Anda di halaman 1dari 62

Kelompok 3:

Abia Nebula 1102011002


Kharisma Alifah 1102011136
M. Syarif Mas’ud 1102011167
Rosi Nadilah 1102011245
Siti Syarifah Diasfari 1102011261

Pembimbing:
DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS


UNIVERSITAS YARSI
Agustus 2016
Desa Tegal Angus

Desa Lemo dan Desa Kalibaru


Kampung Besar

Desa Kampung Melayu Barat


Luas tanah sekitar 60 m2
Luas bangunan berukuran 9 m x 5 m
Bangunan Tempat Tinggal Saluran pembuangan limbah dan
tempat pembuangan limbah
• Bangunan tempat tinggal tidak
bertingkat dan terdiri dari satu • Limbah rumah tangga baik cair
ruang tamu 3 m x 2 m, ruang maupun padat dibuang ketanah
tengah biasa digunakan untuk disamping rumah yang kemudian
menonton TV dengan ukuran 4 dibakar dan bercampur dengan
m x 3 m , dua kamar tidur 2 m x 3 sampah disekitarnya.
m, ruang dapur 2 m x 2 m , dan
kamar mandi 2 m x 2 m.

• Ventilasi yang ada berasal dari


pintu depan dan jendela
Aktivitas Sehari-hari
Pola makan dan kebiasaan
merokok
a. Tn. Adi Sucipto bekerja sebagai
• Makanan sehari-hari biasa di pedagang nasi goreng.
dapat dari membeli makan di b. Ny. Asturohyani sebagai ibu
warteg dekat rumah . Keluarga rumah tangga dan membantu
Tn. Adi tidak memiliki pola suami berdagang nasi goreng.
makan yang teratur, hanya 2 kali c. Anak pertama lulusan SMP dan
dalam sehari dan jarang
sekarang bekerja berdagang nasi
mengkonsumsi buah dan sayur
goreng.
• Tn. Adi Sucipto, Tn. Abas dan Tn. d. Keluarga Tn. Adi Sucipto
Akbarsyah memiliki kebiasaan mengaku jika hendak keluar
merokok didalam dan diluar rumah dan halaman rumah
rumah atau saat sedang bekerja menggunakan alas kaki.
10-15 batang perhari e. Anggota keluarga jarang
berolahraga.
Luas tanah sekitar 230
m2 dan luas bangunan
berukuran 10 m x 6 m
Bangunan Tempat Tinggal
Saluran pembuangan limbah dan
tempat pembuangan limbah
• ruang tamu sekaligus ruang
keluarga dan berukuran 4 m x 5
• Limbah rumah tangga baik cair
m, dua kamar tidur masing-
maupun padat dibuang ketanah
masing berukuran 2.5 m x 2.5 m,
disamping rumah yang kemudian
dapur 3 m x 3 m., kamar tidr 2.5
dibakar dan bercampur dengan
m x 2.5 m, kamar mandi dengan
sampah disekitarnya.
jamban 2 m x 2m

