Anda di halaman 1dari 25

TEORI ELEKTRON BEBAS

Oleh
 klaudensia Kurniati
Maria Trifonia Amung

 Emanuel Hami

 Sofia Helci

 Petrus Sama

 Ignatius Y.R Suku


ELEKTRON BEBAS
Elektron adalah partikel subatom yang bermuatan negatif dan umumnya ditulis
sebagai e- . Elektron tidak memiliki komponen dasar ataupun substruktur apapun
yang diketahui, sehingga ia dipercayai sebagai partikel elementer
Elektron yang berada di luar ikatan, dapat beredar bebas dari aplikasi gaya luar,
seperti pergerakan melalui medan magnet, friksi atau pengaruh kimia. Elektron
tersebut dikenal sebagai elektron bebas. Elektron bebas dapat meninggalkan garis
edarnya, dimana dapat diisi oleh elektron yang memaksa keluar dari garis edar pada
atom yang lain. Elektron bebas berpindah satu atom ke atom berikutnya, disitulah
arus elektron diproduksi. Ini adalah prinsip dasar dari kelistrikan.
MODEL ELEKTRON BEBAS KLASIK
Drude (1900) mengandaikan bahwa dalam logam terdapat elektron bebas, yang
membentuk sistem gas elektron klasik, yang bergerak acak dalam kristal dengan
kecepatan random vo karena energi termal dan berubah arah geraknya setelah
bertumbukan dengan ion logam. Karena massanya yang jauh lebih besar, maka ion
logam tidak terpengaruh dalam tumbukan ini.
Kehadiran medan listrik ε dalam logam hanya mempengaruhi gerak keseluruhan
electron karena ion-ion tertata berjajar dan bervibrasi di sekitar titik kisi sehingga tidak
memiliki neto gerak translasi. Misalnya, terdapat medan listrik ε dalam arah sumbu-X.
Percepatan elektron yang timbul:
Dengan : e = muatan dan
m*= massa efektif elektron.

Jika waktu rata-rata antara dua tumbukan elektron dan ion adalah τ,
maka kecepatan hanyut dalam selang waktu tersebut :
Model Elektron Bebas Klasik
Oleh karena itu rapat arus yang terjadi

dimana penjumlahan dilakukan terhadap semua elektron


bebas setiap satuan volume. Elektron bergerak secara
acak, sehingga Σvo=0. oleh sebab itu:

Karena hubungan Jx= σε, maka


konduktivitas listrik menjadi:

Pengukuran menunjukkan bahwa nilai rata-rata σ logam sekitar 5.107 (Ωm)-1 dengan
menganggap masa efektif m* sama dengan massa bebas mo=9,1.10-31 kg, maka
didapatkan nilai τ berorde 10-11 s. Contoh analisa lain adalah konduktivitas termal.
Misalnya, sepanjang sumbu- X terdapat gradien suhu ∂T/∂x, maka akan terjadi aliran
energi persatuan luas perdetik (arus kalor) Qe. Berdasarkan eksperimen arus kalor Qe
tersebut sebanding dengan gradien suhu ∂T/∂x

Qe = -K ∂T/∂x dengan K adalah konduktivitas termal.


Model Elektron Bebas Klasik
Dalam isolator, panas dialirkan sepenuhnya oleh fonon. Sedangkan dalam logam
dialirkan oleh fonon dan elektron. Tetapi karena konsentrasi elektron dalam logam sangat
besar, maka konduktivitas termal fonon jauh lebih kecil daripada elektron, yakni
Kfonon≅10-2 K elektron, sehingga konduktivitas fonon diabaikan.
Dari pendekatan teori kinetik gas diperoleh ungkapan konduktivitas termal

dimana : Cv= kapasitas panas elektron persatuan volume


v = kecepatan partikel rata-rata
= lintas bebas rata-rata partikel.
Karena CV =(3/2)nk, (1/2)mv2 =(3/2)kT dan dan maka konduktivitas menjadi

Perbandingan konduktivitas termal dan listrik adalah


Model Elektron Bebas Klasik
Hal ini sesuai dengan penemuan empirik oleh Wiedemann-Frans (1853).
Kadangkadang perbandingan di atas dinyatakan sebagai bilangan Lorentz

Ternyata, hukum Wiedemann-Frans sesuai dengan pengamatan untuk suhu tinggi


(termasuk suhu kamar) dan suhu sangat rendah (beberapa K). Tetapi, untuk suhu
“intermediate”, K/σT bergantung pada suhu. Dalam teori drude, lintas bebas rata-rata
elektron bebas, = vo, tidak bergantung suhu.Namun, karena v0 ~ T1/2, maka keadaan
mengharuskan

Hal ini didukung fakta eksperimen bahwa σ ~T-1, sehingga dari ungkapan konduktivitas
listrik didapatkan

