Anda di halaman 1dari 44

BIPOLAR

Dr. Tri Rini BS, Sp.KJ


Definisi
• Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan
jiwa yang bersifat episodik dan ditandai oleh
gejala-gejala manik, hipomanik, depresi, dan
campuran, biasanya rekuren serta dapat
berlangsung seumur hidup.
Epidemiologi
• Prevalensi GB I selama kehidupan mencapai
2,4%
• GB II berkisar antara 0,3%-4,8%
• Siklotimia antara 0,5%-6,3%
• Hipomania antara 2,6%-7,8%.
• Total prevalensi spektrum bipolar, selama
kehidupan, yaitu antara 2,6%-7,8%.
Manifestasi klinis GB sesuai dengan
DSM-IV
1. Episode Manik
2. Episode depresi mayor
3. Episode campuran
4. Episode hipomanik
5. Siklus cepat
6. Siklus ultra cepat
7. Sindrom psikotik
1. Episodik manik
• Paling sedikit satu minggu
• Mengalami mood yang elasi, ekspansif, atau iritabel.
• Pasien memiliki gejala menetap tiga atau lebih gejala berikut
(empat atau lebih bila hanya mood iritabel), yaitu:
- grandiositas atau percaya diri berlebihan
- berkurangnya kebutuhan tidur
- cepat dan banyaknya pembicaraan
- lompatan gagasan atau pikiran berlomba
- perhatian mudah teralih
- peningkatan energi dan hiperaktivitas psikomotor
- meningkatnya aktivitas bertujuan (sosial, seksual,
pekerjaan dan sekolah)
- tindakan-tindakan sembrono (ngebut, boros, investasi
tanpa perhitungan yang matang).
2. Episode depresi mayor
• Paling sedikit dua minggu pasien mengalami lebih dari empat
simptom/tanda, yaitu:
- mood depresif atau hilangnya minat atau rasa senang
- menurun atau meningkatnya berat badan atau nafsu makan
- sulit atau banyak tidur
- agitasi atau retardasi psikomotor
- fatigue atau berkurangnya tenaga
- menurunnya harga diri
- ide-ide tentang rasa bersalah, ragu-ragu dan menurunnya
konsentrasi
- pesimis
- pikiran berulang tentang kematian, bunuh diri (dengan atau tanpa
renacana) atau tindakan bunuh diri.

• Gejala-gejala di atas menyebabkan penderitaan atau mengganggu


fungsi personal, sosial, atau pekerjaan
3. Episode Campuran
• Paling sedikit satu minggu pasien mengalami
episode mania dan depresi yang terjadi secara
bersamaan
4. Episode Hipomanik
• Paling sedikit empat hari, secara menetap, pasien mengalami
peningkatan mood, ekspansif atau iritabel yang ringan
• paling sedikit tiga gejala (empat gejala bila mood iritabel) yaitu:
- grandiositas atau meningkatnya kepercayaan diri
- berkurangnya kebutuhan tidur
- meningkatnya pembicaraan
- lompat gagasan atau pikiran berlomba
- perhatin mudah teralih
- meningkatnya aktivitas atau agitasi psikomotor
- pikiran menjadi lebih tajam
- daya nilai berkurang
• Tidak ada gambaran psikotik (halusinasi, waham, atau perilaku atau
pembicaran aneh)
• Tidak mengganggu fungsi personal, sosial, dan pekerjaan
5. Siklus Cepat
• Siklus cepat yaitu bila terjadi paling sedikit empat
episode – depresi, hipomania atau mania –
dalam satu tahun
• Seseorang dengan siklus cepat jarang mengalami
bebas gejala dan biasanya terdapat hendaya berat
dalam hubungan interpersonal atau pekerjaan.
6. Siklus Ultra Cepat
• Mania, hipomania, dan episode depresi
bergantian dengan sangat cepat dalam beberapa
hari
• Gejala dan hendaya lebih berat bila
dibandingkan dengan siklotimia dan sangat sulit
diatasi
BIPOLAR I

• Manifestasi klinis utama


- satu atau lebih episode manic atau episode
campuran
- satu atau lebih episode depresi mayor

• Rekurensi pada gangguan ini diartikan sebagai


perubahan polaritas dalam satu episode atau
adanya interval antara 2 episode tanpa gejala
manic selama minimal 2 bulan
• Perubahan polaritas diartikan sebagai perjalanan
klinis:
1. episode depresif mayor berkembang menjadi
episode manic atau episode campuran, atau
2. episode manic atau campuran berkembang
menjadi depresi mayor
DIFERENTIAL DIAGNOSIS

• Gangguan mood terinduksi zat atau obat


• Gangguan depresi mayor dan gangguan distimik
• Gangguan bipolar II
• Gangguan siklotimik
• Gangguan bipolar yang tidak dapat
diklasifikasikan
• Gangguan psikotik
MACAM-MACAM GANGGUAN
BIPOLAR I MENURUT DSM IV

• Gangguan bipolar I episode manic saat ini


• Gangguan bipolar I episode manic tunggal
• Gangguan bipolar I episode hipomanik saat ini
• Gangguan bipolar I episode campuran saat ini
• Gangguan bipolar I episode depresi saat ini
• Gangguan bipolar I epsode yang tidak dapat
diklasifikasikan saat ini
Episode Manik Tunggal
A. Hanya mengalami satu kali episode manik dan tidak ada
riwayat episode depresi mayor sebelumnya.
B. Tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia,
skizofreniform,skizoafektif, gangguan waham, atau
dengan gangguan psikotik yang tidak dapat
diklasifikasikan.
C. Gejala-gejala tidak disebabkan efek fisiologik langsung
zat atau kondisi medik umum
D. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik
cukup bermakna atau menimbulkan hendaya dalam
sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi penting lainnya.
Episode Manik Saat Ini
A. Saat ini dalam episode manik
B. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu kali
episode manik, depresi, atau campuran
C. Episode mood pada kriteria A dan B bukan skizoafektif dan tidak
bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform,
gangguan waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak
dapat diklasifikasikan
D. Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung
zat atau kondisi medik umum
E. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup
bermakna atau menimbulkan hendaya dalam sosial,
pekerjaan, atau aspek fungsi penting lainnya.
Episode Campuran Saat Ini
A. Saat ini dalam episode campuran
B. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami episode
manik, depresi, atau campuran
C. Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan
skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia,
skizofreniform, gangguan waham, atau dengan gangguan
psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan
D. Gejala-gejala tidak disebabkan efek oleh fisiologik langsung
zat atau kondisi medik umum
E. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup
bermakna atau menimbulkan hendaya dalam sosial,
pekerjaan, atau aspek fungsi penting lainnya.
Episode Hipomanik Saat Ini
A. Saat ini dalam episode hipomanik
B. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu
episode manik atau campuran
C. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik
cukup bermakna atau hendaya dalam sosial,
pekerjaan,atau aspek fungsi penting lainnya.
D. Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat
dikategorikan sebagai skizoafektif dan tidak bertumpang
tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, gangguan
waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat
diklasifikasikan.
Episode Depresi Saat Ini
A. Saat ini dalam episode depresi mayor
B. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu episode
manik atau campuran
C. Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan
sebagai skizoafektif dan tidak bertumpangtindih dengan
skizofrenia, skizofreniform, gangguan waham, atau dengan
gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan
D. Gejala-gejala tidak disebabkan efek fisiologik langsung zat
atau kondisi medik umum
E. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup
bermakna atau menimbulkan hendaya dalam sosial,
pekerjaan, atau aspek fungsi penting lainnya.
Episode Yang Tidak Dapat
Diklasifikasikan Saat Ini
A. Kriteria, kecuali durasi, saat ini, memenuhi kriteria untuk
manik, hipomanik, campuran, atau episode depresi.
B. Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu episode
manik atau campuran
C. Episode mood pada kriteria A dan B tidak dapat dikategorikan
sebagai skizoafektif dan tidak bertumpangtindih dengan
skizofrenia, skizofreniform, gangguan waham, atau dengan
gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan di tempat
lain.
D. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup
bermakna atau menimbulkan hendaya dalam sosial,
pekerjaan,atau aspek fungsi penting lainnya.
Gangguan Mood
Bipolar II
Epidemiologi
• Prevalensi gangguan bipolar II kurang lebih
sekitar 0,5 %, keturunan pertama dari penderita
gangguan bipolar II memiliki resiko lebih tinggi
menderita gangguan bipolar II, gangguan bipolar
I, dan episode depresi mayor, dibandingkan
dengan populasi umum
Manifestasi klinis utama dari gangguan
bipolar II