• Ventilasi yang ada berasal dari


pintu depan dan jendela
Pola makan dan kebiasaan
merokok Aktivitas Sehari-hari

• Ny. Aminah selalu memasak a. Tn. Umin bekerja sebagai buruh


untuk makan keluarga. Ny. bangunan.
Aminah dan keluarganya tidak b. Ny. Aminah sebagai ibu
memiliki pola makan yang pedangang kerupuk membantu
teratur, hanya 2 kali dalam sehari suami berdagang nasi goreng.
c. Anak kedua lulusan STM saat ini
• Tn. Umin merokok aktif dan tidak bekerja, anak keempat dan
kedua anak laki-lakinya, sehari keenam bekerja sebagai buruh
menghabiskan 1 bungkus rokok, pabrik.
biasanya mereokok di tempat d. Anggota keluarga jarang
kerja. berolahraga.
Luas bangunan rumah
10m x 5.5m.
Bangunan Tempat Tinggal Saluran pembuangan limbah dan
tempat pembuangan limbah
• Dalam rumah terdapat ruang
keluarga berukuran 4m x 3m, 2 • Terdapat pipa paralon yang
kamar tidur berukuran 2.5m x menghubungkan kamar mandi
2.5m, dapur berukuran 3m x 2m dengan selokan kecil di sekitar
• lingkungan rumah yang akan
• Terdapat 2 ventilasi di atas mengalir ke sawah.
jendela depan rumah, dan kamar
tidur dengan ukuran 20 cmx 10 • Sampah dibuang di plastik di
cm, 10cm x 10cm dalam rumah, baru jika sudah
banyak maka akan dibawa ke
lapangan luas untuk dibakar.
Pola makan dan kebiasaan
merokok
Aktivitas Sehari-hari
• Ny. Erna selalu memasak untuk
• Tn. Iyus bekerja sehari-hari
makan keluarga. Ny. Erna dan
sebagai peternak lele
keluarganya memiliki pola makan
yang tdk teratur, 2 kali dalam
• Ny. Erna sebagai pembungkus
sehari, Keluarga Tn. Iyus jarang
pernak-pernik
mengkonsumsi buah.

• Tn. Iyus merokok aktif, sehari


menghabiskan 2 bungkus rokok,
biasanya mereokok di tempat
kerja dan di rumah
Luas bangunan rumah
61 m2.
Saluran pembuangan limbah dan
Bangunan Tempat Tinggal
tempat pembuangan limbah
• dapur yang berukuran 3 x 1,5 m,
• Terdapat saluran pembuangan
ruang keluarga berukuran 5 x 3
limbah cair yang berasal dari
m, warung berukuran 3 x 2 yang
tempat mandi dan dapur yang
merupakan bagian dari rumah,
akan mengalir ke selokan di
kamar mandi berukuran 2,5 x 1,5
depan rumah dan akan dialirkan
m.
ke kali.
• Memiliki ventilasi yg kurang
• Sampah dibuang di plastik di
dalam rumah, baru jika sudah
banyak dibakar di tanah kosong.
Pola makan dan kebiasaan
merokok
Aktivitas Sehari-hari
• Ny. Muniroh memasak sendiri
untuk nasi dan kadang sayur- • Tn. Sudaryo bekerja sebagai
sayuran, menu makanan yang pedagang pecel lele. Ia berangkat
sering dimakan adalah sayur- bekerja pukul 16.00 WIB dan
sayuran. Lebih sering membeli kembali pukul 01.00 WIB.
lauk pauk daripada memasak
sendiri, memiliki kebiasaan • Ny. Muniroh tidak bekerja hanya
makan dua kali sehari . sebagai ibu rumah tangga,
kegiatan sehari-hari hanya
• Tn. Sudaryo tidak memiliki mengurus rumah, anak dan
kebiasaan merokok, kedua menjaga warung di rumahnya.
adiknya Tn. Sonny dan Jafar
memiliki kebiasaan merokok
diluar maupun di dalam rumah,
dan biasanya menghabiskan
setengah bungkus per hari.
Luas bangunan rumah
6x8m
Bangunan Tempat Tinggal
Saluran pembuangan limbah dan
tempat pembuangan limbah
• Satu ruang keluarga, tiga kamar
tidur, satu kamar mandi dan juga
• Air limbah rumah tangga di
dapur yang dipakai bersama
buang ke sungai dekat rumah
dengan tetangganya.
• Sampah rumah tangga di buang
• Memiliki ventilasi yg kurang
di depan rumah lalu dibakar.
 Pola makan dan kebiasaan
Aktivitas Sehari-hari
merokok
• Aktiitas Tn. Salimin dari jam
• Ny. Sutinah memasak sendiri 08.00- 14.00 bekerja sebagai
untuk makan keluarga, menu penjual kerupuk
makanan yang sering dimakan • Aktifitas Ny. Sutinah hanya
adalah sayur, tahu, tempe, telur dirumah saja untuk
ikan goreng dan ikan asin, membersihkan rumah dan masak
kebiasaan makan dua kali sehari. • Aktifitas An. Afriaji sekolah dari
jam 07.00 – 14.00.

