Anda di halaman 1dari 21

SEPSIS

Pendahuluan
• Sepsis merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas
anak (50-60%)
• Untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas sepsis, serta
ketidaktepatan penggunaan antibiotika, sarana, dan prasarana, perlu
disusun suatu panduan nasional praktek klinis sepsis pada bayi dan
anak di Indonesia sesuai dengan fasilitas kesehatan yang tersedia.
Definisi
• Sepsis adalah disfungsi organ yang mengancam kehidupan (life-
threatening organ dysfunction) yang disebabkan oleh disregulasi
imun terhadap infeksi
Epidemiologi
• Neonatus (< 1 tahun) > anak (> 1 – 18 tahun)
• Sepsis berat seringkali berasal dari infeksi saluran nafas (36-42%),
bacteremia, dan ISK
Etiologi
Penegakan diagnosis
Tata laksana
• Penatalaksanaan Infeksi
• Penatalaksanaan disfungsi organ
• Penatalaksanaan infeksi
• Belum diketahui penyebabnya
• Berikan antibiotic pertama secara efektif dan tepat
• Dasarkan pemilihan antibiotic pada antibiogram lokal (kepekaan lokal)
• Optimalkan dosis dan rute pemberian
• Berikan antibiotic tunggal dengan durasi sesingkat mungkin
• Sesuaikan atau hentikan terapi sedini mugkin
• Sudah diketahui penyebabnya
• Pemberian anti jamur dilakukan ketika skor Kandida ≥ 3 dan kadar
prokalsitonin > 1,3 mg/mL
• Pemberian anti-jamur disesuaikan dengan data sensitivitas local
• Lini pertama berupa amphotericin B atau flukonazol
• Lini kedua mycafungin
• Tata laksana disfungsi organ
• Pernapasan
• Pembebasan jalan napas (non-invasive dan invasive)
• Pemberian O2
• Ventilasi non-invasive  pada PARDS (pediatric acute respiratory distress syndrome)
• Ventilasi mekanik invasive  pasien dengan gagal nafas atau disfungsi organ lain
(gangguan sirkulasi dan penurunan kesadaran)
• Resusitasi cairan dan tatalaksana hemodinamik
• Akses vascular secara cepat
• Resusitasi cairan  kristaloid atau koloid (diberikan dengan bolus 20 mg/kgBB selama 5-
10 menit)
• Pemberian obat vasoaktif  ketika ditemukan refrakter cairan
• Transfusi darah
• Packed Red Cell  ketika Hb < 7 g/dL dengan target 10 g/dL
• Platelet  diberikan sebagai profilaksis (< 10.000/uL tanpa perdarahan aktif atau <
20.000/uL dengan risiko bermakna perdarahan aktif) atau terapi (< 100.000/uL dengan
perdarahan aktif)
• Fresh Frozen plasma  dengan gangguan purpura trombotik

• Kortikosteroid  Hidrokortison suksinat 50 mg/m2/hari diberikan dengan


indikasi syok refrakter katekolamin atau terdapat tanda insufisiensi adrenal
• Kontrol glikemik
• dipertahankan pada 50-180 mg/dL,
• > 180 mg/dL  Glucose infusion rate diturunkan sampai 5 mg/kg/min, dan
apabila menetap maka berikan rapid acting insulin 0,05 – 0,1 IU/kg

• Nutrisi
• Diberikan setelah respirasi dan hemodinamik stabil
• Fase akut 57 kCal/kg/hari + protein 60% dari total kebutuhan protein (0-2
tahun: 2-3 g/kg/hari; 2-3 tahun: 1,5-2 g/kg/hari; 3-18 tahun: 1,5 g/kg/hari)
• Menghilangkan sumber infeksi
• Debridemen, mengeluarkan abses dan pus, membuka alat kateter
Evaluasi
• Evaluasi penggunaan antibiotic dan anti jamur
• Evaluasi disfungsi organ dan prognosis
• Dinilai dengan menggunakan skor PELOD2 dan prokalsitonin
• Derajat ringan : skor PELOD2 0-3 + kadar PCT 0,5-1,99 ng/mL
• Derajat sedang : skor PELOD2 4-9 + kadar PCT 2,0-9,99 ng/mL
• Derajat berat : skor PELOD2 >9 + kadar PCT 10 ng/mL

Anda mungkin juga menyukai