• Satu atau lebih episode depresi (criteria A), disertai


• Paling sedikit satu episode hipomanik (criteria B).
• Adanya episode hipomanik atau campuran dapat
menyingkirkan diagnosis gangguan bipolar II (criteria
C).
• Episode gangguan mood yang diinduksi zat atau
obat tidak dimasukan dalam criteria gangguan
bipolar II begitu pula apabila ada kecenderungan
kearah diagnosis skizoafektif atau memiliki gejala
yang tumpang tindih dengan skizofrenia,
skizofreniform, gangguan waham, atau gangguan
psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan (criteria
D).
• gejala yang timbul harus menyebabkan tekanan
atau gangguan pada pekerjaan, kehidupan social,
atau aspek fungsi penting lainnya
GANGGUAN MENTAL DAN MANIFESTASI
KLINIS YANG BERHUBUNGAN
• Bunuh diri
• Tidak masuk sekolah
• Kegagalan akademik
• Kegagalan pekerjaan
• Perceraian
• Penyalahgunaan obat
• Anoreksia nervousa
• Bulimia nervousa
• ADHD
• Gangguan panic
• Fobia social
• Kepribadian borderline
DIFERENTIAL DIAGNOSIS

• Gangguan mood terinduksi zat atau obat


• Gangguan depresi mayor dan gangguan distimik
• Gangguan bipolar I
• Gangguan siklotimik
• Gangguan psikotik
Gangguan Siklotimia
A. Paling sedikit selama dua tahun, terdapat beberapa periode
dengan gejala –gejala hipomania dan beberapa periode dengan
gejala-gejala depresi yang tidak memenuhi kriteria untuk
gangguan depresi mayor. Untuk anak-anak dan remaja
durasinya paling sedikit satu tahun.
B. Selama periode dua tahun di atas penderita tidak pernah bebas
dari gejala-gejala pada kriteria A lebih dari dua bulan pada suatu
waktu.
C. Tidak ada episode depresi mayor, episode manik, episode
campuran, selama dua tahun gangguan tersebut
Catatan: Setelah dua tahun awal, siklotimia dapat bertumpang
tindih dengan manik atau episode campuran (diagnosis GB I
dan gangguan siklotimia dapat dibuat) atau episode depresi
mayor (diagnosis GB II dan gangguan siklotimia dapat
ditegakkan)
D. Gejala-gejala pada kriteria A bukan skizoafektif
dan tidak bertumpangtindih dengan skizofrenia,
skizofreniform, gangguan waham, atau dengan
gangguan psikotik yang tidak dapat
diklasifikasikan.
E. Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik
langsung zat atau kondisi medik umum
F. Gejala-gejala di atas menyebabkan penderitaan
yang secara klinik cukup bermakna atau
menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan,
atau aspek fungsi penting lainnya.
GANGGUAN BIPOLAR YANG TIDAK DAPAT
DIKLASIFIKASIKAN
• Terjadi beberapa hari antara gejala manic atau depresi
yang tidak memenuhi criteria durasi manic atau episode
depresi mayor
• Episode depresi hipomanik yang berulang tanpa gejala
depresi.
• Manic atau episode manic yang bersamaan dengan adanya
gangguan waham, kemudian skizofren residual atau
gangguan psikotik yang tidak spesifik
• Situasi dimana terdapat gangguan bipolar tetapi tidak
dapat ditentukan sebagai gangguan primer, akibat kondisi
medis atau induksi zat tertentu
Penatalksanaa
Kedaruratan
Agitasi Akut
pada GB
Lini I
• Injkesi IM Aripiprazol efektif untuk pengobatan
agitasi pada pasien dengan episode mania atau
campuran akut. Dosis adalah 9,75mg/injeksi.
• Dosis maksimum adalah 29,25mg/hari (tiga kali
injeksi per hari dengan interval dua jam). Berespons
dalam 45-60 menit.
• Injeksi IM Olanzapin efektif untuk agitasi pada
pasien dengan episode mania atau campuran akut.
Dosis 10mg/ injeksi. Dosis maksimum adalah
30mg/hari. Berespons dalam 15-30 menit.
• Interval pengulangan injeksi adalah dua jam.
• Sebanyak 90% pasien menerima hanya satu kali
injeksi dalam 24 jam pertama. Injeksi lorazepam
2 mg/injeksi. Dosis maksimum lorazepam
4mg/hari. Dapat diberikan bersamaan dengan
injeksi IM Aripiprazol atau Olanzapin. Jangan
dicampur dalam satu jarum suntik karena
mengganggu stabilitas antipsikotika.
Lini II
• Injeksi IM Haloperidol yaitu 5 mg/kali injeksi.
Dapat diulang setelah 30 menit. Dosis
maksimum adalah 15 mg/hari.
• Injeksi IM Diazepam yaitu 10 mg/kali injeksi.
Dapat diberikan bersamaan dengan injeksi
haloperidol IM. Jangan dicampur dalam satu
jarum suntik.
Terapi
Farmakologi
Episode Mania
Lini I
• Litium, divalproat, olanzapin, risperidon,
quetiapin, quetiapin XR, aripiprazol, litium atau
divalproat + risperidon, litium atau divalproat +
quetiapin, litium atau divalproat + olanzapin,
litium atau divalproat + aripiprazol
Lini II
• Karbamazepin, TKL*, litium + divalproat,
paliperidon

• *TKL = terapi kejang listrik


Lini III
• Haloperidol, klorpromazin, litium atau
divalproat haloperidol, litium + karbamazepin,
klozapin
Tidak
direkomendasikan
• Gabapentin, topiramat, lamotrigin, risperidon +
karbamazepin, olanzapin + karbamazepin
Terapi
Farmakologi
Episode
Depresi Akut
GB I
Lini I
• Litium, lamotrigin, quetiapin, quetiapin XR,
litium atau divalproat + SSRI, olanzapin + SSRI,
litium + divalproat
Lini II
• Quetiapin + SSRI, divalproat, litium atau
divalproat + lamotrigin
Lini III
• Karbamazepin, olanzapin, litium +
karbamazepin, litium atau divalproat +
venlafaksin, litium + MAOI, TKL, litium atau
divalproat atau AA + TCA, litium atau
divalproat atau karbamazepin + SSRI +
lamotrigin, penambahan topiramat.
Tidak
direkomendasikan
• Gabapentin monoterapi, aripiprazol monoterapi
Intervensi Psikososial

• Intervensi psikososial meliputi berbagai


pendekatan misalnya, cognitive behavioral
• therapy (CBT), terapi keluarga, terapi interpersonal,
terapi kelompok, psikoedukasi, dan berbagai bentuk
terapi psikologi atau psikososial lainnya.
Intervensi psiksosial sangat perlu untuk
mempertahankan keadaan remisi.

Anda mungkin juga menyukai