Anda di halaman 1dari 142

PENILAIAN ASET DAERAH

PERSPEKTIF STANDAR AKUNTANSI


PEMERINTAHAN

Presented by: Dwi Martani


Anggota Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
Anggota Tim Implementasi IFRS
Ketua Departemen Akuntansi FEUI
Agenda

1 Standar Akuntansi Pemerintah

2 Aset Tetap Pemerintah

3 Penilaian Aset Tetap Pemerintah

4 Aset Tetap Umum


AKUNTANSI PEMERINTAHAN

 Akuntansi proses
bukti  mengidentifikasi – mencatat –
melaporkan  laporan keuangan
 Laporan keuangan merupakan output proses
akuntansi, yang akan menjadi informasi bagi
para pemakainya dalam pengambilan
keputusan.

3
JENIS - JENIS LAPORAN KEUANGAN

 DISAJIKAN UNTUK TUJUAN UMUM


Laporan yang menyajikan informasi yang digunakan oleh
pihak pengguna laporan keuangan di luar managemen
dalam mengambil keputusan  memerlukan standar
akuntansi
PSAK  Komersial, BUMN/D, BLU
SAP  Instansi Pemerintah

 DISAJIKAN UNTUK TUJUAN KHUSUS


Laporan yang menyajikan informasi yang digunakan
manajemen dalam mengambil keputusan  tidak
memerlukan standar akuntansi, disesuikan dengan
kebutuhan mis: LK untuk merger/akuisisi.
4
PENGEMBANGAN
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

Stakeholders/Pengguna

DPR Pemerintah Masyarakat Internasional

Peraturan Standar Akuntansi Standar Akuntansi


Perundang-undangan Internasional Internasional

Standar Akuntansi Pemerintahan

Sistem Akuntansi

LPJ Keuangan
SAP DALAM KEUANGAN NEGARA

PELAKSANAAN/
PERBENDAHARAAN

PERENCANAAN SAP PEMERIKSAAN

PERTANGGUNG
-JAWABAN
6
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

• Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan


• Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) PP71/2010:
1. PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan;
2. PSAP Nomor 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran;
3. PSAP Nomor 03 tentang Laporan Arus Kas;
4. PSAP Nomor 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan;
5. PSAP Nomor 05 tentang Akuntansi Persediaan;
6. PSAP Nomor 06 tentang Akuntansi Investasi;
7. PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap;
8. PSAP Nomor 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan;
9. PSAP Nomor 09 tentang Akuntansi Kewajiban;
10. PSAP Nomor 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan
Akuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa;
11. PSAP Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian;
12. PSAP Nomor 12 tentang Laporan Operasional.

7
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

 Secara Umum :
 menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi
anggaran, arus kas dan kinerja keuangan;
 mempunyai peranan prediktif dan prospektif, menyediakan
informasi untuk prediksi sumber daya yang dibutuhkan untuk
operasi yang berkelanjutan serta risiko dan ketidakpastian yang
terkait;
 pelaporan Keuangan juga menyajikan informasi bagi pengguna
mengenai:
• Indikasi penggunaan sumber daya apakah sesuai anggaran
• Indikasi apakah sumber daya diperoleh dan digunakan sesuai dengan
ketentuan
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

 Secara Spesifik :
 menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan
penggunaan sumber daya ekonomi;
 menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap
anggarannya;
 menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan
mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya;
 menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk
membiayai penyelenggaraan kegiatan pemerintahan;
 menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi
kemampuan entitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.
ASUMSI DASAR

 Asumsi kemandirian entitas


 setiap unit organisasi dianggap sebagai unit yang mandiri dan
mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan
sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit instansi pemerintah
dalam pelaporan keuangan.
 Asumsi kesinambungan entitas
 Entitas pelaporan akan berlanjut keberadaannya.
 Pemerintah diasumsikan tidak bermaksud melakukan likuidasi atas
entitas pelaporan dalam jangka pendek.
 Asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetary
measurement)
 entitas pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan yang
diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang.
 Agar memungkinkan dilakukannya analisis dan pengukuran dalam
akuntansi.

10
KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN
KEUANGAN

 Relevan;
 Andal;
 Dapat dibandingkan; dan
 Dapat dipahami

11
TANGGUNG JAWAB PELAPORAN
KEUANGAN

Tanggung jawab penyusunan dan penyajian


laporan keuangan berada pada pimpinan
entitas
PRINSIP AKUNTANSI DAN PELAPORAN
KEUANGAN

 Basis akuntansi;
 Prinsip nilai historis;
 Prinsip realisasi;
 Prinsip substansi mengungguli bentuk formal;
 Prinsip periodisitas;
 Prinsip konsistensi;
 Prinsip pengungkapan lengkap; dan
 Prinsip penyajian wajar.

13
BASIS AKUNTANSI

 BASIS KAS: untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan


pembiayaan;
 BASIS AKRUAL: untuk pengakuan aset, kewajiban, dan
ekuitas;
 Entitas diperkenankan menggunakan basis akrual sepenuhnya,
namun tetap menyajikan Laporan Realisasi Anggaran
berdasarkan basis kas.

“Cash towards Accrual”


14
KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN

1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN


2. NERACA UU 17 psl 30 dan 31
PSAP 01
3. LAPORAN ARUS KAS
4. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

 Komponen laporan keuangan tersebut disajikan oleh setiap entitas


pelaporan, kecuali Laporan Arus Kas hanya disajikan oleh unit yang
mempunyai fungsi perbendaharaan (Bendahara Umum
Negara/Daerah)
 Selain menyajikan laporan keuangan pokok, entitas pelaporan
diperkenankan menyajikan Laporan Kinerja Keuangan berbasis
akrual dan Laporan Perubahan Ekuitas 15
LAPORAN REALISASI ANGGARAN

 LRA menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan


penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola
oleh pemerintah pusat/daerah dalam satu periode
pelaporan
 Laporan realisasi anggaran mengungkapkan
kegiatan keuangan pemerintah pusat/daerah yang
menunjukkan ketaatan terhadap APBN/APBD
LAPORAN REALISASI ANGGARAN

 LRA menyajikan sekurang-kurangnya unsur-unsur :


1. pendapatan; PAD, transfer, pendapatan lain-lain yang syah
2. belanja;  operasional, modal, tak tersangka
3. transfer;
4. surplus/defisit;
5. pembiayaan;
6. sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran

LRA (Paragraf 32 s.d. 37)


Diatur khusus dalam PSAP Nomor 2

17
NERACA

Neraca menggambarkan posisi


keuangan pemerintah mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas dana pada
tanggal tertentu.
ISI SINGKAT NERACA

• Aset Lancar • Kewajiban Jangka


 Kas dan Setara Kas Pendek
 Investasi Jangka
Pendek
• Kewajiban Jangka
 Piutang Panjang
 Persediaan • Ekuitas Dana
• Aset Non Lancar:  Ekuitas Dana Lancar
 Investasi Jangka  Ekuitas Dana Investasi
Panjang
 Ekuitas Dana
 Aset Tetap
Cadangan
 Dana Cadangan
 Aset Lainnya
19
LAPORAN ARUS KAS

Menyajikan informasi mengenai sumber,


penggunaan, perubahan kas dan setara
kas pada tanggal pelaporan.

Laporan Arus Kas


diatur dalam PSAP 03

20
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

 Catatan atas Laporan Keuangan


(CaLK) diatur pada PSAP 04
 Berisikan :
 Informasi umum
 Kebijakan akuntansi
 Penjelasan item dalam laporan
 Informasi lain

21
SISTEM AKUNTANSI

SKPD LRA
LRA
Sistem

Kepala Daerah
Akuntansi Neraca
Satker
CaLK Neraca di
se
rah
BUD/SKPKD
LRA PPKD kan
LAK
Neraca
Sistem
Akuntansi
BUD LAK CaLK

CaLK
22
PEMERIKSAAN & PERTANGGUNGJAWABAN

BPK DPR/DPRD Pres/Kdh


LK LK
(unaudited) (unaudited)
LK
(audited)
Pemeriksa LK
(audited)

Raperda
LPJ-LK
LK Raperda
(audited) LPJ-LK
Bahas

Perda
LPJ-LK 23
PERMASALAHAN LK DAERAH

 Opini Audit dari BPK belum mencapai 10% yang


mendapatkan WTP.
 Kurang sinkronnya regulasi pemerintah sehingga
menimbulkan permasalahan di lapangan.
 Inkonsistensi penyusun, pendapat Auditor, konsultan
saat menghadapi permasalahan.
 Hasil audit menunjukkan, permasalah terkait aset tetap
sangat banyak.
 Kekurangan SDM yang memahami akuntansi

24
ASET TETAP DI DAERAH

 Aset tetap merupakan komponen terbesar dalam


Laporan Keuangan Pemda.
 Permasalahan aset tetap
 Pengadaan
 Aset tidak jelas surat
 Aset belum dinilai
 Rekonsilisasi data inventaris aset dan data akuntansi
 Penganggaran yang kurang tepat  menimbulkan aset tetap
 Inventarisir aset yang kurang rapi
 Penilaian aset tetap dilakukan oleh penilai internal atau
eksternal

25
ASET TETAP PEMERINTAH
PSAP NO. 07
AKUNTANSI ASET TETAP

BULTEK NO. 11: ASET TETAP


BULTEK : NO. 05 PENYUSUTAN
PERAN ASET TETAP

 Bagian utama aset pemerintah, dan signifikan


dalam penyajian Neraca
 Pencatatan hasil terutama dari Belanja Modal
(capital expenditures)
DEFINISI ASET TETAP

 Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai


masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan
untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
 Termasuk : aset tetap yang dimiliki oleh entitas
pelaporan tetapi dimanfaatkan oleh pihak lain dan
hak atas tanah
 Tidak termasuk : aset yang dikuasai untuk
dikonsumsi dalam operasi pemerintah
(Persediaan)
KLASIFIKASI ASET TETAP

 Tanah
 Peralatan dan Mesin
 Gedung dan Bangunan
 Jalan, Irigasi, dan Jaringan
 Aset Tetap Lainnya
 Konstruksi dalam Pengerjaan
PENGAKUAN ASET TETAP

 Harus berwujud dan memenuhi kriteria :


 Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua
belas) bulan;
 Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
 Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi
normal entitas;
 Diperoleh/dibangun dengan maksud untuk
digunakan.

 Telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya,


dan atau pada saat penguasaannya berpindah
PENGAKUAN ASET TETAP (1-2)

Perolehan aset tetap melalui pembelian atau pembangunan pada


umumnya didahului dengan pengakuan belanja modal yang akan
mengurangi Kas Umum Negara/Daerah.
Jurnal pengakuan belanja modal tersebut adalah:
Satuan Kerja
Dr. Belanja Modal Tanah XXX
Cr. Piutang dari KUN XXX
BUN
Dr. Belanja Modal TanahXXX
Cr. Kas Umum Negara XXX
PENGAKUAN ASET TETAP (2-2)

Jurnal standar pada saat pengakuan suatu aset tetap di neraca


adalah sbb:
Dr. Tanah xxx
Peralatan dan Mesin xxx
Gedung dan Bangunan xxx
Jalan, Irigasi, dan jaringan xxx
Aset Tetap Lainnya xxx
Konstruksi dalam Pengerjaan xxx
Cr. Diinvestasikan dalam Aset Tetap xxx

Jurnal ini merupakan jurnal korolari atau ikutan pada saat mengakui
belanja modal untuk mengakui penambahan aset tetap yang
bersangkutan.
PENGUKURAN ASET TETAP

 Aset tetap yang diperoleh atau dibangun dinilai


dengan biaya perolehan
 Aset tetap yang tidak diketahui harga
perolehannya disajikan dengan nilai wajar
KOMPONEN BIAYA

 Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga


belinya atau konstruksinya, termasuk bea impor dan
setiap biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung yang membuat aset tersebut dapat
bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan.
Biaya Diatribusikan Langsung

 Biaya persiapan tempat


 Biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya
simpan dan bongkar muat (handling cost)
 Biaya pemasangan (instalation cost)
 Biaya profesional seperti arsitek dan insinyur
 Biaya konstruksi
Biaya aset tetap yang dibangun
secara swakelola (1-2)

Biaya Langsung:
• Tenaga kerja
• Bahan baku

Biaya Tidak Langsung:


• Biaya perencanaan dan pengawasan
• Perlengkapan
• Tenaga listrik
• Sewa peralatan
• dll
Biaya aset tetap yang dibangun
secara swakelola (2-2)

 Biaya Administrasi dan biaya umum lainnya bukan


merupakan suatu komponen biaya aset tetap
sepanjang biaya tersebut tidak dapat diatribusikan
secara langsung pada biaya perolehan aset atau
membawa aset ke kondisi kerjanya.
 Biaya permulaan (start-up cost) dan pra-produksi
serupa tidak merupakan bagian biaya suatu aset
kecuali biaya tersebut perlu untuk membawa aset ke
kondisi kerjanya.
PENYUSUNAN NERACA AWAL

 Untuk pemerintah yang baru pertama kali akan


menyusun neraca, nilai aset tetap di neraca
menggunakan nilai wajar aset tetap pada saat neraca
tersebut disusun
 Aset tetap yang diperoleh setelah neraca awal disajikan
dinilai dengan harga perolehannya
CONTOH KASUS
PEROLEHAN TANAH

Satuan Kerja A membeli tanah dengan harga Rp30 M,


dimana di atasnya berdiri bangunan senilai Rp10 M. Untuk
membuat tanah tersebut siap digunakan maka harus
dikeluarkan lagi biaya untuk pembongkaran bangunan
sebesar Rp2 M, pematangan tanah Rp1 M, dan balik nama
Rp1 M. Atas transaksi ini nilai tanah yang harus diakui di
neraca adalah sebesar Rp34 M (30+2+1+1)
PEROLEHAN SECARA GABUNGAN

Biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang


diperoleh secara gabungan ditentukan dengan
mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan
perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang
bersangkutan.
CONTOH KASUS PEROLEHAN
SECARA GABUNGAN

• Satuan Kerja A membeli 1 set furnitur ruangan


rapat yang terdiri 1 set meja rapat dan lemari
buku dengan harga Rp15 jt. Harga pasar 1 set
meja rapat Rp12 jt, sedangkan 1 buah lemari
buku Rp8 jt.
• Atas transaksi ini harga perolehan 1 set meja
dicatat dengan nilai sebesar 12/20 x 15 jt = Rp9
jt, sedangkan lemari buku dengan nilai sebesar
8/20 x 15 jt = Rp 6 jt.
PERTUKARAN ASET (1-2)

Apabila aset tetap ditukar dengan aset tetap yang


tidak serupa atau aset lainnya, maka aset tetap
yang baru diperoleh tersebut dinilai berdasarkan
nilai wajarnya, yang terdiri atas nilai aset tetap yang
lama ditambah jumlah uang yang harus diserahkan
untuk mendapatkan aset tetap baru tersebut
PERTUKARAN ASET (2-2)

• Apabila suatu aset tetap ditukar dengan aset yang


serupa, yang memiliki manfaat yang serupa dan
memiliki nilai wajar yang serupa, atau kepemilikan
aset yang serupa, maka tidak ada keuntungan dan
kerugian yang diakui dalam transaksi ini.
• Biaya aset yang baru diperoleh dicatat sebesar
nilai tercatat (carrying amount) atas aset yang
dilepas.
ASET DONASI

• Aset Tetap yang diperoleh dari sumbangan


(donasi) harus dicatat sebesar nilai wajar pada
saat perolehan.
• Donasi akan dicatat sebagai pendapat
hibah/pendapatan lain-lain (konsep ini
menjadikan LRA tidak konsisten, dengan
akrual basis dapat dicatat sebagai pendapatan
–LO.
ASET BERSEJARAH

 Aset bersejarah merupakan aset tetap yang dimiliki atau


dikuasai oleh pemerintah yang karena umur dan kondisinya
aset tetap tersebut harus dilindungi oleh peraturan yang
berlaku dari segala macam tindakan yang dapat merusak aset
tetap tersebut
 Diungkapkan dalam CaLK saja tanpa nilai
 Beberapa aset bersejarah juga memberikan potensi manfaat
lainnya kepada pemerintah selain nilai sejarahnya, misalnya
untuk ruang perkantoran. Untuk kasus tersebut, aset ini akan
diterapkan prinsip-prinsip yang sama seperti aset tetap lainnya.
PENGELUARAN SETELAH PEROLEHAN

 Pengeluaran belanja untuk aset tetap setelah perolehan dapat


dibedakan menjadi dua:
 Belanja untuk pemeliharaan  untuk mempertahankan kondisi
aset tetap tersebut sesuai dengan kondisi awal
 Belanja untuk peningkatan  memberi manfaat ekonomik di
masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas,
masa manfaat, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja 
harus dikapitalisasi
 Kapitalisasi terhadap pengeluaran setelah perolehan dilakukan
dengan memperhatikan kebijakan nilai satuan minimum
kapitalisasi (capitalization thresholds) yang ditetapkan oleh
pemerintah.
PENYUSUTAN

 Penyusutan : penyesuaian nilai sehubungan dengan


penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset 
bukan alokasi biaya
 Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh
aset tetap dapat disusutkan sesuai dengan sifat dan
karakteristik aset tersebut
 Jurnal standar untuk penyusutan adalah sbb:
Dr Diinvestasikan dalam Aset Tetap xxx
Cr Akumulasi Penyusutan xxx
PRASYARAT PENYUSUTAN

 Diketahui nilai buku yang dapat disusutkan


 Identifikasi aset yang nilainya menurun.
 Harus diketahui masa manfaatnya
 Kondisi yang menyebabkan penurunan aset
tetap (misalnya yang mudah obsolet)
METODE PENYUSUTAN

 Metode garis lurus (straight line method); atau


 Metode saldo menurun ganda (double declining
method); atau
 Metode unit produksi (unit of production method)

Pemilihan metode penyusutan tergantung dari sifat


dan karakteristik aset tetap masing-masing
PENILAIAN KEMBALI (REVALUATION)

 Pada umumnya tidak diperkenankan karena SAP menganut


penilaian aset berdasarkan biaya perolehan atau harga pertukaran.
Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan
ketentuan Pemerintah yang berlaku secara nasional
 Dalam hal terjadi perubahan harga secara signifikan, pemerintah
dapat melakukan penilaian kembali atas aset tetap yang dimiliki
agar nilai aset tetap pemerintah yang ada saat ini mencerminkan
nilai wajar sekarang. SAP mengatur bahwa pemerintah dapat
melakukan revaluasi sepanjang revaluasi tersebut dilakukan
berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku secara nasional
 Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai tercatat dibukukan dalam
ekuitas dana pada akun Diinvestasikan dalam Aset Tetap.
PENGHENTIAN

Untuk aset tetap yang karena kondisinya atau karena


alasan lain dihentikan dari penggunaan aktif maka aset
tetap tersebut dipindahkan ke pos aset lainnya.

Jurnal standar untuk mencatat transaksi ini adalah sbb:


Dr. Diinvestasikan dalam Aset Tetap xxx
Cr. Peralatan dan Mesin xxx

Dr. Aset Lainnya xxx


Cr. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya xxx
PELEPASAN

 Suatu aset tetap yang secara permanen


dihentikan/dilepas harus dieliminasi dari neraca dan
diungkapkan dalam CaLK
 Jurnal standar untuk mencatat transaksi tersebut
adalah sbb:
Dr. Diinvestasikan dalam Aset Tetap xxx
Cr. Peralatan dan Mesin xxx
PENYAJIAN
Penyajian aset tetap dalam lembar muka neraca adalah sebagai berikut:
Aset
Aset Tetap
Tanah xxx
Peralatan dan Mesin xxx
Gedung dan Bangunan xxx
Jalan, Irigasi dan Jaringan xxx
Aset Tetap Lainnya xxx
Konstruksi dalam Pengerjaan xxx
Akumulasi Penyusutan (xxx)
Total Aset Tetap xxx
Ekuitas Dana
Ekuitas Dana Investasi
Diinvestasikan dalam Aset Tetap xxx
Total Ekuitas Dana Investasi xxx
PENGUNGKAPAN

Diungkapkan dalam CaLk untuk masing-masing jenis aset tetap :


 Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai
tercatat;
 Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang
menunjukkan: penambahan, pelepasan, akumulasi
penyusutan dan perubahan nilai jika ada, dan mutasi aset
tetap lainnya.
 Informasi penyusutan meliputi: nilai penyusutan, metode
penyusutan yang digunakan, masa manfaat atau tarif
penyusutan yang digunakan, serta nilai tercatat bruto dan
akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode.
LAMPIRAN

• Nilai aset tetap yang ada dalam neraca merupakan


gabungan dari seluruh aset tetap yang dimiliki atau
dikuasai oleh suatu pemerintah. Apabila pembaca
laporan keuangan ingin mengetahui rincian aset tetap
tersebut, maka laporan keuangan perlu lampiran
tentang
• Daftar Aset yang terdiri dari nomor kode aset tetap,
nama aset tetap, kuantitas aset tetap, dan nilai aset
tetap
AKUNTANSI ASET TETAP
(BULETIN TEKNIS 09)
KLASIFIKASI ASET TETAP
KEMENTERIAN KEUANGAN
DITJEN PERBENDAHARAAN

Tanah

Peralatan dan Mesin

Gedung dan Bangunan

Jalan, Irigasi dan jaringan

Aset Tetap Lainnya

Konstruksi Dalam Pengerjaan

57
• Tanah Aset Tetap yang • Mempunyai masa manfaat
diperoleh dengan maksud untuk lebih dari 12 bulan
dipakai dalam kegiatan
operasional pemerintah dan • Aset telah diterima atau
dalam kondisi siap dipakai. diserahkan hak
kepemilikannya
• Termasuk tanah
untuk gedung, Definisi
.
Pengakuan
. • Didasarkan bukti
kepemilikan yang
bangunan, jalan,
sah
irigasi, dan jaringan

• Dasar penilaian
untuk
• Biaya Perolehan
Pengukuran menentukan nilai
. .

Pengungkapan
tercatat;
• Rekonsiliasi jumlah
tercatat pada awal dan
akhir periode
KASUS-KASUS KEPEMILIKAN TANAH

1
Dikuasai dan/atau digunakan  Tanah tersebut tetap harus dicatat dan
oleh pemerintah namun belum disajikan sebagai aset tetap tanah pada
ada bukti kepemilikan yang sah neraca pemerintah.
 Diungkapkan secara memadai dalam CaLK
2
Tanah dimiliki oleh pemerintah,  Tanah tersebut tetap harus dicatat dan
namun dikuasai dan/atau disajikan sebagai aset tetap tanah pada
digunakan oleh pihak lain neraca pemerintah
 Diungkapkan secara memadai dalam CaLK
bahwa tanah tersebut dikuasai pihak lain
3
Tanah dimiliki oleh suatu entitas  Dicatat dan disajikan pada neraca entitas
pemerintah, namun dikuasai pemerintah yang mempunyai bukti
dan/atau digunakan oleh entitas kepemilikan, serta diungkapkan di CaLK.
pemerintah yang lain  Entitas pemerintah yang menguasai dan/atau
menggunakan tanah cukup mengungkapkan
tanah tersebut secara memadai dalam CaLK
4
Perlakuan tanah yang masih
dalam sengketa atau proses = 1 dan 2
pengadilan
TANAH WAKAF

 Tanah yang digunakan/dipakai oleh


instansi pemerintah yang berstatus tanah
wakaf tidak disajikan dan dilaporkan
sebagai aset tetap tanah pada neraca
pemerintah, melainkan cukup diungkapkan
secara memadai pada CaLK.
PERALATAN DAN MESIN

• Mencakup mesin-mesin dan • Terdapat bukti


kendaraan bermotor, alat hak/kepemilikan telah
elektonik, dan seluruh
inventaris kantor, dan peralatan berpindah, misalnya
lainnya. ditandai dengan berita
• Nilainya signifikan acara serah terima
• Masa manfaatnya Definisi
. Pengakuan
.
pekerjaan, dan dilengkapi
>12 bulan dan dengan bukti kepemilikan
dalam kondisi siap kendaraan.
pakai.

• Dasar penilaian
untuk menentukan
nilai tercatat;
• Biaya Perolehan
Pengukuran.
Pengungkapan • Rekonsiliasi awal
.

dan akhir periode


Informasi penyusutan  :
nilai, metode, masa
manfaat, serta nilai tercatat
bruto 61
61
GEDUNG DAN BANGUNAN

• Mencakup seluruh gedung dan


bangunan yang dipakai dalam • diterima atau
kegiatan operasional pemerintah diserahkan hak
dan dalam kondisi siap dipakai kepemilikannya
• Termasuk gedung perkantoran, dan/atau pada saat
rumah dinas, bangunan tempat penguasaannya
ibadah, bangunan menara, Definisi
. Pengakuan
.
berpindah serta telah
monumen/bangunan bersejarah, siap dipakai.
gudang, gedung museum, dan
rambu-rambu.

• Dasar penilaian
untuk menentukan
Pengukuran
. .
nilai tercatat;
• Biaya Perolehan Pengungkapan • Rekonsiliasi awal
dan akhir periode
• Informasi penyusutan :
nilai, metode, masa
manfaat, serta nilai tercatat
bruto
62
PEROLEHAN GEDUNG DAN BANGUNAN
MELALUI PEMBELIAN ANGSURAN

 Penyerahan kepemilikan (transfer of title) dapat


dilakukan pada saat perjanjian jual beli
ditandatangani atau pada saat pembayaran
terakhir.
 Apabila gedung tersebut langsung dapat dipakai
untuk operasional perkantoran, maka pengakuan
gedung dan bangunan dan sekaligus utang,
dilakukan pada saat penandatanganan perjanjian
yang disertai dengan penyerahan hak pemakaian
dan pembayaran uang muka.
AKUNTANSI JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN

• Mencakup jalan, irigasi, dan jaringan


yang dibangun oleh pemerintah serta • telah diterima atau diserahkan
dimiliki dan/atau dikuasai oleh hak kepemilikannya dan/atau
pemerintah dan dalam kondisi siap
dipakai.
pada saat penguasaannya
berpindah serta telah siap
• Digunakan dlm kegiatan pemerintah atau dipakai.
dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
• Perolehannya pada
• Termasuk dalam klasifikasi jalan, irigasi,
Definisi
. Pengakuan
. umumnya dengan
dan jaringan adalah jalan raya,
jembatan, bangunan air, instalasi air pembangunan baik
bersih, instalasi pembangkit listrik, swakelola) maupun
jaringan air minum, jaringan listrik, dan kontrak konstruksi.
jaringan telepon

• Dasar penilaian
• Biaya perolehan untuk untuk menentukan
jalan, irigasi dan jaringan . . nilai tercatat;
Pengukuran Pengungkapan
yang diperoleh melalui • Rekonsiliasi awal
kontrak meliputi biaya
perencanaan dan dan akhir periode
pengawasan, biaya • Informasi penyusutan :
perizinan, jasa konsultan, nilai, metode, masa
biaya pengosongan,
pajak, kontrak konstruksi, manfaat, serta nilai tercatat
dan pembongkaran. bruto
AKUNTANSI ASET TETAP LAINNYA
• mencakup aset tetap yang tidak
dapat dikelompokkan ke dalam
kelompok aset tetap di atas, yang
diperoleh dan dimanfaatkan untuk • diakui pada saat Aset
kegiatan operasional pemerintah Tetap Lainnya telah
dan dalam kondisi siap dipakai.
• Contohnya koleksi diterima atau diserahkan
perpustakaan/buku dan hak kepemilikannya
non buku, barang dan/atau pada saat
bercorak Pengakuan
kesenian/kebudayaan/ Definisi
. .
penguasaannya
• 15
olah raga, hewan, ikan,
tanaman. berpindah serta telah
• Termasuk Aset Tetap- siap dipakai
Renovasi

• Aset Tetap Lainnya dinilai


dengan biaya perolehan. • Dasar penilaian;
Biaya perolehan Aset . .
• Rekonsiliasi jumlah tercatat
Tetap Lainnya yang Pengukuran Pengungkapan pada awal dan akhir periode
diperoleh melalui kontrak • Informasi penyusutan
meliputi pengeluaran nilai meliputi: nilai, metode, masa
kontrak, biaya manfaat, serta nilai tercatat
perencanaan dan bruto
pengawasan, pajak, serta
biaya perizinan.
AKUNTANSI KDP

• aset-aset yang dalam • Besar kemungkinan bahwa


proses pembangunan. manfaat ekonomi masa yang
akan datang berkaitan dengan
• mencakup ASET TETAP aset tersebut akan diperoleh.
yang proses perolehannya • Biaya perolehan aset tersebut
dan/atau pembangunannya dapat diukur dengan handal.
membutuhkan suatu periode Definisi
.
Pengakuan
. • Aset tersebut masih dalam
waktu tertentu dan belum proses pengerjaan.
selesai.

 Rincian kontrak konstruksi


Secara Swakelola, al: dalam pengerjaan berikut
biaya langsung; .
tingkat penyelesaian dan
biaya tidak langsung; Pengukuran
. Pengungkapan jangka waktu penyelesaian
biaya lain yang secara khusus  Nilai kontrak dan sumber
dibayarkan sehubungan konstruksi pembiayaannya
ybs.
Secara Kontrak:  Jumlah biaya yang telah
Termin yang telah dibayarkan; dikeluarkan
Kewajiban yang msh harus dibayar;  Uang muka kerja yang
Pembayaran klaim kepada diberikan
kontraktor/pihak ketiga, misalnya klaim  Retensi
karena keterlambatan yang disebabkan
oleh pemberi kerja
PENYELESAIAN KDP

 KDP akan dipindahkan ke pos aset tetap yang


bersangkutan jika konstruksi secara substansi telah
selesai dikerjakan dan konstruksi tersebut telah dapat
memberikan manfaat/jasa sesuai tujuan perolehan
 Dokumen sumber untuk pengakuan penyelesaian suatu
KDP adalah Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan
(BAPP).
PENGHENTIAN KDP

Berita Acara
Pembangunan Pemanfaatan
No. Penyelesaian Penyajian
Aset Aset
Pekerjaan (BAPP)
1. Selesai Sudah diperoleh Sudah Aset Tetap
dimanfaatkan
2. Selesai Sudah diperoleh Belum Aset Tetap
dimanfaatkan
3. Selesai Belum diperoleh Sudah KDP
dimanfaatkan
4. Selesai sebagian Belum diperoleh Sebagian sudah KDP
dimanfaatkan
5. Selesai sebagian, karena sebab tertentu (misalnya terkena KDP dapat
bencana alam/force majeur) aset tersebut hilang, maka dihapuskan
penanggung jawab aset tersebut membuat pernyataan
hilang
6. Belum selesai BAST sudah ada - KDP
PENGHENTIAN KDP

 Apabila dihentikan pembangunannya untuk


sementara waktu, maka KDP tersebut tetap
dicantumkan ke dalam neraca dan kejadian ini
diungkapkan secara memadai dalam CaLK.
 KDP diniatkan untuk dihentikan pembangunannya
secara permanen maka KDP tersebut harus
dieliminasi dari neraca dan kejadian ini diungkapkan
secara memadai calam CaLK.
PENGUKURAN KDP

 KDP dicatat dengan biaya perolehan.


 Seluruh biaya langsung dan tidak
langsung yang dikeluarkan sampai KDP
tersebut siap untuk digunakan.
• Merupakan perbaikan aset tetap dilingkungan satuan kerja pada K/L yang
memenuhi syarat kapitalisasi.
Renovasi
• Dicatat sebagai penambah nilai perolehan aset tetap terkait.
aset tetap
milik sendiri • Apabila sampai dengan tanggal pelaporan renovasi tersebut belum selesai
dikerjakan, atau sudah selesai pengerjaannya namun belum
diserahterimakan, maka akan dicatat sebagai KDP

• Apabila renovasi telah selesai sebelum tanggal pelaporan akan dibukukan


Renovasi aset sebagai aset tetap lainnya-aset renovasi dan disajikan di neraca sebagai
tetap bukan kelompok aset tetap.
milik-dalam • Apabila sampai dengan tanggal pelaporan renovasi tersebut belum selesai
lingkup dikerjakan, atau sudah selesai pengerjaannya namun belum
entitas diserahterimakan, maka akan dicatat sebagai KDP.
pelaporan • Pada akhir tahun anggaran, aset renovasi ini seyogyanya diserahkan pada
pemilik

• Apabila renovasi telah selesai dilakukan sebelum tanggal pelaporan akan


Renovasi aset dibukukan sebagai aset tetap lainnya-aset renovasi dan disajikan di neraca
tetap bukan sebagai kelompok aset tetap.
milik-di luar • Apabila sampai dengan tanggal pelaporan renovasi tersebut belum selesai
lingkup dikerjakan, atau sudah selesai pengerjaannya namun belum
entitas diserahterimakan, maka akan dicatat sebagai KDP.
pelaporan • Pada akhir masa perjanjian pinjam pakai atau sewa, aset renovasi ini
seyogyanya diserahkan pada pemilik
REKLASIFIKASI ASET TETAP

 Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan


aktif pemerintah tidak memenuhi definisi aset
tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya
sesuai dengan nilai tercatatnya.
 Contoh: Aset Tetap yang rusak berat dan
akan dihapuskan
 Reklasifikasi aset tetap ke aset lainnya dapat
dilakukan sepanjang waktu, tidak tergantung
periode laporan.
ASET TETAP KERJASAMA

 Aset tetap dapat dikerjasamakan dengan pihak


lain.
 Dipengaruhi bentuk kontrak, aset diakui jika
sudah diserahterimakan, diberikan penjelasan
jika aset tersebut dalam kerjasama.
 Kerjasama dalam bentuk pemakaian aset,
operasi bersama atau pengelolaan entitas.
 Terkait aset  aset tetap,
pengelolaan entitas  investasi
ASET TETAP KERJASAMA

 Bentuk kerjasama:
 BOT  Built Transfer Operate
• Dibangun mitra, setelah selesai aset diserahkan,
• Mitra atau pemerintah mengoperasikan
• Aset diakui saat penyerahan, diberikan klasifikasi khusus aset
kerjasama dan dicatat utang sebesar nilai kini pembayaran di masa
depan .
• Setelah kontrak selesai, dikembalikan menjadi aset tetap
 BTO  Built Operate Transfer
• Dibangun mitra, setelah selesai digunakan sampai akhir kontrak, baru
diserahkan
• Mitra mengoperasikan, pemerintah mendapatkan pendapatan
• Aset diakui setelah penyerahan,, selama kontrak bangunan tidak diakui,
tanah diklasifikasi aset kerjasama,.
• Setelah kontrak selesai tanah dan bangunan yang diserahkan akan
menjadi aset tetap.
Penilaian Aset Pemerintah
PP 38 tahun 2008
Pengelolaan Barang Milik Negara

 Penilai adalah pihak yang melakukan penilaian


secara independen berdasarkan kompetensi
yang dimilikinya terdiri dari penilai internal dan
penilai eksternal.
 Penilaian adalah proses kegiatan yang dilakukan
oleh penilai untuk memberikan suatu opini nilai
atas suatu obyek penilaian pada saat tertentu
dalam rangka pengelolaan barang milik negara/
daerah.

76
Penilaian Tanah dan Bangunan

 Penilaian barang milik negara berupa


tanah dan/atau bangunan dalam rangka
pemanfaatan atau pemindahtanganan
dilakukan oleh penilai internal yang
ditetapkan oleh pengelola barang, dan
dapat melibatkan penilai eksternal yang
ditetapkan oleh pengelola barang.

77
Penilaian

 Penilaian barang milik daerah berupa tanah


dan/atau bangunan dalam rangka pemanfaatan
atau pemindahtanganan dilakukan oleh penilai
internal yang ditetapkan oleh gubernur/bupati/
walikota, dan dapat melibatkan penilai eksternal
yang ditetapkan oleh gubernur/bupati/walikota.
 Penilaian barang milik negara/daerah
dilaksanakan untuk mendapatkan nilai wajar,
dengan estimasi terendah menggunakan NJOP.

78
Penilaian

 Penilaian barang milik negara/daerah diperlukan


dalam rangka mendapatkan nilai wajar atau nilai
pasar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Nilai wajar atau nilai pasar atas barang milik
negara/daerah yang diperoleh dari penilaian ini
merupakan unsur penting dalam rangka
penyusunan neraca pemerintah, pemanfaatan
dan pemindahtanganan barang milik
negara/daerah.

79
Penilai

 Yang dimaksud dengan "penilai internal" adalah


penilai Pegawai Negeri Sipil di lingkungan
Pemerintah yang diangkat oleh kuasa Menteri
Keuangan yang diberi tugas, wewenang, dan
tanggung jawab untuk melakukan penilaian
secara independen.
 Yang dimaksud dengan "penilai eksternal"
adalah penilai selain penilai internal yang
mempunyai izin praktek penilaian dan menjadi
anggota asosiasi penilaian yang diakui oleh
Departemen Keuangan.
80
Penilaian – PMK Nomor 179/PMK_6 thn 2009

 Penilaian adalah proses kegiatan yang dilakukan


oleh penilai untuk memberikan suatu opini nilai
atas suatu objek Penilaian pada saat tertentu
dalam rangka pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah.

81
Penilai

 Penilai adalah pihak yang melakukan Penilaian secara


independen berdasarkan kompetensi yang dimilikinya terdiri
dari Penilai Internal dan Penilai Eksternal.
 Penilai Internal di Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara, selanjutnya disebut Penilai Direktorat Jenderal,
adalah penilai Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Direktorat
Jenderal yang diangkat oleh kuasa Menteri yang diberi tugas,
wewenang, dan tanggung jawab untuk melakukan Penilaian
secara independen.
 Penilai Eksternal adalah penilai selain Penilai Direktorat
Jenderal yang mempunyai izin praktek Penilaian dan menjadi
anggota asosiasi Penilaian yang diakui oleh Departemen
Keuangan.
82
NILAI WAJAR

 Nilai Pasar yang dalam ilmu akuntansi disebut


sebagai Nilai Wajar, adalah perkiraan jumlah
uang pada tanggal penilaian, yang dapat
diperoleh dari transaksi jual beli atau hasil
penukaran suatu properti, antara pembeli yang
berminat membeli dan penjual yang berminat
menjual, dalam suatu transaksi bebas ikatan,
yang penawarannya dilakukan secara layak
dalam waktu yang cukup, dimana kedua pihak
masing-masing mengetahui kegunaan properti
tersebut bertindak hati-hati, dan tanpa paksaan.
83
Tujuan Penilaian

 Penilaian Barang Milik Negara dilakukan


dalam rangka:
 Penyusunan neraca pemerintah pusat;
 Pemanfaatan; dan/atau
 Pemindahtanganan.
 Penerbitan SBSN
 Penilaian dilakukan dengan tujuan
menentukan Nilai Wajar.

84
Penilai Internal

 Penilai Internal diangkat oleh atau atas kuasa Menteri.


 Untuk dapat diangkat menjadi Penilai Internal, seorang
calon harus memenuhi syarat sebagai berikut:
 a. Pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal;
 b. sehat jasmani dan rohani;
 c. memiliki integritas yang tinggi;
 d. pendidikan formal serendah-rendahnya Diploma III; dan
 e. lulus pendidikan dan pelatihan penilaian dengan lama
pendidikan paling singkat 200 (dua ratus) jam latihan.
 Ketentuan pendidikan dikecualikan untuk lulusan
pendidikan formal dengan materi penilaian paling singkat
200 (dua ratus) jam latihan.

85
Penilai Eksternal

 Penggunaan jasa Penilai Eksternal dalam pemberian bantuan teknis


Penilaian dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan dari
Direktur Jenderal.
 Penggunaan jasa Penilai Eksternal dituangkan dalam perjanjian.
 Penggunaan Penilai Eksternal dapat dilaksanakan dalam hal:
 berdasarkan kajian teknis dari Kantor Pusat, jasa Penilai
Eksternal dibutuhkan untuk melakukan bantuan teknis Penilaian;
dan
 terdapat anggaran untuk menggunakan jasa Penilai Eksternal.
 Tata cara penunjukan Penilai Eksternal dilaksanakan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Penilai Eksternal melaksanakan Penilaian berdasarkan surat
perintah kerja dari pemberi tugas.

86
Proses penilaian

a. mengidentifikasi permohonan/ penugasan


Penilaian;
b. menentukan tujuan Penilaian;
c. mengumpulkan data awal;
d. melakukan survei lapangan;
e. menganalisis data;
f. menentukan pendekatan Penilaian;
g. menyimpulkan nilai; dan
h. menyusun laporan Penilaian.

