waktu sehat.
Guna meningkatkan derajat kesehatan para pekerja dan
keluarganya.

Sasaran
Para Pekerja dan keluarga namun upaya ini pada
puskesmas Sering belum terlaksanakan.
Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
Kegiatan-kegiatan upaya kesehatan gigi dan mulut yang
dapat
dilaksanakan :
a. Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan gigi,
penambalan dan pencabutan gigi.
b. Membuat rencana kerja dan laporan kegiatan.

Kegiatan yang dilakukan meliputi :


c. Pemeriksaan, pengobatan, perawatan gigi dan mulut
serta rujukan penyuluhan kebersihan gigi pada pasien
yang berobat di Puskesmas.
d. Usaha kesehatan gigi anak sekolah.
e. Usaha kesehatan gigi masyarakat desa (UKGMD)
Upaya Kesehatan Mata
Kegiatan yang dilakukan berintegrasi dengan kegiatan
Puskesmas yang lain:
a. Kegiatan KIA, pemberian vitamin A dosis tinggi pada
Balita, penyuluhan kesehatan di Posyandu.
b. Dengan UKS penyuluhan kesehatan mata di sekolah.
c. Melakukan pengobatan mata yang dapat ditanggulangi.
d. Melakukan rujukan kepada unit yang mampu, apabila
pengobatan tidak mampu ditanggulangi.
Upaya Kesehatan Lanjut Usia
Upaya promotif dapat berupa kegiatan
penyuluhan tentang :
a. Kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
diri.
b. Makanan dengan menu yang mengandung
gizi seimbang.
c. Meningkatkan kegiatan sosial di
masyarakat.
Laboratorium Sederhana
Melakukan Pemeriksaan Laboratorium Medis yaitu:
1.Rutin
Darah rutin :Hb, Ht, Eritrosit, Leukosit, Trombosit.
Urin rutin :Warna, PH, Glukosa, Protein, Bilirubin,
Sedimen.

2.Khusus
Darah khusus : Golongan Darah, KGD,
Kolesterol,Asam Urat.
Urin khusus : Plano test.
Sputum khusus : BTA TB.
Kegiatan Harian Di Puskesmas Sering
Jam wajib hadir : 08.00 – 14.00

1. Kegiatan di ruang Pemeriksaan


a. Melakukan vital sign pasien ( mengukur BB, TB, TD, HR,
RR )
b. Melakukan pemeriksaan fisik sesuai keluhan pasien
c. Membuat diagnosis klinis
d. Melakukan terapi kepada pasien dengan pengawasan
dokter puskesmas
e. Memberikan edukasi kepada pasien tentang penyakitnya
2. Kegiatan di ruang KIA
a. Melakukan vital sign pasien anak dan ibu hamil
( mengukur BB, TB, TD, HR dan RR)
b. Melakukan pemeriksaan kepada anak dan ibu hamil
dengan pengawasan dokter
c. Melakukan terapi dibawah pengawasan dokter
d. Memberikan edukasi kepada pasien tentang penyakitnya

3. Kegiatan di ruang farmasi


e. Meracik obat
f. Membuat obat sesuai dosis
g. Menjelaskan ke pasien cara pemakaian obat ( dosis dan
cara pemakaian)
PENGETAHUAN,SIKAP DAN
BAB VIIBU
TINDAKAN
TENTANG IMD (INISIASI
MENYUSU DINI) DI DESA
PEMATANG JERING,
KECAMATAN SEI
SUKA,KABUPATEN BATU
BARA PROVINSI SUMATERA
UTARA TAHUN 2018
6.1 Latar Belakang
Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

 Menyusu dan bukan menyusui merupakan gambaran


bahwa ‘IMD bukan program ibu menyusui bayi’, tetapi
‘bayi yang harus aktif menemukan sendiri puting susu
ibu’.

 Program ini dilakukan dengan cara langsung


meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan
membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan puting
susu ibu untuk menyusu ( Maryunani, 2012).
Kapan IMD dilakukan ?
Langsung saat lahir
Tanpa menimbang atau mengukur bayi.
Bayi tidak boleh dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali tangannya
Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu.

Pentingnya IMD
mencegah hipotermi pada bayi,
bayi dan ibu menjadi lebih tenang dikarenakan oleh kontak antara kulit ibu
dan bayi,hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi diputing
susu dan sekitarnya, emutan dan jilatan bayi pada puting susu ibu
merangsang pengeluaran hormon oksitosin yang berperan dalam kontraksi
uterus setelah melahirkan yang dapat mengurangi risiko perdarahan pada
ibu postpartum terutama pada kala IV ( Roesli, 2012).
 Riset Kesehatan Dasar 2010 di Indonesia menunjukkan
penurunan presentase bayi dengan praktek IMD pada bayi 6
bulan pada tahun 2010 hanya 15,3%.

 IMD kurang dari 1 jam setelah bayi lahir adalah 29,3%, tertinggi
di Nusa Tenggara Timur (56,2%) dan terendah di Maluku (13%).

 Sebagian besar proses menyusui dilakukan pada kisaran waktu


1-6 jam setelah bayi lahir, tetapi masih ada 11,1% proses mulai
menyusui dilakukan setelah 48 jam. IMD di Provinsi Sulawesi
Selatan yang kurang dari 1 jam adalah 30,1% dan pada kisaran
1-6 jam, yaitu 34,9%.( Kemenkes RI, 2010)
6.2 Rumusan Masalah

 Dari latar belakang diatas maka kami


ingin mengetahui bagaimana gambaran
pengetahuan, sikap, dan tindakan IMD
(Inisiasi Menyusu Dini) di Desa
Pematang Jering, Kecamatan Sei Suka,
Kabupaten Batu Bara Provinsi
Sumatera Utara tahun 2018.
6.3 Tujuan Penelitian
6.3.1 Tujuan Umum

 Untuk mengetahui bagaimana


gambaran pengetahuan, sikap dan
tindakan, IMD (Inisiasi MenyusuDini) di
Desa Pematang Jering, Kecamatan Sei
Suka, Kabupaten Batu Bara Provinsi
Sumatera Utara tahun 2018.
6.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan responden


mengenai Inisiasi MenyusuDini di Desa Pematang Jering,
Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara Provinsi
Sumatera Utara tahun 2018.
2. Untuk mengetahui gambaran sikap responden mengenai
Inisiasi Menyusu Dini di Desa Pematang Jering,
Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara Provinsi
Sumatera Utara tahun 2018.
3. Untuk mengetahui gambaran tindakan responden
mengenai Inisiasi MenyusuDinidi Desa Pematang Jering,
Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara Provinsi
Sumatera Utara tahun 2018.
6.4 Manfaat Penelitian

6.4.1 Untuk Masyarakat di Desa Pematang Jering,


Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, Provinsi
Sumatera Utara
Agar dapat mengetahui dan memahami tentang Inisiasi
Menyusu Dini (IMD)

6.4.2 Untuk Puskesmas Sei Sukadi Desa Pematang Jering,


Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, Provinsi
Sumatera Utara
Sebagai data dan masukan bagi program-program puskesmas
sehingga dapat diterapkan di masyarakat khususnya pada Ibu
dan Bayi.
6.4.3 Untuk Pemerintahan di Kecamatan Sei
Suka, Kabupaten Batu Bara, Provinsi
Sumatera Utara.

Sebagai bahan masukan bagi terkait


dalam rangka meningkatkan
pengetahuan dan data dalam
pelaksanaan inisiasi menyusu dini.
6.4.4 Untuk Peneliti

Menambah pengalaman dalam


bersosialisasi dengan masyarakat serta
menambah pengetahuan peneliti
tentang gambaran pengetahuan, sikap
dan tindakan inisiasi menyusu dini.
6.5 Pengetahuan,Sikap Dan Perilaku

6.5.1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah kesan dalam pikiran manusia
sebagai hasil penggunaan panca inderanya, yang
berbeda kepercayaan (belifes) takhayul (supertitions) dan
peradangan yang keliru (missing informations)
(Soekanto,2002: 6).

6.5.2. Sikap
Sikap adalah pandangan-pandangan atau perasaan yang
disertai kecendrungan untuk bertindak sesuai sikap objek
tadi (Purwanto H,1999:62).
6.5.3. Perilaku
Perilaku manusia merupakan hasil dari
pada segala macam pengalaman serta
interaksi manusia dengan lingkungannya
yang terwujud dalam bentuk
pengetahuan, sikap dan perilaku.
6.6 Definisi
6.6.1 IMD (Inisiasi Menyusu Dini)

Inisiasi menyusu dini (IMD) dalam


istilah asing sering disebut early
inisiation adalah memberi kesempatan
pada bayi baru lahir untuk menyusu
sendiri pada ibu dalam satu jam
pertama kelahirannya (Roesli, 2008).
6.6.2 Prinsip Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

1. Mengeringkan tubuh bayi yang baru lahir


dengan kain atau handuk tanpa harus
memandikan
2. Tidak membungkus (bedong) kemudian
meletakkannya ke dada ibu dalam keadaan
tengkurap sehingga ada kontak 8 kulit
dengan ibu
3. Beri kesempatan bayi untuk menyusu sendiri
pada ibu pada satu jam pertama kelahiran.
6.6.3 Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

1. Ibu
Sentuhan dan hisapan payudara ibu mendorong
keluarnya oksitoksin Oksitoksin
menyebabkan kontraksi pada uterus
Sehingga membantu keluarnya plasenta dan
mencegah perdarahan.
Oksitoksin juga menstimulasi hormon-hormon
lain yang menyebabkan ibu merasa aman dan
nyaman, sehingga ASI keluar dengan encer.
2. Bayi
Bersentuhan dengan ibu memberikan
kehangatan, ketenangan sehingga
napas dan denyut jantung bayi menjadi
teratur. Bayi memperoleh kolostrum
yang mengandung antibodi dan
merupakan imunisasi pertama.
6.6.4 Penghambat Inisiasi Menyusu Dini

1. Bayi kedinginan
2. Ibu terlalu lelah untuk segera menyusui
bayinya
3. Tenaga Kesehatan kurang tersedia
4. Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk
5. Ibu harus dijahit
6. Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk
mencegah penyakit gonore (gonorhea) harus
segera diberikan setelah lahir.
7. Kolostrum tidak keluar
8. Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya bagi
bayi
9. Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan,
ditimbang dan diukur.
10. Bayi kurang siaga .Pada 1-2 jam pertama
kelahirannya, bayi sangat siaga (alert).
Setelah itu, bayi tidur dalam waktu yang
lama.
6.6.5 Langkah–langkah Pelaksanaan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD)

1. Ibu perlu ditemani seseorang yang dapat memberikan


rasa nyaman dan aman saat melahirkan, baik itu
suami, ibu, teman atau saudara yang lain.
2. Membantu proses kelahiran dengan upaya-upaya di
luar obat sepertipijatan, aromaterapi dan lain-lain
kecuali jika dokter sudah memutuskan untuk
menggunakan obat atau alat pemicu.
3. Memberikan posisi yang nyaman bagi ibu saat proses
persalinan atau memberikan posisi melahirkan sesuai
keinginan ibu, karena tidak semua ibu merasa nyaman
dengan posisi terlentang.
4. Mengeringkan tubuh bayi dengan handuk halus segera
setelah lahir tanpa dimandikan terlebih dahulu, biarkan
cairan alami yang menyelimuti kulit bayi.
5. Meletakkan bayi di dada ibu dalam posisi tengkurap.
6. Membiarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu
hingga bayi menemukan puting susu ibu kemudian
menyusu.
7. Membiarkan bayi bergerak secara alami mencari
payudara ibu jangan arahkan menuju salah satu putting
tetapi pastikan bayi dalam posisi nyaman untuk mencari
putting susu ibu.
 Ibu yang melahirkan dengan secio caesar juga
harus segera bersentuhan dengan bayinya
setelah melahirkan yang tentu prosesnya
membutuhkan perjuangan yang lebih.
 Kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu
kenyamanan bayi seperti menimbang dan
mengukur harus dilakukan setelah bayi bisa
melakukan inisiasi menyusui dini.
 Jangan memberikan cairan atau makanan lain
pada bayi kecuali ada indikasi medis.
6.6.6. ASI

6.6.6.1 Komposisi ASI

1. Kolostrum
merupakan cairan yang keluar pada hari
pertama sampai hari ketiga setelah melahirkan
yang berwarna kuning atau jernih. Volume
kolostrum sekitar 150-300 ml/24 jam. Kolostrum
mengandung zat anti infeksi 10-17 kali lebih
banyak dibandingkan dengan ASI matang.
2. Air susu transisi/peralihan
Air susu peralihan merupakan ASI yang
keluar setelah kolostrum hingga sebelum
menjadi ASI matang, disekresikan pada
hari keempat hingga hari kesepuluh
sesudah bayi dilahirkan.
3. Air susu matang (mature)
Air susu matang (mature) merupakan cairan
yang berwarna putih kekuning-kuningan
karena garam Ca-caseinat, riboflavin dan
karoten yang terdapat di dalam air susu
matang tersebut.
ASI matang disekresikan pada hari
kesepuluh dan seterusnya.Komposisi ASI
matang relatif konstan.
6.6.6.2 Manfaat Pemberian ASI

ASI mengandung zat-zat untuk perkembangan


kecerdasan dan zat kekebalan yang sangat dibutuhkan
oleh bayi.

Pemberian ASI bukan hanya bermanfaat bagi bayi, tapi


juga bagi ibu yaitu :
1. akan lebih cepat pulih kesehatannya setelah melahirkan,
2. perdarahan setelah melahirkan dapat berkurang.
3. Menyusui dapat menunda kehamilan bahkan mengurangi
resiko kanker payudara.
4. terjalin ikatan batin yang sangat kuat antara ibu dan bayi.
6.6.6.3 Mekanisme Menyusu

1. Refleks mencari (Rooting Reflex) .Bayi yang pipi atau daerah sekeliling
mulutnya menempel pada payudara ibu akan mendapat rangsangan
sehingga menimbulkan refleks untuk mencari (rooting reflex). Refleks
tersebut akan memungkinkan bayi memutar kepalanya menuju puting susu
diikuti dengan membuka mulut kemudian puting susu akan ditarik masuk ke
dalam mulut.

2. Refleks menghisap (Suckling Reflex) . Bila langit-langit mulut bayi


mulaitersentuh, maka refleks menghisap akan terjadi.

3. Refleks menelan (Swallowing Reflex) . Air susu yang keluar dari puting susu
akan dihisap dengan gerakan menghisap yang ditimbulkan oleh otot-otot pipi,
sehingga pengeluaran air susu akan bertambah. Air susu tersebut selanjutnya
akan ditelan masuk ke lambung karena adanya refleks menelan.
6.7 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian survei


yang bersifat deskriptif kuantitatif yaitu
suatu penelitian untuk melihat masalah
dan fenomena yang terjadi pada
masyarakat berupa gambaran
pengetahuan, sikap dan tindakan
masyarakat terhadap Inisiasi Menyusu
Dini (IMD) di DesaPematang Jering,
Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu
Bara, Provinsi Sumatera Utara tahun
6.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

6.8.1 Lokasi penelitian


Penelitian dilakukan di DesaPematang Jering,
Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara,
Provinsi Sumatera Utara tahun 2018

6.8.2 Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan tanggal 3 Desember 2018
6.9 Sasaran Penelitian

Ibu-ibu dan kader posyandu di Desa


Pematang Jering, Kecamatan Sei
Suka , Kabupaten Batu Bara, Provinsi
Sumatera Utara.
6.10 Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan unit


analisis yang karakteristiknya akan
diteliti. Masyarakat yang datang
sebanyak 30 orang dibalai Desa
Pematang Jering, Kecamatan Sei Suka,
Kabupaten Batu Bara Provinsi
Sumatera Utara
6.10.2 Sampel
6.10.2.1 Kriteria Sampel

a. Inklusi
i. Bersedia menjadi responden.
ii. Responden berada di tempat pada saat pengumpulan data.
iii. Responden mengerti tentang pertanyaan kuisioner.

b. Kriteria Ekslusi
i. Tidak bersedia menjadi responden.
ii. Responden tidak berada di tempat pada saat pengumpulan data.
iii. Responden dalam keadaan sakit.
6.10.2.2 Besar Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan


karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Besar sampel sebanyak 30
orang masyarakat di Desa Pematang
Jering, Kecamatan Sei Suka ,
Kabupaten Batu Bara, Provinsi
Sumatera Utara.
6.11 Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan
Sikap Inisiasi Menyusu Dini
Tindakan

Keterangan :
Gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan Ibu yang
memiliki bayi mengenai inisiasi menyusu dini masyarakat
di Desa Pematang Jering, Kecamatan Sei Suka ,
Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara.
6.12 Pengumpulan Data

6.12.1 Data Primer


Data primer diperoleh dari kuisioner yang dibagikan
kepada 30 responden di Desa Pematang Jering,
Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara, Provinsi
Sumatera Utara.

6.12.2 Data Sekunder


Data sekunder diperoleh dari Puskesmas Sei Suka,
Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera
Utara.
6.13 Instrumen Penelitian

Setiap responden diberi kuisioner yang


berisi pertanyaan mengenai pengetahuan,
sikap dan tindakan terhadap Inisiasi
menyusu dini, yang terdiri dari 30
pertanyaan berdasarkan tinjauan pustaka
sebagai berikut:
1. 10 pertanyaan untuk menilai pengetahuan
2. 10 pertanyaan untuk menilai sikap
3. 10 pertanyaan untuk menilai tindakan
6.14 Teknik Penilaian

1. Pengukuran pengetahuan, sikap dan tindakan


berdasarkan jawaban pertanyaan yang diberikan
responden, menggunakan skala pengukuran Hadi
Pratomo dan Sudarti (1986) dengan definisi
sebagai berikut:
2. Baik, apabila responden benar besar > 75%
3. Sedang, apabila jawaban responden benar antara
40-75% dari nilai tertingggi
4. Kurang, apabila jawaban responden benar < 40%
dari nilai tertinggi
Kunci Jawaban Pengetahuan
Apabila responden menjawab ”benar” diberi nilai 1 dan apabila responden
menjawab “salah” diberi 0, skor pengetahuan :

1. A(0) B(0) C(1)


2. A(0) B(1) C(0)
3. A(0) B(1) C(0)
4. A(1) B(0) C(0)
5. A(0) B(0) C(1)
6. A(0) B(1) C(0)
7. A(1) B(0) C(0)
8. A(0) B(0) C(1)
9. A(1) B(0) C(0)
10. A(0) B(0) C(1)

Total skor pengetahuan adalah 10. Penilaian Pengetahuan


Baik, apabila responden benar ≥ 75% (8-10)
Sedang, apabila jawaban responden benar antara 40-75% dari nilai
tertingggi (4-7)
Kurang, apabila jawaban responden benar < 40% dari nilai tertinggi (0-3)
Kunci Jawaban Sikap
Apabila responden menjawab ”setuju” diberi nilai 2, jika jawaban “Kurang Setuju’’ diberi
nilai 1, dan apabila jawaban responden “Tidak Setuju” diberi nilai 0. Skor Sikap :
1. A(2) B(1) C(0)
2. A(2) B(1) C(0)
3. A(2) B(1) C(0)
4. A(2) B(1) C(0)
5. A(2) B(1) C(0)
6. A(2) B(1) C(0)
7. A(2) B(1) C(0)
8. A(2) B(1) C(0)
9. A(2) B(1) C(0)
10. A(2) B(1) C(0)
Total skor sikap adalah 20.

Penilaian Sikap
Baik, apabila responden benar> 75% (16-20)
Sedang, apabila jawaban responden benar antara 40-75% dari nilai tertingggi (8-15)
Kurang, apabila jawaban responden benar < 40% dari nilai tertinggi(0-7)
Kunci Jawaban Tindakan
Apabila responden menjawab ”Sudah” diberi nilai 2, jika jawaban “Kadang-kadang’’
diberi nilai 1, dan apabila jawaban responden “Belum” diberi nilai 0. Skor Tindakan :

1. A(2) B(1) C(0)


2. A(2) B(1) C(0)
3. A(2) B(1) C(0)
4. A(2) B(1) C(0)
5. A(2) B(1) C(0)
6. A(2) B(1) C(0)
7. A(2) B(1) C(0)
8. A(2) B(1) C(0)
9. A(2) B(1) C(0)
10. A(2) B(1) C(0)
Total skor tindakan adalah 20.

Penilaian Tindakan
1. Baik, apabila responden benar> 75% (16-20)
2. Sedang, apabila jawaban responden benar antara 40-75% dari nilai tertingggi (8-15)
3. Kurang, apabila jawaban responden benar < 40% dari nilai tertinggi(0-7)
6.15 Pengolahan Data dan Analisis Data

Data yang terkumpul diolah secara


manual, di edit dan di entry ke
komputer dengan menggunakan
program microsoft word 2010 dan
microsoft excel 2010 windows 7 yang
disajikan dalam bentuk tabel, diagram
dan grafik.
6.16 Langkah-Langkah Penelitian

Langkah-langkah penelitian untuk melihat masalah dan


fenomena yang terjadi pada masyarakat berupa gambaran
pengetahuan, sikap dan tindakan Ibu terhadap inisiasi
menyusu dini yang berada di DesaPematang Jering
Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, Provinsi
Sumatera Utara adalah sebagai berikut:
1. Survei lapangan di lokasi penelitian dan pemerintahan
setempat pada tanggal 2-3 Desember 2018 meliputi :

a) Melapor ke Kepala Puskesmas Sei Suka


b) Melapor ke Camat Sei Suka
c) Melapor ke Kepala Desa Pematang Jering
2. Pengisian kuisioner pada masyarakat di Desa Pematang
Jering, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara,
Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 3 Desember 2018
3. Penyuluhan tentang “IMD” pada tanggal 3 Desember
2018 yang berada di Desa Pematang Jering, Kecamatan
Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera
Utara.
4. Menyusun laporan penelitian berdasarkan data yang
diperoleh
5. Diskusi dengan pembimbing
6. Persentasi laporan penelitian
6.17 Deskripsi Wilayah Penelitian

6.17.1. Data Geografis Dan Demografis Kecamatan Sei Suka

6.17.1.1 Data Geografis Kecamatan Sei Suka

Wilayah puskesmas Sei Suka merupakan puskesmas rawat jalan


yang beroperasional pada awal tahun 2011, tepatnya pada bulan
Februari 2011 terletak di Jalan Besar Lintas Sumatra Desa
Tanjung Seri, Kecamatan Sei Suka yang memiliki 11 Desa Wilayah
Kerja yaitu Desa Tanjung Seri, Desa Sei Suka Deras, Desa
Tanjung Gading, Desa Simpang Kopi, Desa Perkebunan Sipare-
pare, Desa Brohol, Desa Simodong, Desa Pematang Kuing, Desa
Pematang Jering, Desa Kuala Tanjung, Desa Kuala indah.
Jumlah penduduk wilayah kerja puskesmas 37.828 jiwa, yang terdiri
dari 19.038 jiwa laki-laki dan 19.790 jiwa perempuan. Luas wilayah
kerja ±9.477,10 Ha. Dengan batas wilayah sebagai berikut :

SebelahUtara : Berbatasan dengan Jalan Lintas Sumatera


Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Simalungun,
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Air Putih
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kab. Deli Serdang

Aktivitas penduduk diwilayah Puskesmas Sei Suka meliputi Pegawai


Negeri Sipil, Pegawai Perusahaan Swasta, Pedagang, Usaha
Pertanian, Perkebunan dan lain-lain.
6.17.1.2. Data Demografis Kecamatan Sei Suka

Berdasarkan tabel dapat dilihat jumlah


penduduk selama 5 tahun terakhir
diwilayah Puskesmas Sei Suka yaitu
sebagai berikut :
Pekerjaan 6.17.1.3 Sosial Ekonomi
Jika dilihat dari pekerjaannya, penduduk di wilayah Puskesmas Sei Suka
merupakan Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Perusahaan Swasta, Pedagang,
Usaha pertanian, Perkebunan dan lain-lain.

Pendidikan
Sarana pendidikan diwilayah Puskesmas Sei Suka meliputi PAUD, TK, SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA. Rata-rata penduduk diwilayah ini mengenyam pendidikan
sampai dengan SMA/MA. Pendidikan di wilayah Puskesmas Sei Suka sejauh ini
sudah tercapai merata dengan baik dan hanya sedikit masyarakat yang tidak
bersekolah karena program pemerintah terhadap sekolah gratis sudah mulai
dinikmati oleh masyarakat diwilayah Puskesma Sei Suka.
Keluarga Berencana/KB
Perkembangan pembangunan kependudukan dipengaruhi oleh pencapaina
keberhasilan program Keluarga Berencana. Dari data yang kami dapatkan
melalui Puskesmas Sei Suka menunjukkan bahwa Pasangan Usia Subur (PUS)
dengan total 6.253 pasangan. Peserta KB aktif sebanyak 5.689 pasangan dan
yang tidak menjadi akseptor KB sebanyak 564 pasangan.
Sebagian besar peserta KB
menggunakan :
1. Kontrasepsi suntikan sebanyak 2.541 pasangan
2. Pil KB sebanyak 2.464 pasangan, 219
pasangan,
3. IUD 36 pasangan,
4. Implan sebanyak 280 pasangan dan
5. metode operasi wanita (MOW) sebanyak 147
pasangan dan Metode Operasi Pria (MOP)
sebanyak 2 orang, dapat dilihat pada tabel
berikut :
Agama
Di wilayah kerja Puskesma Sei Suka memiliki tiga
agama yaitu Islam, Kristen Protestan, Kristen
Katolik.
Mayoritas dari masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Sei Suka adalah agama Islam, akan
tetapi walaupun berbeda agama, masyarakatnya
selalu rukun dan damai. Dilihat dari banyaknya
sarana tempat ibadah yang ada di wilayah
puskesmas yang merata.
6.18 Program Pembangunan Kesehatan Puskesmas
Sei Suka

Dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


128/Menkes/SK/II?2004 disebutkan bahwa puskesmas beranggung
jawab menyelenggarakan upaya kesehatan prorangan dan upaya
kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut dkelompokkan
menjadi dua yaitu Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan
Pengembangan. Upaya kesehatan wajib adalah upaya yang harus
diselenggarakan oleh setiap puskesmas disebut Basic Six yaitu :

1. Program Promosi Kesehatan,


2. Program Kesehatan Lingkungan,
3. Program Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana,
4. Program Perbaikan Gizi Masyarakat,
5. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular serta
6. Program Pengobatan.
Program kesehatan pengembangan adalah Program kesehatan yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan
dimasyarakat dan disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Program
kesehatan pengembangan ini dapat dipilih dari daftar upaya kesehatan
pokok puskesmas yang telah ada yaitu :

1. Program Kesehatan Sekolah


2. Program Perawatan Kesehatan Masyarakat
3. Program Kesehatan Gigi dan Mulut
4. Program Kesehatan Jiwa
5. Program Kesehatan Lanjut Usia
6. Program Pembinaan Pengobatan Tradisional
7. Program Promosi Kesehatan
8. Program Kesehatan Lingkungan
9. Program Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
10. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
11. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular serta
12. Program Imunisasi
Pencapaian Program Kesehatan

Keberhasilan pembangunan kesehatan


dievaluasi melalui Pencapaian Target
Indikator Puskesmas Sei
Suka.Berbagai indikator keberhasilan
ditetapkanoleh Kecamatan didasarkan
pada kemampuan sumber daya
manusia, geografis dan faktor-faktor
lainnya.
Derajat kesehatan Puskesmas Sei Suka dapat dinilai
melalui indikator Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB).
AKI dan AKB di Kabupaten Batu Bara berada di bawah
angka nasional.Pada Tahun 2018, Puskesmas Sei Suka
memiliki sasaran bumil 926 orang dan Bulin 883 orang.
Berbagai upaya pendataan ibu melahirkan terus
diupayakan untuk mendapatkan data yang sebenarnya
dilapangan adalah terlambatnya. Beberapa faktor yang
mempengaruhi AKI ibu penanganan dan rujukan.
Pada Tabel dan Grafik diatas dapat dilihat bahwa kasus
penyakit terbesar yaitu diare sebanyak 502 kasus.
Selanjutnya disusul oleh penyakit TB Paru dan
Hipertensi.
6.19 Pelayanan Kesehatan
6.19.1 Pelayanan Antenatal

Pelayanan antenatal merupakan pelayan yang diberikan oleh


pelayanan tenaga pelayan an kesehatan terhadap ibu hamil dengan
standart aman antenatal yang meliputi TT. Cakupan pelayanan
antenatal dipantau dengan pemberian pelayanan terhadap ibu hamil
saat dapat kunjung semester ke tiga kehamilan (K4).dan pertama (K1)
dan kunjungan ulangan yang ke empat kali pada semester ketiga
kehamilan K4. Cakupan K1 dan K4 menggambarkan tingkat keaktifan
tugas pelayanan kesehatan memberikan pelayan pemeriksaan ibu
hamil dari bulan Januari sampai Desember mengalami peningkatan
yang sangat berarti. Adapun tabel pencapaiaan persentase K1 dan K4
di puskesmas Sei Suka dapat di lihat pada tabel:
6.19.2 Bumil Punya Buku KIA

Di wilayah puskesmas Sei Suka rata-rata para ibu hamil


rajin memeriksakan kehamilannya ke posyandu ataupun ke
puskesmas,sehingga petugas kesehatan ataupun bidan
tidak sullt untuk tidak membagikan buku KTA kepada ibu
hamil.
Semenjak puskesmas berdiri semakin ramai ibu hamil
memeriksakan kehamilannya ke puskesmas ataupun ke
posyandu.
Sehingga retribusi pemberian buku KIA langsun kepada ibu
hamil.Adapun tabel pencapaian ibu hamil yang mempunyal
buku KIA dapat terlihat pada tabel di bawah ini.
6.19.3 Persalinan Oleh NAKES

Puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan


dasar yang menyelenggarakan kegiatan promosi
kesehatan lingkungan pelayanan kesehatanibu dan
anak, KB, Gizi dan lain-lain.
Di Puskesmas Sei Suka melayani pertolongan
persalinan dengan sangat professional. Persalinan
oleh Tenaga Kesehatan Puskesmas Sei Suka
sangatlah meningkat karena persalinan di tolong oleh
tenaga kesehatan bidan. Adapun persalinan yang di
tolong oleh nakes dapatdi lihat pada tabel di bawah ini :
6.19.4 Persalinan Di Fasilitas Kesehatan

Puskesmas Sei Suka memiliki fasilitas pelayan yang


sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
fasilitas kesehatan yang ada misalnya Poskesdes
dan Pustu. Pelayananpengobatan/perawatan dan
persalinan diarahkan sejauh ini untuk menggunakan
fasilitas kesehatan yang ada.Sehingga masyarakat
diberikan pelayanan kesehatan untuk bersalin di
fasilitas kesehatan.Ini dapat dilihat dari kunjungan
pasien ke puskesmas sangatlah meningkat. Hal ini
dapat di lihat dari tabel di bawah ini :
6.20 Program Puskesmas
6.20.1 Program Balita Gizi Buruk
6.20.2 Program Baduta dan Balita Yang Ditimbang

Dalam wilayah kerja puskesmas Sei Suka 39 posyandu dan didapatkan


data untuk desa Pematang Jering untuk baduta (0-23 bulan)dengan
proyeksi 104 baduta laki-laki dan 107 baduta perempuan dan didapatkan
angka laporan sebesar 81 baduta laki-laki dan 90 baduta perempuan.
Baduta yang ditimbang yaitu 60 baduta laki-laki dan 71 baduta perempuan.
Untuk Balita (24-59 bulan) proyeksi balita laki-laki sebesar 100 balita dan
perempuan sebesar 108 balita dan yang dilaporkan posyandu adalah 46
untuk balita laki-laki dan 48 balita perempuan. Balita yang ditimbang
didapatkan data hanya 33 balita laki-laki dan 34 balita perempuan. Balita
(0-59 bulan) diproyeksikan balita laki-laki sebanyak 204 laki-laki dan 215
balita perempuan, yang dilaporkan sebanyak 127 laki-laki dan 138 balita
perempuan dan yang ditimbang untuk balita laki-laki sebanyak 93 balita
laki-laki dan 105 balita perempuan. Dari data diatas dapat disimpulkan
bahwa masih banyak baduta dan balita yang tidak ditimbang untuk desa
Pematang Jering.
6.20.3 Program ASI ekslusif

Upaya pencegahan terhadap penyakit infeksi dapat dilakukan


dengan keadaan gizi balita yang baik. Pemeliharaan gizi bayi
dan balita yang baik memerlukan pengaturan makanan yang
tepat yaitu salah satunya dengan pemberian ASI secara benar
dan tepat. Bayi yang mendapat ASI akan lebih terjaga dari
penyakit infeksi terutama diare dan ISPA serta mempunyai
peluang untuk hidup lebih baik dibandingkan dengan bayi yang
mendapat susu formula. Air Susu Ibu memegang peranan
penting untuk menjaga kesehatan dan kelangsungan hidup
bayi. Awal menyusui yang baik adalah 30 menit setelah bayi
lahir karena dapat merangsang pengeluaran ASI selanjutnya,
disamping itu akan terjadi interaksi atau hubungan timbal balik
dengan cepat antara ibu dengan bayi.
Data pada tabel menunjukkan bahwa
desa Sei Suka Deras nampaknya lebih
patuh terhadap pemberian ASI ekslusif
hingga bayi berusia 6 bulan. Dan desa
Tanjung Seri memiliki angka yang tinggi
untuk tidak memberikan ASI.
6.20.4 Program pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas

Data diatas menunjukkan Jumlah Ibu Nifas yang mendapatkan Vitamin A bulan November
sebanyak 58. Desa Pematang Jering memiliki 8 orang ibu nifas yang dapat vitamin A.
6.20.5. Program Ibu Hamil Mendapat
Tablet Tambah Darah (TTD)
Jumlah sasaran ibu hamil sebanyak
791 orang, jumlah ibu hamil dapat TTD
sampai bulan lalu sebanyak 167 orang
(21,25%). Jumlah ibu hamil yang
mendapat TTD bulan ini sebanyak 60
orang (8,73%). Jumlah ibu hamil
mendapat TTD sampai bulan ini
sebanyak 206 orang (29,99%). Dari
sebelas desa dan 39 posyandu
kecamatan Sei Suka tahun 2018.
6.20.6. Program Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) Mendapat
Makanan Tambahan.
Jumlah ibu yang mendapat makanan tambahan
sampai bulan lalu yaitu sebanyak 4 orang. Pada
bulan ini 1 bumil yang mengalami KEK, bumil
KEK yang mendapat makanan tambahan bulan
ini yaitu sebanyak 1 orang. Jumlah Bumil KEK
sampai bulan ini terhitung6 orang, dan Bumil
yang mendapat makanan tambahan sampai
bulan ini sebanyak6 orang.Dari sebelas desa
dan 39 posyandu kecamatanSei Suka tahun
2018.
6.20.7 Program Balita Kurus
Mendapat Makanan
Tambahan
Jumlah Balita kurus sampai bulan lalu terhitung 11
orang, balita kurus yang mendapat makanan
tambahan sampai bulan lalu sebanyak 14 orang.
Jumlah Balita kurus bulan ini sebanyak dua orang.
Balita kurus mendapat makanan tambahan bulan
ini sebanyak dua orang. Jumlah Balita kurus
sampai bulan ini terhitung 12 orang dan jumlah
Balita kurus mendapat makanan tambahan sampai
bulan ini sebanyak 65 orang. Dari 11 desa dan 39
posyandu di kecamatan Sei Suka tahun 2018.
6.20.8 Program Bayi Baru Lahir
Mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Jumlah Bayi Baru Lahir sampai bulan
lalu sebanyak 162 orang, jumlah Bayi
Baru Lahir mendapat IMD sampai bulan
lalu sebanyak 110 orang. Jumlah bayi
baru lahir bulan ini sebanyak 56 orang,
jumlah Bayi Baru Lahir yang mendapat
IMD bulan ini sebanyak 40 orang
6.20.9. Program Bayi berat badan lahir rendah
Pada bulan oktober tahun 2018
terdapat 53 kelahiran di wilayah kerja
UPT Puskesmas Sei Suka, pada Desa
Pematang Jering terdapat 3 kelahiran
bayi. Kasus
Bayi Berat Badan Lahir Rendah sampai
bulan ini adalah nihil.
6.20.10 Program Ibu Hamil Anemia
Dari data kumulatif ibu hamil di wilayah
kerja UPT Sei Suka sampai bulan
Oktober lalu didapati 158 ibu hamil.
pada bulan November 2018 didapati
63 ibu hamil dan tidak dijumpai kasus
ibu hamil anemia pada bulan Oktober
2018
6.20.11. Program balita mempunyai buku
KIA/KMS
Dari data diatas didapati jumlah balita yang
mempunyai buku KIA/KMS di lingkungan kerja
UPT Puskesmas Pematang Panjang berjumlah
2433 balita dengan proyeksi 3701 balita.
Dari hasil penimbangan bulan Oktober ini didapati
100 balita yang tidak naik berat badannya, dan 47
balita yang tidak naik berat badannya dua kali
berturut-turut, serta 18 balita yang berada dibawah
garis merah. Hasil didapatkan dari 1667 balita
yang ditimbang.
6.21 Analisis Penelitian

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan


pada masyarakat Desa Pematang Jering,
Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara dengan 30 orang
responden, data dikumpulkan, diolah dan
disajikan dalam bentuk tabel dan diagram
dengan menggunakan Microsoft Word 2010
dan Microsoft Excel 2010 sebagai berikut :
Dari Tabel dan Diagram diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (87%)
mengetahui pengertian Inisiasi Menyusu Dini.
Tabel dan Diagram 6.19
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan
Tentang Proses Inisiasi Menyusu Dini di Desa/Dusun
Pematang Jering Kecamatan Sei Suka
Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara Tahun
2018
Keterangan dari Tabel dan Diagram
6.19
Dari Tabel dan Diagram diatas dapat
diketahui bahwa sebagian besar
responden (63%) mengetahui tentang
proses Inisiasi Menyusu Dini.
Tabel dan Diagram 6.20
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang
Keuntungan melakukan inisasi menyusu dini di Desa/Dusun
Pematang Jering Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera UtaraTahun 2018
Keterangan dari Tabel dan Diagram 6.20
Dari Tabel dan Diagram diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (97%)
mengetahui keuntungan Inisiasi Menyusu Dini.
Tabel dan Diagram 6.21
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Waktu
yang dibutuhkan untuk melakukan IMD di Desa/Dusun Pematang
Jering Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara Provinsi
Sumatera Utara
Tahun 2018
Keterangan dari Tabel dan Diagram 6.21
Dari Tabel dan Diagram diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (80%)
mengetahui waktu yang paling tepat dalam melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini
Tabel dan Diagram 6.22
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang
Manfaat IMD untuk bayi di Desa/Dusun Pematang Jering
Kecamatan Sei Suka
Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018

Keterangan dari Tabel dan Diagram 6.22


Dari Tabel dan Diagram diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (87%)
mengetahui manfaat Inisiasi Menyusu Dini untuk bayi.
Tabel dan Diagram 6.23
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang
Manfaat IMD untuk Ibu di Desa/Dusun Pematang Jering
Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera
Utara Tahun 2018
Keterangan dari Tabel dan Diagram 6.23
Dari Tabel dan Diagram diatas dapat diketahui bahwa seluruh responden (100%)
mengetahui manfaat Inisiasi Menyusu Dini bagi ibu.
Tabel dan Diagram 6.24
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang
Kolostrum DiDesa/Dusun Pematang Jering Kecamatan Sei
Suka Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara Tahun
2018
Keterangan dari Tabel dan Diagram 6.24
Dari Tabel dan Diagram diatas dapat diketahui bahwa seluruh responden (100%)
mengetahuipengertian tentang kolostrum.
Tabel dan Diagram 6.25
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang
warna ASI yang pertama keluar di Desa/Dusun Pematang
Jering Kecamatan Sei Suka
Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
Keterangan dari Tabel dan Diagram 6.25
Dari Tabel dan Diagram diatas dapat diketahui bahwa seluruhresponden (100%)
mengetahui warna kolostrum.
Tabel dan Diagram 6.26
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang
Manfaat Kolostrum di Desa/Dusun Pematang Jering
Kecamatan Sei Suka
Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
Keterangan dari Tabel dan Diagram 6.26
Dari Tabel dan Diagram diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (93%)
mengetahui manfaat dari kolostrum.
6.21.2 Tabel dan Diagram Distribusi Sikap
Tabel dan Diagram 6.27
Distribusi Responden Berdasarkan Gambaran Sikap Tentang Pentingnya
IMD untuk Bayi Baru lahir di Desa/DusunPematang Jering
Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera UtaraTahun 2018
Keterangan dari tabel dan diagram
6.27
Dari tabel dan diagram diatas dapat
diketahui bahwa seluruhresponden
(100%) menyetujui tentang Inisiasi
Menyusu Dini harus diberikan pada
semua bayi.
Tabel dan Diagram 6.28
Distribusi Responden Berdasarkan Gambaran Sikap Tentang IMD
Dilakukan pada Ibu Operasi Caesar maupun normal di Desa/Dusun
Pematang Jering Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara Provinsi
Sumatera UtaraTahun 2018
Keterangan dari tabel dan diagram 6.28
Dari Tabel dan Diagram diatas dapat diketahui bahwa seluruhresponden (100%)
menyetujui bahwa Inisiasi Menyusu Dini dapat dilakukan pada ibu yang melakukan
persalinan secaraoperasi caesar maupun normal
Tabel dan Diagram 6.29
Distribusi Responden Berdasarkan Gambaran Sikap Tentang
Semua Bayi lahir dapat melakukan IMD di Desa/Dusun Pematang
Jering
Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
Keterangan dari tabel dan diagram
6.29
Dari tabel dan diagram diatas dapat
diketahui bahwa seluruh responden
(100%) menyetujui semua bayi baru
lahir dapat melaksanakan Inisiasi
Menyusu Dini.
Tabel dan Diagram 6.30
Distribusi Responden Berdasarkan Gambaran Sikap Tentang Kolostrum
baik untuk bayi diDesa/Dusun Pematang Jering Kecamatan Sei Suka
Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018
Keterangan dari tabel dan diagram 6.30
Dari tabel dan diagram diatas dapat diketahui bahwa seluruh responden (100%)
menyetujui bahwa kolostrum baik untuk bayi.
Tabel dan Diagram 6.31
Distribusi Responden Berdasarkan Gambaran Sikap Tentang skin to
skin berguna untuk bayi di Desa/Dusun Pematang Jering Kecamatan
Sei Suka
Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
Keterangan dari tabel dan diagram 6.31
Dari tabel dan diagram diatas dapat diketahui bahwa seluruh responden (100%)
menyetujui bahwa kontak langsung dengan ibu dapat menjaga bayi tetap hangat.
Tabel dan Diagram 6.32
Distribusi Responden Berdasarkan Gambaran Sikap IMD awal dari
keberhasilan ASI Ekslusif di Desa/Dusun Pematang Jering
Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
Keterangan dari tabel dan diagram 6.32
Dari tabel dan diagram diatas dapat diketahui bahwa seluruh responden (100%)
menyetujui Inisiasi Menyusu Dini awal keberhasilan ASI Ekslusif.
Tabel dan Diagram 6.33
Distribusi Responden Berdasarkan Gambaran Sikap Tentang pemberian ASI Dilakukan segera mungkin setelah dilahirkan di Desa/Dusun

Pematang Jering Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara


Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
Keterangan dari tabel dan diagram 6.33
Dari tabel dan diagram diatas dapat diketahui bahwa seluruh responden (100%)
menyetujui pemberian ASI harus diberikan sesegera mungkin.
Tabel dan Diagram 6.34
Distribusi Responden Berdasarkan Gambaran Sikap Tentang Pemberian
ASI lebih baik daripada pemberian susu formula di Desa/Dusun
Pematang Jering Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
Keterangan dari tabel dan diagram 6.34
Dari tabel dan diagram diatas dapat diketahui bahwa sebagian besarresponden (97
setujupemberian ASI lebih baik daripada pemberian susu formula.
6.21.3 Tabel dan Diagram Distribusi Perilaku/Tindakan
Tabel dan Diagram 6.35
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Tentang memberikan
kolostrum kepada bayi di Desa/Dusun Pematang Jering Kecamatan Sei
Suka Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
Keterangan dari tabel dan diagram 6.35
Dari tabel dan diagram diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar (97%)
responden mengatakan bahwasannya mereka telah memberikan kolostrum
kepada bayi mereka.
Tabel dan Diagram 6.36
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Ibu dalam melakukan
inisiasi menyusu dini kepada bayinya di Desa/Dusun Pematang
Jering
Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara
Keterangan dari tabel dan diagram 6.36
Dari tabel dan diagram diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar (93%)
responden mengatakan bahwa mereka sudah melakukan inisiasi menyusu dini
terhadap bayinya.
Tabel dan Diagram 6.37
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Ibutentang mengajak teman-
teman ibu yang lain untuk melakukan inisiasi menyusu dini
DiDesa/Dusun Pematang Jering Kecamatan Sei Suka
Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
Keterangan dari tabel dan diagram 6.37
Dari tabel dan diagram diatas dapat diketahui bahwa sebagian besarresponden
(83%) mengatakan ibu-ibu sudah banyak yang mengajak teman-temannya yang lain untu
melakukan Inisiasi Menyusu Dini.
Tabel dan Diagram 6.38
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Ibu Tentang meletakkan bayi
di atas dada atau di atas perut ketika bayi baru lahir di Desa/Dusun
Pematang Jering Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
Dari tabel dan diagram diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (94
mengatakan bahwa ibu telah meletakkan bayinya yang baru lahir didada atau diperutnya
Tabel dan Diagram 6.39
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Ibu Tentang meletakkan bayi di puting susunya ketika bayi baru
lahir di Desa/Dusun Pematang Jering Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
Keterangan dari tabel dan diagram 6.39
Dari tabel dan diagram diatas dapat diketahui bahwa sebagian besarresponden
(97%) mengatakan bahwa ibu telah meletakkan bayinya yang baru lahir di puting susuny
Tabel dan Diagram 6.40
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Tentang Bayi baru lahir
Didiamkan didada Ibu selama minimal 1 Jam di Desa/Dusun
Pematang Jering Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
Keterangan dari tabel dan diagram 6.40
Dari tabel dan diagram diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden (87%) sudah mendiamkan bayi baru lahir didada ibu selama satu jam
Tabel dan diagram 6.41
Distribusi Pengetahuan, Sikap, Perilaku ibu-ibu di
Desa/Dusun Pematang Jering Kecamatan Sei Suka
Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2018
BAB VII

PERMASALAHAN DAN
PEMECAHAN MASALAH
 
7.1. Permasalahan dan Pemecahan Masalah di Puskesmas Sering

7.1.1 Permasalahan di Puskesmas Sering


1. Masih kurangnya jumlah posyandu yang
ditandai dengan jumlah posyandu yang ada
hanya sebanyak 30 posyandu, tidak sesuai
dengan jumlah balita yang ada yaitu 5.625
orang.
2. Dari laporan petugas kesehatan lingkungan
Puskesmas Sering bulan Januari-Oktober 2018
terdapat rata-rata 18 rumah yang masih dijumpai
jentik-jentik nyamuk.
Cont,.
3. Masih terdapatnya balita gizi buruk berjumlah 6
orang dan gizi kurang berjumlah 25 orang di
wilayah kerja Puskesmas Sering.
4. Masih terdapatnya penyakit TB paru dengan BTA (+)
berjumlah 41 orang dan BTA (-) Gambaran
Radiologi (+) berjumlah 70 orang.
5. Masih terdapatnya penyakit Diare berjumlah 294
orang di wilayah kerja Puskesmas Sering.
6. Masih terdapatnya penyakit ISPA berjumlah 4.999
orang di wilayah kerja Puskesmas Sering.
7. Masih terdapatnya penyakit DBD berjumlah 32
orang di wilayah kerja Puskesmas Sering
Cont,.

8. Masih terdapatnya upaya kesehatan gigi dan


mulut yang ditandai dengan masih terdapatnya
masalah gigi dan mulut yang terlihat dari data
hasil penjaringan sekolah diwilayah puskesmas
sering tingkat SD yang mengalami Gigi Karies
sebanyak 1.161 orang, adapun jumlah
masyarakat yang memiliki masalah pada gigi
sebanyak 3.463 sesuai jumlah kunjungan pasien
penyakit gigi dan mulut pada periode Januari-
Oktober 2018.
Cont,.
9. Masih terdapatnya masalah kesehatan jiwa
yang ditandai dengan masih terdapatnya
masalah penyakit jiwa seperti, Skizofrenia
yang berjumlah 174 orang, Depresi
berjumlah 148 orang, Gangguan Neurotik
berjumlah 69 orang, Psikotik Ringan
berjumlah 35 orang yang terlihat dari data
bulanan usaha kesehatan jiwa di wilayah
kerja Puskesmas Sering kecamatan Medan
Tembung mulut pada periode Januari-
Oktober 2018.
Cont,.

10. Masih adanya masalah kesehatan


mata yang ditandai dengan masih
terdapatnya masalah penyakit mata
yang terbanyak salah satunya
Presbiopia berjumlah 487 orang, yang
terlihat dari data bulanan penyakit
mata di wilayah kerja puskesmas
sering kecamatan Medan Tembung
tahun 2018.
Cont,.