Ungkapan terakhir ini menunjukkan bahwa bila T naik, maka n menurun. Hal ini
tidak sesuai dengan fakta, dan menyebabkan teori Drude tidak memadai.
Model Elektron Bebas Klasik
Model elektron bebas klasik tentang logam mengambil andaian berikut.
Kristal digambarkan sebagai superposisi dari jajaran gugus ion positip (yang
membentuk kisi kristal) dan elektron yang bebas bergerak dalam volume kristal.
Elektron bebas tersebut diperlakukan sebagai gas, yang masing-masing bergerak secara
acak dengan kecepatan termal (seperti molekul dalam gas ideal – tidak ada tumbukan,
kecuali terhadap permukaan batas).
Pengaruh medan potensial ion diabaikan, karena energi kinetik elektron bebas sangat
besar.
Elektron hanya bergerak dalam kristal karena adanya penghalang potensial di
permukaan batas.
Dalam pendekatan ini elektron-elektron dapat dipandang seperti partikel gas ideal.
Sebagai contoh, perhatikan logam natrium (11Na). Atom natrium memiliki konfigurasi
elektron : 1s2-2s2-2p6-3s1. Elektron-elektron pada orbitan 1s sampai dengan 2p
membentuk struktur kulit penuh. Elektron-elektron ini bersama dengan inti atom
membentuk teras atom. Sedangkan elektron yang ke 11 pada orbitan 3s merupakan
elektron valensi. Elektron valensi inilah yang menjadi elektron bebas apabila atom-atom
natrium membentuk kristal logam
Model Elektron Bebas Klasik
Secara umum bila suatu logam mempunyai rapat massa mρ tersusun oleh atom-atom
dengan elektron valensi Z, dan massa atom yang bersangkutan M, maka konsentrasi
elektron bebas pada logam tesebut adalah :

NA adalah bilangan Avogadro. Konsentrasi elektron pada persamaan (3.1) tersebut


dinyatakan dalam satuan elektron/cm3 atau elektron/m3 dan biasanya hanya ditulis cm-3
atau m-3.
Model Elektron Bebas Klasik
a. Hantaran Listrik
Perhatikan seutas kawat sepanjang L dengan
penampang A, ujung-ujung kawat (C dan D) diberi
beda potensial VCD, dan nilai hambatan kawat
adalah R. Dalam kawat mengalir arus listrik I serta
timbul medan listrik E, seperti pada gambar.
menurut Hukum Ohm, kuat arus listrik dalam
kawat :

Selanjutnya dapat ditulis rumus-rumus lainnya yang menyangkut :


Model Elektron Bebas Klasik
dengan ρ menyatakan resistivitas listrik bahan kawat, dan dapat dituliskan
dalam hubungannya dengan konduktivitas listrik σ:
Dari persamaan-persamaan di atas, hokum Ohm seperti pada
persamaan (3.2) dapat dituliskan kembali dalam bentuk :

Pada gambar elektron bergerak


dipercepat ke arah kanan
sebagai akibat penerapan medan
listrik ke arah kiri.
Dalam gerakannya elektron
menumbuk dan dihamburkan
oleh atom-atom.

Tumbukan dengan atom-atom ini menimbulkan “daya hambat” yang dialami elektron,
yang akan mengimbangi gaya medan listrik pada elektron.
Model Elektron Bebas Klasik
Keadaan demikian dapat diungkapkan melalui persamaan gerak sebagai berikut :
dengan m* menyatakan massa efektif elektron,
v kecepatan elektron, e muatan elektron,
t waktu dan
η waktu relaksasi tumbukan (waktu antara dua
kali tumbukan berurutan).

Perimbangan antara gaya oleh medan dan gaya hambatan akan


menghasilkan keadaan tunak (stationer). Bila keadaan ini tercapai maka :

Dengan demikian persamaan (3.6) menghasilkan

Untuk membedakannya dengan kecepatan rambang (akan dibahas


kemudian), kecepatan lain dituliskannya dengan notasi V jadi :

selanjutnya, rapat arus listrik dapat didefinisikan sebagai J =


sehingga diperoleh
Model Elektron Bebas Klasik
Bandingkan persamaan ini dengan hukum Ohm pada persamaan (3.5.),
dihasilkan ungkapan bagi konduktivitas listrik :
Di pihak lain, apabila diambil keadaan relaksasi, yaitu
apabila medan listrik dihilangkan (E=0), maka persamaan gerak elektron menjadi :

yang memberikan solusi :

Dengan adalah jarak antara dua tumbukan berurutan atau disebut juga lintasan
bebas rata-rata elektron. Sedangkan v menyatakan kecepatan rambang elektron.
Dengan hubungan (3.14), maka ungkapan
konduktivitas listrik (3.11) menjadi :
b. Resitivitas Listrik
Dari persamaan (3.4) dan (3.11) dapat
diperoleh rumusan bagi resistivitas listrik :