87
Pendekatan Penilaian

 Penilaian dilakukan dengan menggunakan:


 a. pendekatan data pasar;
 b. pendekatan biaya; dan/atau
 c. pendekatan pendapatan.

88
Pendekatan Penilaian 1

 Pendekatan data pasar  dilakukan untuk mengestimasi


nilai objek Penilaian dengan cara mempertimbangkan
data penjualan dan/atau data penawaran dari objek
pembanding sejenis atau pengganti dan data pasar yang
terkait melalui proses perbandingan.

89
Pendekatan Data Pasar

 mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan


terkait objek Penilaian dan objek pembanding;
 membandingkan objek Penilaian dengan objek
pembanding dengan menggunakan faktor-faktor
pembanding yang sesuai dan melakukan penyesuaian;
dan
 melakukan pembobotan terhadap indikasi nilai dari hasil
penyesuaian untuk menghasilkan Nilai Pasar.

90
Pendekatan Penilaian 2

 Pendekatan biaya dilakukan untuk


mengestimasi nilai objek Penilaian dengan
cara menghitung seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk membuat/memperoleh
objek Penilaian atau penggantinya pada
waktu Penilaian dilakukan kemudian
dikurangi dengan penyusutan fisik atau
penyusutan teknis, keusangan fungsional,
dan/atau keusangan ekonomis.

91
Pendekatan Biaya

 Penilaian dengan menggunakan


pendekatan biaya dilakukan dengan tahap:
 menghitung biaya pembuatan baru atau biaya
penggantian baru objek Penilaian;
 menghitung besarnya penyusutan dan/atau
keusangan objek Penilaian; (fisik/teknis,
funsgsional, ekonomis) dan
 mengurangkan biaya pembuatan baru atau
penggantian baru dengan penyusutan
dan/atau keusangan objek Penilaian.
Pendekatan Penilaian 3

 Pendekatan pendapatan dilakukan untuk


mengestimasi nilai objek Penilaian dengan
cara mempertimbangkan pendapatan dan
biaya yang berhubungan dengan objek
Penilaian melalui proses kapitalisasi
langsung atau pendiskontoan.
Pendekatan Pendapatan

 Penilaian dengan menggunakan endekatan


pendapatan dilakukan dengan tahapan:
 a. mengestimasi pendapatan kotor efektif per tahun
yang dihasilkan oleh objek Penilaian;
 b. mengestimasi pendapatan bersih per tahun yang
dihasilkan oleh objek Penilaian;
 c. menentukan tingkat kapitalisasi dan/atau tingkat
diskonto yang sesuai; dan
 d. menghitung nilai kini dari pendapatan bersih
sebagaimana dimaksud pada huruf b dengan tingkat
kapitalisasi dari/atau tingkat diskonto sebagaimana
dimaksud pada huruf c.
Laporan Penilaian

 Hasil Penilaian dituangkan dalam laporan


penilaian.
 Laporan penilaian sekurang-kurangnya memuat:
a. uraian objek Penilaian; b. tujuan penilaian; c.
tanggal survei lapangan; d. tanggal penilaian; e.
hasil analisis data; f. pendekatan penilaian; dan
g. kesimpulan nilai.
 Laporan penilaian direview pada penilai di
atasnya
 Laporan penilaian berlaku 6 bulan setelah
tanggal penilaian
ASET TETAP

Presented by: Dwi Martani


Anggota Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
Anggota Tim Implementasi IFRS
Ketua Departemen Akuntansi FEUI
Aset Tetap

 Aset tetap merupakan CONTOH


komponen signifikan dalam • Tanah
Neraca. • Bangunan
• Gedung Kantor
 Aset Tetap bersifat tangible. • Gedung Pabrik
 Masa manfaat jangka panjang • Land improvement
(lebih dari satu tahun) • Peralatan
• Kendaraan
 Digunakan dalam operasi :
• Mesin
produksi, disewakan,
• Peralatan kantor
administrasi, dll
 Pembebanan melalui
depresiasi

97
Perspektif Pengguna Informasi

Pengakuan aset
Penilaian aset dalam laporan keuangan
Pembebanan dalam depresiasi
Pengungkapan informasi yang relevan

Kualitas aset yang dimiliki


Penentuan nilai jaminan
Penilaian tingkat efisiensi perusahaan
Kepemilikan, keberadaan (sewa, jaminan kredit)
Penilaian dengan harga perolehan  Acc. Analysis

98
Hubungan PSAK 16 dan PSAK Lain

Penurunan
Aset
Bunga
PSAK PSAK
Pinjaman
26 48

Aset Tetap
PSAK
16
PSAK - Terkait
PSAK
58

Aset Tidak Lancar yang


PSAK Dimiliki untuk Dijual dan
13 & 19 Operasi yang Dihentikan
PSAK
Sewa 47
30
Investasi Properti
Aset tidak berwujud
Tanah 99
Pengertian Aset Tetap

 Definisi  Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par 6)


1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan
kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
2. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu
periode.

 Ciri
► “Used in operations” and not
for resale.  Tidak berlaku untuk
► Long-term in nature and
1. Hak penambangan
usually depreciated.
2. Reservasi tambang
► Possess physical substance.
100
Pengakuan Aset Tetap

Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai


aset jika dan hanya jika : (par 7)
a) Besar kemungkinan manfaat ekonomis
di masa depan berkenaan dengan aset
tersebut akan mengalir ke entitas; dan
b) Biaya perolehan aset dapat diukur
secara andal.

 Tidak membedakan kriteria pengakuan pada


saat pengakuan awal dan untuk biaya setelah
perolehan awal
101
Pengakuan Aset Tetap

 Suku cadang utama dan peralatan siap pakai


termasuk aset tetap jika
 digunakan lebih dari satu periode
 hanya digunakan untuk aset tertentu
 komponen yang diganti tidak diakui lagi.
 Unit ukuran dalam pengakuan sesuai kondisi
entitas. Kriteria agregasi atau invidual.
 Mempengaruhi nilai aset
 Mempengaruhi biaya depresiasi atau biaya operasi
 Laba (potensi earning management)
 Evaluasi prinsip pengakuan 
 Biaya awal memperoleh aset
 Biaya selanjutnya untuk menambah, mengganti,
memperbaiki
102
Biaya Perolehan awal

 Seluruh biaya terkait aset yang memiliki manfaat di


masa mendatang.
 Aset lain yang berfungsi agar suatu aset dapat
memiliki manfaat di masa mendatang.
 Alat yang dipasang agar pabrik dapat berjalan
sesuai dengan ketentuan pengolahan limbah industri.

103
Biaya Setelah Perolehan Awal

 Biaya pemeliharaan dan perbaikan  diakui beban di


laporan laba rugi periode berjalan
 Perawatan
 Suku cadang kecil
 Penggantian aset akan menambah aset jika:
 Memenuhi kriteria aset (Memiliki masa manfaat lebih dari
satu periode dan diukur dengan andal)
 Komponen yang diganti tidak lagi dicatat sebagai aset
 Inspeksi yang signifikan dapat diakui sebagai jumlah
tercatat aset jika:
 Memenuhi kriteria aset
 Nilai inspeksi terdahulu (dibedakan dari fisik) dihentikan
pencatatanya

104
Komponen biaya Perolehan

a) Harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian


yang tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon
pembelian dan potongan lain;
b) Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk
membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset
siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud
manajemen
c) Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap
dan restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul
– ketika aset tersebut diperoleh, atau
– karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode
tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan persediaan.

105
Pertukaran Aset

Biaya perolehan aset tetap dari suatu pertukaran diukur


sebesar nilai wajar
kecuali:
– Tidak memiliki substansi komersial, Substansi
Komersial
atau
– Nilai wajar aset yang diterima dan Nilai wajar
diserahkan tidak dapat diukur Aset dipertukarkan
secara andal

 Biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat


dari aset yang diserahkan.

106
Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Entitas harus memilih antara:

 Sebagai kebijakan
Cost Model akuntansinya, dan
 Menerapkan kebijakan
tersebut terhadap seluruh
aset tetap dalam kelompok
Revaluation Model
yang sama.