11. Masih
kurang pemahaman masyarakat
mengenai penyakit Diabetes Melitus
yang ditandai dengan masih
meningkatnya jumlah kunjungan
penyakit Diabetes Melitus yaitu
sebesar 1.437 orang.
7.1.2Pemecahan masalah di Puskesmas Sering

1. Memberi saran kepada Puskesmas


Sering melibatkan tokoh masyarakat
untuk menambahkan 26 posyandu agar
jumlah posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Sering menjadi 56 posyandu.
Cont,.
2. Memberi saran kepada Puskesmas Sering agar
melibatkan tokoh masyarakat untuk memberikan
informasi berupa penyuluhan dan konseling oleh dokter
kepada masyarakat tentang pentingnya kesehatan
lingkungan terutama pemberantasan jentik-jentik nyamuk
dengan 4M Plus. 4M Plus artinya menutup tempat
penampungan air, menguras tempat penampungan air
secara rutin minimal seminggu sekali, mengubur tempat
penampungan air yang tidak terpakai, dan memantau
jentik nyamuk seminggu sekali. Plus disini artinya
menghindari gigitan nyamuk menggunakan repelen anti
nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk,
melakukan larvasidasi, dan menggunakan kelambu agar
terhindar dari penyakit DBD.
Cont,.
3. Memberi saran kepada Puskesmas Sering agar
melibatkan tokoh masyarakat untuk meningkatkan
penyuluhan tentang pentingnya makanan gizi
seimbang kepada masyarakat dan pentingnya PHBS.
4. Memberi saran kepada Puskesmas Sering agar
melibatkan tokoh masyarakat untuk memberikan
penyuluhan dan konseling oleh dokter kepada
masyarakat tentang pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular terutama penyakit TB, seperti
memberitahukan kepada masyarakat, pentingnya
etika batuk serta tata cara membuang dahak.
Cont,.
5. Memberi saran kepada Puskesmas Sering
agar melibatkan tokoh masyarakat untuk
memberikan penyuluhan dan konseling oleh
dokter kepada masyarakat tentang
pencegahan dan pemberantasan Diare serta
pentingnya menjaga kebersihan.
6. Memberi saran kepada Puskesmas Sering
agar melibatkan tokoh masyarakat untuk
memberikan penyuluhan dan konseling oleh
dokter kepada masyarakat tentang
Pencegahan dan pemberantasan ISPA.
Cont,.

7. Memberi saran kepada Puskesmas


Sering agar melibatkan tokoh
masyarakat untuk memberikan
penyuluhan dan konseling oleh dokter
kepada masyarakat tentang
Pencegahan pemberantasan DBD.
8. Meningkatkan kemampuan dan
partisipasi masyarakat tentang perilaku
hidup sehat dan perawatan gigi rutin
Cont,.
9. Membangun kerjasama dengan pihak
terkait dan melibatkan peran serta aktif
masyarakat dalam menjaga kesehatan
mental dan pemeliharaan kesehatan jiwa
demi tercapainya indonesia bebas
pasung.
10. Meningkatkan kemampuan dan
partisipasi masyarakat terhadap
pentingnya menjaga kesehatan mata.
Cont,.

11. Bekerjasama dengan tenaga kesehatan di


Puskesmas Sering untuk memberikan
informasi berupa penyuluhan dan
konseling oleh dokter kepada masyarakat
tentang Pencegahan dan Penanganan
Penyakit Diabetes Melitus seperti
memberitahukan kepada masyarakat gaya
hidup yang sehat, faktor risiko penyakit
Diabetes Melitus dan hal-hal yang harus
dihindari oleh penderita Diabetes Melitus.
7.2 Permasalahan dan Pemecahan Masalah Hasil
Penelitian Gambaran Pengetahuan, Sikap dan
Tindakan Ibu Terhadap Inisiasi Menyusu Dini di
Desa Pematang Jering, Kecamatan Sei Suka,
Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara,
2018
7.2.1 Pengetahuan
No Permasalahan Pemecahan Masalah
1 Masih ada 13% responden yang tidak mengetahui 
pengertian Inisiasi Menyusui Dini.

2 Masih  ada  37%  responden  tidak  mengetahui 


tentang proses inisiasi menyusui dini

3 Masih  ada 13%  responden yang tidak mengetahui  Memberikan  informasi  melalui  penyuluhan  yang 


manfaat inisiasi menyusui dini disampaikan  oleh  petugas  kesehatan  kepada 
masyarakat Desa Pematang Jering Kecamatan Sei 
4 Masih  ada  3%  responden  yang  tidak  mengetahui  Suka  Kabupaten  Batu  Bara  Provinsi  Sumatera 
keuntungan inisiasi menyusu dini. Utara.

5 Masih  ada  3%  responden  yang  tidak  mengetahui 


waktu  yang  tepat  dalam  melakukan  inisiasi 
menyusu dini.
6 Masih  ada  7%  responden  yang  tidak  mengetahui 
manfaat kolostrum.
7.2.2 Sikap
No Permasalahan Pemecahan Masalah

1 Masih  ada  3% 


responden  kurang 
setuju  bahwa  Memberikan  penyuluhan  tentang 
pemberian  ASI  inisiasi menyusui dini dan pentingnya 
lebih  baik  daripada  pemberian kolostrum pada bayi untuk 
pemberian  susu  awal  keberhasilan  ASI  ekslusif  pada 
formula. bayi  di  Desa  Pematang  Jering 
Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu 
Bara Provinsi Sumatera Utara.
7.2.3 Perilaku

No Permasalahan Pemecahan Masalah


1 Masih  ada  3%  responden  yang  belum 
memberikan kolostrum kepada bayi.
2 Masih  ada  7%  responden  yang  belum 
melakukan  inisiasi  menyusui  dini 
kepada bayinya.
3 Masih  ada  17%  responden  yang  belum  Memberikan  pengetahuan  kepada 
mengajak  teman-teman  ibu  yang  lain  responden  terhadap  pentingnya  inisiasi 
untuk melakukan inisiasi menyusui dini. menyusui  dini  terutama  pemberian ASI 
sesegera  mungkin  pada  bayi  baru  lahir 
4 Masih  ada  7%  responden  yang  belum 
untuk  awal  keberhasilan  ASI  eklusif 
meletakkan bayi di atas dada atau di atas 
pada  bayi  di  desa  sukaraja  Kecamatan 
perut ketika bayi baru lahir.
Air Putih Kabupaten Batu Bara Provinsi 
5 Masih  ada  3%  responden  yang  belum  Sumatera Utara.
meletakkan  bayi  di  puting  susunya 
ketika bayi baru lahir.
6 Masih  ada  13%  responden  yang  belum 
mendiamkan  bayi  baru  lahir  didada  ibu 
selama minimal 1 jam
BAB VIII
8.1 Kesimpulan
8.1.1. Puskesmas Sering
1. Masih  kurangnya  jumlah  posyandu  yang  ditandai  dengan 
jumlah posyandu yang ada hanya sebanyak 30 posyandu, tidak 
sesuai dengan jumlah balita yang ada yaitu 5.625 orang.

2. Dari  laporan  petugas  kesehatan  lingkungan  Puskesmas  Sering 


bulan  Januari-Oktober  2018  terdapat  rata-rata  18  rumah  yang 
masih dijumpai jentik-jentik nyamuk. 

3. Masih terdapatnya balita gizi buruk berjumlah 6 orang dan gizi 
kurang berjumlah 25 orang di wilayah kerja Puskesmas Sering. 
4. Masih terdapatnya penyakit TB paru dengan BTA (+) berjumlah   
41 orang dan BTA (-) Gambaran Radiologi (+) berjumlah 70 orang.

5. Masih terdapatnya penyakit Diare berjumlah 294 orang di wilayah 
kerja Puskesmas Sering.

6. Masih terdapatnya penyakit ISPA berjumlah 4.999 orang di 
wilayah kerja Puskesmas Sering.

7. Masih terdapatnya penyakit DBD berjumlah 32 orang di wilayah 
kerja Puskesmas Sering.23
8.  Masih  terdapatnya  masalah  upaya  kesehatan  gigi  dan  mulut 
yang  ditandai  dengan masih terdapatnya  masalah gigi dan mulut 
yang  terlihat  dari  data  hasil  penjaringan  sekolah  diwilayah 
puskesmas  sering  tingkat  SD  yang  mengalami  Gigi  Karies 
sebanyak 1.161 orang, adapun jumlah masyarakat yang memiliki 
masalah  pada  gigi  sebanyak  3.463  sesuai  jumlah  kunjungan 
pasien  penyakit  gigi  dan  mulut pada  periode  Januari-Oktober 
2018.
 
9.  Masih  terdapatnya  masalah  kesehatan  jiwa  yang  ditandai 
dengan  masih  terdapatnya  masalah  penyakit  jiwa    seperti, 
Skizofrenia  yang  berjumlah  174  orang,  Depresi  berjumlah  148 
orang,  Gangguan  Neurotik  berjumlah  69  orang,  Psikotik  Ringan 
berjumlah  35  orang  yang  terlihat  dari  data  bulanan  usaha 
kesehatan  jiwa  di  wilayah  kerja  Puskesmas  Sering  kecamatan 
Medan Tembung mulut pada periode Januari-Oktober 2018.  
10. Masih adanya masalah kesehatan mata yang ditandai dengan 
masih  terdapatnya  masalah  penyakit  mata  yang  terbanyak  salah 
satunya  Presbiopia  berjumlah  487  orang,  yang  terlihat  dari  data 
bulanan  penyakit  mata  di  wilayah  kerja  puskesmas  sering 
kecamatan Medan Tembung tahun 2018.

11.  Masih  kurang  pemahaman  masyarakat  mengenai  penyakit 


Diabetes  Melitus  yang  ditandai  dengan  masih  meningkatnya 
jumlah kunjungan  penyakit Diabetes Melitus yaitu sebesar 1.437 
orang.
8.1.2 Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu
Terhadap Inisiasi Menyusu Dini
Desa Pematang Jering, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten
Batubara, Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2018

1. Sebanyak  90%  responden  mempunyai  pengetahuan  yang 


baik tentang inisiasi menyusu dini.
2. Sebanyak  99.6%  responden  mempunyai  sikap  yang  baik 
dalam menangani inisiasi menyusu dini.
3. Sebanyak  92%  responden  mempunyai  perilaku  yang  baik 
mengenai inisiasi menyusu dini.
8.2 Saran
8.2.1 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
Agar  lebih  meningkatkan  upaya  promotif  dan  preventif 
kesehatan  dan  sarana  pelayanan  kesehatan  di  wilayah  provinsi 
Sumatera Utara.

8.2.2 Dinas Kesehatan Kota Medan


• Agar  lebih  membina  dalam  hal  menjalankan  program-
program puskesmas yang ada di wilayah Kota Medan.
• Melakukan  monitoring  dan  evaluasi  program-program 
Puskesmas yang ada di Wilayah Kota Medan.
8.2.3 Puskesmas Sering

1.    Memberi  saran  kepada  Puskesmas  Sering  melibatkan  tokoh 


masyarakat  untuk  menambahkan  26  posyandu  agar  jumlah 
posyandu  di  wilayah  kerja  Puskesmas  Sering  menjadi  56 
posyandu.

2.    Memberi  saran  kepada  Puskesmas  Sering  agar  melibatkan 


tokoh  masyarakat  untuk  memberikan  informasi  berupa 
penyuluhan dan konseling oleh dokter kepada masyarakat tentang 
pentingnya kesehatan lingkungan terutama pemberantasan jentik-
jentik nyamuk dengan 4M Plus. 
3.  Memberi  saran  kepada  Puskesmas  Sering  agar  melibatkan 
tokoh  masyarakat  untuk  meningkatkan  penyuluhan  tentang 
pentingnya  makanan  gizi  seimbang  kepada  masyarakat  dan 
pentingnya PHBS.

4.  Memberi  saran  kepada  Puskesmas  Sering  agar  melibatkan 


tokoh  masyarakat  untuk  memberikan  penyuluhan  dan  konseling 
oleh  dokter  kepada  masyarakat  tentang  pencegahan  dan 
pemberantasan  penyakit  menular  terutama  penyakit  TB,  seperti 
memberitahukan kepada masyarakat, pentingnya etika batuk serta 
tata cara membuang dahak. 

5.  Memberi  saran  kepada  Puskesmas  Sering  agar  melibatkan 


tokoh  masyarakat  untuk  memberikan  penyuluhan  dan  konseling 
oleh  dokter  kepada  masyarakat  tentang  pencegahan  dan 
pemberantasan Diare serta pentingnya menjaga kebersihan.
6.  Memberi  saran  kepada  Puskesmas  Sering  agar  melibatkan 
tokoh  masyarakat  untuk  memberikan  penyuluhan  dan  konseling 
oleh  dokter  kepada  masyarakat  tentang  Pencegahan  dan 
pemberantasan ISPA.

7.  Memberi  saran  kepada  Puskesmas  Sering  agar  melibatkan 


tokoh  masyarakat  untuk  memberikan  penyuluhan  dan  konseling 
oleh  dokter  kepada  masyarakat  tentang  Pencegahan 
pemberantasan DBD.

8. Meningkatkan kemampuan dan partisipasi masyarakat tentang 
perilaku hidup sehat dan perawatan gigi rutin sekali 6 bulan.  
9.  Membangun  kerjasama  dengan  pihak  terkait  dan  melibatkan 
peran serta aktif masyarakat dalam menjaga kesehatan mental dan 
pemeliharaan  kesehatan  jiwa  demi  tercapainya  indonesia  bebas 
pasung.

10. Meningkatkan kemampuan dan partisipasi masyarakat terhadap 
pentingnya menjaga kesehatan mata.

11.  Bekerjasama  dengan  tenaga  kesehatan  di  Puskesmas  Sering 


untuk  memberikan  informasi  berupa  penyuluhan  dan  konseling 
oleh  dokter  kepada  masyarakat  tentang  Pencegahan  dan 
Penanganan  Penyakit  Diabetes  Melitus  seperti  memberitahukan 
kepada  masyarakat  gaya  hidup  yang  sehat,  faktor  risiko  penyakit 
Diabetes  Melitus  dan  hal-hal  yang  harus  dihindari  oleh  penderita 
Diabetes Melitus.
8.2.4 Bagi Puskesmas Indrapura

1. Bagi  Petugas  Kesehatan  untuk  mengadakan  promosi  dan 


penyuluhan  kepada  masyarakat  mengenai  Inisiasi  Menyusu 
Dini khususnya di Desa Pematang Jering Kecamatan Sei Suka, 
Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018.

2. Meningkatkan  dan  mengevaluasi  pengetahuan  masyarakat 


khususnya di Desa Pematang Jering, Kecamatan Sei Suka, agar 
responden tahu pentingnya tindakan Inisiasi Menyusu Dini.
3.    Mengadakan  kegiatan  promosi  dan  penyuluhan  kepada 
masyarakat di Desa Pematang Jering Kecamatan Sei Suka, untuk 
dapat  berpartispasi  guna  menambah  pengetahuan  masyarakat 
terhadap Inisiasi Menyusu Dini.

4.  Melakukan  kegiatan-kegiatan  yang  dapat  meningkatkan 


pengetahuan  dan  mempengaruhi  sikap  masyarakat  mengenai 
Inisiasi  Menyusu  Dini  dengan  cara  tetap  mempertahankan  dan 
meningkatkan  pemberian  penyuluhan  dan  promosi  tentang 
Inisiasi Menyusu Dini.
8.2.5 Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah

Memberdayakan  mahasiswa  Fakultas  Kedokteran  Baiturrahmah 


Padang untuk  berperan aktif  dalam sosialisasi mengenai Kesehatan 
Masyarakat  dengan  Tridharma  Perguruan  Tinggi  (Pendidikan, 
Penelitian dan Pengabdian) dalam rangka mewujudkan sumber daya 
manusia yang sehat dan produktif.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, zulkifli dan Asril Bahar 2009 Tuberkulosis Paru dalam Buka Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi kelima Jilid II. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Gunawan, Leny. 2001. Hipertensi: Tekanan darah tinggi. Yogyakarta:


Percetakan Kanisus.

http://www.depkes.go.id/resources/download/promosi-kesehatan/buku-saku-
posyandu.pdf

Dinas Kesehatan Sumatera Utara 2014. Rencana Strategis (Restra) Dinas


Kesehatan Sumatera Utara, Sumatera Utara: Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2016. Profil Kesehatan Indonesia


Tahun 2015, Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Notoatmojo, Soekidio 2005. Metodologi Penelitan kesehatan Jakarta:


PT.Rineka Cipta
Suhardjono. 2006. Hipertensi Pada Usia Lanjut Staf Pengajar FK UI-Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jilid 3. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FK UI.

WHO. 2007. Hypertension Report. WHO Technical Report Series. Geneva.

https://www.scribd.com/document/334270838/LANSIA-6-Permenkes-No-75-Th-2014
-Ttg-Puskesmas

http://www.kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/PMK-No.
-25-Tahun-2016-ttg-Rencana-Aksi-Nasional-Kesehatan-Lanjut-Usia-Tahun-2016-2019
_867.pdf

https://www.scribd.com/doc/244313748/Permenkes-RI-No-75-Tahun-2014-Tentang-P
usat-Kesehatan-Masyarakat

http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/PMK_No._44_ttg_Pedoman_Manajemen
_Puskesmas_%20(1).pdf

lfina, Nabila. 2014. “Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat (Pemeliharaan Kesehatan


Pada Ibu)”.

Stefani, Delfi Lucy. 2013. “Buku Kesehatan Ibu dan Anak”

Anda mungkin juga menyukai