Apabila tumbukan dengan fonon menghasilkan waktu


relaksasi dan tumbukan dengan atom impuritas
menghasilkan waktu relaksasi maka dapat dituliskan :
Model Elektron Bebas Klasik
Dengan demikian

fρ (T) dapat diturunkan berdasarkan teori


kinetik gas dan memiliki bentuk :
MODEL ELEKTRON TERKUANTISASI
Model ini menggunakan prinsip kuantisasi energi elektron dan prinsip eksklusi Pauli
untuk elektron yang melibatkan distribusi Fermi-Dirac
Model elektron bebas, dimana pengaruh dari semua elektron bebas yang lain dan semua
ion prinsip dipresentasikan oleh potensial V sama dengan nol sehingga gaya yang bekerja
pada elektron juga sama dengan nol, secara kuantum mengambil persamaan
Schrödinger:
dengan solusi
fungsi elektron:

dan energi elektron

Harga k tidak dibatasi sehingga energi elektron tidak terkuantisasi. Tetapi bila elektron
bebas tersebut bergerak dalam suatu kubus dengan rusuk L, maka haruslah dipenuhi
,

MODEL ELEKTRON TERKUANTISASI


Dalam ruang k, setiap keadaan elektron dipresentasikan oleh volume sebesar (2π/L)3 ,
yaitu masing-masing untuk Δnx = Δny = Δnz = 1.
Semua keadaan elektron yang berenergi
terletak pada permukaan bola berjari-jari k yang memenuhi
Dengan demikian, jumlah keadaan
elektron adalah
Apabila diperhitungkan dua spin elektron, maka jumlah tersebut menjadi

maka jumlah keadaan elektron persatuan volume yang berenergi


Karena
antara E dan E+dE adalah

Prinsip Pauli menyatakan bahwa dalam satu sistem fisis tidak boleh terdapat dua
elektron atau lebih yang mempunyai perangkat bilangan kuantum yang tepat sama.
Model Elektron Terkuantisasi
Pada suhu T=0 K, energi Fermi diungkapkan dalam bentuk EF(0) dan fungsi distribusi
Fermi-Dirac

Sedangkan pada suhu


T > 0 K berlaku

Model elektron bebas terkuantisasi mengambil andaian sebagai berikut.


Kristal logam digambarkan sebagai superposisi dari jajaran gugus ion positip (yang
membentuk kisi kristal) dan elektron bebas yang bergerak dalam volume kristal
Elektron bebas tersebut memenuhi kaidah fisika kuantum, yaitu mempunyai energi
terkuantisasi dan mematuhi larangan Pauli, yang secara menyatu dirangkum dalam
ungkapan rapat elektron dn = n(E) dE = f(E) g(E) dE (3.28)
Dengan mensubtitusikan (3.27) dan (3.26) diperoleh ungkapan rapat elektron sebagai
fungsi dari energi elektron dan suhu sistem
Model Elektron Terkuantisasi
Pengaruh medan ion positip dapat diabaikan karena energi kinetik elektron bebas
sangat besar.
Pada permukaan batas antara logam dan vakum yang mengelilinginya terdapat
suatu potensial penghalang loncati oleh elektron bebas paling energetik pada suhu
T = 0 K (energi EF) untuk dapat meninggalkan permukaan batas logam.
a. Sumbangan Elektron Bebas pada Harga Cv
Rapat elektron pada suhu T = 0 K

dan rapat energi pada suhu T = 0 K

Bila dinyatakan dalam rapat elektron (3.30) di atas, maka


Model Elektron Terkuantisasi
Sedangkan rapat energi elektron pada suhu T > 0 K

Untuk menyelesaikan integral dalam bentuk (3.32) digunakan


bentuk integral
yang mempunyai bentuk asymtotik untuk y0 besar dan berharga positip

Diketahui bahwa ungkapan energi Fermi sebagai fungsi suhu adalah

Karena bentuk [(πkT)2/EF2(0)] sangat kecil dibandingkan dengan satu, maka EF selalu
dapat diganti dengan EF(0)
Model Elektron Terkuantisasi
Dengan memakai bentuk (3.33), (3.34) dan deret binomial (1+x)p, serta memperhatikan
ungkapan (3.31) dan (3.30), maka rapat energi (3.32) di atas dapat dihitung dan hasilnya
adalah

sehingga kapasitas panas elektron bebas

Apabila kapasitas panas elektron bebas model klasik (Cv)el’ (persamaan (3.13)), maka
ungkapan (3.36) untuk satu mol zat menjadi

Dapat disimpulkan bahwa sumbangan elektron bebas pada harga Cv suatu logam
sangatlah kecil, terutama pada suhu yang sangat tinggi. Tetapi sumbangan
tersebut akan dominan pada suhu yang cukup rendah.
Model Elektron Terkuantisasi
Pada suhu jauh di bawah suhu Debye θD dan suhu Fermi TF, kapasitas panas suatu logam
dapat ditulis sebagai jumlah sumbangan elektron bebas dan fonon, yakni
dimana γ dan A merupakan konstanta
karakteristik bahan.
b. Paramagnetik Pauli
Apabila terdapat suatu medan magnet luar H, maka spin elektron bebas akan
menyesuaikan diri terhadap H. Energi total elektron bebas karena pengaruh medan

Pengaruh medan terhadap rapat keadaan g(E) digambarkan


Rapat keadaan g(E) dibagi menjadi
dua bagian, yaitu spin ke atas dan ke
bawah. Tanpa medan magnet luar H,
keduanya simetri terhadap sumbu E.
Bila terdapat medan magnet luar H,
maka secara total lebih banyak
elektron yang antiparalel terhadap H
Model Elektron Terkuantisasi
Bila diambil kasus untuk T = 0 K, maka diperoleh

Perhitungan di atas menggunakan relasi g(E±μ0μBH) = g(E) ± μ0μBH(dg/dE) berdasarkan


ekspansi Taylor, dan g(EF) = 3n/2 EF yang diperoleh dengan menggabungkan (3.26) dan
(3.30). Dengan demikian suseptibilitas magnetiknya

c. Konduktivitas Listrik dalam Logam


Konduktivitas yang mempunyai mobilitas besar untuk pindah ke keadaan elektron yang
lain adalah elektron yang berenergi E sedemikian sehingga f(E) < 1. Hal ini terjadi di
daerah E ~ EF. Elektron yang demikian akan mengalir bila dikenai medan listrik.
Hubungan rapat arus J dan medan listrik ε dinyatakan oleh hukum Ohm
3.43 dimana adl konduktivitas listrik
Bila rapat elektron n dan kecepatan hanyut elektron vd, maka rapat arus juga
diungkapkan dalam bentuk
Model Elektron Terkuantisasi
Dalam kesetimbangan termal, distribusi elektron berada dalam keadaan mapan (steady
state) , yang tifak bergantung waktu
Dalam ruang kecepatan, distribusi mempunyai simetri bola, dan dinamakan
bola Fermi (dengan radius laju Fermi vF), serta permukaannya disebut permukaan Fermi.
Kecepatan elektron bersifat acak, dan berkaitan dengan energi melalui ungkapan

direpresentasikan oleh semua titik dalam bola.


Bila ε homogen (besar dan arahnya), maka perubahan distribusi elektron hanya
dipengaruhi oleh komponen waktu. Proses yang terjadi adalah adanya perubahan
distribusi elektron karena pengaruh medan luar ε dan adanya proses hamburan yang
ingin memulihkannya ke keadaan semula
Penggabungan kedua proses ini menghasilkan persamaan kontinuitas

dengan η adalah waktu relaksasi

Dalam keadaan mapan persamaan (3.44) menjadi


.

Model Elektron Terkuantisasi


Dalam kasus di atas diambil sehingga persamaan (3.45) menjadi

Rapat arus listrik yang terjadi

Integral suku pertama persamaan (3.47) menghasilkan nol karena kecepatan rata-rata
dalam
Dengan demikian rapat arus (3.47) menjadi
.
,

Model Elektron Terkuantisasi


Mengingat bahwa a. , dimana adalah lintas bebas rata-rata antara dua tumbukan
b
c. gerak elektron secara acak sehingga

maka ungkapan rapat arus (3.48) berubah menjadi:

Dari rapat elektron (3.29), setelah mengganti variabel E menjadi , diperoleh distribusi
elektron tak lain adalah

Substitusi persamaan (3.50) dan setelah diadakan perubahan variabel v menjadi E,


maka rapat arus (3.49) menjadi
Model Elektron Terkuantisasi
Dengan demikian, mengingat hubungan (3.43) diperoleh konduktivitas listrik

Untuk suhu T = 0 K, harga berupa fungsi delta Dirac δ sehingga integral


dalam (3.52)

dan dengan menggunakan ungkapan rapat elektron (3.30), maka ungkapan


konduktivitas listrik (3.52) di atas menjadi
dimana ηF adalah waktu relaksasi
sebuah elektron pada bola Fermi.

Ungkapan konduktivitas listrik di atas, ternyata bentuknya sama dengan hasil teori
Drude yang lalu.
Baik teori Drude maupun model elektron bebas terkuantisasi mengemukakan bahwa
konduktivitas listrik hanya berbanding lurus dengan konsentrasi elektron.

Anda mungkin juga menyukai