107
Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Cost Model Setelah diakui sebagai aset, aset tetap


dicatat sebesar :
 Biaya perolehan dikurangi
 Akumulasi penyusutan dan Akumulasi
rugi penurunan nilai aset

Setelah diakui sebagai aset, aset tetap


Revaluation Model
dicatat sebesar :
– Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar
pada tanggal revaluasi, dikurangi
– Akumulasi penyusutan dan
Akumulasi rugi penurunan nilai aset
yang terjadi setelah tanggal revaluasi.
108
Nilai Wajar

Nilai di mana suatu aset dapat


dipertukarkan atau suatu kewajiban
diselesaikan antara pihak yang
memahami dan berkeinginan untuk
melakukan transaksi wajar (arm’s
length transaction)

Bukan nilai yang akan diterima atau


dibayarkan entitas dalam suatu transaksi
yang dipaksakan, likuidasi yang dipaksakan,
atau penjualan akibat kesulitan keuangan.

109
Hirarki Penentuan Nilai Wajar

 Kuotasi harga di pasar aktif;


 Jika pasar tidak aktif, maka menggunakan
teknik penilaian yang meliputi:
 penggunaan transaksi-transaksi pasar wajar yang
terkini antara pihak-pihak yang mengerti,
berkeinginan, jika tersedia;
 referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain
yang secara substansial sama;
 analisis arus kas yang didiskonto (discounted cash
flow analysis); dan
 model penetapan harga opsi (option pricing model)

110
Penentuan Nilai Wajar

 Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya


ditentukan melalui penilaian yang
dilakukan oleh penilai yang memiliki
kualifikasi professional berdasarkan bukti
pasar.
 Nilai wajar pabrik dan peralatan biasanya
menggunakan nilai pasar yang ditentukan
oleh penilai.

111
Tidak ada nilai wajar

 Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar


penentuan nilai karena sifat aset yang khusus dan jarang
diperjualbelikan, maka
 Entitas perlu mengestimasi nilai wajar menggunakan
pendekatan
 penghasilan atau
 depreciated replacement cost.

112
Frekuensi Penilaian

 Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai wajar dari


suatu asset tetap yang direvaluasi.
 Jika nilai wajar dari asset yang direvaluasi berbeda
secara material dari jumlah tercatatnya, maka revaluasi
lanjutan perlu dilakukan.
 Beberapa asset tetap mengalami perubahan nilai wajar
secara signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu
direvaluasi secara tahunan.
 Revaluasi tahunan seperti itu tidak perlu dilakukan
apabila perubahan nilai wajar tidak signifikan.
 Namun demikian, asset tersebut mungkin perlu
direvaluasi setiap tiga atau lima tahun sekali.
113
4. Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Revaluation Model Revaluasi harus dilakukan secara


reguler
– Untuk memastikan jumlah tercatat
tidak berbeda secara material dengan
nilai wajar pada tanggal neraca.

Akumulasi penyusutan pada


tanggal revaluasi diperlakukan
dengan metode:
proporsional, atau eliminasi.

114
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Revaluation Model

 Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka


 seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama Entire
harus direvaluasi class
 Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat
revaluasi, kenaikan tersebut langsung
dikreditkan ke ekuitas pada bagian surplus To Equity
revaluasi. directly
 Diakui dalam L/R sejumlah penurunan akibat
revaluasi terdahulu (jika ada).
 Jika jumlah tercatat aset menurun akibat
revaluasi, penurunan tersebut diakui dalam
laporn laba rugi. Negative
to P/L
 Didebit ke ekuitas – sejumlah saldo kredit surplus
revaluasi (jika ada).

115
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Revaluation Model

 Surplus revaluasi yang disajikan di ekuitas dapat dipindahkan


langsung ke sado laba pada saat aset tersebut dihentikan
penggunaannya.
 Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan seiring dengan
penggunaan aset oleh entitas. (partially realized)
 Dipindahkan sebesar perbedaan penyusutan dengan revaluasian
dan penyusutan dengan biaya perolehan. (atau nilai surplus
revaluasi dibagi sisa manfaat ekonomis)

Dr Surplus Revaluasi
Cr Saldo Laba

Pemindahan surplus revaluasi tidak dilakukan melalui


Laporan Laba Rugi.
116
Penyusutan

Cost Model
Penyusutan
Revaluation Model

Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat


disusutkan (depreciable amount) dari suatu aset selama
umur manfaatnya (useful life).

117
Penyusutan

Penyusutan
 Setiap bagian aset tetap yang
memiliki biaya perolehan cukup
signifikan terhadap total biaya
perolehan seluruh aset harus
disusutkan secara terpisah.
 Contoh : rangka dan mesin
pesawat
 Beban penyusutan untuk setiap
periode harus diakui dalam
laporan laba rugi kecuali jika
beban tersebut dimasukkan
dalam jumlah tercatat aset lain.
118
Penyusutan

 Penyusutan aset dimulai pada saat Penyusutan


aset tersebut siap digunakan
– Pada saat aset berada di lokasi dan
kondisi yang diinginkan agar aset Implikasinya,
siap digunakan sesuai dengan penyusutan tidak
keinginan dan maksud manajemen. dihentikan sekalipun
 Penyusutan aset dihentikan lebih aset:
awal ketika: – sedang tidak
digunakan atau
– Diklasifikasikan sebagai aset dimiliki
– dihentikan
untuk dijual; dan
penggunaannya
– Aset dihentikan pengakuannya.
 Tanah dan bangunan diperlakukan
sebagai aset terpisah walaupun
diperoleh sekaligus.
119
Penyusutan

Nilai residu dan umur manfaat


suatu aset harus di-review
minimum setiap akhir tahun buku
 Jika hasil review berbeda dengan
estimasi sebelumnya maka
perbedaan tersebut harus
diperlakukan sebagai perubahan
estimasi akuntansi.

120
Penyusutan

Umur Manfaat

Faktor yang harus diperhitungkan dalam


menentukan umur manfaat.
• Prakiraan daya pakai aset;
• Prakiraan tingkat keausan fisik;
• Keusangan teknis dan keusangan komersil;
• Pembatasan penggunaan aset karena aspek hukum
(misal : sewa).

121
Penyusutan

Metode penyusutan yang Metode Penyusutan


digunakan:
 Harus mencerminkan ekspektasi
pola konsumsi manfaat ekonomis
masa depan atas aset oleh
entitas.
 Harus di-review minimum setiap
akhir tahun buku, dan
 Perubahan metode diperlakukan
sebagai perubahan estimasi.

122
Penyusutan

Metode Penyusutan

Menghasilkan pembebanan yang tetap


Garis Lurus sepanjang umur manfaat selagi nilai residu
tidak berubah

Menghasilkan pembebanan yang menurun


Saldo Menurun
sepanjang umur manfaat

Menghasilkan pembebanan berdasarkan


Jumlah Unit
penggunaan

123
Penurunan Nilai – PSAK 48

 PSAK 48 tentang Penurunan Nilai Aset, yang membahas:


1. Bagaimana entitas melakukan review atas nilai tercatat aset,
2. Bagaimana menentukan recoverable amount suatu aset, dan
3. Kapan mengakui atau membalik rugi penurunan nilai.
 Penurunan nilai terjadi jika nilai tercatat aset lebih tinggi
dibandingkan nilai terpulihkan (recoverable amount)
 Recoverable amount adalah nilai tertinggi antara nilai wajar
dikurangi biaya penjualan dengan nilai kini penggunaan aset.
 Penurunan nilai diakui di laporan laba rugi
 Revew penurunan nilai dilakukan setiap pelaporan
 Penurunan boleh dapat dibalikkan sebesar yang telah terjadi

124
Penurunan Nilai

Setiap tanggal pelaporan perusahaan harus menguji


apakah terdapat indikasi (external or internal)
penurunan nilai, jika ada maka dilakukan pengujian
berikut:

125
Penghentian Pengakuan

 Jumlah tercatat aset tetap dihentikan


pengakuannya pada saat:
a)dilepaskan; atau
b)Tidak ada manfaat ekonomis masa
depan yang diharapkan dari
penggunaan atau pelepasannya.
 Laba atau rugi yang timbul dari penghentian
pengakuan aset tetap harus dimasukkan dalam
laporan laba rugi pada saat aset tersebut
dihentikan pengakuannya (kecuali transaksi jual-
sewa balik).
 Laba tidak boleh diklasifikasikan sebagai
pendapatan.

