Anda di halaman 1dari 17

Dipersentasikan Oleh: Hindri Syahputri 177014046

Novi Erviana Harahap 177014047


Elia RM. Haloho 187014001

Program Magister Farmasi


Universitas Sumatra Utara
Medan
2018
Diabetes Melitus
merupakan penyakit
multisistem dengan ciri
hiperglikemia akibat
Menyebabkan abnormalitas
kelainan sekresi insulin,
dalam metabolisme
kerja insulin, atau kedua-
karbohidrat, lemak dan
duanya
protein.

Kerusakan jangka panjang,


disfungsi atau kegagalan
beberapa organ tubuh,
terutama mata, ginjal, saraf,
jantung dan pembuluh darah
• Banyak berkemih (polyuria) terutama
pada malam hari
• Mudah haus dan banyak minum
Gejala (polydipsia)
• Mudah lapar dan banyak makan
Penyakit • Mudah lelah dan sering mengantuk
• Penglihatan kabur disfungsi ereksi
Diabetes • Penurunan berat badan secara tiba-
Melitus tiba
• Sering kesemutan
• gatal-gatal, bila ada luka sukar
sembuh
Perbedaan Diabetes Melitus tipe 1 dan tipe 2

Diabetes mellitus tipe 1 Diabetes mellitus tipe 2


Penderita menghasilkan sedikit insulin Pankreas tetap menghasilkan insulin
atau sama sekali tidak menghasilkan kadang kadarnya lebih tinggi dari normal,
insulin tetapi tubuh membentuk kekebalan
terhadap efeknya sehingga terjadi
kekurangan insulin relative
Umumnya terjadi sebelum usia 30 Biasanya terjadi pada orang ddewasa,
tahun, yaitu anak-anak dan remaja tetapi biasanya terjadi setelah usia 30
tahun
Faktor lingkungan (berupa infeksi virus Faktor resiko untuk diabetes tipe 2
atau factor gizi pada masa kanak- adalah obesitas dimana sekitar 80-90 %
kanak atau dewasa awal) menyebabkan penderita mengalami obesitas
system kekebalan menghancurkan sel
penghasil insulin di pankreas
90 % penghasil insulin (sel beta) Diabetes mellitus tipe 2 juga cenderung
mengalami kerusakan permanen. diturunkan secara genetic
Kekurangan insulin yang berat pada
penderita harus mendapat suntikan
insulin secara teratur
Kriteria Penegakan Diagnosis Diabetes Melitus

Glukosa Plasma Glukosa Plasma 2


Puasa Jam Setelah Makan

Normal < 100 mg/dl < 140 mg/dl

Diabetes > 126 mg/dl > 200 mg/dl


Penatalaksanaan
DM

Terapi Non Terapi


Farmakologi Farmakologi

Pengatura Olah
n Diet Raga

Obat Antidiabetik
Insulin
Oral

Insulin Insulin
Insulin
kerja kerja
kerja
panjan sedang
sin
g

Gol. Gol.
Gol. Gol. Inhibitor
Sulfo
Biguani Tiazolidi Alfa
nilure
da ndion Glukosi
a
dase
Aterosklerosis adalah penyempitan
/ penyumbatan pembuluh arteri
ukuran besar sampai sedang dan
meningkat dengan bertambahnya
usia

1. Penyakit Kardiovaskular
2. Stroke
Penyebab :
3. Serangan jantung
Kolesterol
lipoprotein densitas
rendah ( Kolesterol
jahat)
• Gaya hidup sedentari (jarang bergerak)
• Ola makan tidak sehat
• Riwayat keluarga
• Kadar trigliserida yang tinggi
• Merokok dan alkohol
Faktor resiko • Darah tinggi
• Stres
Aterosklerosis
• Obesitas
• Usia
Pengobatan
aterosklerosis

1. Pengobatan Kolesterol : Obat antiplatelet atau


trombolitik
2. Operasi
3. Perawatan diri
Obat
antiplatelet
(tromboliti)

1. Asam asetilsalisilat (asetosal, aspirin, aspilet)


2. Klopidogrel
3. Kombinasi aspirin - klopidogrel
Bahan dan metode

1. Metode observasional analitik dengan crossdesainsectional


2. Subjek penelitian diambil pada Mei-Juli 2014 dengan pengambilan
sampel berturut-turut
3. Kriteria inklusi: - pasien CAD dengan dan tanpa tipe DM 2,
- umur > 20 tahun
- sudah menerima 100 mg ASA dan 75 mg CPG setiap
hari selama 7 hari
4. Kriteria eksklusi :
- pasien riwayat gastrointestinal
- platelet hitung , 100.000/uL
- minum NSAID
- antikoagulan dan antiplatelet selain ASA dan CPG 10 hari
5. Parameter ARU (Unit Reaktivitas Aspirin) dan PRU (Platelet Unit
Reaktivitas) diterapkan menggunakan Uji VerifyNow
6. ARU > 550 dikategorikan resisten ASA
7. Reaktansi Platelet On-Treatment Tinggi (HPR) ditentukan nilai PRU > 208
8. Reaktansi Platelet On-Treatment (NPR) < 208
9. Distribusi variabel dinilai normal menggunakan uji Shapiro-Wilk.
10. Perbedaan resistensi ASA CPG antara pasien CAD dengan dan tanpa
diabetes tipe 2 dianalisis dengan uji Chi Square.
11. Jika uji Chi Square tidak ketemu, Fisher exact test sudah selesai
12. Hasilnya signifikan jika nilai p > 0,05
Hasil dan Pembahasan

Tabel 1. Subjek : 12 pria dan 8 wanita

Kelompok CAD Kelompok CAD


dengan DM tipe 2 tanpa DM 2

Usia rata-rata 57,2 + 11,5 tahun 53,4 + 9,8 tahun

BMI 22,8 + 9,7 25,3 + 10,7

Hipertensi yang 8 orang 9 orang


komorbiditas

Jumlah pasien sama sama


hiperlipidemia
Gambar 1, 2 dan tabel 2

1. 10 orang pasien : - CAD with DM tipe 2 ARU 497,00 + 126,044


- CAD tanpa DM tipe 2 ARU 469,20 + 109,381
2. Resistensi aspirin (ARU > 550) - CAD with DM tipe 2 : 4 orang
- CAD tanpa DM tipe 2 : 3 orang
Kesimpulan : Tidak ada perbedaan signifikan antar kelompok (p = 1000)
Gambar 1,2 dan tabel 3

9 orang CAD with DM tipe 2 dan 9 orang CAD tanpa DM tipe 2


Reaksi Platelet Tinggi pada CPG (PRU > 208) diantara 8 pasien
CAD with DM (rata rata 228,44 + 68,672); 2 pasien CAD tanpa
DM (rata rata 145,33 + 42,971)
Kesimpulan : Ditemukan perbedaan signifikan secara statistik
antar kelompok (p=0,015)
Kesimpulan

Jumlah CAD pasien dengan DM yang menunjukkan resistensi


terhadap ASA sedikit lebih tinggi dibandingkan pasien CAD
tanpa DM, tidak ada perbedaan statistik antara dua kelompok.
Namun untuk CPG, ada HPR yang sangat signifikan lebih tinggi
pada pasien CAD dengan DM daripada tanpa DM.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai