Farmakologi Dasar
Farmakologi Dasar
, Apt
Moto :
“Tugas yang pertama dan yang utama
dari setiap mahasiswa ialah belajar
dengan hasrat yang membara dan
sepenuh kemampuan”
1/9/2019 1
Semua zat baik kimia, hewani maupun
nabati, yang dalam dosis layak dapat
menyembuhkan, meringankan atau mencegah
penyakit berikut gejala-gejalanya
Menurut WHO, obat adalah zat yang
dapat mempengaruhi aktifitas fisik atau psikis.
Obat disebut juga bioaktif tetapi juga
termasuk racun, hanya yang membedakan
adalah dosisnya.
1/9/2019 2
Apa itu farmakologi?
Latin pharmakon=obat
Logos=ilmu
Farmakologi ilmu yang mempelajari
interaksi obat dengan makhluk hidup dengan
segala aspeknya
1/9/2019 3
Kebanyakan obat yang digunakan dimasa
lampau adalah obat yang berasal dari
tanaman. Dengan cara mencoba–coba, secara
empiris orang purba mendapatkan
pengalaman dengan berbagai macam daun
atau akar tumbuhan untuk menyembuhkan
penyakit.
Pengetahuan ini secara turun temurun
disimpan dan dikembangkan, sehingga
muncul ilmu pengobatan rakyat,
sebagaimana pengobatan tradisional jamu di
Indonesia.
1/9/2019 4
lambat laun ahli-ahli kimia mulai mencoba
mengisolasi zat-zat aktif yang terkandung
dalam tanaman – tanaman sehingga
menghasilkan serangkaian zat – zat kimia
sebagai obat
Efedrin dari tanaman Ephedra vulgaris ,
atropin dari Atropa belladonna, morfin dari
Papaver somniferium, digoksin dari Digitalis
lanata, reserpin dari Rauwolfia serpentina,
vinblastin dan Vinkristin adalah obat kanker
dari Vinca Rosea.
1/9/2019 5
Awalnya obat digunakan secara empirik dari
tumbuhan, berdasar pengalaman 1541-1493
SM (Paracelsus) berpendapat : utk membuat
obat perlu pengetahuan kadungan zat
aktifnya. Mk dibuat obat dari zat y telah
diketahui bhn aktifnya
Hippocrates (459-370 SM) “bapak
kedokteran” dalam praktek pengobatannya
telah menggunakan lebih dari 200 jenis
tumbuhan
1/9/2019 6
Claudius Galen (200-129 SM) menghubungkan
penyembuhan penyakit dengan teori kerja
obat yang merupakan bidang ilmu
farmakologi.
Ibnu Sina (980-1037) menulis beberapa buku
“metode pengumpulan dan penyimpanan
tumbuhan obat”, “cara pembuatan sediaan
obat seperti pil, supositoria, sirup”.
menggabungkan pengetahuan pengobatan
dari berbagai negara yaitu Yunani, India,
Persia, dan Arab untuk menghasilkan
pengobatan yang lebih baik
1/9/2019 7
Johann Jakob Wepfer (1620-1695) berhasil
melakukan verifikasi efek farmakologi dan
toksikologi obat pada hewan percobaan.
1/9/2019 8
Institut Farmakologi pertama didirikan pada th
1847 oleh Rudolf Buchheim (1820-1879) di
Universitas Dorpat (Estonia).
1/9/2019 10
Akhir Abad XX : peptida manusia dapat
diekstraksi dari kultur mikroba.
Awal abad XXI : ditemukan terapi gen.
Dimulailah era bioteknologi. Saat ini
dikembangkan produk protein endogen dan
peptida, duplikasi protein, manipulasi genetik
mikroba dan manusia
1/9/2019 11
Pengembangan Obat Baru diawali dengan sintesis
atau isolasi dari berbagai sumber : tanaman
(glikosida jantung untuk mengobati lemah
jantung), jaringan hewan (heparin untuk
mencegah pembekuan darah), kultur mikroba
(penisilin G sebagai antibiotik pertama), ◦ urin
manusia (choriogonadotropin) dan dengan
teknik bioteknologi dihasilkan human insulin
untuk menangani penyakit diabetes.
1/9/2019 12
5 proses perkembangan obat baru hingga
dipasarkan (FDA):
1/9/2019 13
Uji Pra Klinik dan Uji Klinik
1/9/2019 14
Hewan yang baku digunakan adalah
mencit, tikus, kelinci, marmot, hamster ,
anjing atau beberapa uji menggunakan
primata.
Hanya dengan menggunakan hewan utuh
dapat diketahui apakah obat menimbulkan
efek toksik pada dosis pengobatan atau aman
1/9/2019 15
Selain toksisitasnya, uji pada hewan
dapat mempelajari sifat farmakokinetik obat
meliputi absorpsi, distribusi, metabolisme dan
eliminasi obat.
Semua hasil pengamatan pada hewan
menentukan apakah dapat diteruskan dengan
uji pada manusia. Ahli farmakologi bekerja
sama dengan ahli teknologi farmasi dalam
pembuatan formula obat, menghasilkan
bentukbentuk sediaan obat yang akan diuji
pada manusia.
1/9/2019 16
Uji Klinik Setelah calon obat dinyatakan
mempunyai kemanfaatan dan aman pada
hewan percobaan maka selanjutnya diuji pada
manusia (uji klinik).
Uji pada manusia harus diteliti dulu
kelayakannya oleh komite etik mengikuti
Deklarasi Helsinki.
1/9/2019 17
Uji Klinik Tahap 1
Pasien: 20 sampai 100 relawan yang sehat
untuk orang-orang dengan penyakit / kondisi.
Waktu Studi: Beberapa bulan
Tujuan: Keselamatan dan dosis
Persentase Obat yang berhasil menuju ke
Tahap berikutnya 70%
1/9/2019 18
Uji Klinik Tahap 2
Pasien: Sampai beberapa ratus orang dengan
penyakit / kondisi tertentu.
Waktu Studi: Beberapa bulan sampai 2 tahun
Tujuan: Khasiat dan efek samping
Persentase Obat yang lolos ke tahap
Berikutnya 33%
1/9/2019 19
Uji Klinik Tahap 3
Pasien: 300 sampai 3.000 relawan yang
memiliki penyakit atau kondisi
Waktu Studi: 1 sampai 4 tahun
Tujuan: Khasiat dan monitoring efek samping
Persentase Obat yang lolos ke tahap
Berikutnya 25-30%
1/9/2019 20
Uji Klinik Tahap 4
Pasien: Beberapa ribu relawan yang memiliki
penyakit / kondisi tertentu
Tujuan: Keamanan dan kemanjuran
1/9/2019 21
1. Farmakognosi
1/9/2019 22
2. Biofarmasi
23
3. Farmakokinetika
1/9/2019 24
4. Farmakodinamika
1/9/2019 25
5. Toksikologi
1/9/2019 26
6. Farmakoterapi
1/9/2019 27
1/9/2019 28