Anda di halaman 1dari 27

Dian Indah Pratiwi (151.01.

1005)
Retno Putri Hidayah (151.01.1052)
Indah Sagita Putri (151.01.1059)
Novita Susanti (151.01.1064)

WAWASAN NUSANTARA
Pengertian Wawasan Nusantara

Secara Etimologis
 Dari kata wawas (bhs.Jawa) yang berarti pandangan, tinjauan, atau
pengelihatan indriawi.

Wawasan berarti pula cara pandang, cara melihat.

 kata “nusantara” tersusun dari dua kata, “nusa” dan “antara”.


kata “nusa” dapat memiliki dua arti, yaitu kepulauan dan bangsa.
Kata “antara” memiliki padanan dalam bahasa latin, in dan terra yang
berarti antara atau dalam suatu kelompok.

Dari penjabaran di atas, penggabungan kata “nusa” dan “atara”


menjadi kata “nusantara” dapat diartikan sebagai kepulauan yang
dipisahkan oleh laut atau bangsa-bangsa yang dipisahkan oleh laut.
Pengertian Wawasan Nusantara

Secara Terminologi
 Menurut Prof. Dr. Wan Usman :

“Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan
tanah airnya sebagai Negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang
beragam”

 Pengertian Wawasan Nusantara dalam GBHN 1998.


Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa, serta kesatuan bangsa, serta
kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
 Berikut ini menurut kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk
diusulkan menjadi Tap. MPR, yang dibuat Lemhannas tahun
1990.
“Cara pandang dan sikap- bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, serta kesatuan
wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
Hakikat Wawasan Nusantara

Hakikat Wawasan Nusantara adalah “Persatuan bangsa dan


kesatuan wilayah”
Dalam GBHN disebutkan bahwa hakikat Wawasan
Nusantara di wujudkan dengan menyatakan kepulauan
nusantara sebagai satu kesatuan politik, satu kesatuan
ekonomi, satu kesatuan social budaya, dan satu kesatuan
pertahanan keamanan.
Kedudukan Wawasan Nusantara
Unsur Dasar Wawasan Nusantara

 Wadah,meliputi :
- Bentuk Wujud
- Tatanan Susunan Pokok atau Tata Inti Organisasi
- Tata Susunan Pelengkap atau Kelengkapan Organisasi

 Isi, meliputi :
- Cita cita bangsa Indonesia yang tertuang di dalam Pembukaan UUD
1945
- Asas keterpaduan semua aspek kehidupan nasional berciri manunggal,
utuh menyeluruh
- Tata Laku
Tujuan Wawasan Nusantara

 Tujuan ke dalam adalah menjamin perwujudan persatuan kesatuan


segenap aspek kehidupan nasional, yaitu politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan.

 Tujuan ke luar adalah terjaminnya kepentingan nasional dalam


dunia yang serba berubah dan ikut serta melaksanakan ketertiban
dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial, serta mengembangkan suatu kerjasama dan saling hormat
menghormat.
Manfaat Wawasan Nusantara

 Diterima dan diakuinya konsepsi Nusantara di forum


internasional.
 Pertambahan luas wilayah teritorial Indonesia.
 Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup memberikan
potensi sumber daya yang besar bagi peningkatan
kesejahteraan rakyat.
 Penerapan Wawasan Nusantara menghasilkan cara pandang
tentang keutuhan ilayah nusantara yang perlu dipertahankan
oleh bangsa Indonesia.
 Wawasan Nusantara menjadi salah satu sarana integrasi
nasional.
Persoalan Yang Dapat Timbul Dari
Penerapan Konsep Wawasan Nusantara

 Persoalan garis batas/wilayah Indonesia dengan


negara lain, yaitu batas darat, laut, dan udara.
 Masuknya pihak luar ke dalam wilayah yuridiksi
Indonesia yang tidak terkendali dan terawasi.
 Adanya kerawanan-kerawanan di pulau-pulau
terluar Indonesia.
Ada 12 pulau yang diidentifikasikan sebagai pulau terluar di Indonesia
(Tempo 2005), yaitu:
 Pulau Rondo, ujung paling barat Indonesia berbatasan dengan India dan
Thailand,
 Pulau Sekatung, ujung utara berbatasan dengan vietnam,
 Pulau Nipah, berbatasan dengan Singapura,
 Pulau Berhala, berbatasan dengan Malaysia,
 Pulau Marore, berbatasan dengan Filipina,
 Pulau Miangas, berbatasan dengan Filipina,
 Pulau Marampit, berbatasan dengan Filipina,
 Pulau Batek, berbatasan dengan Timor Leste,
 Pulau Dana, berbatasan dengan Australia,
 Pulau Fani, berbatasan dengan republik Palau, ujung utara Papua,
 Pulau Fanildo, berbatasan dengan republik Palau, dan
 Pulau Bras, berbatasan dengan republik Palau
Aspek-Aspek Wawasan Nusantara

 Wawasan Nusantara sebagai Pancaran Falsafah Pancasila


 Wawasan Nusantara Dalam Pembangunan Nasional
- Perwujudan kepulauan nusantara sebagai Satu Kesatuan
Politik
- Perwuudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan
Ekonomi
- Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan
Sosial Budaya
- Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan
Pertahanan dan Keamanan
- Perwujudan Tentang Luas Wilayah
Latar Belakang Konsep Wawasan Nusantara

 Segi Historis atau Sejarah


Dari segi sejarah, bangsa Indonesia menginginkan menjadi bangsa yang
bersatu dengan wilayah yang utuh adalah karena dua hal, yaitu :
- Kita pernah mengalami kehidupan sebagai bangsa yang terjajah dan
terpecah
- Kita pernah mengalami memiliki wilayah yang terpisah – pisah.

Secara historis, wilayah Indonesia adalah wilayah bekas jajahan Belanda


atau eks Hindia Belanda.Wilayah Hindia Belanda yang berbentuk
kepulauan merupakan wilayah yang terpisahkan oleh laut bebas. Dengan
adanya Ordonasi 1939 maka laut atau perairan yang berada lebih dari 3 mil
dari wilayah Indonesia adalah di luar wilayah territorial.Perairan itu
menjadi laut bebas dan berlaku sebagai perairan Internasional.
Wilayah Indonesia Berdasarkan Ordonasi 1939
Deklarasi Djuanda

Keluarnya deklarasi Djuanda 1957 melahirlan


konsepsi Wawasan Nusantara dimana laut tidak lagi
sebagai pemisah, tetapi sebagai penghubung.
Wawasan Nusantara dibangun dari konsepsi
kewilayahan. Negara Indonesia adalah satu kesatuan
wilayah yang berciri nusantara. Undang-undang
mengenai perairan Indonesia selanjutnya diperbarui
dengan UU No. 6 Tahun 1996 tentang Perairan
Indonesia.
Wilayah Republik Indonesia berdasar Deklarasi
Djuanda 1957
Landasan Kontinen

Pada tahun 1969 negara Indonesia mengeluarkan


deklarasi tentang landasan kontinen Indonesia.
Deklarasi itu berintikan:
 Kekayaan alam di landas kontinen adalah milik
negara bersangkutan, dan
 Batas landas kontinen yang terletak diantara 2
negara adalah garis tengahnya.
Zona Ekonomi Eksklusif

Selanjutnya, pada tahun 1980 pemerintah Indonesia


mengeluarkan pengumuman tentang Zona Ekonomi Ekslusif
(ZEE) Indonesia. ZEE berintikan:
 Lebar ZEEI 200 mil diukur dari garis pangkal laut wialyah
Indonesia.
 Hak berdaulat untuk menguasai kekayaan sumber alam di
ZEEI.
 Lautan di ZEEI tetap merupakan lautan bebas untuk
pelayaran Internasional.
ZEEI diterima oleh hampir seluruh peserta konferensi
Hukum Laut Internasional di Jamaika tahun 1982 dan
dikukuhkan oleh pemerintah RI dengan UU No. 5 Tahun
1983.
Republik Indonesia dengan wilayah ZEE
 Segi Geografis dan Sosial Budaya
Dari segi geografis dan sosial budaya, indonesia merupakan negara bangsa
dengan wilayah dan posisi yang unik, serta bangsa yang heterogen.
Keunikan wilayah dan heterogenitas bangsa tersebut antara lain:
- Indonesia bercirikan negara kepulauan/maritim (Archipelago State)
dengan jumlah sekitar 17.504 pulau.
- Luas wilayah 5.180.053 km2dengan perincian daratan seluas 1.922.570
km2 dan laut seluas 3.257.483 km2. Negara kita terdiri 2/3 lautan atau
perairan.
- Jarak utara selatan 1.888 km dan jaran timur barat 5.110 km.
- Indonesia terletak diantara dua benua dan samudra (posisi silang)
- Indonesia terletak pada garis katulistiwa.
- Indonesia berada pada iklim tropis dengan dua musim.
- Indonesia menjadi pertemuan dua jalur pegunungan, yaitu Sirkum
Mediterania dan Sirkum Pasifik
- Berada pada 6° LU-11°LS dan 95°BT-141°BT.
- Wilayah yang subur dan habitable (dapat dihuni)
- Kaya akan flora, fauna, dan sumber daya alam.
- Memiliki banyak etnik (heterogeneitas suku bangsa) sehingga memiliki
kebudayaan yang beragam.
- Memiliki jumlah penduduk terbesar sekitar 241 juta.
 Segi Geopolitis dan Kepentingan Nasional
Bahwa politik suatu negara dipengaruhi oleh konstelasi
geografi negara yang bersangkutan. Geopolitik memaparkan
dasar pertimbagan dari aspek geografi dalam menentukan
kebijakan nasional untuk mewujudkan suatu tujuan. Prinsip-
prinsip geopolitik suatu negara dapat menjadi dasar bagi
perkembangan wawasan nasional bangsa itu.
Selain teori geopolitik masih ada beberapa teori yang
lain seperti :
~ Wawasan Benua
~ Wawasan Bahari
~ Wawasan Dirgantara
~ Wawasan Kombinasi
 Segi Geostrategi
~ Secara demografis, penduduk di sebelah selatan jarang (Australia),
sedang disebelah utara cukup padat (RRC).
~ Secara ideologis, terletak diantara liberalism di Selatan dan komunisme
di utara; antara liberal di Selatan dan system dictator proletariat di utara.
~ Secara politis, system demokrasi liberal di selatan system dictator
proletariat di utara.
~ Secara ekonomis, terletak diantara system ekonimi kapitalis di selatan
dan system ekonomi sosialis terpusat diutara.
~ Secara Sosial, terletak diantara individualism di selatan dan sosialisme
diutara.
~ Secara Budaya, terletak dianta kebudayaan barat di selatan, dan
kebudayaan timur di utara.
~ Secara hankam, terletak di antara pertanahan maritime di selatan dan
pertahanan continental di utara.
Asas Wawasan Nusantara

 Kepentingan yang sama


 Keadilan
 Kejujuran
 Solidaritas
 Kerja sama
 Kesetiaan
Arah Pandang Wawasan Nusantara

 Arah pandang ke dalam, mengandung arti bahwa bangsa


Indonesia harus peka dan berusaha untuk mencegah dan
mengatasi sedini mungkin faktor-faktor penyebab timbul
disintegrasi bangsa dan harus mengupayakan tetap terbian
dan terpeliharanya persatuan dan kesatuan dan ke Bhinekaan.
 Arah pandang ke luar, mengandung arti bahwa dalam
kehidupan internasionalnya, bangsa Indonesia harus berusaha
mengamankan kepentingan nasionalnya dalam semua aspek
kehidupan, baik pilotik, ekonomi, sosial budaya maupun
pertahanan dan keamanan demi tercapainya tujuan nasional
sesuai dengan yang tertera pada Pembukaan UUD 1945.
Fungsi Wawasan Nusantara

 Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi,


dorongan, serta rambu-rambu dalam menentikan
kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan bagi
penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun
bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

Anda mungkin juga menyukai