• Tn. Salimin merokok sebanyak 1


bungkus per hari, di dalam dan
diluar rumah.
 Diare yang sering dialami oleh keluarga binaan
 Kurangnya upaya pencegahan penyakit DBD di keluarga binaan
 Kebiasaan menumpuk barang-barang yang tidak digunakan di
rumah keluarga binaan
 Kebiasaan membuang sampah rumah tangga di samping rumah
 Kurangnya kesadaran tentang bahaya merokok
 Kurangnya Kesadaran berolahraga
 Kurangnya Ventilasi dan Jendela pada rumah
 Belum terlaksananya Pola makan sehat di keluarga binaan
 Rumah kelurga binaan yang tidak sesuai kriteria rumah sehat
Metode delphi sebanyak 7 dari 16 responden keluarga binaan
(43,75%) yang memiliki pengetahuan yang
baik mengenai pola makan sehat , Sebanyak 15
dari 16 responden keluarga binaan (93%)
memiliki sikap yang baik mengenai pola
Pre survey
makan sehat dan seimbang, dan 11 dari 16
responden (68%) memiliki perilaku yang baik
mengenai pola makan sehat
Berdasarkan
Wawancara dan ajaran agama
Data sekunder Pre Survey
observasi islam tentang
makanan sehat

Pengetahuan Mengenai Pola Makan Sehat di RT 003/005 Desa Pangkalan,


Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’ dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindaraan terhadap suatu objek tertentu. (Notoatmodjo, 2010)
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari berbagai
macam sumber, misalnya:
 Media massa,
 Media elektronik,
 Buku petunjuk,
 Petugas kesehatan,
 Media poster,
 dan sebagainya
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan
wawancara atau angket (kuesioner) yang menanyakan
tentang materi yang ingin diukur dari subjek penelitian
atau responden
1. Faktor Internal menurut Notoatmodjo (2010) :
 Pendidikan
 Pengalaman
 Usia
2. Faktor External menurut Notoatmodjo (2010), antara
lain :
 Ekonomi
 Informasi
 Hubungan sosial
 Pola Makan Sehat

Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan
jenis makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan
kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan
penyakit
(Depkes RI, 2009)
 Promosi ‘junk food’ yg tinggi
 Pengetahuan masyarakat yang kurang tentang pola makan sehat
 Menu makanan tradisional yang tinggi serat seperti gado-gado,
karedok, urap dan pecel  kurang diminati oleh anak dan
remaja
 Kurangnya penerapan pentingnya pola konsumsi makanan
beragam, bergizi seimbang dan aktivitas fisik yang cukup dan
teratur
 Ketersediaan dan akses sayur dan buah beragam dan aman serta
promosi pola konsumsi makanan tinggi serat belum ditangani
secara serius
1. Ekonomi (terjangkau dengan keuangan keluarga)
2. Sosial budaya (tidak bertentangan)
3. Agama/kepercayaan
4. Kebiasaan makan (like or dislike)
5. Ketersediaan pangan setempat
1. Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan
2. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan
3. Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung
protein tinggi
4. Biasakan mengonsumsi anekaragam makanan pokok
5. Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak
6. Biasakan Sarapan
7. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
8. Biasakan membaca label pada kemasan pangan
9. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir
10. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan
berat badan normal
Variabel
Variabel Dependen
Independen

Usia

Pendidikan
Pengetahuan Pola
Ekonomi
Makan Sehat
Informasi

Pengalaman

Hubungan Sosial
Variabel Variabel
Independen Dependen

Pendidikan
Ekonomi Pengetahuan
Pola Makan
Informasi
Sehat
Hubungan
Sosial
Desain penelitian
• Desain penelitian
deskriptif
Populasi Responden Pengumpulan Data
• Menggambarkan masalah
yang terjadi pada masa 5 keluarga binaan di RT Keluarga Tn. Adi Sucipto
sekarang atau yang 003/ RW 05 Kampung Keluarga Tn. Umin
sedang berlangsung, Kebon jamblang, Desa Keluarga Tn. Iyus
untuk mendeskripsikan Pangkalan, Kecamatan Keluarga Tn. Sudaryo
apa yang terjadi Teluk Naga, Kabupaten Keluarga Tn. Salimin
sebagaimana mestinya Tangerang, Provinsi yang memenuhi kriteria
pada saat penelitian
Banten inklusi.
dilakukan
Kriteria Inklusi Kriteria Ekslusi
• Bersedia untuk menjadi informan • Tidak bersedia menjadi informan
• Merupakan anggota keluarga • Di bawah 17 tahun
binaan • Anggota keluarga yang terlalu
• Usia di atas 17 tahun sibuk bekerja hingga sulit ditemui
• Sehat jasmani dan rohani • Memiliki gangguan mental
Sumber
Jenis Data
Data

Kualitatif Primer

Kuantitatif Sekunder

Tersier
 Pengumpulan data ini dilakukan selama Sembilan hari
mulai dari tanggal 26 Juli sampai 5 Agustus 2016,
dengan menggunakan kuesioner sebagai instrument
pengumpul datadengan teknik wawancara terpimpin
kepada responden.
 Manual dan Komputerisasi  Microsoft Excel
 Variabel yang diukur :
1. Pengetahuan responden tentang pola makan sehat.
2. Peran tingkat pendidikan responden terhadap pola makan sehat.
3. Peran tingkat ekonomi responden terhadap pola makan sehat..
4. Ketersediaan informasi tentang pola makan sehat.
5.Pengaruh hubungan sosial terhadap pola makan sehat
 Karakteristik keluarga binaan

Jenis Kelamin Responden


Pekerjaan

Buruh
12,5%

Perempuan
31.25% Tidak bekerja
25%
Pedagang
Laki Laki 62.5%
68.75%

jumlah anggota keluarga terbanyak


jumlah pekerjaan terbanyak adalah
adalah berjenis kelamin laki - laki
pedagang sebanyak 10 orang
yaitu 11 orang
8
USIA
7

0
17-30 thn 30-40 thn 40-50 thn >50 thn

jumlah anggota keluarga terbanyak adalah yang


berusia 17-30 tahun sebanyak 7 orang
 Disajikan dalam bentuk tabel berdasarkan variabel-
variabel dalam kuesioner
Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Aspek Pengetahuan Pola Makan Sehat pada Keluarga
Binaan di RT 003/ RW 005, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten, Juli - Agustus 2016
Akar Penyebab Alternatif Pemecahan
No. Rencana Intervesi Intervensi yang dilakukan
Masalah masalah
1. Kurangnya Memberikan alternatif Memberikan bantuan alat Jangka Pendek
penghasilan orang tua cara untuk dan bahan makanan untuk
Memberikan bantuan bahan makanan ( sesuai
memaksimalkan dapat menerapkan pola
piramida triguna makanan) untuk dapat
pendapatan yang makan sehat dengan tidak
menerapkan pola makan sehat
diperoleh menambah biaya
pengeluaran Jangka Panjang

Memberikan bantuan bibit tanaman sayur-


sayuran agar warga dapat menanam sendiri
sayur untuk kebutuhannya.

Bekerja sama dengan pemerintah setempat


untuk memberikan pendidikan keterampilan
dan kreativitas.
Memberikan alternatif Memberikan pelatihan Jangka Pendek
cara untuk menambah keterampilan agar warga
Memberikan bantuan bahan makanan ( sesuai
pendapatan bisa lebih kreatif dan
piramida triguna makanan) untuk dapat
menambah pendapatan
menerapkan pola makan sehat

Jangka Panjang

Memberikan bantuan bibit tanaman sayur-


sayuran agar warga dapat menanam sendiri
sayur untuk kebutuhannya.

Bekerja sama dengan pemerintah setempat


untuk memberikan pendidikan keterampilan
dan kreativitas.
2. Tingkat pendidikan Memberikan edukasi Memberikan edukasi Jangka pendek
yang rendah mengenai pentingnya mengenai pentingnya
Memberikan penyuluhan
pendidikan formal untuk pendidikan formal melalui
mengenai pentingnya
memperoleh kehidupan penyuluhan
pendidikan formal
yang lebih baik
Jangka panjang

Bekerja sama dengan


pemerintah setempat untuk
memaksimalkan upaya
pendidikan bagi keluarga binaan

3. Persepsi yang salah Membantu tugas petugas Memberikan penyuluhan Jangka Pendek
tentang pola makan sehat kesehatan setempat untuk mengenai pola makan sehat,
Memberikan penyuluhan
memberikan penyuluhan serta melakukan simulasi
mengenai pola makan sehat
tentang pola makan sehat tentang komponen makanan
kepada warga sehat Jangka panjang

Menyampaikan kepada pemerintah


setempat untuk dapat menambah
jumlah petugas kesehatan dalam
melakukan penyuluhan secara
berkala
4. Tidak tersedianya sarana Menyediakan sarana atau Mengumpulkan warga setempat Jangka pendek
dan prasarana bagi fasilitas agar warga dapat saat dilakukan penyuluhan
Mengumpulkan beberapa keluarga
keluarga binaan untuk berkumpul dan saling
Menyediakan fasilitas agar warga binaan saat dilakukan penyuluhan.
saling berinteraksi berinteraksi
dapat berkumpul dan bertukar
Jangka panjang
pikiran.
Menyampaikan kepada pemerintah
setempat untuk dapat menyediakan
fasilitas agar warga dapat
berkumpul dan bertukar pikiran.
• “Pengetahuan mengenai Pola Makan Sehat ”.
Area Masalah

• Kurangnya penghasilan orang tua


• Tingkat pendidikan yang rendah
• Presepsi yang salah tentang pola makan sehat
• Tidak tersedianya sarana dan prasarana bagi keluarga binaan untuk saling
Akar Penyebab berinteraksi

• Memberikan alteratif cara untuk memaksimalkan pendapatan yang diperoleh dan


• Memberikan edukasi mengenai pentingnya pendidikan formal untuk memperoleh
kehidupan yang lebih baik.
• Membantu tugas petugas kesehatan setempat untuk memberikan penyuluhan
kepada warga.
Alternatif
• Menyediakan sarana atau fasilitas agar warga dapat berkumpul dan saling
berinteraksi.
 Intervensi yg dilakukan:

 Memberikan penyuluhan mengenai pola makan sehat


 Memberikan penyuluhan mengenai pentingnya
pendidikan formal.
 Memberikan bantuan bahan makanan ( sesuai piramida
triguna makanan) untuk dapat menerapkan pola makan
sehat
Saran:
 Diperlukan kerja sama dengan pemerintah setempat untuk
memaksimalkan upaya pendidikan bagi keluarga binaan serta
keterampilan dan kreativitas
 Menyampaikan kepada pemerintah setempat untuk dapat menambah
jumlah petugas kesehatan
 Menyampaikan kepada pemerintah setempat untuk dapat
menyediakan fasilitas agar warga dapat berkumpul dan bertukar
pikiran
 Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
 Azwar,A.2002. Pengantar Epidemiologi. Penerbit Binarupa Aksara. Edisi Revisi. Jakarta Barat
 Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2001. Jakarta : Sosial Budaya Dasar
 Kartikawatie T, Yusnita, & Yanto D. 2012. Dinas Kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang:
Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus 2012. Tangerang: Puskesmas Tegal Angus.
 Kodyat, B. 1997. Overview Masalah dan Program Kesehatan dan Gizi Masyarakat di Indonesia.
Makalah disampaikan pada Training Peningkatan Kemampuan Penelitian Bidang Kesehatan dan Gizi
Masyarakat. Biotrop 18-30 Agustus 1997. Bogor.
 Kodyat,B. 1995. Gizi Seimbang untuk Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit. Departemen
Kesehatan. Jakarta.
 Menteri Kesehatan.Pedoman Gizi Seimbang.25 Mei 2016.
http://www.hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK%20No.%2041%20ttg%20Pedoman%2
0Gizi%20Seimbang.pdf (diakses pada: 02/08/16 19.30 WIB)
 Mubarak, wahit Iqbal, dkk. 2007. Promosi Kesehatan : Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar
dalam Pendidikan, Yogyakarta : Graha Ilmu.
 Notoatmodjo S. 2007. Kesehatan masyarakat: ilmu dan seni. Jakarta: PT Rineka Cipta
 Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
 Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
 Salam, Burhanudin. 2003. Logika Materil Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Renika Cipta

Anda mungkin juga menyukai