126
Penghentian Pengakuan

 Penghentian pengakuan pada saat penggantian sebagian aset


tetap
 Entitas mengakui biaya perolehan dari penggantian dalam jumlah
tercatat aset,
 Kemudian menghentikan pengakuan jumlah tercatat bagian yang
digantikan tanpa memperhatikan bagian yang digantikan telah
disusutkan secara terpisah. Jika tidak praktis, biaya perolehan
penggantian = biaya perolehan yang digantikan .
 Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan suatu
aset tetap harus ditentukan sebesar perbedaan antara :
 Jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dan
 Jumlah tercatat dari aset.

127
Pengungkapan

 Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan jumlah


tercatat bruto
 Metode penyusutan yang digunakan
 Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan
 Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan awal dan
akhir periode.
 Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode
 Keberadaan dan jumlah restriksi atas hak milik karena
penjaminan utang
 Jumlah pengeluaran yang diakui dalam pembangunan
 Jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan
 Jumlah kompensasi pihak ketiga untuk aset yang
mengalami penurunan nilai, hilang / dihentikan.
 Pemilihan metode akuntansi
 Perubahan estimasi
128
Pengungkapan Revaluasi

 Dasar yang digunakan untuk menilai kembali


aktiva
 Tanggal efektif penilaian
 Nama penilai independen, bila ada
 Hakekat setiap petunjuk yang digunakan untuk
menentukan biaya pengganti
 Jumlah tercatat setiap jenis aktiva tetap
 Surplus penilaian kembali neraca

129
Tanah dan Bangunan  Investasi Properti

 Properti Investasi menurut PSAK 13 adalah:


 properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari
bangunan—atau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau
lessee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental
atau untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya, dan tidak
untuk:
1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau
jasa atau untuk tujuan administratif; atau
2. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
 Kriteria Pengakuan Sama dengan PSAK 16
 Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya
perolehan. Biaya transaksi termasuk dalam pengukuran
awal tersebut.
 Setelah pengukuran awal perusahaan dapat memilih
menggunakan metode biaya atau nilai wajar
130
Pengukuran Awal

 Sama dengan PSAK 16


 Biaya perolehan awal hak atas properti yang
dikuasai secara sewa dan dikelompokkan
sebagai properti investasi mengacu pada
PSAK 30 Sewa, dimana aset diakui pada
jumlah mana yang lebih rendah antara:

– Nilai wajar properti, dan

– Nilai kini dari pembayaran sewa


minimum.

131
Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Properti yang dikuasai dalam sewa operasi Tidak ada pilihan,


yang diklasifikasikan sebagai properti Investasi haya fair value model

Properti investasi yang menjadi agunan kewajiban


yang menghasilkan imbalan yang terkait langsung
dengan nilai wajar dari, atau imbalan dari, aset Pilih salah satu
tertentu termasuk properti investasi model untuk semua
properti
Properti investasi yang nilai wajarnya tidak
dapat ditentukan secara andal atas dasar
Tidak ada pilihan,
berkelanjutan
hanya cost model

132
Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Fair Value Model

Nilai wajar properti investasi harus mencerminkan


kondisi pasar pada tanggal neraca
Properti investasi tidak disusutkan.
Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas
properti investasi harus diakui dalam laporan laba rugi
pada periode terjadinya.

133
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Example

Fair value model (PSAK 13) Revaluation model (PSAK 16)

• Menggunakan nilai wajar • Menggunakan nilai wajar

• Perubahan nilai wajar diakui dalam • Perubahan nilai wajar diakui dalam
laporan laba rugi pada periode laporan laba rugi atau ekuitas.
terjadinya.

• Tidak ada penyusutan. • Penyusutan.

• Mencerminkan kondisi pasar pada • Tidak spesifik, hanya


tanggal neraca. mengharuskan secara reguler.

134
Pelepasan

 Properti investasi harus dihentikan pengakuannya


(dikeluarkan dari neraca) pada saat:
1. Pelepasan atau
2. Ketika properti investasi tidak digunakan lagi secara permanen
dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat
diharapkan pada saat pelepasan.
 Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau
pelepasan properti investasi ditentukan dari selisih
antara:
1. Hasil neto dari pelepasan dan
2. Jumlah tercatat aset,
dan diakui dalam laporan laba rugi (kecuali sale and leaseback)
dalam priode terjadinya.
135
8. Pengungkapan

 jumlah yang diakui dalam Iaporan laba rugiuntuk:


 penghasilan rental dari properti investasi;
 beban operasi langsung yang timbul dari properti investasi yang
menghasilkan rental
 beban operasi Iangsung investasi yang tidak menghasilkan pendapatan
rental selama periode tersebut; dan
 perubahan kumulatif dalam nilai wajar yang diakui dalam laporan laba
rugi atas penjualan properti investasi
 eksistensi dan jumlah pembatasan atas realisasi dari
properti investasi atau pembayaran penghasilan dan
hasil pelepasan;
 kewajiban kontraktual untuk membeli, membangun atau
mengembangkan properti investasi atau untuk perbaikan,
pemeliharaan atau peningkatan.
136
Pengungkapan
Nilai Wajar
Mengungkapkan rekonsiliasi antara jumlah tercatat properti investasi
pada awal dan akhir periode, yang menunjukkan hal-hal berlkut:
 penambahan, pengungkapan terpisah untuk penambahan yang
dihasilkan dari akuisisi dan penambahan yang dihasilkan dari
pengeluaran setelah perolehan yang diakui dalam jumlah tercatat aset;
 penambahan yang dihasilkan dari akuisisi melalui penggabungan usaha;
 aset yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau masuk
dalam kelompok aset yang akan dilepaskan yang diklasifikasikan
sebagai dimlliki untuk dijual dan pelepasan lain;
 laba atau rugi neto dari penyesuaian terhadap nilai wajar;
 perbedaan nilai tukar neto yang timbul pada
 penjabaran laporan keuangan dari mata uang fungsional
 transfer ke dan dari persediaan dan properti yang digunakan sendiri; dan
 perubahan lain.

137
8. Pengungkapan
Nilai Wajar
 Ketika suatu penilaian terhadap properti investasi disesuaikan secara
signifkan untuk tujuan pelaporan keuangan, maka entitas tersebut
mengungkapkan rekonsiliasi antara penilaian tersebut dan penilaian yang
telah disesuaikan yang dilaporkan dalam laporan keuangan, dengan
menunjukkan seeara terpisah jumlah agregat dari pengakuan
kewajibansewayang telah ditambahkan kembali, dan penyesuaian
signijikan lain.
 Pengungkapan tambahan :
 uraian mengenai properti investasi tersebut;
 penjelasan mengapan nilai wajar tidak dapat ditentukan secaraandal;
 apabila mungkin, kisaranestimasidi mananilai wajar kemungkinan besar berada
dan
 untuk pelepasan properti .investasiyang tidak dicatat dengan nilai wajar:
• fakta bahwa entitas tersebut telah melepaskan properti investasiyang
tidakdicatat dengan nilai wajar;
• jumlah tercatatproperti investasipada saat dijual; dan
• jum/ah .Iaba ataurugi yang dlakui:

138
Pengungkapan
Nilai Biaya
 Metode penyusutan yang digunakan;
 masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
 Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (agregat dengan
akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal danakhir.periode;
 Rekonsiliasi jumlah tercatat properti investasi pada awal dan. akhir
periode, yang menunjukkan:
 Penambahan
 Penambahan dari akuisisi dan penggabungan usaha
 Aset diklasifikasikan untuk dijual
 Penyusutan
 Penurunan nilai
 Transfer ke klasifikasi lain
 Nilai wajar properti investasi dalam kasus dikecualikan

139
Pengungkapan

 Pengungkapan yang lebih ekstensif disyaratkan


 Pengungkapan tambahan utama termasuk:
 Informasi yang mendalam untuk setiap UPK
(atau kelompok UPK) yang memiliki nilai
tercatat goodwill atau aset tidak berwujud
dengan masa manfaat tidak terbatas, PSAK 48
Par 121-130
termasuk
• Asumsi utama dan pendekatan manajemen
yang digunakan untuk mengukur nilai
terpulihkan
• Periode dimana manajemen telah
memproyeksikan arus kas, tingkat
pertumbuhan, tingkat diskonto, ....
140
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
MOHON MAAF BILA ADA TUTUR
KATA ADA YANG KURANG
BERKENAN

WASS.
TERIMA KASIH
Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
08161932935 atau 081318227080
http://staff.blog.ui.ac.id/martani

142

Anda mungkin juga menyukai