Anda di halaman 1dari 28

GUNUNG API

DAN
TANAH LONGSOR
GUNUNG API
Gunungapi adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi
tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke
permukaan bumi. Matrial yang dierupsikan ke permukaan bumi
umumnya membentuk kerucut terpancung.

Gunungapi terbentuk pada empat busur, yaitu busur tengah benua,


terbentuk akibat pemekaran kerak benua; busur tepi benua, terbentuk
akibat penunjaman kerak samudara ke kerak benua; busur tengah
samudera, terjadi akibat pemekaran kerak samudera; dan busur dasar
samudera yang terjadi akibat terobosan magma basa pada penipisan
kerak samudera
TYPE LETUSAN GUNUNG API
BENTUK GUNUNG API
TERBENTUKNYA GUNUNG API
BAHAYA LETUSAN GUNUNG API

 Leleran lava
 Aliran piroklastik (awan panas)
 Jatuhan piroklastik
 Lahar letusan
 Lahar Hujan
 Banjir bandang
 Longsoran vulkanik
JUMLAH SEBARAN GUNUNGAPI

No Daerah Tipe-A Tipe-B Tipe-C Jumlah

1 Sumatera 13 12 6 21

2 Jawa 21 9 5 35

3 Bali 2 - - 2

4 Lombok 1 - - 1

5 Sumbawa 2 - - 2

6 Flores 16 3 5 24

7 Laut Banda 8 1 - 9

8 Sulawesi 6 2 5 13

9 Kep.Sangihe 5 - - 5

10 Halmahera 5 2 - 7
TYPE GUNUNG API
Tipe A : gunungapi yang pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-
kurangnya satu kali sesudah tahun 1600
Tipe B : gunungapi yang sesudah tahun 1600 belum lagi mengadakan erupsi
magmatik, namun masih memperlihatkan gejala kegiatan seperti kegiatan
solfatara
Tipe C : gunungapi yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia,
namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan
solfatara/fumarola pada tingkah lemah

TINGKAT KEGIATAN GUNUNGAPI


Aktif Normal (Level I) : Kegiatan gunungapi berdasarkan pengamatan dari hasil
visual, kegempaan dan gejala vulkanik lainnya tidak memperlihatkan adanya
kelainan
Waspada (Level II) : Terjadi peningkatan kegiatan berupa kelainan yang tampak
secara visual atau hasil pemeriksaan kawah, kegempaan dan gejala vulkanik lainnya
Siaga (Level III) : Peningkatan semakin nyata hasil pengamatan
visual/pemeriksaan kawah, kegempaan dan metoda lain saling mendukung.
Berdasarkan analisis, perubahan kegiatan cenderung diikuti letusan
Awas (Level IV) : Menjelang letusan utama, letusan awal mulai terjadi berupa
abu/asap. Berdasarkan analisis data pengamatan, segera akan diikuti letusan
utama
GUNUNG API YANG ADA DI WILAYAH
MALUKU
1. NIUWERKERK (Kepulauan Banda)

 Posisi Geografi : I. 6036' LS dan124040.5' BT


II. 6039' LS dan 124043' BT (Neuman van Padang,
1938)
 Ketinggian
Tinggi di bawah muka laut :
I. -2285 m II. -2325 m
Tinggi dari dasar laut :
I. >1900 m II. > 1800 m
 Tipe Gunungapi Gunungapi kembar bawah laut
 Tinjauan Umum
Gunungapi Nieuwerkerk merupakan gunungapi kembar di bawah laut dengan
puncaknya satu sama lain berjarak lk. 7 km. Puncak I dan II dipisahkan oleh
sebuah sadel dengan kedalaman 600 m dari Puncak II. Erupsi tahun 1927,
1925, 1893
2. GUNUNG API (P. WETAR)
Kepulauan Banda

 Nama : G. Gunung Api


 Posisi Geografi : 6038' LS dan126039.5' BT
(Atlas Trop. Ned, 1938)
 Lokasi : Pulau Gunungapi di Utara P.
Wetar, Laut Banda
 Ketinggian : 282 m dml 5000 m dari dasar
laut
 Tipe Gunungapi : Kerucut Strato
 Erupsion : 1699, 1512
G. Wurlali (P. Damar)
 Nama : G. Wurlali (P. Damar)
 Nama Lain : G. Wuarlili
 Nama kawah : Natarweru
 Posisi Geografi : 128040'30" BT dan 707'30"LS
 Ketinggian : Puncak G. Wurlali 868 m dpl
 Nama Kota : Batu Merah, terletak di Barat P. Damar pada ketinggian
lk. 5 m dml.
 Erupsi : 1892
 Secara administrasi P. Damar termasuk dlam wilayah Kec. Kisar, Kab. Maluku Tenggara, Prop. Maluku.
 Demografi
P. Damar dihuni sebanyak kurang lebih 3.300 jiwa, dengan luas daerah kurang lebih 315 km2.

 Inventarisasi Sumberdaya Gunungapi


Gunungapi P. Damar ini sulit untuk dijangkau maka sumberdaya gunungapi berupa batu pecah andesit piroksin
dan belerang secara ekonomi dianggap tidak prospek. Kegiatan G. Wurlali ditengarai terdapatnya lapangan
solfatara.

 Wisata
Jarak tempuh dari Ambon menuju P. Damar dengan menggunakan kapal perintis dapat memakan waktu 5 s/d
6 jam. P. Damar mempunyai pesona dan potensi wisata yang baik, teknis kendala transportasi sangat besar,
karena pulau ini terletak di pulau bebas. Sehingga wisatawan mancanegara maupun domestik diperkirakan
merasa enggan untuk berekreasi ke P. Damar.
4. EMPEROR of CHINA, Kepulauan
Banda
 Nama : G. Emperor of China
 Posisi Geografi : 6.62 S, 124.22 E (Neuman van Padang, 1938)
 Lokasi : Bagian barat Laut Banda, Propinsi Maluku
 Ketinggian : -2850 m dml 1500 m dari dasar laut (kedalaman
dasar Laut -4350 m)
 Tipe Gunungapi : Gunungapi bawah laut
 Bentuk dan Struktur
Menurut Neuman Van Padang (1951, p.213), G. Emperor of China
merupakan sebuah gunungapi bawah laut dengan tinggi 1500 m di atas dasar
laut dan mempunyai kesan atau berbentuk gunungapi perisai (shield volcano)
erupsi pada tahun 1927, 1893
G. Serawerna (P. Teon)

 Nama : G. Serawerna (P. Teon)


 Nama Lain : Teun, Teuun, Tean, Teon
 Nama Kawah : Serawerna memperlihatkan beberapa hembusan
Fremorola dan endapan belerang.
 Lokasi Geografi : 6055'LS dan129007' BT
 Ketinggian : 655 m dml
 Nama kota : Ambon
 Erupsi : 1904, 1693, 1663, 1660, 1659
 Kampung terdekat : Kampung Mesa atau Gafla.
 Tipe Gunungapi : Strato
G.Serawerna terletak di P. Teon, seluas lk. 5 km. Terdapat pada gugusan pulau-pulau, G. Nila, Sera, pulau-pulau
tersebut masuk kawasan Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku (Ambon).

 Cara Pencapaian
a.Puncak :
Untuk mencapai G. Serawerna harus dari P. Ambon, dengan menggunakan kapal laut ke P. Teon, mendarat di
kampung Mesa atau Gafla, kemudian dilanjutkan naik ke puncak kawah yang berketinggian lk. 499 M di atas
muka laut.
b. Kota terdekat : Ambon
G. Lawarkawra (P. Nila)
 Nama : G. Lawarkawra (P. Nila)
 Nama Lain : Kokon atau Lina
 Nama Kawah : Laworkawra dan Wulawakonosi (padam), kawah yang
Aktif terletak di puncak yang sebelah selatan yang
disebut G. Lali (+ 700m).
 Lokasi Geografi : 6044'LS dan129030' BT
 Ketinggian : + 781 m dml.
 Tipe Gunungapi : Strato dalam kaldera
 Erupsi : 1968, 1964, 1932, 1903.
 Cara Pencapaian
Pencapaian ke P. Nila dari Ambon atau Banda Neira dengan fasilitas angkutan umum hanya
menggunakan kapal perintis. Frekuensi pelayaran ke pulau-pulau di Maluku Tengah dan Selatan
sangat terbatas, lebih-lebih lagi pada waktu musim angin dari arah selatan atau tenggara. Sedangkan
untuk mencapai kedua puncak gunungapi tersebut dapat dilakukan pendakian dari Wotai di pantai
selatan tersebut.

 Demografi
Daerah yang layak untuk dihuni di P. Nila pada umumnya hanya di tubuh gunungapi muda. Di
tubuh gunungapi tua tidak ada dataran yang layak, pada umumnya telah tererosi kuat dan bertebing
curam.
G. Banda-Api (P. Gunungapi)
 Nama : G. Banda-Api (P. Gunungapi)
 Nama Lain : "Etna van Indonesia" Menurut Dr.R.D.M Verbeek 1900
 Lokasi Geografi : 4031'30"LS dan129052'17" BT
 Posisi : 120 mil laut atau 210 Km tenggara dari Kota Ambon.
 Erupsi : 1988, 1902, 1890, 1855, 1835, 1825?, 1824, 1820, 1816,
1778,1775,1773,1765, 1762, 1749, 1722, 1712, 1690,
1683, 1635, 1632, 1615, 1614?, 1609, 1598, 1586.
 Ketinggian : a. + 641 m dari muka air laut
b. + 1150 m dari dasar laut
 Luas Pulau : 7.3446 Km persegi
 Kota Terdekat : Ambon Propinsi Maluku
 Tipe Gunungapi : A (aktip), gunungapi strato volkano (gunungapi berlapis,
antara batuan lava dengan batuan piroklastika).
G. Serua (Legatala)
 Nama : G. Serua (Legatala)
 Nama Lain : Legatala, Serua, Sorek
 Lokasi Geografi : 6018'LS dan 130000' BT .
 Secara asministrasi terletak
Di Pulau Serua di Lautan Banda, Kabupaten Seram Maluku.
 Ketinggian : 641 m dml dan 3600 m diatas dasar laut.
 Kota Terdekat : Banda Neira (P. banda), P. Seram
 Erupsi : 1921, 1919, 1859, 1858, 1846, 1845?, 1844, 1694,
1693,1692?, 1687, 1683.
 Tipe Gunungapi Strato (berlapis) dengan doma lava. Bentuk struktur dari G.
Legatala adalah kerucut terpancung, dan dikelilingi oleh semak pematang
Soma Lama dan dua periode aliran lava telah mengalir dari kawahnya menuju
ke arah timur (Neuman van Padang, 1951).
G. Manuk
 Nama : G. Manuk
 Nama Kawah : Manuk
 Lokasi Geografi : 5030" LS dan 130020’ BT .
 Ketinggian lk : + 375 m.
 Kota Terdekat : Banda Neira
 Secara asministrasi termasuk dalam wilayah Maluku,
tepatnya berada di laut Banda di sebelah selatan G.
Banda Api, sebelah selatan Banda Neira.
Tanah longsor
adalah peristiwa perpindahan material pembentuk lereng, berupa
tanah, batuan atau campuran keduanya yang bergerak ke arah bawah
atau ke luar lereng karena pengaruh gravitasi.

Gerakan tanah terjadi apabila gaya-gaya yang menahan (resisting


forces) massa tanah di lereng lebih kecil daripada gaya yang
mendorong atau meluncurkan tanah sepanjang lereng.
.

Gaya yang manahan massa tanah di sepanjang lereng dipengaruhi


kedudukan muka air tanah, sifat fisik/mekanisme tanah terutama daya ikat
tanah dan sudut dalam tahanan geser tanah yang bekerja di sepanjang
bidang luncuran.
Jenis-jenis longsoran

( A.Runtuhan B. Robohan C. Longsoran

D. Pancaran Lateral E. Aliran )


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BENCANA
TANAH LONGSOR

 Struktur Geologi
 Daerah dengan lereng yang terjal.
 Perbedaan Fisik lapisan Tanah
 Hujan
 Penggundulan Hutan
 Gempabumi
Pencegahan Tanah Longsor
 Penghijauan
 Terasering
 Tata air yang baik (drainase ramah
lingkungan)
 Bangunan perlindungan
 Polimer Pencegah Tanah Longsor atau
Erosi
Gejala awal/ indikasi lereng akan
longsor.
 Munculnya retakan tanah yang memanjang
sejajar sisi lereng, dan retakan ini sering pula
berbentuk tapal kuda.
 munculnya rembesan-rembesan air pada lereng
antisipasi yang harus dilakukan apabila indikasi
awal longsoran sudah muncul yaitu sesegera
mungkin melaporkan ke aparat setempat dan
sumbat (timbun) retakan tanah, ataupun retakan
jalan tersebut dengan sesuatu yang kedap air

Apabila retakan tanah sudah berkembang sehingga


lebarnya mencapai 5 cm dalam waktu 1 jam, maka
segera saja lereng dan daerah bagian bawah lereng
dikosongkan dari kegiatan manusia.
TINDAKAN PREVENTIF

•Jangan menimbulkan getaran pada lereng serta penggalian pada


bagian kaki lereng
•Hindari bermukim atau mendirikan bangunan di bawah tebing
•Hindari bermukim atau mendirikan bangunan di tepi lembah
sungai terjal
•Hindari bermukim atau mendirikan bangunan di tepi mulut
lembah sungai atau alur sungai kering pada daerah pegunungan
•Hindari melakukan penggalian pada bagian bawah lereng terjal
•Hindari membuat pencetakan sawah baru atau kolam pada
lereng yang terjal
TINDAKAN PREVENTIF
 Jika terpaksa mengolah atau memanfaatkan lahan pada daerah
lereng harus dilakukan upaya pencegahan terhadap kemungkinan
terjadinya gerakan tanah. Misalnya dengan membuat sengkedan.
 Apabila pemukiman sudah terlanjur dilaksanakan pada daerah-
daerah rawan longsor maka upaya yang dapat dilakukan adalah :
1. Menghindari kegiatan yang dapat memacu terjadinya gerakan tanah,
seperti pemotongan lereng untuk lahan pertanian dan daerah
pemukiman, penggalian lereng untuk penambangan, penebangan
hutan yang dapat menimbulkan erosi dan gerusan pada lereng atau
membuka peladangan atau persawahan di daerah berlereng.
2. Masyarakat yang bermukim atau mengoiah ]ahan pertanian di daerah
lereng terjal, agar selalu waspada dan sebaiknya menjauh dari lereng-
iereng terjal pada saat hujan turun, apalagi hujan lebat yang
beriangsung lama (lebih dari 2 jam).
3. Jika terjadi tanah longsor atau tanah-tanah retak, tindakan yang perlu
dilakukan adalah secara berhati-hati menutup semua retakan tanah
dengan tanah lempung dan kemudian memadatkannya.
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai