Anda di halaman 1dari 23

SKENARIO 4

 Th. H, 25 th datang ke poliklinik umum dengan keluhan


BAB cair 5x sehari sejak 2 hr smrs. Selain itu pasien juga
mengeluh BAB nya disertai darah, mual, muntah-
muntah, nyeri perut. Sebelumnya dua hr yg lalu pasien
makan dan jajan di pinggiran jalan. Adanya daging yang
keluar dari anus saat BAB disangkal. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan TD=110/80 mmHg, S=38’C,
RR=18x/mnt, didapatkan bising usus meningkat.
Pemeriksaan lab belum dilakukan.
ANALISI
S
MASALA
H
anamnesa
Pertanyaan Uraian
Nafsu makan  Baik/ buruk. Perubahan yang baru terjadi? Intoleransi makanan spesifik
Berat badan  Berkurang/ bertambah/ tetap? Berapa banyak dan berapa lama?
Diet Termasuk pertanyaan tentang obatan yang dikonsumsi, yang dapat merangsang 
lambung.

Muntah Berapa banyak? Berapa sering? Isi? Ada darah atau materi yang menyerupai 
kopi?

Distensi abdomen Nyeri? Muntah? Gerakan usus berkurang atau tidak ada? Flatus?
Diare Seberapa sering? Dalam jumlah besar atau sedikit? Darah? Mukus? Pus? Gejala 
penyerta? Baru melakukan perjalanan?

Tinja Diare? Konstipasi? Melena?
Pemeriksaan

 Fisik
 TTV (suhu, nadi, freq napas, TD)
 Abdomen
 Penunjang
 Pembiakan tinja
 Pemeriksaan mikroskopik tinja
 ELISA
 Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin
 Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa
PEMERIKSAAN FISIK
WD & DD

 Diare akut et causa Infeksi Bakteri Enteroinvasif

 DD:
1. Diare akut et causa Infeksi Bakteri Enterotoksik
Diare akut et causa infeksi bakteri
enterovasif

 Mual, muntah, demam, BAB darah/lendir


 Terdapat leukosit dalam tinja
 Merusak mukosa usus => nekrosis & ulserasi
 Sifat diare => sekretorik eksudatif
Diare akut et causa bakteri
enterotoksigenik

 Tidak disertai demam ataupun darah tinja


 Tidak terdapat leukosit di tinja
 Tidak merusak mukosa usus
 Toksin (protein) menempel pada epitel membentuk AMF
siklik => sekresi aktif Cl-, Na+, K+, NaHCO3 dan diikuti
air
etiologi

 Faktor infeksi
 Bakteri, Virus, Parasit & faktor ekstraintestinal

 Faktor Non-infeksi
 Malabsorpsi, obat-obatan, makanan, riwayat operasi,
psikologis
infeksi enteral infeksi parenteral

bakteri intoksikasi makanan: beracun,


(Shigella, E.coli, Salmonella, mengandung logam berat,
Vibrio, Yersinia dll) mengandug bacteria (Clostridium
perfringens, B.cereus, S.aureus
dll)

virus alergi : susu sapi, makanan


(Rotavirus, Adenovirus, Norwalk tertentu
virus, cytomegalovirus,
echovirus, HIV)

parasit malabsorpsi/maldigesti :
(Protozoa seperti Entamoeba monosakarida, lemak, asam
histolytica, Giardia lamblia, dll) amino tertentu

cacing
(A.lumbricoides, cacing tambang,
Trichuris trichiura, S.stercoralis,
cestodiasis dll)
Epidemiologi

 Diare akut karena infeksi – sering


 Penyakit utama pada bayi & anak
 Freq di negara berkembang > maju
patofisiologi

 Gangguan osmotic:makanan atau zat yang tidak dapat diserap


 Gangguan sekresi:rangsangan tertentu(toksin)
 Gangguan motilitas usus:Hiperperistaltik dan hipoperistaltik
 Diare infeksi

Faktor kausal (agent) Faktor pejamu (host)

Daya penetrasi yang dapat merusak sel mukosa, Kemampuan tubuh untuk mempertahan diri terhadap
kemampuan menghasilkan toksin yang organism yang dapat menimbulkan diare akut, terdiri
mempengaruhi sekresi cairan usus halus serta dari faktor pertahanan saluran cerna seperti
daya lekat kuman. keasaman lambung, motilitas usus, imunitas dan
lingkungan flora normal usus.
patogenesis
Infeksi bakteri
Organisma patogenik Mekanisme virulensi

Campylobacter jejuni Invasi, enterotoksin

Clostridium difficile Sitotoksin, enterotoksin

Escherichia coli

 Enteropatogenik (EPEC)  Perlekatan, merusak sama sekali


 Enterotoksigenik (ETEC)  Enterotoksin
 Enteroinvasif (EIEC)  Invasi pada mukosa
 Enterohaemoragik (EHEC)  Perlekatan, merusak sama sekali, sitotoksin
 Enteroaggregatif (EAEC)  Perlekatan, kerusakan mukosa

Salmonell spp. Invasi, enteroroksin

Shigella spp. Invasi, enterotoksin, sitotoksin

Vibrio cholera Enterotoksin

Vibrio parahaemolyticus Invasi, sitotoksin

Yersinia enterocolitica Invasi, enterotoksin


Gejala klinis

 Sering BAB encer, darah (+), lendir (+) >3x >200g/24j


 Nafsu makan turun
 Suhu tubuh subfebril((37,5-38 C)
 Pernafasan Kussmal
 Penurunan tek. darah
 Dehidrasi
penatalaksanaan

 Rehidrasi
 Diet
 Antidiare
Antimotilitas yaitu loperamid.Namun bisa terjadi efek samping
konstipasi .
pengeras tinja yaitu atapulgite
 Antimikroba
Obat antimikroba bila di temukan tanda-tanda dari diare yang
diduga enterovasif seperti demam,tenesmus, disentri, banyak leukosit
difeses,maka dapat diberikan terapi empirik antimikroba, antibiotik
pilihan untuk dugaan shigelosis,salmonelosis, atau e.coli adalah seperti
siprofloksasin 2x500mg atau levlofoksasin 1x500mg selama 3-5
hari.antibiotik pilihan untuk dugaan giardiasis atau amebiasis adalah
metronidazol 3x500 mg selama 7-10 hari.
PENATALAKSAAN

Rehidrasi
JENIS KEHILANGAN  TANDA DEHIDRASI
CAIRAN
Dehidrasi ringan  2­5% berat badan Turgor  kurang,  suara  serak,  belum 
presyok
Dehidrasi sedang 5­9% berat badan Tugor  buruk,  suara  serak, 
presyok/syok,  nadi  cepat,  napas  cepat 
dan dalam
Dehidrasi berat >10% berat badan Tanda  dehidrasi  sedang  bertambah, 
kesedaran  menurun,  otot  kaku, 
sianosis
Metode Daldiyono
Antara metode yang dapat kita gunakan untuk mengukur
kebutuhan cairan untuk rehidrasi adalah menggunakan Metode
Daldiyono dengan berdasarkan skor klinis dan formula.
 Kebutuhan cairan: (skor dehidrasi/ 15) x 10% x kgBB x 1 liter.
Klinis Skor dehidrasi
Rasa haus/ muntah 1
TD sistolik 60 – 90 mmHg 1
TD sistolik < 60 mmHg 2
Frekuensi nadi > 120/ menit 1
Kesadaran apati 1
Somnolen, sopor, koma 2
Frekuensi napas > 30 /menit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer woman’s hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 1
Usia 50 – 60 tahun -1
Usia > 60 tahun -2
 Apabila pasien dalam keadaan umum baik tidak dehidrasi,
asupan cairan adekuat dengan minuman dan sari buah.
Namun, bila pasien kehilangan cairan yang banyak dan
dehidrasi, penatalaksaan agresif diberikan seperti:
 Cairan rehidrasi oral
 Formula lengkap mengandunggi NaCl, NaHCO3, KCl dan glukosa

 Cairan parental
 Larutan Darrow ditambah glukosa
 Ringer laktat dan ditambah glukosa
 Glukosa ditambah NaHCO3 atau NaCl
komplikasi

 Dehidrasi
 Asidosis metabolik
 Hipokalemia
 Hipoglikemia
 Gangguan gizi
 Gangguan sirkulasi
 Kejang
pencegahan

 Cuci tangan
 Meminum air minum yg sehat
 Pengelolaan sampah
 Memasak dan mengolah makanan
 Vaksinasi
prognosis

Dengan penggantian cairan yang adekuat, perawatan


yang mendukung, dan terapi antimikrobial jika
diindikasikan, prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik
dengan morbiditas dan mortalitas yang minimal
Kesimpulan

Diare yg dialami oleh bapak tersebut adalah diare akut


yg dikarenakan oleh infeksi bakteri enteroinvasif. Pada
diare akut harus dilakukan anamnesis dan pemeriksaan
klinis yang baik untuk menentukan diagnosis penyebab
diare akut (Infeksi atau non infeksi) dan ada/tidaknya
dehidrasi. Penatalaksanaan diare akut terdiri dari rehidrasi,
obat anti diare, dan obat anti mikroba (infeksi), serta yang
terpenting ialah menjaga kebersihan diri & lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai